Home / Romansa / Istri Alim Sang Mafia / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Alim Sang Mafia: Chapter 71 - Chapter 80

143 Chapters

Bab 71 Tabir

"Mengapa kamu tidak pernah mendengarkan saat aku bicara?" Teddy menggertak Aina yang masih belum bisa mempercayai dia seutuhnya. Aina hanya terdiam sambil ketakutan di ujung ranjang. "Pakailah.. Lihatlah baju dan kerudungmu basah..." Teddy menunjukkan sebuah baju yang digantung di dekat kamar mandi. Aina terdiam sambil mencuri pandang Teddy yang benar-benar terlihat marah. Selama ia hidup bersama Teddy sebagai suami dan istri, belum pernah sekalipun ia melihat wajah Teddy memerah seperti saat ini. "Te..te..terima kasih.." Aina meraih baju dari tangan Teddy.  "Aku mau ke kamar mandi.. Cepat kamu pakai pakianmu.." Brak.. Teddy menutup pintu kamar mandi dengan kasar. Jantung Teddy berdegup kencang lagi. Sampai hati ia memarahi Aina dengan begitu kasar? Ada sedikit penyesalan di hatinya. Bukankah memang Teddy yang akan menyulut api masalah? Bukankah jika Aina tetap tak sadarkan diri, bisa jadi Teddy sudah memuaskan naf
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 72 Memanggil Masa Lalu

"Darimana saja kamu?" Novan memergoki Aina turun dari mobil Teddy. Aina hanya melewati Novan tanpa mengeluarkan sepatah kata. Di mata Aina, Novan telah lama mati dari hatinya. "Aina, aku bertanya padamu.. Semua orang sedang mencarimu..Bahkan semalam kamu tidak pulang.." "Stop! Jangan lanjutkan lagi..." Aina segera berjalan cepat menuju rumahnya. "Heh, suami macam apa kamu Novan? Mengatur istrimu saja tidak bisa..." Teddy meledek Novan yang masih berdiri menatap Aina. "Semua gara-gara kamu!" Novan menunjuk ke arah Teddy. Sebagai kandidat calon pemenang hati Aina, Teddy hanya tersenyum dan membiarkan Novan membuka mulutnya lebar-lebar. Kata-kata makian, celaan, hingga umpatan sumpah-serapah mengalir dari mulut Novan. Banyak orang yang melayat hanya melihat Novan yang terus berbicara tanpa henti. Meski ia jadi pusat perhatian, ia tak lagi peduli. Yang hanya ia inginkan hanya satu; bisa bersama Aina lagi. "Tuan Teddy, silahkan diminum dulu.." Bik Onat menyuguhkan secangkir kopi unt
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Bab 73 Lari

"Om Gunawan, apa yang Om Gunawan lakukan di makam ini?" Pak Gunawan tak kalah terkejut saat mendapati Aina sekaligus Davian ada di makam itu. Ia terbangun dari duduknya dengan terhuyung-huyung. Teddy segera membantunya agar tidak terjatuh kembali. "Aku hanya berkunjung ke tempat kawan lamaku.." katanya sambil menyeka air mata. "Apakah dia mantan istrimu Om?" Teddy menunjuk pusara mama Aina. Mendengar pertanyaan Teddy, Pak Gunawan seperti kehabisan kata untuk menjawab. Ia hanya diam memandangi Aina yang menggendong anak semata wayangnya. "Benar..." Teddy memincingkan alisnya. Rasanya ada banyak rahasia yang masih belum terkuak antara dia dan Aina. "Lalu, kenapa Aina tidak pernah mengetahui jika Om Tanto adalah papa sambungnya?" "Tidak semuanya harus diceritakan Teddy, adakalanya harus kita pendam..." "Om, seingatku memang Om Gunawan dulu pernah menghilang, saat usiaku sepuluh tahun. Lalu tiba-ti
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Bab 74 Mencari Jejak

"Sebaiknya kalian menyerah!" Johan bersuara lantang. Pria yang menodongkan senjatanya di pelipis Johan segera menurunkan senjatanya. Ia terdiam meski tidak mau mengakui kekalahannya. "Siapa yang menyuruhmu?"Johan kembali mengulangi pertanyaannya. "Itu bukan urusanmu..." ia menjawab sambil memalingkan mukanya. "Apakah Novan?" Johan menebak sambil menatap wajahnya. Ia menggeleng. Johan menerka-nerka dalam hati siapa kira-kira yang menyuruh orang-orang itu ke Istana Putih. Tetapi Johan masih belum bisa menemukan klu-nya. "Apakah kira-kira ini John yang menyuruhnya Johan?" seorang anak buah Teddy berbisik ke telinga Johan. "Hmm bisa jadi.." jawab Johan. Akhirnya Johan bertanya lagi pada ketua gerombolan itu. "Kalian anak buah John?" Johan bertanya lagi. "Bukan. Sudah kubilang itu tidak penting.." jawab pria bertubuh tinggi besar. "Lalu siapa?" Johan berteriak emosi. Tak berselang lama, sebuah sedan buatan Eropa memasuki Istana Putih. Seorang pria memakai setelan jas warna put
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab 75 Rindu

"Selamat datang di rumah papamu..." Untuk pertama kalinya, Aina menginjakkan kedua kakinya di rumah Pak Gunawan. Rasanya masih asing untuk Aina. Rumah besar bercat krem itu terlihat sudah tua namun tetap terawat. Aina masuk ke ruang tamu, betapa terkejutnya saat ia masuk ke ruang keluarga dan mendapati banyak lukisan yang sangat ia kenal. "Ini semua?" Aina menatap lukisan itu satu demi satu. "Iya, ini semua lukisan Laras, mamamu..." Aina tidak mampu berkata-kata. Kaki-kakinya lemas tak berdaya untuk menopang tubuhnya. Aina bersimpuh di lantai. Benarkah pria ini pernah memiliki hubungan dengan mamanya? Ataukah ini sengaja ia lakukan guna untuk menjebak Aina? Sebuh foto yang dipajang di meja kecil menjadi sesuatu untuk diamati Aina. Foto hitam putih berukuran A5 itu terlihat sangat jelas, ya itu memang ibunya bersama seorang anak laki-laki kecil. "Itu Laras dengan anak pertama kami, Bara. Seperti yang aku ceritakan padamu
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab 76 Peluru Cinta

Hari-hari Aina berlalu seperti sedia kala. Ia masih terus bekerja di kantor Pak Gunawan. Kadang-kadang ia juga bertemu dengan Teddy sesekali.Ruangan Aina saat ini berbeda dengan tempat kerja Teddy. Hal itu memungkinkan kecilnya terjadinya kekerasan atau ancaman dari Teddy.Aina merasa lebih aman karena ia dengan leluasa dapat bekerja tanpa ada tekanan dari mantan suaminya. Terlebih lagi ia berada satu ruangan dengan teman kerja yang cukup baik dengannya."Aina, kamu dipanggil sama Pak Gunawan.."Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja ia harus menghadap atasannya.Tok tok tiok. Aina mengetuk pintu ruangan besar milik Pak Gunawan."Masuk.."Saat Aina masuk ke dalam, ia mendapati seseorang sudah duduk di depan Pak Gunawan."Selamat siang Aina.." Novan menyapa Aina.Rupanya pria itu adalah Novan. Seseorang yang tiba-tiba menghilang dari kehidupan Aina.Sudah satu bulan mereka tidak saling bert
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 77 Luka Baru

"Oh jadi kamu menyamakanku sama bodohnya dengan Aina?" Teddy menarik kerah baju Novan sambil mengancamnya. "Kenyataannya? Bukankah kalian sama saja?" Novan tersenyum licik. "Baiklah kalau itu maumu!" Teddy segera mengambil senjata dari dalam jaketnya, Doorrr.. Dia menembak paha Teddy sebelah kanan. Kucuran darah langsung mengalir deras dari balik celananya. "Sialan kamu Teddy!" Novan sambil meringkih kesakitan. "Aku hanya ingin membuktikan kalau aku sama bodohnya dengan Aina padamu!" "Teddy kamu harus bertanggung jawab padaku!" Teddy hanya membiarkan begitu saja Novan yang tergeletak di lantai basement parkiran. Ia mengaduh kesakitan karena luka tembakan itu. Sementara Teddy pura-pura tuli tidak mendengarnya. Ia merasa puas, meski tidak sampai membunuh Novan, setidaknya ia sudah bisa memberikan hadiah luka pada paha kanannya. "Lain kali jaga mulutmu Novan!" Teddy memutar setir mobilnya menjauhi Novan. "Teddy..Teddy.. Br##gsek kamu Teddy!" Novan berteriak hingga suaranya h
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 78 Luka Buatan

Karena tergiur uang seratus juta rupiah, petugas keamanan segera melakukan apa yang Teddy minta. Mereka mengambil beberapa video dalam CCTV dan menghapus beberapa bagian yang diminta Teddy serta beberapa bagian lain agar tidak ada yang curiga. Selanjutnya mereka menerima dua buah amplop cokelat yang diberikan oleh Teddy. Namun ternyata semua tak semanis yang mereka kira. Teddy tiba-tiba menyerobot dan mengambil kedua amplop cokelat itu. "Ini untuk kalian.." Teddy memberikan uang satu gepok yang berisi sepuluh juta rupiah saja. "Tapi Tuan Teddy.." "Tuan bukankah perjanjian kita seratus juta?" tanya yang lain. Mendengar protes dari pegawai rendahan seperti mereka Teddy hanya tertawa kecil sambil menodongkan sebuah senjata api. "Apakah kalian mau mendapatkan seratus juta dengan bonus masing-masing satu buah peluru dariku?" Mereka tak kuasa membayangkan sakitnya hujaman peluru yang bersarang di tubuhnya. Melihat Novan saja mereka seolah tak kuasa. Betapa deras kucuran darah yang me
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 79 Angin Cinta

Rencana Novan berakhir berantakan. Ia yang harusnya bisa bekerja bersama Aina sekaligus sebagai masa untuk pendekatan, harus merelakan semuanya hancur berkeping. Ia sudah susah payah melobi Pak Gunawan agar diikutsertakan dalam survey proyek mereka di Kalimantan. Nyatanya Novan saat ini hanya bisa tergeletak tak berdaya. Beberapa kali ia mengecek ponselnya. Tak ada telepon maupun pesan dari Aina. Meski ia yakin berita kecelakaan yang menimpanya telah sampai ke telinga Aina, nyatanya Aina tetap saja tidak memperdulikannya. Sangat menyedihkan! Novan hanya menghabiskan hari-harinya di rumah sakit sendirian. Kadang ada teman lama atau keluarganya yang menjenguk, itupun hanya sebentar. Karena pihak rumah sakit melarang Novan banyak berbicara atau bergerak terlebih dahulu. "Andai saja aku bisa bersama Aina saat ini.." Novan mulai berguman dan berandai-andai. Tak ada pilihan lain baginya selain hanya tergeletak tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Dan entah sampai kapan ia akan men
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 80 Pantai Malam

Sebuah hidangan yang sangat disukai Aina kini berada di depan matanya. Apalagi jika bukan lobster dengan udang. Ia bisa-bisa lupa diri jika menyantap kedua makanan itu. ''Makanlah..." Teddy hanya memesan sebuah lobster dan orange juice dengan porsi kecil. Sementara Aina? Jangan ditanya. Ia memesan lobster besar dua ekor. Hanya untuk dirinya sendiri. Untuk Bik Onat dan Davian, ia sudah memesankan makanan yang langsung diantarkan ke kamar hotel. "Aku selalu suka saat melihatmu makan..." tatapan Teddy pada Aina bisa membuat wanita manapun akan terpesona dengannya. "Benarkah?" Aina seakan tidak percaya. Dengan hati-hati ia menggunting lobster yang berukuran jumbo itu. "Biar aku saja!" Teddy mengambil piring Aina dan memulai perburuan mencari daging udang raksasa itu. "Aku malu dilihat banyak orang Teddy..." Aina menatap Teddy sambil melihat sekeliling. "Tidak apa-apa..." dengan santai Teddy mengambil daging lobster yang lumayan banyak. Aina memandangi pria yang selalu menjadi pen
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status