Home / Romansa / Istri Alim Sang Mafia / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Istri Alim Sang Mafia: Chapter 111 - Chapter 120

143 Chapters

Bab 111 Mata Jahat

Sudah hampir dua belas hari Teddy berada di rumah sakit. Dan ketika hari kedua belas, Davian diajak oleh Bik Asih ke rumah sakit menjenguk papanya. "Papaa..." Davian begitu senang bisa bertemu lagi dengan Teddy. Tak diduga ia harus menanggung rindu hampir dua minggu dengan papanya. Meski Teddy sering menolak Davian untuk bermain, tapi Davian tidak membenci Teddy sama sekali. Ia masih terus ingin dekat dengannya selalu. "Kemarilah.." Aina melambaikan tangannya agar Davian berada di dekatnya. "Papa sakit.." kata Aina. "Siapa ini?" Teddy bertanya. Seolah ia memang tidak mengenali lagi anak semata wayangnya. "Ini Davian, anak kita.." Aina menyodorkan tangan kecil Davian kepada tangan kanan Teddy. Teddy masih belum bisa mengingat dengan jelas siapa saja orang-orang yang hidup bersamanya saat ini. Terlebih terlalu banyak nama-nama yang harus ia hafal ketika ia sadar. "Davian, coba kamu cium papa Nak!" Aina menggendong Davian sambil mendekatkan pipi Davian dengan Teddy. "Papa cepat
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Bab 112 Rumah Baru

"Kemana kamu akan membawaku?" Aina yang duduk di belakang sedikit bingung dengan jalan yang dilalui. Ia nampak tak biasa melewati jalanan ini."Tenang. Jangan takut.." Steven menoleh dan menenangkan keadaan."Mama..lapar.." Davian merengek lapar. Sejak pagi ia memang tidak mau memakan sesuatu di rumah."Kalau begitu kita akan cari makan dulu untukmu ya Davian.." Davian menganggukkan kepala, tanda setuju. Akhirnya Steven mengajak mereka berdua ke sebuah restoran masakan Cina yang terkenal."Apakah halal?" bisik Aina pada Steven."Kamu belum pernah kemari?" Steven bertanya balik pada Aina.Saat Aina hanya diam, berarti ia memang belum pernah ke tempat ini. Steven hanya tersenyum dan menunjukkan logo halal yang terbentang besar di atas kepala mereka.Barulah Aina tersenyum dan mau melangkahkan kakinya ke tempat yang ramai itu. "Ayo Davian.." ia mengajak Davian berjalan mencari tempat duduk yang nyaman. Karena terlalu ramai, akhirnya mereka hanya duduk di kursi kecil yang berada di po
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 113 Dekapan Rindu

Saat tangan Steven mulai memegang kepala Aina, secara spontan tangan Aina segera memegang tangan Steven. Sentuhan tangan Aina membuat Steven seperti terkena aliran listrik yang membuat jiwanya sedikit terkejut. "Maaf Aina, ada serangga.. Ini.." Steven menunjukkan sebuah semut merah yang hinggap di kepala Aina dan berjalan-jalan di atasnya. Aina segera meminta maaf karena sudah berpikir yang tidak-tidak. Ia memang sedikit sensitif dengan pria, apalagi dengan pria asing seperti Steven. "Ah, maaf Mas Steven saya tidak tahu!" Aina merasa sungkan karena sudah menuduh Steven yang bukan-bukan di hatinya. "Aku juga minta maaf padamu karena tidak bilang jika menguping pembicaraanmu dengan pembantu.. Ah iya, Davian berada di kolam renang ditemani pembantuku yang lain.." "Benarkah?" Aina merasa cemas. "Tidak apa-apa, dia menggunakan pelampung. Oh ya, aku mau pamit keluar dulu..Kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungiku.."
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 114 Mencarimu di Ujung Waktu

"Tumben kamu datang kemari?" Steven mempersilahkan Teddy duduk."Ya, begitulah.." kata Teddy. Kedua mata Teddy menerawang ke seluruh penjuru. Seolah ia sedang mencari sesuatu yang tersembunyi."Kamu mencari seseorang?" Steven memancing Teddy yang terlihat mencari-cari."Tidak..aku tidak mencari siapa-siapa.." Teddy kembali duduk dengan santai."Lalu apa keperluanmu malam-malam kemari.." Steven menyilangkan satu kakinya di atas kaki yang lain."Tak ada. Aku tiba-tiba ingin ke rumahmu.." Raut wajah Teddy terlihat sedikit cemas dan bingung. Ia terlihat tidak bisa duduk dengan jenak. "Stev.. Apakah.." baru mulai berbicara, terdengar suara tangis dari arah tangga."Mamaaaa...Dav ngantukkk....." Davian merengek minta masuk ke dalam kamar untuk melanjutkan tidur."Siapa itu?" Teddy mendongakkan kepalanya ke atas. Melihat siapa yang sedang menangis."Itu? Itu yang kamu cari?" tanya Steven sambil tersenyum."Kamu mencari Aina dan anaknya?" imbuh Steven lagi."Tidak.. Aku hanya.." lidah Teddy
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 115 Cinta tak Usai

"Kamu tidak akan.." Aina masih menahan dirinya dari serangan Teddy."Meski aku tidak mengingatmu, tapi aku hanya ingin bukti.." Wajah Teddy mulai mendekati Aina dengan perlahan."Bukti?? Apa maumu?" nada bicara Aina kian meninggi."Buktikan kalau kamu memang benar-benar istriku!" kedua tangan Teddy dengan sigap melepaskan kancing baju kemejanya satu demi satu."Teddy.. Tapi ini bukan saatnya untuk..." melihat nafsu liar Teddy, Aina menjadi ketakutan luar biasa."Kamu tidak mengenalku..." Aina berteriak."Tidak masalah. Aku hanya ingin menikmatinya saja.."Teriakan dan perlawanan Aina tiada guna. Teddy terlanjur memiliki energi cinta yang luar biasa. Kekuatan Aina tak sebanding dengan kekar tubuhnya."Diamlah Aina.." Teddy mulai menjamah tubuh Aina yang lemah."Kukira aku akan bisa mengingatmu lagi...hahaha.." senyum gembira Teddy memecahkan keheningan malam.Aina tak berkutik. Tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya terkulai tak berdaya.Ia hanya pasrah dengan apapun yang Tedd
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Bab 116 Penghianatan

"Tidak.." Aina menatap jendela luar. Ia tak berani menghadapkan wajahnya ke arah depan. Tidak disangka Teddy terus membawa mobilnya melaju. Tanpa bertanya kepada Aina dimana letak sekolah bermain yang akan dituju oleh Aina. Sepanjang jalan Teddy hanya diam. Hatinya seperti terbakar oleh bara api yang panas. Melihat wanita yang mengaku-ngaku sebagai istrinya tetapi ia tidak bisa menjaga hati suaminya, itulah yang membuat hati Teddy kesal dan emosi. "Wanita macam apa dia ini?" batin Teddy dalam hati. Sementara Davian tidak berani melakukan hal-hal yang biasa ia lakukan dengan Teddy saat bepergian. Davian terlihat diam dan hanya bermain dengan robot kecil yang ada di tangannya. "Kami turun di sini.." Aina menepuk pundak Teddy sebelah kiri. Seketika Teddy menginjak rem dengan mendadak. Untung saja Davian mengenakan sabuk pengaman. Jika tidak, ia bisa saja terpelentang ke depan. Aina buru-buru keluar dan membuka pintu depan. Davian melepaskan sabuk pengaman dan segera turun dipapah
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Bab 117 Palsu

"Aduuh.. Sakit sekali Aina..." Steven mengaduh saat Aina menyeka lukanya dengan air es. Untuk ukuran laki-laki seperti Steven, luka yang seperti ini belum ada apa-apanya. Ia terbiasa baku hantam maupun menghujani lawan dengan peluru. Stevenpun juga pernah terkena sebutir peluru yang mengoyak lengan kirinya. Namun ia menyembunyikan semuanya. Terkadang seorang laki-laki perlu berpura-pura untuk melemah agar mendapatkan simpati. "Jangan Ainaa...." Steven mengerang kesakitan. "Maafkan Teddy ya Mas Steven. Mungkin dia sedang marah, sehingga Mas Steven harus mendapatkan balasan seperti ini.." Aina tidak tega melihat luka sebesar itu di pipi. Tak terbayangkan oleh Aina, bagaimana rasanya terkena pukulan sekeras itu. Aina menyeka pipi kiri Steven dengan sangat hati-hati. "Tidak apa-apa, mungkin itulah yang pantas aku dapatkan.." suara Steven merendah."Mas Steven jangan begitu.." Aina memberikan tambaham es batu di kompres kainnya.Melihat Aina yang begitu perhatian merawatnya, Steven
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Bab 118 Rapuh

"Ainaaaaa.." Teddy langsung membawa Aina ke dalam mobil ambulans. Tak diduga ia menjadi panik dan takut tanpa sebab. Meski saat ini ia belum bisa mengingat dengan jelas apakah Aina memang benar-benar istrinya atau bukan. "Teddy sebaiknya aku saja yang menemani Aina.." kata Steven menghalangi Teddy masuk ke dalam. "Mengapa harus kamu Steven? Bukankah Aina bilang aku adalah suaminya?" Teddy balik menyerang kalimat Steven. "Bagaimana jika Aina sadar dan dia tidak mau melihat wajahmu?" Steven berkata sinis. "Biar aku urusi Aina.." Teddy bersikeras untuk membawa Aina ke rumah sakit. Tanpa Teddy ketahui, Steven juga mengikuti mobil ambulans itu dari belakang. Ia juga turut cemas dengan Aina yang belum sadarkan diri. Sesakit apa luka yang ada pada Aina? Hatinya masih bertanya-tanya. Jangan-jangan Aina terkena penyakit misterius atau penyakit berbahaya? Kecepatan Steven mengikuti kecepatan mobil ambulans. "Ainaa..." hatinya makin terasa gundah gulana. Hatinya panas saat melihat Teddy
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 119 Sisa Asmara

Teddy masih mendekap Aina dalam pelukannya. Tak diduga sebuah kedamaian sangat terasa di hatinya.Selama ia berpisah dengan Aina selama beberapa minggu, ia merasa kesepian yang teramat dalam. Tak sedikit wanita yang menyodorkan diri untuk bersenang-senang dengannya.Dan ujung-ujungnya masih sama; ia bosan dan kembali meninggalkan wanita-wanita itu."Diamlah.." Teddy membuka mata saat Aina menggerakkan tubuhnya."Arggghh.." Aina sedikit merintih kesakitan. Kini tak ada jarak antara dirinya dengan Teddy."Tenanglah.." Teddy mendekap dan tenggelam dalam geraian rambut legamnya.Pelukan Teddy dari belakang tubuhnya membuat Aina sedikit sesak dan susah bergerak. Ia berusaha menggerakkan sedikit tubuhnya agar ia bisa lebih leluasa."Tolong..aku susah bernafas.." kata Aina.Barulah ketika Aina bicara Teddy segera melepaskan pelukannya. Tak diduga Aina berbalik arah dan memandang sosok Teddy dalam temaram cahaya lamlu di kamar Teddy.Jantung Aina berdetak cepat tanpa irama. Tentu Teddy bisa m
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 120 Senjata Rahasia

"Kenapa kamu menghindariku sayang?" Steven segera mendekati Aina yang terjatuh.Steven.menyalakan senter pada ponselnya serta mengarahkan cahaya ke wajah Aina."Steven..lepaskan.." Teddy segera mendekat dan memeluk Aina. Tak lupa Teddy mengambil handuk sebagai penutup kepala Aina yang tanpa kerudung."Hei..buat apa ditutup? aku baru tahu jika kamu terlihat cantik saat tidak memakai penutup kepalamu itu..." suara Steven berubah menjadi satir."Jangan mendekat.." Aina berteriak dan dipeluk oleh Teddy dengan erat. Ia begitu takut dengan ancaman yang diberikan oleh Steven kepadanya. "Apa baiknya Teddy? Haaa! Bukankah dia sama saja bajingannya denganku?" Steven berjalan mendekati Aina dengan hati-hati. Namun Teddy tetap memeluk istrinya dan balik mundur selangkah demi selangkah. "Steven! KAMU GILAA!" Teddy akhirnya berteriak. Ia mengalihkan perhatian Steven. "Gila? Siapa yang gila diantara kita?" Emosi Steven semakin memanas. "Aku mohon Steven, pergilah. Aku tidak ada urusan lagi deng
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status