Home / Romansa / Rantai Hasrat (Oliver&Nicole) / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Rantai Hasrat (Oliver&Nicole): Chapter 71 - Chapter 80

206 Chapters

Bab 71. Kerumitan yang Kacau

Nicole duduk di sofa dengan raut wajah yang nampak sangatlah muram. Pandangan wanita itu kosong menatap lurus ke depan. Belum ada kata yang Nicole ucapkan. Semuanya seolah tertahan dalam hatinya, dan tak bisa diungkapkan.Hati Nicole merasakan sebuah rasa campur aduk yang tak bisa dihindari. Marah, emosi, rindu—dan rasa terpendam. Semuanya melebur menjadi satu, membuat perasaan Nicole tak menentu. Dia telah menghindar, menjauh dari semua kesesakan, namun tetap dirinya menyadari bahwa dirinya tak pernah bisa benar-benar lari dari kenyataan yang ada.Sejauh Nicole pergi, dia akan tetap berada di lingkaran yang sama, karena otaknya mendorongnya untuk lari menjauh, namun tidak dengan hatinya yang seakan memintanya untuk tetap tinggal tak pergi ke mana pun.Nicole bagaikan berada di ambang jurang, yang nyaris menjerumuskannya. Tidak pernah dia sangka bahwa dirinya seakan terjebak di dalam lingkaran api. Nicole tak berdaya. Semua orang akan tetap menganggap dirinya yang telah melakukan dosa
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 72. Mimpi Buruk yang Menyeramkan  

“Selena, kenapa kau mondar-mandir seperti itu? Duduklah. Kau membuatku pusing.” Samuel menegur sang istri yang sejak tadi mondar-mandir tidak jelas. Pria paruh baya itu kini tengah berada di kamar bersama dengan sang istri tercinta. Samuel tenang menikmati whisky, sedangkan sang istri malah nampak stress memikirkan masalah.“Astaga, Samuel. Apa kau sama sekali tidak memikirkan tentang masalah putra kita? Putra kita merebut Nicole dari Shawn. Shawn itu sepupunya. Kita berada di pihak salah, Samuel. Kenapa malah kau tenang seperti ini?” Selena menatap dingin sang suami. Sepulang dari acara yang kacau—dia pun kacau memikirkan masalah Shawn dan Oliver yang sama-sama mencintai Nicole. Itu membuat Selena tak bisa tenang.“Sayang, sejak awal aku sudah curiga kalau Oliver menaruh perasaan pada Nicole. Cara Oliver melihat Nicole berbeda. Tidak seperti Oliver menatap Shania.” Samuel meletakan whisky ke atas meja. “Sudahlah, kau jangan seperti kakakmu yang stress memikirkan ini. Jika Nicole menc
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 73. Sebuah Kesepakatan

Erica membelai pipi Shania lembut, berusaha menenangkan putrinya itu. Tampak raut wajah Shania membendung kesedihan mendalam. Mata Shania sembab akibat tangis yang tak kunjung reda. Semalaman Shania menangisi hidupnya. Dia tak pernah mengira Nicole merebut Oliver darinya.“Sayang, ayo makan dulu. Kau belum makan, Nak.” Erica membujuk Shania untuk makan. Sejak tadi, Erica telah berusaha membujuk putrinya, tapi hasilnya nihil. Putrinya tidak bisa sama sekali dibujuk.“Mom, aku ingin Oliver kembali padaku. Oliver hanya milikku, Mom. Hanya milikku.” Shania memeluk Erica, meneteskan air matanya untuk kesekian kali.“Sayang, tenangkan dirimu. Oliver pasti akan kembali padamu.” Erica mengusap-usap punggung Shania, dan mengecup pipi putrinya itu.Shania menggelengkan kepalanya lemah. “Kenapa Nicole jahat padaku, Mom? Kenapa? Selama ini meski hubunganku tidak baik dengannya, tapi aku tidak pernah merebut apa yang menjadi miliknya.” “Shania, Mommy mohon, jangan terus menerus larut dalam masal
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 74. Hanya Menginginkanmu

*Nona Nicole, ayah Anda kemarin memanggil saya untuk menanyakan tentang hubungan Anda dengan Tuan Oliver. Saya hanya menjawab jujur bahwa saya tidak tahu apa pun, tapi saya bilang pada ayah Anda bahwa Anda bukanlah wanita yang suka merebut milik orang lain. Nona di mana pun Anda berada; saya percaya Anda berada di pihak yang benar.* Nicole terdiam melihat pesan masuk dari Sadie. Sebenarnya, dia tak ingin menghidupkan ponselnya, tapi kebetulan dirinya ingin melihat email masuk. Dan sekarang Nicole pun kembali muram. Dia sama sekali tak mengira ayahnya sampai menginterogasi Sadie.Selama ini, Nicole memang sangat tertutup. Sekalipun Sadie sudah lama menjadi asistennya, tapi dia tak pernah menceritakan tentang Oliver pada asistennya itu. Nicole menutup rapat masa lalunya yang menyakitkan. Memang sedikit hal tentang kehidupan Nicole telah diketahui Sadie seperti perselingkuhan ayahnya, serta tentang dirinya yang pernah menjadi korban penculikan. Namun tentang Oliver sama sekali tak diket
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 75. Permintaan Maaf

Bibir Oliver menaut di bibir Nicole tanpa henti, membuat Nicole sedikit kesulitan untuk bernapas. Wanita itu hendak melepaskan pagutan itu, namun Oliver menekan tengkuk leher Nicole, memperdalam lumatan yang tercipta.Rasa dingin dari kolam renang telah tergantikan, dengan panas api gairah yang membara. Lidah Oliver mendesak masuk menyapu rongga mulut Nicole. Tangan kokoh Oliver kian memeluk erat Nicole. Mereka terlena akan ciuman itu. Hingga kemudian, terdengar suara …“Tuan Oliver.” Pelayan masuk ke dalam ruang kolam renang, dan seketika sang pelayan sedikit salah tingkah melihat adegan intim antara Oliver dan Nicole. Detik itu juga, sang pelayan segera menundukkan kepalanya, tak berani menatap Oliver dan Nicole—yang sangat mesra.Oliver dan Nicole melepaskan tautan bibir mereka di kala mendengar suara sang pelayan. Tampak pipi Nicole tersipu malu karena terpergok oleh sang pelayan. Buru-buru, Nicole hendak menjauh, namun Oliver malah kian merapatkan tubuh Nicole, tak membiarkan
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 76. Perkelahian

Oliver menatap Nicole yang kini tengah tertidur lelap dalam pelukannya. Malam semakin larut, tapi Oliver tak kunjung mengantuk. Benaknya tak henti memikirkan tentang perdebatannya dengan Nicole tadi.Semua memang menjadi rumit karena Nicole sempat menjalin hubungan dengan Shawn. Jika saja Nicole tak pernah menjalin hubungan dengan Shawn, maka tak akan jadi seperti ini. Namun, Oliver tak akan menyalahkan Nicole. Akar permasalahan terjadi karenanya, bukan karena Nicole.Perlahan, Oliver mulai bangkit berdiri menjauh dari Nicole. Pria itu mengambil guling untuk menggantikannya, agar Nicole tak curiga dirinya tak ada. Pun Oliver menutupi tubuh Nicole dengan selimut tebal. Oliver menatap lekat dan hangat Nicole—memperhatikan wanita itu yang tengah tertidur pulas.Saat Oliver yakin bahwa Nicole tak mungkin terbangun—pria itu segera mengambil ponsel yang ada di atas nakas—dan menghubungi nomor sang asisten. Otak Oliver mendorongnya untuk melakukan sesuatu hal.“Selamat malam, Tuan Oliver,” s
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 77. Biarkan Mommy yang Mengambil Alih  

“Tuan, dua keponakan Anda baik-baik saja. Luka tembak tak mengenai saraf di lengan mereka.” Sang dokter berucap penuh sopan pada Dominic, memberi tahu tentang keadaan Oliver dan Shawn.Dominic mengangguk singkat. “I know. Aku yang menembak mereka.”Wajah sang dokter sedikit memucat mendengar apa yang dikatakan oleh Dominic. Buru-buru sang dokter pamit undur diri, tanpa lagi mengatakan apa pun. Tentu Dominic sudah menduga keadaan dua keponakannnya. Semarah apa pun dia, tak mungkin Dominic membiarkan dua keponakannya mati.Oliver menatap dingin Dominic. “Paman, kenapa kau ada di sini?!” serunya menahan rasa kesal. Tak Oliver sangka, dirinya akan bertemu dengan Pamannya. Padahal, Pamannya itu tinggal di New York, bukan di London. Shawn di samping Oliver, tak mengatakan sepatah kata pun. Pria itu memilih diam, dan menatap Pamannya yang ada di sampingnya. Pertanyaannya sudah terwakilkan oleh Oliver.Dominic mengambil wine-nya yang ada di atas meja, menyesap wine itu perlahan, lalu duduk
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 78. Tak Pernah Bisa Bersikap Adil

Mayir memejamkan mata singkat. Pria paruh baya itu tampak sangat kesal, karena ponsel Nicole tak kunjung aktif. Mayir ingin segera menyelesaikan segala kekacauan yang terjadi. Kekacauan yang rumit. Bagaimanapun, Mayir berusaha untuk bersikap adil pada kedua putrinya.Suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Mayir mengalihkan pandangannya ke arah pintu—dan menginteruksi orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk ke dalam.“Tuan.” Curt melangkah mendekat pada Mayir.Mayir menatap dingin sang asisten. “Ada apa kau ke sini?”“Tuan, saya baru saja mendapatkan kabar dari Vincent, asisten Tuan Oliver. Dia mengatakan bahwa Tuan Oliver mengajak Anda, Nyonya Erica, dan juga Nona Shania datang ke rumah kediaman keluarga Maxton lusa ini. Tuan Oliver akan menyampaikan sesuatu,” ujar Curt melaporkan. Mayir terdiam sebentar. “Oliver memerintahkan Vincent untuk mengatakan itu padamu?” ulangnya memastikan.Curt menganggukan kepalanya. “Benar, Tuan. Vincent mengatakan itu pada saya.”Mayir mengembuskan
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 79. Apa Kau Mencintainya?

Ruang megah di kediaman keluarga Maxton, menjadi sunyi hanya terdengar suara isak tangis Nicole dalam pelukan Oliver. Tak hanya Nicole yang menangis, tapi Shania pun kini menangis dalam pelukan Erica. Mayir berada di tengah-tengah dua putrinya. Mayir bagaikan berada di ambang kebingungan, karena tak bisa memihak siapa pun.Mayir iba akan Shania yang patah hati kehilangan Oliver, tapi dia juga tak pernah mengira masa lalu pahit antara Oliver dan Nicole. Pria paruh baya itu tak mungkin bisa diam di kala kedua putrinya sama-sama terluka. Jika menghentikan Nicole untuk tak menjalin hubungan dengan Oliver pun tak akan bisa. Keadaan sudah seperti ini.“Nicole, tenangkan dirimu. Jangan menangis lagi. Aku tidak suka melihatmu seperti ini.” Oliver mengusap-usap punggung Nicole, dan memberikan kecupan di puncak kepala wanita itu. Tangis Nicole mulai sedikit mereda, tapi dia tetap berada di dalam pelukan Oliver. Wanita itu merasakan ketenangan hati dan jiwa di kala mendapatkan pelukan dari Ol
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 80. Masa kecil

Oliver melangkah masuk ke dalam kamarnya, mendapati Nicole yang tengah terlelap di ranjang. Tampak senyuman di wajah Oliver terlukis melihat Nicole tertidur. Sebelumnya, Oliver sudah yakin pasti ibunya akan mengantar Nicole masuk ke dalam kamarnya.Oliver mendekat, hendak merapatkan selimut ke tubuh Nicole, tapi tatapannya menatap bingkai foto berada di pelukan Nicole. Kening Oliver mengerut dalam memperhatikan bingkai foto yang ada digenggaman Nicole seksama.Perlahan, Oliver mengambil bingkai foto yang ada di tangan Nicole, menatap bingkai foto itu adalah foto dirinya semasa kuliah. Foto di mana dirinya tengah memenangkan kompetisi basket. Senyuman di wajah Oliver terlukis.Rupanya, Nicole sempat melihat-lihat foto lamanya. Kamar Oliver ini, memang menyimpan banyak sekali foto di masa kecilnya—sedangkan kamarnya yang ada di mansion dan penthouse pribadinya tak terlalu banyak menyimpan foto masa kecilnya.Oliver duduk di tepi ranjang, membelai pipi Nicole lembut. Mata Nicole masih se
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
DMCA.com Protection Status