Home / Pernikahan / Selingkuhannya Pengasuh Anakku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Selingkuhannya Pengasuh Anakku: Chapter 11 - Chapter 20

98 Chapters

Kering dong

Sebenarnya anak itu tetap kepikiran apa yang dilakukan oleh papanya sama Mbak Fitri tadi, apa iya mbak Fitri terpeleset? sehingga terjatuhnya ke atas tempat tidur dan akhirnya berguling-guling di sana bersama papanya sehingga saling peluk."Mbak Fitri jagain Shasa ya?" pintanya Zulfan kepada Fitri yang mengikuti langkahnya ke ruang tengah."Iya, Mas. Tentu saya akan menjaganya!" kata Fitri sembari mengangguk. Kemudian memangku Shasa yang mulai merengek minta ditemenin bermain.Zulfan mendudukan Ridho di atas motornya bagian depan, kemudian setelah menggunakan helm dia pun langsung menyalakan motornya mengantarkan Ridho ke sekolah.Tidak lama di perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di sekolahan Ridho. Zulfan menurunkan Rhido dari motornya sembari berpesan. "Belajar yang bener ya! yang rajin biar pintar, oh iya ingat! tidak perlu bicara apa-apa sama mama! karena Papa Dan Mbak Fitri tidak melakukan apa-apa cuman jatuh doang!" Ridho hanya menganggukan kepalanya, Sebenarnya bukan mengert
Read more

Wanita unik

Sekar meneruskan kembali makan siangnya dan walau sedikit bengong, jadi kepikiran apa yang diomongkan temannya barusan."Tapi sudahlah! ngapain juga dipikirkan." Sekar menghela nafas dengan panjang.Selesai makan, Sekar pun kembali ke ruangan kerjanya dan pekerjaan sudah menunggu uluran dari tangannya Sekar.Setelah beberapa saat dia berkutat dengan pekerjaan yang menumpuk di meja, datanglah seorang pria yang bernama Alex wajahnya tampan dan berkulit putih, dia juga seorang staf di perusahaan yang sama dan dia keturunan opa-opa Korea jadi wajahnya nggak bisa diragukan lagi gimana tampannya."Halo, selamat siang? boleh mengganggu waktunya sebentar! Ibu Sekar yang terhormat." Ucapnya sambil berdiri di depan pintu serta mengulas senyumnya yang manis.Sekar mengalihkan pandangannya dari layar laptop ke arah pintu di mana berdiri seorang opa-opa Korea memegangi beberapa berkas dan memandangi ke arah dirinya. "Ya silakan masuk! ada yang bisa saya bantu?"Pria itu berjalan menghampiri tempat
Read more

Menjurus

"Kenapa sayang?" tanya Sekar tatkala menatap putranya yang sepertinya tampak ragu-ragu untuk mengatakan sesuatu."Oh enggak, Mah! tadi kami bermain sama-sama!" Bohong anak itu padahal usianya baru 6 tahun tapi sudah pandai berbohong menyembunyikan sesuatu yang termasuk penting."Sekar, kamu sedang apa di situ bukannya keluar malah melamun!" Suara mama yang seketika membuyarkan semua lamunan Sekar."Oh iya, Mah! aduh aku capek banget!" sahutnya sembari keluar dari dalam mobilnya dan menjinjing makanan buat anak-anak."Hore ... Mama udah pulang!" Sambut Ridho yang langsung menghampiri dan mengambil belanjaan mamanya."Kamu jangan melamun dan jangan banyak pikiran! semuanya akan selesai dengan baik-baik saja, semuanya sedang berjalan dan ikuti saja prosesnya!" Kata Mama sembari menuntun tangan Sekar diajak jalan tuk masuk."Iya, Mah Shasa di mana ya?" Sekar mengangguk sambil berjalan dengan gontai, wajahnya tampak pucat."Shasa ada di dalam sedang bermain, kamu nggak usah khawatir! kamu
Read more

Tidak sanggup

Terkadang ada rasa dendam, marah. Benci dan dirasakan Lulu pada kakak iparnya tersebut dan sekarang kakak iparnya malah terbukti berselingkuh dengan pengasuh keponakannya sendiri. Membuat hati Lulu semakin merasa getir dan juga prihatin pada sang kakak dengan kelakuan suaminya yang kurang ajar itu. Kejadian yang sudah menimpanya tidak pernah ia utarakan pada siapapun, termasuk pada Sekar! biarlah itu menjadi rahasia dirinya sendiri.Lulu tersadar dari lamunan, dengan suara sang Bunda yang memanggil-manggil namanya. Beberapa kali ia menggercapkan kedua manik matanya dan mengedarkan pandangan ke arah sumber suara."Lu, bisa bantu Mama! Lu ... bantu Mama masak ya!" Pekik mama."Oh iya, Ma ... sebentar sebentar aku datang!" balas Lulu dengan gerak cepat menghampiri sang Bunda yang berada di dapur.Setelah selesai membersihkan diri, Sekar bermain dengan kedua buah hatinya. "Gimana es krimnya sudah dimakan belum? kalau sudah dimakan Besok Mama belikan lagi maunya rasa apa?""Abang merasa st
Read more

Minta maaf

Geph.Zulfan menangkap tangan Sekar. Sekar menatap tangan yang di pegang Zulfan dan memberi reaksi tidak suka sehingga Zulfan pun melepaskannya."Kamu tidak bisa begini, Dek ... kamu jangan egois sendiri. Rumah tangga yang selama ini kita bina tidak bisa dihancurkan dengan secepat itu, kamu coba pikirkan anak-anak! dia butuh sosok ayah yaitu aku." Kata Zulfan dengan frustasi.Sekar hanya terdiam, tanpa berkata-kata dan dia tidak mau menatap wajah Zulfan yang tampak kusut terpuruk dan frustasi.Kemudian Zulfan berlutut di hadapan Sekar, bersimpuh dan meminta maaf dengan tulus. "Aku minta maaf yang sebesar-besarnya atas semua kesalahanku. Aku lebih baik kamu marah, kamu mencaci. Kamu memukul, menghina aku silahkan! tapi jangan diam seperti ini dan mengambil keputusan untuk kita bercerai, kita harus pikirkan anak-anak," ucap Zulfan sembari berlutut dan menundukkan wajahnya.Sekar menggelengkan kepalanya kemudian dia mundur dan berusaha membuka pintu mobil yang terhalang oleh tubuh Zulfan
Read more

Sariawan

Ridho menghampiri papa dan tantenya ke dapur, menatap intens ke arah keduanya, kebetulan waktu Ridho datang, keduanya sedang diam-diaman hanya mata yang berbicara. "Papa dan Tante kenapa sih? Kok diam-diam begitu. Sariawan ya?" Mendongak menatap curiga.Zulfan tampak tenang lalu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan anak kecil itu. "Kami ... tidak sariawan sayang, cuma panas dalam aja!" Zulfan menolehkan kepalanya pada Lulu yang menahan tawa nya.Zulfan pulang. Karena nanti sore dia akan kembali untuk mengajak anak-anak jalan."Dah ... Papa ... cepat kembali ya? kata Ridho dan Shasa sembari melambaikan tangan, berdiri di atas teras menatap kepergian papanya."Oke, sekarang Papa sudah tidak ada! sekarang kalian masuk ya mainnya di dalam lagi!" Lulu menuntun tangan mungil keduanya.*****Setelah resmi berpisah, tak atal banyak pria yang mendekati Sekar. Mau teman kerjanya ataupun rekan bisnis dari luar, tetapi untuk sementara ini Sekar masih menutup diri. Mengunci hati untuk namanya p
Read more

penasaran

Sekar tampak ragu-ragu untuk menghampiri wanita yang tengah berdiri seperti sedang kebingungan. Dan mencari sesuatu. Namun lama-lama Sekar menghampirinya juga. "Mbak Fitri, sedang apa di sini?"wanita yang ditegur oleh Sekar tampak kaget dan melihat ke arah dirinya. "Sekar kau juga sedang di sini?""Saya sedang belanja," Sekar menatap wanita itu, dengan perasaan yang belum bisa dipungkiri kalau dia masih marah. Sakit hati, kecewa! terluka dengan kelakuannya bersama manatan suami."Oh gitu, kebetulan sekali kita bertemu, ada yang saya ingin bicarakan sama kamu Sekar. Boleh kita bicara?" Fitri celingukan mencari tempat duduk."Em, boleh! sebaiknya kita bicara di luar saja!* jelasnya sambil mengangguk lalu Sekar membayar belanjanya terlebih dahulu.Keduanya duduk, di dekat tukang bakso dan menggunakan kursi panjang di sana. Sekar pun memesan dua mangkok bakso untuk dirinya dan Fitri."Terima kasih, padahal jangan repot-repot!" Fitri memandangi semangkuk bakso yang masih mengepul berada d
Read more

Cemburu

Ting. (Wih ... yang sedang ketemu sama mantan asik sekali, sampai lupa chat aku!)Sekar bengong memandangi chat dari Sanjaya. "Apa maksudnya sih nggak jelas banget nih orang!""Kamu ini kenapa sih nggak jelas banget, siapa juga yang asik orang dia datang untuk anak-anak kok!"(Ya tidak apa-apa datang buat kamu juga Sasa aja. Gimana senang kan dapat ketemu mantan? Secara selama ini hidup bersama penuh kasih dan sayang!)Kepala Sekar terus menggeleng. "Sumpah aku nggak ngerti apa maksudnya nggak jelas pacar bukan cuman teman biasa kok.""Aku nggak ngerti deh, maksud kamu apa? Lagian Emangnya kenapa sih senang ataupun tidak senang, itu kan urusan ku, urusanmu Bapak Sanjaya yang terhormat."(Oh iya aku lupa kalau itu bukan urusanku maaf dan terima kasih sudah mengingatkanku!)Sekar tidak kembali membalasnya. Dan Sanjaya pun tidak kembali mengirimkan chat nya. "Ih apa sih maksudnya! heran deh." Lalu kemudian karena belum makan malam Sekar pun. Beranjak menuju dapur dan kebetulan Sita sud
Read more

Kenapa ditekuk

Selanjutnya mereka pun menikmati sarapannya, yang sesekali sekar menyuapi Shasa roti yang kini dalam pangkuan Sanjaya. anak itu tampak nyaman duduk di atas paha Sanjaya.Beberapa saat kemudian, disaat yang lain masih menikmati sarapannya. Sekar menyudahi sarapannya dan bergegas ke kamar untuk mengganti pakaian. "Sayang Mama masuk kamar dulu ya! jangan nakal."Sanjaya menatapi langkah Demi langkah Sekar yang meninggalkan tempat tersebut. Sampai akhirnya Sekar hilang dari pandangan dan mengalihkan pandangan kepada Ridho dan Shasa yang masih berada di atas pangkuannya."Shasa suka boneka apa? nanti Om belikan?" Mengusap pucuk kepalanya penuh kasih sayang."Shasa itu suka boneka apa aja Om ... panda, Barbie, boneka apapun suka," malah Ridho yang menjawab yang ditanggapi dengan anggukkan oleh sang adik."Oh ya! kalau gitu nanti sore ... kalau Om nggak sibuk ... Om mau belikan boneka panda yang besar buat Shasa, tapi Abang mau apa?" Sanjaya menatap pada Ridho yang masih menikmati nasi goren
Read more

Bagai deburan ombak

"Shasa, ini Om bawakan bonekanya," ucap Sanjaya pada Shasa yang berdiri di balik mobilan nya Ridho.Gadis kecil itu berlari menghampiri Sanjaya yang langsung menyambut dengan berjongkok dan menyodorkan bonekanya yang super besar dibandingkan dengan tubuh orang dewasa pun."Yey ... om dah datang, bawa bonekanya besar sekali! uh berat Om." Shasa memeluk bonekanya namun tidak bisa membawanya. "Makasih ya Om baik ... banget!""Sama-sama sayang, suka kan? Bonekanya." Sanjaya masih dengan berjongkok."Suka, Om. Suka banget." Shasa mengangguk dengan wajah yang sumringah."Em ... kalau suka ... kiss dulu dong, Om nya." Sanjaya menuding pipinya yang lesum itu.Tanpa di suruh dua kali, Shasa mencium pipi Sanjaya kanan dan kiri seraya mengucapkan terima kasih kembali. "Makasih lagi ya, Om ... boneka nya.""Sama-sama lagi cantik!" mengusap pucuk kepala Shasa. Lalu Sanjaya berdiri dan menghampiri Ridho yang turun dari mobil mainannya. "Gimana, Abang suka! Mobilnya?""Abang suka banget dan Abang uc
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status