Semua Bab JERAT PESONA CEO DINGIN: Bab 11 - Bab 20

100 Bab

BAB 11 ANNA DAN RAY, BAGAI ANJING DAN KUCING

‘Ya, Tuhan! Apakah ini hari senin? Sehingga diriku berulangkali harus mendapatkan kesialan, dengan selalu bertemu pria yang sedingin es dan suka main tuduh kepadaku!’ batin Anna.Melihat Anna yang hanya diam saja dalam rangkulannya. Ray mendorong Anna dengan kasar, sehingga ia jatuh terduduk di lantai.Anna mengangkat wajah memberanikan diri menatap tepat netra Ray. Namun, ia hannya mendapati tatapan yang dingin dan wajah tanpa ekspresi.Anna menjadi takut dibuatnya ia langsung bangkit dari duduknya. Dengan setengah berlari ia menjauh dari Ray.Ia tidak ingin berbicara dengan tuannya itu, karena apa yang dikatakan olehnya selalu saja salah.Sebelum ia berhasil masik kamarnya terdengar suara bariton Ray berkata, “Kalau kau begitu ingin bekerja, antarkan makanan ke ruang kerjaku!”Anna yang sudah memegang kenop pintu langsung tidak jadi memutarnya. Ia membalikkan badan menatap Ray mencari tahu, apakah pria itu hanya sekedar becanda saja, untuk mengerjainya.“Baik, Tuan!” sahut Anna. Nam
Baca selengkapnya

BAB 12 AJAKAN MENDADAK RAY

“Kau bertanya kenapa? Itu semua, karena mata besarmu yang memohonuntuk kusentuh!” ejek Ray.Setelah mengatakan hal itu Ray berjalan dengan cepat menuju pintu keluar. Mendadak ia merasa gerah berada di rumahnya sendiri.Sesampainya di luar Ray melihat sopir pribadinya yang sedang membersihkan mobil. Dengan dingin ia berkata, “Antarkan saya ke kantor!”Sopir pribadinya pun menghentikan gerakan tangannya membersihkan mobil. Ia, lalu membalikkan badan melihat Ray.“Baik, Tuan!” sahutnya.Dibukakannya pintu mobil untuk Ray, Ray masuk dan duduk di jok belakang. Kedua tangannya terkepal di atas paha, ia masih geram dengan Anna, yang telah mengusik hatinya.Seharusnya, ia tidak terpengaruh sama sekali dengan kehadiran wanita itu. Karena ia menganggap semua wanita itu sama saja mereka pengkhianat.Sesampainya di parkiran perusahaannya Ray, turun dari mobil. Dengan langkahnya yang gagah dan panjang ia berjalan menuju kantornya.Ray bukannya tidak menyadari, kalau ada beberapa pegawai wanitanya
Baca selengkapnya

BAB 13 MAKAN SIANG DI HOTEL

“Diamlah, Anna! Aku tidak akan mengajakmu untuk tidur!” ucap Ray dengan dingin.Anna langsung saja menutup mulutnya dan tidak berani bertanya kepada Ray lagi. Ia pun mengiringi Ray berjalan tepat di belakangnya.Secara mendadak Ray berhenti berjalan, lalu melihat ke arah Anna, dengan tatapan yang tajam.“Berjalanlah di sampingku, Anna!” Perintah Ray.Anna pun berjalan di samping Ray memasuki hotel berbintang tersebut. Dan ia menyimpan dalam hatinya saja rasa herannya, bagaimana Ray disambut dengan sangat ramah dan penuh hormat.‘Siapa sebenarnya tuan Ray ini? Mengapa ia terlihat begitu berkuasa? Bahkan pegawai hotel ini terlihat hormat kepadanya,’ batin Anna.Seorang pria dengan setelah jas bergegas mendatangi ke arah Ray dan Anna. Melihat penampilannya, sepertinya pria itu pimpinan dari hotel tersebut.“Maaf, kami tidak tahu, kalau Tuan akan datang,” ucap pria itu.“Tolong siapkan makan siang di ruang pribadiku!” sahut Ray singkat.“Baik, Tuan!” sahut pria itu, yang sudah mengenal
Baca selengkapnya

BAB 14 GAIRAH ITU ADA

“Kau pikir siapa dirimu berani bertanya seperti itu? Tahu darimana kau tentang mantan istriku?” Bentak Ray dengan suara mendesis menahan amarah.Ray memukul meja yang ada di depannya, lalu bangkit dari duduk. Ditatapnya Anna dengan tajam, sehingga membuat tubuh wanita itu bergetar takut.Anna menggigit bibir untuk mengusir rasa takutnya. Ia menyadari sudah lancang bertanya, seperti tadi kepada Ray.Dipejamkannya mata berharap, ketika ia membukanya kembali ini semua hanyalah mimpi buruk saja.Begitu ia membuka mata dilihatnya Ray sudah tidak duduk di hadapannya lagi. Anna pun mendesah lega karenanya.‘Ya, Tuhan! Apa yang harus kulakukan, agar bisa terbebas dari situasi ini?’ batin Anna.Anna bangkit dari duduknya, lalu dilihatnya di sekitar ruangan tersebut. Sepi! Tidak ada siapapun terlihat hanya dirinya sendiri saja.Merasa kehadirannya tidak dibutuhkan lagi, karena Ray saja pergi meninggalkannya begitu saja.Anna berjalan menuju pintu, tetapi ketika ia akan memutar kenop pintu. Pint
Baca selengkapnya

BAB 15 PERGI KE BUTIK

“Ray! Itu kamu, bukan?” Tanya sebuah suara berat memutus suasana romantis antara Anna dan Ray.Dengan santai Ray melepaskan pegangannya di dagu Anna, lalu memindahkan tangannya ke pinggang wanita itu.Dengan pelan dan tenang ia membalikkan badan menghadap ke arah pria yang sudah memanggil namanya.“Halo, Bob! Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Ray dingin.Pria itu tertawa kecil dan melihat Ray dengan kening dikerutkan. Ia tahu, kalau Ray pasti hanya berpura-pura saja tidak mengetahui apa yang dilakukannya di tempat ini.Pria itu mengalihkan tatapannya kepada Anna yang berdiri di samping Ray. Ia menyipitkan mata, untuk memastikan penglihatannya.“Wah, wanita baru Ray? Ia terlihat, seperti putrimu sendiri. Berapa selisih usia kalian? Kau harus bersikap posesif kepadanya, maklum ia masih muda dan cantik. Bisa-bisa kekasihmu ini akan lari bersama dengan pria muda yang seumurannya!” Sindir pria yang bernama Bob itu.Ray menggertakkan giginya, tanpa sadar genggamannya di tangan Anna menge
Baca selengkapnya

BAB 16 KE PESTA

“Kenapa kau berpikir, kalau aku ingin tidur denganmu?” Tanya Ray dengan nada suara dingin.Anna dengan cepat menggelengkan kepala. Lagi-lagi terjadi salah paham antara dirinya dengan Ray.“Anda salah mengerti, maksud saya apakah kita tidak pulang ke rumah?” ucap Anna.Ray mendengus, ia berjalan menuju kulkas mini yang ada di kamar mereka. Diambilnya botol bir dan langsung menenggak isinya sampai tandas.Ia, lalu melihat ke arah Anna dengan tajam. “Satu jam lagi kita akan berangkat ke pesta! Bersiaplah!”Anna mengangguk, ia lalu berjalan menuju kamar mandi. Anna memutuskan untuk menggunakan fasilitas kamar mandi yang ada di kamar tersebut.Ia mengisi bathub dengan air hangat dan setelah dirasanya cukup. Ia memasukkan sabun cair ke dalamnya, sehingga batahub tersebut dipenuhi oleh busa sabun.Setelahnya, ia menceburkan dirinya ke dalam bathub tersebut. Digosoknya badan dengan lembut, sambil memejmkan mata.‘Apa yang harus kulakukan di pesta nanti? Bagaimana, kalau tuan Ray meninggalkank
Baca selengkapnya

BAB 17 KEMBALI KE RUMAH

“A-pa maksud Anda berkata, seperti itu?” Tanya Anna dengan suara tergagap, karena gugup.Ia melirik Ray, yang balas meliriknya dengan dingin. Terlihat jelas, kalau ia tidak peduli dan tidak ingin membantu Anna menjawab pertanyaan dari mantan istrinya.Ray melipat tangan di depan dadanya, ia terlihat cuek dengan apa yang akan dikatakan oleh Anna.Anna menarik napas dalam-dalam, ia tidak bisa mengandalkan Ray untuk membantunya. Pria itu benar-benar tidak peduli sama sekali.‘Tidak peduli ia akan menjadi marah, karena sudah memperingatkanku untuk tidak membuatnya merasa malu,’ batin Anna.Anna membersihkan tenggorokan diangkatnya dagunya tinggi, sambil melayangkan tatapan penuh percaya diri kepada mantan istri Ray.“Saya putri dari mantan pelayan Ray!” ucap Anna.Sontak saja mantan istri Ray, seraya melayangkan tatapan mengejek. “Aku tidak menyangka, kalau seleramu sekarang pelayan!”Ray menyunggingkan senyum yang terlihat mengerikan membuat mantan istri Ray langsung terdiam.Sebagai man
Baca selengkapnya

BAB 18 RAY KECELAKAAN BERKUDA

“Apakah menurutmu aku terlihat berbohong?” Tanya Ray dingin.Anna menjadi semakin salah tingkah saja mendapatkan tatapan tajam dari Ray. Ia menelan ludahnya dengan sukar dan rasa gugupnya semakin menjadi.“Saya tidak bermaksud mengatakan, kalau Tuan berbohong. Hanya saja, sikap tuan yang membuat saya menjadi ragu,” sahut Anna gugup.Ray meraih dagu Anna, lalu mengangkatnya agar netra mereka berdua. Ditatapnya Anna dengan lekat dan dapat dirasakannya jantung Anna yang berdebar dengan kencang.Ray meletakkan tangannya yang bebas di dada Anna, tepat di mana deburan jantungnya terdengar nyaring.“Kita akan menikah, tetapi jangan harap akan ada cinta di antara kita!” Jari Ray berpindah ke bibir Anna, lalu mengusap bibir itu dengan lembut.Dikecupnya bibir itu singkat, setelahnya ia dorong tubuh Anna menjauh darinya dengan kasar. Selama sesaat yang singkat netra keduanya bertemu.Ray jualah yang mengakhiri tatapannya. Ia berjalan keluar dari dapur dengan cepat, lalu menaiki tangga menuju la
Baca selengkapnya

BAB 19 RAY DAN ANNA BERDUA

“Iya, sepertinya Anda baik-baik saja, karena bisa marah dan kasar, seperti biasanya,” sahut Anna.Ia merasa tidak dihargai, sekalipun dirinya hanya seorang pelayan yang cemas akan keadaan tuannya.Anna beranjak menuju kuda Ray, yang dilihatnya terbaring tak bergerak. Diarahkannya senter yang ia bawa ke arah kuda itu untuk melihat cidera yang diderita kuda tersebut.Ia mengabaikan suara umpatan Ray, biar saja pria itu marah. Bukankah dirinya sendiri yang tidak suka ia dekati.Melihat kaki kuda itu, yang sepertinya patah, karena terperosok ke dalam lubang. Anna dalam hatinya menduga, kalau kuda itu tidak akan bisa dipakai Ray lagi untuk berkuda.Dikeluarkannya ponsel dari saku jaket yang dipakainya. Ia menghubungi pria yang bekerja di istal kuda milik Ray.‘Selamat malam, Tuan! Maaf, saya membangunkan Anda, tetapi tuan Ray mengalami kecelakaan berkuda, sepertinya kudanya mengalami luka parah, sementara tuan Ray sendiri terlihat baik-baik saja,’ terang Anna, melalui sambungan telepon.‘S
Baca selengkapnya

BAB 20 KEDATANGAN MANTAN ISTRI RAY

“Tuan salah mengerti, tetapi kalau tuan memang ingin dipindahkan ke atas, saya akan memanggil kembali para pekerja untuk mengangkat Tuan!” ucap Anna.Ray memejamkan matanya, ia sedang tidak ingin berdebat dengan Anna. Ia akan tidur, sambil menunggu dokter pribadinya datang untuk memeriksa kondisi kakinya.Rasanya baru saja Ray tertidur, ketika ia merasakan kakinya dipegang. Ray membuka mata dan dilihatnya, kalau dokter pribadinyalah yang tengah memeriksa kakinya.“Bagaimana, dok?” Tanya Ray dengan suara serak.“Tidak parah, yang membuat kakimu harus diamputasi. Hanya perlu dibebat saja dan kau pun harus mengistirahatkan kakimu untuk digerakkan, selama satu atau dua hari, agar kakimu yang bengkak cepat pulih kembali,” ucap dokter tersebut, setengah becanda.Ray menatap tajam dokternya, ia sama sekali tidak suka dengan candaan yang dilontarkan oleh dokternya itu.“Aku akan berjalan menggunakan tongkat, berikan saja kepadaku tongkat sialan itu!” sahut Ray kasar.Dokter pribadi Ray, yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status