“Beneran nggak ada baju lain, ya, Pak?” Aya ingin bertanya lagi, tapi bingung harus mulai dari mana. Pak Saka seperti orang baru keluar dari hutan baginya. “Ini, Pak, namanya matematika. Pelajaran yang isinya sebenernya gampang, kali, bagi, tambah, kurang. Yang buat susah itu pas kedatangan sinus, cosinus, dan kangen.” “Kangen,” ulang Saka. “Tangen, kamsudnya, Pak Saka. Aduh polos bener, ya ampuuun, anak mana sih, Pak Saka. Oke forget that. Ini PR apakah Bapak mengerti? Karena Aya tidak mengerti.” Aya menunjukkan buku paketnya. Saka mengambil buku itu, apalagi dia lebih parah nggak ngertinya. “Di kelas itu yang pinter matematika Sivani Sivaji Nameste acha acha nehi nehi,” ucap Aya hingga membuat kening Saka berkerut. “Anak orang India yang juara umum dari kelas 1 sampai kelas 3. Kayaknya dia makan sempoa sama kalkulator makanya pinter.” “Baik, Non Aya, akan saya kerjakan PR matematika ini dengan tempo waktu yang sesingkat-singkatnya.” Saka sudah dapat petunjuk.“Wih, udah kayak p
Read more