“Iya, sepertinya Anda baik-baik saja, karena bisa marah dan kasar, seperti biasanya,” sahut Anna.Ia merasa tidak dihargai, sekalipun dirinya hanya seorang pelayan yang cemas akan keadaan tuannya.Anna beranjak menuju kuda Ray, yang dilihatnya terbaring tak bergerak. Diarahkannya senter yang ia bawa ke arah kuda itu untuk melihat cidera yang diderita kuda tersebut.Ia mengabaikan suara umpatan Ray, biar saja pria itu marah. Bukankah dirinya sendiri yang tidak suka ia dekati.Melihat kaki kuda itu, yang sepertinya patah, karena terperosok ke dalam lubang. Anna dalam hatinya menduga, kalau kuda itu tidak akan bisa dipakai Ray lagi untuk berkuda.Dikeluarkannya ponsel dari saku jaket yang dipakainya. Ia menghubungi pria yang bekerja di istal kuda milik Ray.‘Selamat malam, Tuan! Maaf, saya membangunkan Anda, tetapi tuan Ray mengalami kecelakaan berkuda, sepertinya kudanya mengalami luka parah, sementara tuan Ray sendiri terlihat baik-baik saja,’ terang Anna, melalui sambungan telepon.‘S
Baca selengkapnya