Home / Romansa / Istri Alim Sang Mafia / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Alim Sang Mafia: Chapter 91 - Chapter 100

143 Chapters

Bab 91 Bukti Nyata

"Davian.. Daviiaaann.." Aina mencari-cari sosok Davian yang tidak ia jumpai seharian ini. Ia berjalan dengan terhuyung-huyung mencari anaknya yang hilang entah kemana. "Daviaaan...." nada bicara Aina mulai meninggi. "Dav.. Mama di sini sayaang..." Aina masih tetap tidak menjumpai anak semata wayangnya. "Hei hei Aina...kamu sudah bangun!" Novan berdiri di dekat parkiran dan melihat Aina berjalan hingga ke teras depan. "Hati-hati..Ayo sini aku bantu.." Novan memapah Aina untuk duduk di kursi taman. "Dimana Davian?" Aina menanyakan Davian pada Novan yang baru saja sampai di rumah. "Oh, ya aku lupa memberitahumu sesuatu.." Aina memandang Novan dengan sedikit keheranan. "Tadi pagi Teddy kemari, ia membawa Davian untuk berjalan-jalan..." dengan santai Novan memberitahukan pada Aina. "Apa??" reaksi Aina lebih dari yang Novan harapkan. Ia tidak menduga Aina akan sekeras itu bersuara. "Tenang Aina. Tenang!" Novan menenangkan Aina yang mulai panik. Sesuatu yang Aina takutkan sepert
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Bab 92 Padam

"Aina.. aku akan kembali.." Novan berteriak dari balik jendela mobil polisi.Sirine berbunyi dengan keras menandakan sebentar lagi mobil itu akan meninggalkan rumah Aina. Sebagai istri yang ditinggalkan suami begitu saja, Aina masih belum bisa mencerna dengan akal sehatnya. Semua berjalan dengan sangat cepat."Mas Novan..jangan tinggalkan aku.." Aina menangis tersedu sambil mengejar mobil polisi yang berjalan dengan kecepatan tinggi.Aina tersungkur ke tanah, terjatuh. Darah tiba-tiba mengalir dengan deras. Tangan Aina yang menyentuh pahanya penuh dengan lumuran darah."Ya Allah.." Aina benar-benar melihat darah segar pada kedua tangannya."Tidaaakkkk....." ia berteriak sekuat tenaga di tepi jalan.Pada saat yang hampir bersamaan Teddy datang dari arah berlawanan bersama Davian. Sekilas Teddy melihat seorang wanita yang tertunduk lemah kesakitan. Ia hanya melirik sebentar dan mengacuhkan wanita itu. Kemudian setelah melihat pakaian wanita itu lebih teliti, ia baru tersadar jika wanit
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 93 Kisah Lama

"Sepertinya Bonar menyusun sebuah rencana besar bos.." suara di seberang sana memekakkan telinga Teddy. "Tentu, aku sudah bisa menebaknya.." jawab Teddy. Sesekali Teddy melirik ke arah Aina yang masih terbaring lemas. Aina hanya bisa mengedipkan kedua matanya saja. Tenaganya habis tak bersisa. Sisa-sisa darah masih tersisa sedikit. Sudah tidak ada lagi perdarahan yang membuatnya kehilangan tenaga. "Tedd..." Aina memanggil Teddy yang berada di ambang pintu. Teddy terlihat masih menelepon seseorang. "Teddyy..." ia mengulangi lagi memanggil Teddy dengan suara yang agak nyaring. Kali ini Teddy sedikit merespon dengan melambaikan tangan. Ia masih membicarakan sesuatu yang penting. "Teddy tolong aku.." Aina berteriak kesakitan. Mendengar rintihan Aina, Teddy langsung menyudahi pembicaraannya dan berlari menuju ranjang tempat Aina merebahkan tubuhnya. "Ya, ada apa?" tanya Teddy sambil meletakkan ponselnya di saku bajunya. "Aku ingin ke kamar mandi.." Aina menahan buang air kecil s
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 94 Pergi

"Kamu bisa cek semua dokumen dan sertifikat aset dari Pak Sutanto di sini.." Bonar menunjukkan sebuah buku besar yang berisi sertifikat rumah, penginapan, dan semua yang dimiliki oleh papa Aina. Aina dengan perlahan membuka satu demi satu. Dan semua dokumen yang ditunjukkan oleh Bonar adalah asli, bukan palsu! Darimana Bonar mendapatkan semua itu? Benarkah Bonar memang anak kandung dari papa Aina? Lalu apakah Aina memang hanya anak tiri? Semua pertanyaan mengalir di hati Aina. Ia bingung dimana bisa mendapatkan semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengembara di hatinya. "Pak Joni?" Aina memanggil salah seorang pengacara papanya yang ikut terlibat dalam hal ini. "Iya Bu Aina.." Pak Joni mendekati Aina dengan wajah datar. "Tolong jelaskan ke saya, apa maksud semua ini?" Aina makin tidak mengerti dengan apa yang ia baca. Data-data yang tertulis di semua dokumen tertulis jika semua hak kekayaan yang dimiliki oleh p
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 95 Hidup Tanpamu

"Selamat Tuan Baron. Anda adalah penerus Sutanto holding yang baru.." Pak Jono, pengacara papa Aina mengucapkan selamat kepada Baron. "Terima kasih.." Akhirnya mimpi-mimpi yang dipendam oleh Baron selama ini satu demi satu menjadi kenyataan. Ia sudah sangat lama menantikan masa-masa kejayaannya akan datang. "Semua dokumen sudah saya ganti namanya menjadi nama Tuan Baron Sutanto.." Tak henti-hentinya Baron menyunggingkan senyuman kemenangan yang ditandai dengan diteguknya wine kemenangan. "Untuk kemenangan kita, cheerrss!" Baron mengetuk gelasnya dengan gelas-gelas tim kemenangannya. Semua senang, semua tertawa karena ini adalah awal sebuah kemenangan besar. Peperangan yang tidak seimbang, Baron hanya melawan seorang wanita lemah seperti Aina. Tentu bukanlah sebuah hal yang sulit untuk pria berpengalaman luas seperti Baron untuk mengambil alih apa yang selama ini ia inginkan. Sementara di luar, Teddy benar-benar menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri jika apa yang ia lihat a
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 96 Keinginan Terpendam

"Bu Nyai.." Aina sejak subuh tidak tidur lagi, Meski tubuhnya terasa penat dan lelah luar biasa. Ia sengaja menemui Bu Nyai Zumroh dan berbicara empat mata dengannya. "Duduklah.." Bu Nyai Zumroh meminta Aina duduk di sampingnya. Dengan malu-malu Aina masih menjaga jarak dengan mantan gurunya itu. "Apa yang mau kamu ceritakan, ceritakan saja.." Aina tertunduk tanpa mengeluarkan sepatah kata. Yang ia lihat hanyalah Davian yang bermain-main dengan santriwati pondok dengan senyum bahagia.Ia tidak menyangka, meski baru semalam di pondok sedehrana ini, hatinya mulai menemukan kedamaian."Saya..." Aina masih ragu-ragu untuk berkata jujur.Hatinya bimbang dan ragu. Apakah Bu Nyai Zumroh akan mau menerimanya jika ia mengatakan cerita yang sebenarnya."Saya mau berkhidmat di pondok ini Bu Nyai.." kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Aina.Tak diduga Bu Nyai menerima Aina dengan tangan terbuka. Aina yang sedari tadi gugup akan mengatakan keinginannya, tiba-tiba Bu Nyai Zumroh memelu
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 97 Muara Hati

Tidak terasa Aina sudah tiga bulan pindah ke sebuah pondok pesantren di Kediri. Ia seakan larut dari hingar bingar metropolitan yang selama ini digelutinya. Pun dengan Davian, ia sudah bisa menyesuaikan hidup selayaknya anak-anak lain yang jauh dari perkotaan. Meski begitu ia merasa bahagia karena memiliki teman banyak untuk bermain-main setiap harinya. Aina lebih banyak menghabiskan hari-harinya untuk mengajar muridnya setingkat SMP dan mengabdikan dirinya di pondok. Sesekali ia menemani Bu Nyai Zumroh bepergian. Terkadang Davian pun ikut diajak berkeliling hingga ke pelosok. Tak jarang orang yang mengira Davian adalah cucu dari pendiri pondok. Karena kedekatan yang terlihat begitu jelas. "Davian, mama mau ikut Bu Nyai Zumroh untuk ceramah.. Davian di rumah saja ya sama Mbak=mbak di sini.." Tidak seperti biasanya Davian terlihat rewel dan tetap ingin ikut Aina. Biasanya ia hanya akan mengangguk dan minta dibelikan oleh-oleh. "Tidak apa-apa Aina, kamu ajak saja Davian. Nanti kan
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 98 Bukan Mimpi

"Dia mencariku.." Teddy muncul dari balik kerumunan orang-orang yang berhenti. "Kamu.." Aina terkejut setengah tidak percaya. Melihat mobil Teddy yang miring di tepi jalan tol, ia menganggap Teddy pasti tidak mungkin akan selamat. Beberapa kali Aina mengucek kedua matanya. Hingga ia benar-benar yakin jika sosok yang dilihatnya adalah benar-benar Teddy. "Siapa kamu?" Gus Zaki segera berpindah posisi di depan Aina. Aina yang masih duduk di aspal hanya bisa memandang wajah orang yang dicemaskannya itu dalam diam. Dari ujung rambut hingga ujung kaki ia mengamati Teddy. Benarkah ini adalah Teddy yang asli? Hati Aina mulai merasa puas setelah mengetahui jika sosok ini adalah Teddy sungguhan. Bukan ilusi atau imajinasinya belaka. "Tanyakan pada Aina, siapa aku!" Balas Teddy sambil tersenyum sinis. "Aina siapa?" Gus Zaki berbalik arah menatap wajah Aina yang sedikit memucat. "Dia bukan siapa-siapa.." Jawaban Ain
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 99 Kemenangan Baru

Teddy membuka secarik kertas yang ditinggalkan wanita paruh baya itu. Berhati-hati ia mencerna setiap kata yang ditulis olehnya. Elman, ini nomor telepon mama: 081 113 11x xx Telepon mama ya Nak! Sebuah pesan singkat yang ditulis oleh wanita yang baru ia jumpai setelah sekian lama. Memorinya kembali menyeruak. Ia mengingat-ingat lagi, siapa wanita yang sangat tidak asing untuk ingatanya. Ya, benarkah ia adalah wanita yang berpisah darinya beberapa puluh tahun yang lalu? Teddy menggali lagi memorinya tentang ibunya. Yang berpuluh tahun lalu tak meninggalkan jejak di hatinya. Hal terakhir yang ia ingat adalah papanya membawanya pergi dan ia menangis melambaikan tangan pada wanita yang ia cintai itu. Tetapi bagaimana bisa ibunya berada di sebuah pondok pesantren? Bukankah yang ia ingat, ibunya adalah seorang pelayan toko biasa? Saat ia dibawa kabur oleh ibunya, ia hanya hidup sangat sederhana. "Mama.." Teddy tersadar jika suara yang dimiliki oleh wanita itu memang suara milik ibu
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 100 Jalinan Rasa

"Coba kamu segera ambil keputusan Aina, karena sebagai ibu, aku juga tidak mau membiarkan anakku terlalu lama menunggumu.." kata-kata penutup Bu Nyai Zumroh membuat Aina berpikir. Bahkan hingga kepulangan rombongan ke Kediri, Aina terus memikirkan apa yang Bu Nyai Zumroh katakan padanya. Intinya Aina harus segera mengambil sikap, ia tidak baik berlama-lama di pondok. Mengingat ia sudah lebih dari empat bulan di sana. Perubahan yang ada pada Bu Nyai Zumroh juga membuat hatinya tidak nyaman jika harus berlama-lama di pondok. Memang lebih baik jika Aina segera angkat kaki dan membangun hidup baru di tempat yang lain. "Mbak Aina, kita sudah sampai pondok.." kata salah satu santri padanya. Aina yang lama melamun menjadi tersadar dan beranjak dari mobil yang ia tumpangi. Ketika turun, Gus Zaki sudah menggendong Davian yang tertidur. Ia hanya tersenyum sambil memberikan Davian pada Aina. Tanpa sengaja tangan Aina bersentuhan dengan tangan Gus Zaki. Aina merasakan tangan Gus Zaki yang
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status