Home / Romansa / Istri Alim Sang Mafia / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Alim Sang Mafia: Chapter 121 - Chapter 130

143 Chapters

Bab 121 Panah Asmara

"Teddy.." Aina masuk ke kamar rawat inap Teddy tanpa mengetuk pintu.Teddy memalingkan tubuhnya ke arah jendela. Ia sama sekali tidak bergerak ketika Aina datang."Tuan Teddyy.." Aina kembali memanggil suaminya.Masih sama, Teddy enggan untuk menanggapi panggilan berkali-kali dari Aina. "Apakah kamu tidur?" tanya Aina.Akhirnya Aina berjalan ke arah Teddy dan duduk di samping jendela. Betapa terkejut Aina ketika melihat Teddy yang ternyata membuka mata, tidak tidur sama ssekali!"Ada apa denganmu? Kenapa kamu hanya diam saja?" tanya Aina lagi."Hmm.." Teddy hanya menggeleng. Ia tak mengeluarkan suara apapun."Apakah ada sesuatu yang membuatmu sedih?" Aina berusaha untuk mencari tahu.Sementara Teddy lagi-lagi enggan untuk bersuara. Hatinya dipenuhi bara api kemarahan yang tak bisa untuk diredam."Pergilah.." kata Teddy."Aku hanya ingin melihat dan menjagamu.." Aina menatap wajah Teddy yang selalu memalingkan wajah darinya."Aku muak denganmu!" kata Teddy tanpa basa-basi.Kali ini Ai
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 122 Rahasia

"Baron..Aku membutuhkan bantuanmu.." sebuah pesan suara begitu saja masuk ke nomor ponsel Baron.Tanpa diketahui siapa pengirimnya. Namun tentu saja Baron yang sudah lama malang melintang di dunia paham betul siapa yang mengirimkan.Tak usah menunggu lama, Baron langsung menghubungi nomor itu secara langsung."Haloo..." suara di seberang sana menjawab."Kapan kamu ada waktu untuk bertemu denganku Steven?" tanya Baron tanpa basa-basi.Tentu Baron sangat update dengan berita terbaru seputar Aina maupun Teddy. Sebagai ahli waris yang menguasai harta papa Aina secara tunggal, Baron memang sangat protektif dengan aset dan harta bendanya."Bagaimana kalau malam ini?" tanya Steven."Hmm.." Baron berpikir sejenak. Mengingat-ingat apakah ada agenda malam ini."Apakah kamu ada waktu?" tanya Steven lagi."Kukira aku bisa meluangkan waktu sebentar untukmu.." jawab Baron dengan tersenyum."Bisakah kita bertemu jam sepuluh malam?" “Dimana tempatnya?” “BromBar, aku tunggu di sana..” Baron menjawab
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 123 Luapan Rasa

"Apakah kamu masih berhubungan dengan Steven?" pandangan Teddy berubah seperti seekor singa yang akan menerkam mangsanya. Karena ketakutan, Aina hanya menggeleng dan tidak mampu berkata-kata. "Jangan berbohong!" kata Teddy lagi. Aina tak kuasa menatap kedua mata Teddy secara terus-menerus. Akhirnya Teddy menyuruh Aina untuk memindahkan tubuhnya dari ranjang tidurnya.Hati Aina berkecamuk. Kenapa ia selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik ketika suasana hatinya sudah mulai bisa menerima Teddy sebagai seorang suami."Pergilah..." Teddy memalingkan wajahnya dari Aina. Sebenarnya Teddy sendiri juga heran, kenapa ia selalu terusik saat kondisinya sedang dekat atau sedang baik-baik saja dengan Aina. Ada saja halangan dan rintangan yang menguji hubungan mereka. Tapi, sejak Aina menikah dengan Novan dan bercerai, hubungan Aina dan Teddy tidak lagi seperti dulu-dulu. Seperti ada jurang pemisah yang sangat besar antara keduanya. Meski Teddy mengakui, Aina menjadi lebih 'berani' dalam
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 124 Hanya Kamu

"Jangan pergi.." Teddy tersentak melihat Aina yang diam-diam turun dari ranjang dan memunguti bajunya.Tanpa menghiraukan permintaan Teddy, ia langsung masuk ke kamar mandi.Sementara Teddy merasakan pening akut di kepalanya. Terlebih tangan kiri bekas jarum infus terasa memar dan lebam.Tubuhnya yang masih dalam masa pemulihan terasa pegal-pegal. Kebahagiaan sementara malam tadi membuat Teddy tidak menyadari jika kesehatannya memang belum pulih sempurna.Dari luar, Teddy mendengar Aina berteriak dalam kucuran gemerincik air dari guyuran shower. Ia bisa menebak jika saat ini jiwa Aina memang terguncang.Apalagi jika tidak karena Teddy. Ya, perkataan Teddy yang begitu menyakitkan hati Aina membuatnya harus menahan tusukan kata-kata bak belati berkali-kali.Tetapi di sisi lain Teddy begitu merasa bahagia. Apalagi Aina memang begitu terlihat patuh dan tidak pernah melawan pada semua perintahnya."Akhirnya kamu menyerah padaku Ainaa.." Teddy mencium kerudung Aina yang masih berada di leng
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 125 Bisikan Semu

"Tolong lepaskan aku Steven.." Aina memohon dengan menangis tersedu.Namun tak ada belas kasih sama sekali dari Steven. Hatinya telah berubah sekeras batu."Apakah kamu tidak kasihan kepadaku?" tatapan kedua mata Aina memelas.Dalam hati Steven, ia tidak tega melihat Aina seperti itu. Ia tak kuasa menahan amarah sekaligus rasa kasihan yang membelenggu hatinya yang paling dalam. "Aku sudah tidak ada rasa lagi untuk kasihan.." Steven tetap menodongkan senjata apinya kepada Aina. Melihat Steven yang sama sekali tidak ada reaksi, Aina akhirnya memutuskan untuk diam. Ia memberanikan memegang ujung senjata api itu dan mengarahkan kepada perut Aina. "Sekarang, bunuhlah aku dan anakku juga. Bukankah kamu sangat membenci Teddy saat ini.." Keputusan Aina yang berani membuat Steven terkejut. Ia yang mulanya hanya berniat untuk menakut-nakuti Aina menjadi gugup dan menjatuhkan senjata itu ke bawah. Deg. Jantung Aina seakan mau copot dengan adegan berbahaya itu. Tak disangka, rencananya berh
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 126 Dekapan Malam

"Lepaskan aku.." Aina berusaha melepaskan tangan Steven yang terus menggenggamnya."Aina tunggu dulu.." Steven terus mengejar Aina yang sudah bersiap untuk berjalan meninggalkannya."Apa lagi?" pandangan Aina nampak terbelalak melihat Steven yang enggan melepasnya."Maafkan aku.." dengan penuh penyesalan Steven mengelus tangan Aina dan mengecupnya lagi.Tanpa menunggu lama, Aina mengusapkan punggung tangannya ke bajunya. Ia merasa jijik dengan Steven dan semua tentangnya."Aku harap kamu tidak membenciku.." kata-kata Steven membuat Aina muak dan ingin segera beranjak meninggalkannya."Selamat Tinggal..." Kini Aina benar-benar meninggalkan Steven sendirian di tengah jalan. Ia tersenyum saat mendapat kabar jika Teddy sudah menerima foto-foto mesranya dengan Aina."Selangkah lagi, kamu akan jadi milikku Aina.." Steven berguman lirih.Sementara Aina terus melangkahkan kaki dengan melihat ponselnya beberapa kali. Ia sudah me
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Bab 127 Ruang Pertemuan

Empat bulan kemudian.. "Bagaimana kabarmu?" tanya Steven dengan penuh perhatian. "Alhamdulillah baik.." tak banyak kata yang harus keluar dari mulut Aina. "Begitu aku tahu kabarmu meninggalkan rumah Teddy, aku terus mencarimu.." Kalimat Steven membuat Aina paham kemana arah pembicaraan akan bermuara. Ia dengan sekuat tenaga mencegah untuk berkata kasar ataupun membantah apapun yang Steven katakan. "Hmm.." "Perutmu sudah terlihat membesar, berapa usia kandunganmu?" Steven menatap perut Aina yang mulai membuncit. "Tujuh bulan.." "Oh sebentar lagi kamu akan melahirkan.. Apakah laki-laki?" Aina menggeleng. Ia tak berucap apapun tentang jenis kelamin anaknya. "Jadi bayi yang berada dalam kandunganmu bukan laki-laki?" Steven tersenyum. "Aku tidak tahu pasti.." jawab Aina sambil melihat Davian yang bermain dengan Bara di luar rumah. Beberapa saat kemudian, seorang pembant
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Bab 128 Cinta Lama

"Sebaiknya kamu segera pergi.." Aina berjalan menjauhi."Tunggu dulu.. Aku belum selesai bicara.." ia masih bersikeras untuk bicara sesuatu pada Aina."Sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan.." "Aina...Masukk!" Bara membuka jendela mobil dan mengisyaratkan agar Aina segera masuk ke dalam mobil.Dalam gelap. Terlihat lelaki itu mengepalkan tangannya. Emosinya sudah mulai mendidih kembali."Turun Aina. Turun kataku!" ia masih bersikeras untuk menemui Aina."Teddy.. Sebaiknya biarkan Aina pulang dengan tenang.." Bara mulai mencampuri urusan pribadi Aina."Tapi..Aku ingin menyelesaikan masalahku sekarang.." Teddy seolah tak mengenal waktu. Malam sudah hampir larut."Teddy, lihatlah. Sudah hampir pukul sebelas. Esok saja.." Bara berusaha memberikan solusi agar ia bisa segera pulang.Beberapa kali Bara nampak menguap. Tanda ia sudah mulai mengantuk."Sejak kapan pemabuk tidur pukul sebelas?" Teddy balik meledek
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 129 Kejutan

Pagi menjelang subuh. Aina sudah bangun untuk melaksanakan ibadah solat tahajud. Biasanya ia akan membaca beberapa ayat suci sembari menunggu subuh tiba. Tak diduga, Teddy masih belum meninggalkan rumah Pak Gunawan. Ia masih tertidur di sofa ruang keluarga. Suara Aina sayup-sayup terdengar dari lantai satu, tempat Teddy beristirahat. Meski lampu utama di rumah Pak Gunawan dimatikan, masih ada remang cahaya lampu kecil yang menerangi. Perlahan Teddy masuk dan mendengar dari balik pintu kamar Aina yang sedikit terbuka. Hatinya seperti teriris. Ia tak kuasa melihat istrinya yang begitu baik sering ia jadikan sasaran amarah yang tidak jelas. Bahkan Teddy seringkali terhasut oleh berita-berita yang terkadang tidak jelas kebenarannya. Aina nampak khusyuk sehingga tak menyadari jika Teddy sudah lama berdiri dan mengamatinya dari celah pintu yang terbuka tadi. "Shodaqollahul adziiiimm.." Aina mengakhiri tilawahnya dan mencium Al Qur'an yang berada di pangkuannya. Setelah meletakkan ke
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 130 Jejakmu

"Masih ingat denganku bukan?" suara Baron membuat jantung Aina seakan mau copot. "Bagaimana bisa Steven bersama Baron?" batin Aina dalam hati. Langkah Aina terhenti. Ia ragu-ragu untuk melangkahkan kakinya ke depan. "Tidak usah takut, ayo maju.." Steven memegang lengan Aina dan mendorongnya untuk duduk di sebelah Baron. "Steve, Kopi atau jus?" tanya Baron. "Kopi saja..Americano.." Steven menarik kursi untuk Aina duduk. Aina masih belum bisa berpikir, bagaimana bisa seorang Steven berkawan dengan Baron yang juga musuh Teddy? Tidak. Apakah mereka selama ini bersatu untuk melawan Teddy? Pikiran Aina mengembara kemana-mana. Ia memikirkan sesuatu yang mungkin saja menjadi kemungkinan terburuk yang akan menimpanya di masa depan. "Kamu pesan apa Aina?" tanya Baron. Kepala Aina menggeleng, Ia memang tidak bernafsu untuk makan atau minum. "Pesanlah sesuatu. Kamu kan sedang hamil?" Baron nampak menunjuk perut Aina yang sudah buncit. "Iya Aina, apa kamu mau segelas susu dan roti?" Ste
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status