Home / Romansa / Istri Alim Sang Mafia / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Alim Sang Mafia: Chapter 101 - Chapter 110

143 Chapters

Bab 101 Kekuatan Takdir

Tak ada jawaban dari Aina. Ia hanya diam dan menutup telepon dari Gus Zaki.Paginya Aina masih bertemu Gus Zaki saat akan mengajar Bahasa Inggris di kelas smp. Entah karena modus atau kebetulan, Gus Zaki berada di samping kelas Aina mengajar dalam kurun waktu lumayan lama.Aina hanya pura-pura tidak mengetahui. Ia tetap fokus dengan mengajar.Rupanya Gus Zaki menunggu hingga jam mengajar Aina selesai. Begitu Aina meninggalkan kelas, Gus Zaki langsung mencegat Aina di tengah perjalanan pulang."Aina.." Gus Zaki mengejar dengan setengah berlari."Tunggu aku Aina.."Rupanya Gus Zaki sudah berada pada level nekat. Ia tak lagi malu diperhatikan oleh beberapa santri laki-laki dan perempuan yang berpapasan dengannya.Tentu saja para santri tahu jika Gus Zaki sedang mengejar Aina yang terlihat tergesa-gesa menghindarinya. "Kenapa kamu tidak mendengarkanku? Ayo kita bicara sebentar.." Gus Zaki memegang lengan Aina. Meski Aina mengenakan baju lengan panjang, namun Aina merasa tidak nyaman ket
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 102 Bertanya pada Hati

"Kenapa Ummik tidak mau merestuinya?" Gus Zaki memberanikan diri untuk bertanya. Hatinya menjadi gusar saat tidak mendapatkan restu dari ibundanya sendiri. "Pokoknya Ummik tetap tidak setuju.." Bu Nyai Zumroh tetap kekeuh dengan pendiriannya. "Kalau saya tidak boleh menikahi Aina, lebih baik saya tidak menikah seumur hidup saya Ummik!" jawaban telak dari Gus Zaki tidak kalah dengan Bu Nyai Zumroh. Keduanya sama-sama tidak mau mengalah dan tetap pada prinsip hidupnya masing-masing. Melihat istri dan anaknya tidak ada yang mau mengalah, Kiai Ali menjadi sedih. "Aina, kalau kamu sendiri seumpama dipersunting oleh Gus Zaki apakah kamu bersedia?" Pertanyaan dari Kiai Ali malah seolah-olah menyalakan lampu hijau untuk Gus Zaki. "Abah, pokoknya saya tidak setuju!" Bu Nyai Zumroh tidak terima suaminya bertanya hal itu pada Aina. "Sebentar Bu Nyai Zumroh, saya masih bertanya pada Aina. Ya siapa tahu kan Gus Zaki ini cuma bertepuk sebelah tangan saja?" "Nah, Aina. Apakah kamu setuju at
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 103 Pertemuan Pertama

"Barakallah.." semua berteriak bahagia. Padahal mereka semua tidak ada yang mengenali siapa laki-laki yang baru saja menikahi Aina. Bahkan mereka semua hanya tahu siapa namanya saja. "Ayo Aina.." Bu Nyai Zumroh mengajak Aina untuk beranjak berpindah tempat. Setelah sah, biasanya memang kedua mempelai pengantin akan dipertemukan sebagai suami istri untuk pertama kalinya. Langkah Aina tiba-tiba terasa berat. Ia tidak kuasa membendung jutaan air mata yang mengalir di pipinya. Semua mengalir begitu saja. "Bagaimana kabarmu Aina?" Teddy bertanya dengan tatapan yang berbinar. Aina yang masih syok berat hanya diam tanpa berkata-kata apapun. Ia lantas diminta untuk mencium tangan kanan Teddy. Tak disangka meski ini pernikahan keduanya dengan Teddy, masih ada rasa gugup di hati Aina. Ia nampak ragu-ragu untuk mengulurkan tangannya pada suaminya. "Aina.." Teddy mengulurkan senyum pada istrinya. Hati Teddy sedang berbunga-bunga. Betapa tidak, pujaan hatinya kembali menjadi istrinya untu
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 104 Perpisahan

"Apa yang dia berikan untukmu?" Teddy melirik sebuah kotak yang diberikan oleh Gus Zaki yang kini berada dalam genggaman tangan Aina. "Ini hanya sebuah .." "Apa-apaan ini? Dan kamu menerimanya?" Teddy memperlihatkan kalung emas di depan kedua mata Aina. Aina hanya diam. Ia tidak berani menjawabnya. "Maksudnya kalian masih tetap berhubungan begitu setelah menikah? Iya?" Teddy menodongkan kalung itu pada Aina dari dekat. Gelengan kepala Aina seharusnya sudah cukup untuk menjadi tanda bahwa ia tidak akan melakukan hal itu. Namun Teddy terlanjur tersulut emosi dan akhirnya membanting kalung beserta wadahnya. "Sekarang kamu masih tetap tidak mau melayaniku sebagai istri?"  Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Teddy untuk memojokkan Aina agar ia lebih menurut kepadanya.  "Maafkan aku.." Aina bersimpuh di kaki Teddy. Senyuman licik mengembang di bibir Teddy. Ia merasa kemenangan sedang berada di pih
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 105 Pesta tanpa Nama

"Ayo kita turun.." Teddy membukakan pintu untuk Aina. Kedua mata Aina mulai terbuka. Ya, mereka datang kembali ke Istana Putih! "Sini Davian biar Bik Asih gendong.." Bik Asih dan pembantu lain sudah menyambut kedatangan Aina. "Aina kamu datang lagi!" Hana dan Lilik tersenyum. "Hati-hati Davian.." Bik Asih menggendong Davian dan membawanya masuk ke dalam rumah. Sementara Teddy tidak memperdulikan Aina ataupun Davian. Ia langsung menuju dalam rumah dan menyuruh pembantunya untuk mengurusi anak dan istrinya. Aina hanya bisa memandang Teddy yang berubah menjadi dingin seketika. "Huff.." Aina mendesah pelan. Ia harap Teddy tidak akan mendekatinya lagi saat berada di Istana Putih. "Semoga saja ia sibuk dengan urusannya sendiri.." batin Aina. "Ayo kita masuk Davian.." Bik Asih mengajak Davian masuk ke dalam rumah. Aina mengamati Istana Putih yang sudah lama ia tinggalkan. Semuanya nampak masih sama seperti dahulu, Tak ada yang berubah. Bahkan posisi pot bunga dan jenis tanaman yan
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 106 Hubungan Baru

"Apa yang kamu mau?" Aina mengelakkan tangannya dari tangan Teddy."Jangan pergi. Teman-temanku ingin mengenalmu lebih dalam lagi.."Teddy bersikeras menyeret Aina kembali ke pesta yang sudah dipersiapkan sejak sehari sebelum kedatangannya."Lebih baik aku kembali ke kamar.." "Aina, ingat! sekarang kamu adalah istriku. Jangan sampai nama dan citraku buruk karena ulahmu.."Sambil menggerutu Aina mau tidak mau harus mengikuti Teddy kembali ke singgasana pesta lagi."Ah maaf istriku tidak enak badan tadi.." Teddy kembali membawa Aina di tengah sahabat-sahabatnya."Biasalah. Wanita seperti ini memang gampang sekali merajuk..hahaha" "Hei jangan mulai lagi.." seru yang lain mengingatkan."Teddy, kamu sekarang terlihat bahagia.." seorang teman Teddy yang baru datang menepuk pundaknya."Hei Bro!" Teddy memeluk pria tadi dengan erat."Steven kapan kamu datang?" Teddy bertanya sambil menatap wajah Steven.Sudah beberapa bulan Teddy tidak bertemu sahabat karibnya itu."Ini Aina?" tanya Steven
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 107 Senjata tanpa Peluru

"Benarkah ini kamu?" Teddy mematung di ambang pintu. Jantung Teddy berdetak dengan sangat kencang. Tangan kanan Aina meraba dada Teddy sehingga ia bisa merasakan sensasi adrenalin yang berpacu pada suaminya. "Ada apa denganmu Tuan?" tanya Aina dengan penuh kelembutan. Beberapa kali Teddy mengucek matanya. Memastikan semua bukanlah sebuah mimpi atau ilusi. "Apakah aku bermimpi?" Teddy berdecak kagum dengan ciptaan Tuhan yang ia lihat. Aina begitu nampak mempesona dengan balutan gaun brokat transparan yang memperlihatkan lekukan tubuhnya. Meski ia sudah menikah dua kali, Aina masih nampak seperti seorang gadis yang baru pertama kali menikah. "Kemarilah.." Aina menyeret lengan Teddy dengan manja. Teddy masih belum sadar seratus persen. Ia masih mengira-ngira apakah ia sedang berada di alam mimpi atau nyata. "Apa maumu?" tanya Teddy. Dengan spontan Aina menjatuhkan Teddy ke ranjang besar dan membiarkannya terkapar tidak berdaya. Aina mendekati Teddy dan membisikkan sesuatu ke tel
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 108 Lumpuh(?)

"Bos, apa tidak kasihan mengacuhkan Davian seperti itu?" Johan melirik ke arah Teddy melalui kaca di tengah. "Tidak apa-apa.." "Saya tidak bisa melihat anak kecil menangis tersedu begitu bos, tidak tega!" kat johan menambahi. Teddy hanya tersenyum kecut. Tak ada balasan lagi darinya. Ia malah membuka ponsel dan mencari sesuatu yang ada di dalamnya. Johan terngiang-ngiang tangisan Davian. Isak tangisnya seperti masih terdengar jelas di kedua telinganya. Konsentrasi Johan sedikit terganggu dengan hadirnya bayang-bayang Davian saat mengemudi."Johaan.." Teddy berteriak.Barulah Johan tersadar jika ia hampir saja menyenggol pengemudi sepeda motor yang berhenti di tepi jalanan."Maaf Bos.." kata Johan sambil melirik."Ada apa denganmu? kamu kelihatan lelah. Aku saja yang nyetir!" Teddy sedikit membentak Johan yang kurang konsentrasi saat mengendara."Jangan Bos..tadi cuma sebentar saja agak mengantuk.." kata Johan.Beberapa saat kemudian Johan segera menghentikan laju mobil dan berhen
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 109 Menunggumu

Aina terengah-engah berlari mendekati ruangan Teddy. Ia masih tak mempercayai kabar yang didengarnya tadi. "Bagaimana bisa begini?" Aina menitikkan air mata. "Aina, aku minta maaf.." Steven menepuk lengan Aina dengan penuh penyesalan. Aina terkejut saat terjadi kontak fisik dengan Steven. Ia hanya diam dan mendekati Teddy yang masih tak sadarkan diri. Kepala Teddy terbentur aspal dan terkena batu yang berada di tepi jalanan aspal. Pendarahan cukup parah membuatnya tak sadarkan diri hingga kini. "Kamu harus bersabar Aina.." Steven duduk di sebelah Aina. Beberapa kali ia berusaha untuk memegang lengan atau tangan Aina. Namun berkali-kali itu pula Aina berusaha menepisnya. Ia merasa situasi makin tidak nyaman. "Bagaimana kata dokter?" tanya Aina pada Steven. "Lukanya hanya bagian luar saja. Sepertinya ia tidak perlu operasi atau yang lainnya.." "Syukurlah.." Aina sedikit lega mendengarnya. Namun begitu ia tetap khawatir dan berusaha untuk mendampingi Teddy saat masih belum sada
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bab 110 Aku dan Dia

"Ah, maafkan aku..Aku takut kalau kamu tertabrak dan terjadi sesuatu yang tak diinginkan.." Steven segera menarik tangannya dari tangan Aina."Terima kasih.." Aina kembali menyeberang jalan dengan lebih hati-hati.Berbeda dari tebakan Steven, Aina justru mencari toko buku yang menjual Al Qur'an dan mukena. Ia ingin bisa beribadah dengan persiapan yang baik."Kamu tidak mencari baju?" Steven bertanya pada Aina setelah keluar membeli buku."Nanti saja.." balas Aina."Tidak, kamu harus mencarinya sekarang.." Steven memaksa kembali Aina untuk membeli baju."Baiklah.."Karena sedang tidak mood belanja, Aina hanya memilih baju secara acak, asalkan muat di ukuran tubuhnya dan warnanya tidak mencolok."Sudah cukup?" Steven memastikan Aina tidak kekurangan baju ganti saat di rumah sakit."Sudah..""Sini.." Steven merebut tas belanjaan baju Aina."Kenapa mas, apa ada yang salah?" Aina kebingungan melihat kelakuan Steven."Aku saja yang bayar. Anggap aku adalah saudara Teddy..Jadi aku juga sauda
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status