Home / Horor / Tabir Kematian Sahabatku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Tabir Kematian Sahabatku: Chapter 21 - Chapter 30

120 Chapters

Bab 21: Syarat Pelunasan Utang

Ketukan serta suara yang memanggil dari luar rumah, mengalihkan pandangan Polisi Joshi. Dia yang tadinya hendak mengatakan syarat biaya operasi Mamah, diurungkannya dan memilih keluar kamar. Selang beberapa menit, wanita berhijab putih tulang itu masuk ke kamar dengan membawa peralatan medisnya. "Saya periksa dulu lukamu, yah?" ucapnya ramah. Aku mengangguk dan duduk di sofa. Dokter yang bernama Wina itu juga ikutan mendudukan dirinya di sofa. "Apa yang terjadi kepadamu? Saya lihat lukamu seperti cakaran hewan buas? Kamu dari mana semalam?" Sembari menurunkan setengah kemeja dan memeriksa lukaku, Dokter Wina memberondongku dengan banyak pertanyaan. Ketika hendak menjawab pertanyaan Dokter Wina, pandanganku teralihkan oleh seseorang yang baru saja datang dari pintu masuk. Sontak saja mataku membulat dengan tangan yang menyilang di depan dada. Pipi ini juga tiba-tiba memanas melihat tatapannya yang tajam. "Em, maaf." Polisi J
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

Bab 22: Fadli Over Protective

Balita menggemaskan itu sedang terlelap dengan wajah yang pucat di atas brankar. Seteleh mendengar perkataan Fadli kalau Alisa demam tinggi dan sedang dirawat di rumah sakit, aku langsung memutuskan untuk menjenguk sekaligus juga ingin melihat kondisi Mamah. Aku melupakan bahwa harus ke tempat kerja. "Sejak kapan Alisa demamnya?" tanyaku sembari mengusap kepalanya sayang. "Sejak siang kemarin, dia menangis terus dan semalam puncaknya. Tubuh dia demam tinggi dan selalu menangis. Dia memanggil-manggil ibunya juga denganmu."Aku mengembuskan napas berat. Bagaimana sekarang? Tanpa sadar aku sudah mengikat tali kasih sayang dengan balita malang itu. Ingin merawatnya, tetapi orang-orang akan berpikiran buruk lagi, menganggapku sebagai wanita yang tidak baik. Namun, jika mengacuhkannya dan memilih tutup mata dan telinga tentang semua yang terjadi kepadanya, aku juga tidak sanggup. Aku sudah menyayangi Alisa seperti anakku sendiri. "Tantan."
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Bab 23: Pelecehan Pak Jarot

"Ayolah, seteleh ini aku akan berikan apa pun yang kamu mau, Tania." Pak Jarot meraih pergelangan kakiku. "Lepas!" Satu tendangan membuat pria tua itu terjungkal. "Kurang ajar kamu!" geram Pak Jarot menatapku marah. Aku berusaha bangkit dan berlari dengan kondisi yang masih terpincang-pincang. Suasana di sekitar terbilang cukup sepi, peternakan Pak Jarot berada jauh dari pemukiman warga. Aku terus berlari dengan Pak Jarot yang mengejar dengan cepat. Kondisi kakiku yang kesakitan mempersulit dalam berlari. "Mau lari ke mana kamu, Tania?" Suara Pak Jarot menggelegar. Aku mengutuk diri sendiri karena dengan bodohnya ke tempat ini tadi. Dalam pelarian, aku terus berseru meminta tolong. Berharap ada seseorang yang mendengarkan. Celaka, terdengar deru motor bising Pak Jarot di belakang sana. Itu berarti dia mengejarku dengan motornya. Aku terus berlari tanpa mememdulikan kaki yang kesakitan. Keringat mulai menbanjiri wa
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 24: Hukuman Gantung?

"Bisakah kau membatalkan syaratmu tadi?" Sembari menahan dadanya yang terus maju mendekat, aku memberanikan diri mengucapkan hal itu. Polisi Joshi berhenti mendekat, dia menatapku dalam beberapa saat, lalu menarik tubuhnya menjauh. "Tidak." Dia berucap tegas. Lantas, kembali melajukan mobilnya. Aku hanya mengembuskan napas kasar serta menahan tangis. Mengenggam tangan erat, dengan pikiran yang menerawang jauh. Tidak pernah menyangka, kematian sahabat karib yang sangat kusayangi akan membuat hidupku sengsara seperti ini.Entah dosa apa yang pernah kulakukan kepada Alina semasa dia hidup, sampai pada saat dia mati tega menghantui hidupku setiap waktu. Menerorku, menyerang, bahkan dia juga menargetkan Mamah sebagai korbannya. Sekarang, karena kematiannya aku harus siap-siap dipenjara. Menerima tuduhan yang sama sekali tidak pernah kulakukan, demi keberlangsungan nyawa seseorang yang kusayang di rumah sakit sana. "Bagaimana bisa
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 25: Kerasukan

Suara azan subuh berkumandang, membangunkan tidurku yang rasanya baru saja terlelap. Sepanjang malam aku tidak henti-hentinya melafalkan ayat kursi. Menenangkan hati juga pikiran. Aku bahkan lupa terlelap di jam berapa. Rasanya tubuhku sangat malas sekali untuk bangkit melaksanakan salat subuh. Lelah dan mengantuk menjadi satu. Membuatku berlama-lama hanya memutar badan ke kiri, lalu ke kanan lagi. Suara azan kini telah usai, dikarenakan tidak bisa memejakan mata lagi, aku memutuskan untuk bangkit dari tidur. Menuju ke kamar mandi dan membasuh muka. Air dingin yang sejuk langsung menyegarkan mata. Namun, lama-kelamaan air sebening embun itu perlahan mengeruh dan berwarna kemerah-merahan. Aroma anyir pun meyeruak. "Huek! Huek!"Aku segera mundur dan mengusap wajah kasar. Aromanya yang anyir dan bercampur bangkai seketika membuat perutku bergejolak dan meminta di keluarkan isinya. Pandanganku mengedar ke sekeliling dengan tatapan waspad
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 26: Kerasukan ll

Sekuat tenaga aku terus berusaha melawan makhluk yang menguasai tubuh. Namun, makin aku berusaha melawan, makin terasa lemah tubuh ini. Kekuatan yang mengungkung tubuhku ini benar-benar kuat. Aku tidak mampu untuk melawannya. Aku tetap tidak bisa mengendalikan tubuh sendiri. Di saat sedang berusaha melawan kekuatan mistis yang menguasai tubuh, tiba-tiba kurasakan ada seseorang yang menekan ubun-ubun ini. Sontak saja aku merasakan kesakitan yang teramat dalam. Panas dan menusuk dari ubun-ubun, lalu menjalar ke seluruh tubuh. "Arrrggghhh, sakiitt!" jeritku melengking. "Alisa!" Fadli datang dan menarik Alisa dari dekapanku. Tanganku hendak merebutnya kembali. Namun, seseorang yang masih menekan ubun-ubunku itu membuat aku kembali menjerit kesakitan, merasakan sensasi panas yang luar biasa dari sana. Entah bagaimana caranya, kurasakan kepalaku ini berputar seratus delapan puluh derajat, hendak melihat seseorang yang sedang menekan kepala
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 27: Informasi Mbah Aji

Mbah Aji menatap langit-langit rumahnya yang telah usang, kembali terlihat seperti sedang menerawang sesuatu. Mungkin dia sedang mengingat-ingat siapa seseorang yang dia maksud. "Siapa, Mbah?" Aku mendesak, tidak sabar ingin tahu siapa orangnya. Kemungkinan besar orang yang dilihat Mbah Aji adalah orang yang sudah melenyapkan Alina dengan sadis. Mendengar desakanku, Mbah Aji memijit keningnya yang telah berkerut. Dia mengembuskan napas panjang. "Saya tidak ingat siapa," jawabnya terdengar penuh sesal.Mbah Aji terkenal sebagai tetua yang pandai mengobati orang lain dari gangguan hal-hal mistis. Dia hidup sebatang kara di rumah kecilnya dekat dengan rumah Alina. Jika Mbah Aji kebetulan keluar pada malam itu, pasti dia akan melihat siapa si pelaku yang sudah melenyapkan Alina dengan sadis di malam penuh badai tersebut. Namun, orang tua itu terkadang suka pikun. Maklumlah, dia sudah tua. "Apa seseorang yang Mbah liat itu memakai hoodie hitam?" Tid
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Bab 28: Diserang Emak-Emak

"Tania! Tania!"Baru saja aku menyelesaikan makan, terdengar suara seseorang yang menyerukan namaku dari luar rumah. Aku yang sedang mencuci piring menghentikan aktivitas dan tergopoh menghampiri dan membukakan pintu untuk orang tersebut. Begitu pintunya terbuka, tangan kurus itu langsung menjambak rambutku yang tertutupi jilbab dengan kasar. "Gara-gara kamu, cucu saya hampir saja meninggal!" ujar Bu Sarti berteriak geram seraya menambah erat jambakannya. "Ahk, sakit, Bu!" Aku mencoba menahan jambakannya. Namun, dia malah mendaratkan tamparan di wajah ini. Sontak saja pipi sebelah kiriku memerih juga memanas saat mendapat tepisan keras itu. "Tidak puas kamu sudah membuat anak saya tiada? Sekarang, kamu mau membunuh cucu saya lagi? Hah!" Lagi-lagi dia mendaratkan tamparan secara berulang-ulang. Bu Sarti seperti kerasukan setan. Aku hanya mampu berusaha menghalau tamparan Bu Sarti tanpa berani melawan. Biar bagaimanapun juga,
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Bab 29: Adakah Rasa Kasihan di Hati Polisi itu?

Langit jingga mulai terukir dari kejauhan sana. Sebentar lagi matahari akan tenggelam, sedangkan Polisi Joshi masih terus melajukan mobilnya entah ke mana tujuannya. Tangisku kini telah reda, digantikan dengan kebingungan juga sedikit khawatir dengan tujuan sang polisi muda itu hendak membawaku ke mana. Selama perjalanan tidak terdengar sepatah kata pun dari bibir Polisi Joshi. Dia bergeming, dengan pandangan terus fokus ke jalan raya. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini. "Kau mau membawaku ke mana?" Lagi, aku menanyakan hal itu. Posisiku kini sudah terlalu jauh dari rumah. Jauh juga dari Mamah. Polisi Joshi masih tetap sama, dia tidak ada niat menjawab pertanyaanku. Membuat aku mulai dilanda spekulasi yang bukan-bukan tentang polisi itu. Biar bagaimanapun juga, dia masih orang asing bagiku yang belum kuketahui sifat dan sikapnya. Bagaimana jika dia membawaku ke kota atau ke luar negeri dan .... "Kalau kamu tidak terus jawab,
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 30: Mencoba Negosiasi

Suasana hening seketika. Pandangan ini terus bertaut dengan tatapan elang Polisi Joshi. Pria itu hanya menatapku tegas setelah melemparkan pilihan sulit tadi kepadaku. Baik memilih yang pertama atau kedua pun, sama saja aku seperti melemparkan kotoran ke wajah Mamah. Bagaimana nantinya jika Mamah siuman dan mendapati putrinya berada di tahanan dengan kasus melenyapkan sahabat sendiri? Ini sama saja jika Mamah mengetahui putrinya berbuat zina. Sama-sama akan mengoyak perasaannya. Dia pasti akan kecewa dan terluka. "Kenapa kau sekejam itu jadi manusia?" Suaraku parau juga lemah. Polisi Joshi membuang muka. "Semua orang pasti punya keinginan di dalam hidupnya. Begitu pun juga dengan saya." Dia berucap sambil memandang langit yang mulai gelap. Aku terus menatapnya lekat dengan mata basah. "Tapi ....""Jika keinginan terbesarmu ingin ibumu selamat, maka keinginan terbesar saya ialah, naik jabatan. Selama ini tidak pernah ada satu pun kasus
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status