Semua Bab Istri Alim Sang Mafia: Bab 81 - Bab 90

143 Bab

Bab 81 Tak Abadi

"Jangan bergerak!" Teddy benar-benar menghimpit tubuh Aina dari atas. Aina tak kuasa mengelak tubuh Teddy yang lebih besar dan kuat darinya. Ia hanya bisa pasrah dan memohon pertolongan Tuhan agar ia diselamatkan dari perbuatan keji Teddy. "Aku mohon lepaskan aku..." Aina merintih tak berdaya. "Apa kamu bilang? Aku tidak akan pernah melepaskanmu malam ini..." Teddy membabi-buta mencium wajah Aina dengan ganas. Aina ingin meludahi Teddy sebanyak mungkin. Apa daya tenaganya sudah habis untuk melawan dan menangis. Air mata Aina telah tumpah dan mengering. Tak ada lagi sisa yang bisa diluapkan menjadi butiran air mata. "Lakukan apapun sesukamu. Tapi bunuhlah aku..." Setiap kali mendengar kata perintah untuk membunuh, amarah dan juga gejolak yang ada di dalam tubuh Teddy langsung bertambah. Seolah kata itu adalah pembuka nafsu Teddy yang semakin kuat dan hebat. "Sabar Aina..." Teddy tengah bersiap untuk melepaskan semua kerudung Aina. Bahkan ia telah membuka kancing baju Aina yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-03
Baca selengkapnya

Bab 82 Laut Maut

"Selamat Pagi.." Teddy membuka kegiatan apel pagi. Semua staf yang terlibat apel sudah bersiap mengenakan seragam serta helm proyek untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja. Tak terkecuali Aina, ia sudah mengenakan celana jeans dan sepatu standar untuk meninjau lokasi. "Jangan lupa jaga keamanan dan kebersamaan. Karena lokasi berada di tengah hutan, usahakan jangan terlalu jauh dari site pembangunan stadion.." "Pak, kalau mau lihat lokasi perumahannya bagaimana?" "Lokasi perumahan tidak jauh dari site, tapi jangan sampai ke sana sendirian. Lebih baik kita tetap bersama-sama satu tim.. Dan ingat, masih banyak binatang liar. Segera lapor jika menemui ular atau jenis binatang lain yang berbahaya..." Teddy menjelaskan sambil membawa megafon. Berkali-kali ia memperingatkan tim agar tidak bermain-main. Mereka harus serius menjaga keamanan dan keselamatan bersama. "Utamanya ibu-ibu, kalau ada kendala atau kesehatan kurang memungkinkan segera laporkan kepada ketua tim masing-masing.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 83 Kembalikan Lagi

"Tolong..." semua yang ada di kapal berteriak. "Pak Tedddyyyy..." teriak yang lain."Ainaaa..." panggilan untuk Aina dan Teddy silih berganti. Berkali-kali nama Teddy dan Aina menggema di tengah lautan.Setelah beberapa detik, nampak Teddy terapung di perairan. Ia melambaikan tangan meminta pertolonganSeorang awak kapal memberikannya pelampung untuk mengapung dan berenang ke dekat perahu kecil."Ayo naik Pak!" seru seorang awak kapal."Raih tali ini.." seseorang membuang tali agar Teddy bisa mendekati kapal dengan mudah."Pak Teddy bisaaa!!" semua memberikan semangat agar Teddy bisa menepi dengan mudah."Semangat Bapak!" Teddy benar-benar layaknya menjadi hero yang menolong seorang putri tenggelam di dasar samudera. Tak jarang dari anggota survey yang mengabadikan dalam bentuk video atau gambar.Dalam sekejap saja, semua orang di kantor Pak Gunawan bisa menyaksikan aksi Teddy menyelamatkan Aina yang tenggelam."Sial!" Novan mengumpat saat menyaksikan unggahan video teman kantornya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-05
Baca selengkapnya

Bab 84 Kata Maaf

"Mamaa.." Davian memeluk Aina setelah empat hari tidak berjumpa. Dipeluknya ibunya dengan erat dan berurai air mata. Ia ingin melepaskan kerinduan dengan lepas. "Mama juga kangen sama Davian. Mama sudah sehat, sekarang boleh pulang..." "Nah Davian tidak boleh nakal ya.." Teddy nampak memegang Davian yang berdiri di ranjang Aina."Mama sakit.." Davian bergaya menangis.Tentu saja hal itu membuat Teddy dan Aina tertawa. Davian memang tumbuh menjadi anak yang periang, meski ia tak selalu bisa bersama-sama dengan kedua orang tuanya.Aina sangat iba melihat Davian yang begitu dekat dengan Teddy. Namun disisi lain ia tak begitu tega melepaskan Davian berlama-lama dengan papanya.Sejujurnya Aina takut jika Teddy mengajari Davian yang tidak-tidak. Terlebih Teddy begitu akrab dan dekat dengan dunia mafia yang amat kejam."Papaaa..." Davian memeluk Teddy manja."Ayo sini duduk sama papa.." Teddy memangku Davia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-06
Baca selengkapnya

Bab 85 Surat Berharga

"Aina.." Novan sudah menyambut kedatangan Aina di rumahnya.Betapa terkejut Aina melihat kondisi Novan yang memakai tongkat untuk berjalan. Ia nampak lebih kurus dan tak terurus."Apa kabar?" Aina hanya berbasa-basi."Aku baik. Maaf aku tidak bisa menjengukmu saat kamu terkena musibah di saat survey.." Novan mendekati Aina sambil memegang koper Aina."Tidak usah.." Aina buru-buru memegang kopernya dan membawanya masuk sendiri."Ainaa.." Novan mengikuti Aina dari belakang."Bik.. Davian biar tidur di kamar bawah." Aina segera membuka pintu kamar dan menyiapkan bantal untuk tidur Davian. Bik Onat melepaskan gendongan dan meletakkan Davian dengan hati-hati di ranjang."Alhamdulillah..Bik Onat mau bersih-bersih dulu di kamar.." Bik Onat meminta izin untuk ke belakang."Aina.." Novan duduk di samping Aina sambil meminta Aina untuk tetap berada di sampingnya.Hati Aina mulai mencair. Ia berusaha memaafkan apa yang telah Novan lakukan padanya dengan setulus hati. Dari lubuk hatinya yang pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-07
Baca selengkapnya

Bab 86 Hanya Diam

Hanya beberapa kali Aina bisa melihat Teddy di kantor selama kurun beberapa bulan belakang. Meski berpapasan ia juga tidak saling sapa. Teddy membuktikan jika omongannya adalah janji seorang laki-laki sejati. Bisa dibuktikan dan dipertangunggjawabkan. Terkadang Aina juga masih ingin berbasa-basi dengan Teddy. Meski ia tak punya nyali untuk mengajak bicara atau sekedar bertegur sapa. Aina juga tidak mau menjadi munafik, ia tidak mau memakan omongannya sendiri. Tetapi hati Aina tak bisa dibohongi, meski ia dekat dengan Novan, hatinya tetap tidak bisa berpaling dari Teddy. "Ainaa..." Novan menyapa Aina saat makan siang di cafe dekat kantor. "Haloo.." kedua tangan Novan melambai-lambai di depan wajah Aina. Butuh beberapa detik bagi Aina untuk menyadari kehadiran Novan. Sebelumnya entah berada di mana alam kesadaran Aina. "Ah astaga..." Aina terkejut mendapati Novan sudah duduk di depannya. "Apakah kamu melamun? Jangan terlalu berpikir serius, nanti cepat tua..." Akhirnya Novan da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 87 Suara Hati

"Angel, kamu terlihat begitu cantik malam ini.." mata Teddy tak bisa teralih ke yang lain saat melihat Angel mengenakan lingerie warna merah menyala. Lekukan tubuh Angel nyaris sempurna. Dipadukan dengan kulitnya yang putih mulus, Angel adalah jelmaan bulan purnama yang diturunkan ke bumi. "Terima kasih sayang..." Angel segera duduk di pangkuan Teddy. Ia beberapa kali mencium kening Teddy hingga membuatnya terbujur kaku di kursi besarnya. "Angel.." Teddy berbisik lirih di teliga kirinya. "Saayang, kenapa kamu terlihat sedih?" Angel membelai kepala Teddy dengan lembut. Setiap sentuhan yang Angel berikan membuat jantung Teddy berdetak dengan hebat. Naluri kelelakiannya serasa dibangunkan dari tidur panjangnya. Dengan cepat Teddy menggendong Angel dan menjatuhkannya ke ranjang besarnya itu. Beberapa kali Angel bertingkah penuh dengan kemanjaan yang menggoda nasfu bejat Teddy. "Apakah kamu menyukaiku?" Angel serasa melayang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya

Bab 88 Terlanjur Cinta

Novan perlahan memasuki kamar rawat inap Aina di lantai tiga. Ia berjalan dengan berhati-hati agar Aina tidak bangun dari tidurnya. "Aina.." ia memegang tangan Aina yang terlihat lemah. Dipandanginya wanita yang selama ini sangat ia harapkan menjadi istrinya sejak dulu. Ia begitu mencintai Aina hingga hampir gila karenanya. "Selamat Aina, kamu hamil.." bisik Novan lirih. Aina hanya menggerakkan tangannya tanpa mau membuka matanya. Sementara Novan terus berbicara sendirian sambil mengelus Aina dengan lembut. "Kamu tahu Aina, aku sangat senang ketika dokter memberitahu jika kamu hamil. Iya, kamu hamil!" suara Novan parau. Air mata Novan hampir saja menetes. "Andai saja orang tuaku masih ada, tentu mereka sangat bahagia mendengarkan kabar ini..." Kemudian Novan tidak melanjutkan bicara dan terisak menangis sendirian. Ia memalingkan wajahnya dari Aina dan menyeka air matanya berkali-kali. "Aku sangat menginginkan memiliki anak darimu saja Aina, bukan dari wanita lain. Wanita mana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya

Bab 89 Cinta Buta

"Kamu sakit?" Teddy berusaha bangkit dan duduk di samping Aina. Ia melihat wanita yang ia cintai nampak pucat dan kurang bertenaga. "Apa yang dilakukan Novan padamu?" "Apakah kamu tahu jika dia menghamili seorang perempuan?" Teddy mencerca Aina dengan berjuta pertanyaan yang membuat lidahnya kelu. Aina tak kuasa menjawab satu pertanyaanpun dari Teddy. "Pergilah.." Aina meminta Teddy untuk meninggalkannya sendirian. "Jadi ini alasannya kenapa kamu memintaku menjauhimu?" Teddy memegang kursi roda Aina. Aina memalingkan wajahnya dari Teddy. Sedangkan Teddy terus memaksa Aina untuk berani menghadapi wajahnya. "Tatap wajahku! Lihat aku kalau kamu memang berani Aina..." Meski Teddy melakukan banyak intervensi, Aina tetap tidak mau bergeming, Ia masih memalingkan wajahnya dan tetap tidak mau menatap Teddy. "Jadi kamu lebih memilih hidup seperti ini? Diduakan oleh laki-laki bajingan seperti Novan?" Tanpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-11
Baca selengkapnya

Bab 90 Kenangan Manis

"Tidurlah.." Novan membopong Aina ke kamarnya untuk istirahat. "Terima kasih.." Aina tersenyum. Tak berapa lama kemudian Davian segera masuk ke kamar Aina dan berlarian di atas ranjang. Bik Onat segera menangkap Davian dan memberitahu jika mamanya masih butuh waktu istirahat. "Davian, jangan ganggu mama..." Bik Onat memperingatkan Davian. Karena marah, Davian berlarian menuju luar rumah sambil menangis. Ia tantrum sejadi-jadinya hingga tak mendengar siapapun yang memanggilnya. Ujung-ujungnya ia berdiri di samping pintu gerbang depan rumahnya. Berharap seseorang akan datang dan membawanya pergi. "Eh Davian kok di sini, ayo masuk sana.. Nanti dicari mama sama papanya!" salah seorang penjaga keamanan menenangkan Davian yang sedang menangis. "Nggak mau..." tangisan Davian kian kencang. Tak ada satupun yang bisa membujuknya untuk berhenti. Bahkan Novan pun sudah angkat tangan. Melihat kegaduhan dari luar, Teddy seger
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status