Home / Fantasi / Sang Pengubah Takdir / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Sang Pengubah Takdir: Chapter 41 - Chapter 50

164 Chapters

Kalah Untuk Kedua Kalinya

Gathot dan anak buahnya tertawa sinis saat mendengar Rangga mengatakan tak akan mengampuni mereka.“Memangnya apa yang bisa kau lakukan, Rangga? Dengan membawa dua cecunguk jelek itu kau pikir bisa mengalahkan anak buahku? Entah kau ini bodoh atau apa. Tapi aku senang, kami tak perlu repot mencarimu. Kau malah datang sendiri kemari untuk mengantar nyawa!” kata Gathot.Hari itu, Gathot memang merasa beruntung dengan datangnya Rangga. Sebelumnya, ia dan anak buahnya sudah membahas banyak hal; menemukan cara bagaimana mereka bisa membunuh Rangga tanpa diketahui oleh warga.Kemudian Gathot menoleh ke arah anak buahnya dan memberi perintah untuk menghabisi Rangga.“Dengan senang hati, juragan muda! Ini akan mudah sekali. Hohoho, keberuntungan berada di pihak kita!” ucap salah satu dari anak buah Gathot itu. Mereka semua bukan orang-orang asli desa itu, namun hanyalah pendatang dari berbagai desa lain, mulai dari desa terdekat hingga bahkan dari desa yang sangat jauh.Ketika orang-orang itu
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Menyeret Keluarga Gathot

Rangga berjalan perlahan ke arah Gathot sambil menyarungkan goloknya.Saat itu, wajah Gathot kembali memucat. Tanpa sadar, kakinya mundur selangkah demi selangkah saat Rangga berjalan mendekat.“Lelaki menyedihkan sepertimu itu memang seharusnya tak diampuni. Tapi coba katakan padaku, apa yang harus aku lakukan untuk mengakhiri kejahatanmu?” kata Rangga dengan nada dingin.“R-rangga… tak bisakah kita bicara baik-baik. Aku akui aku sangat marah dan kecewa padamu sehingga aku ingin melakukan hal ini. Kita dulu teman baik, Rangga… tidak ingatkah kau jika aku pun banyak membantumu saat kau hidup dalam keterpurukan!” kata Gathot.“Membantuku? Kau hanya menginginkan uangku, Gathot. Kau hanya mengajakku bersenang-senang dan tenggelam dalam kehidupan yang rusak! Kesalahanmu sangat besar dengan berani menculik istriku!” kata Rangga.“I-itu karena… kau sendiri yang menyia-nyiakan istrimu… kau ingkar janji… karena kau pernah…”“Jangan berbelit-belit mencari pembenaran atas kesalahanmu!” Rangga s
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Rencana Tanu

Gathot dan anak buahnya yang tak berdaya dibopong dan digeletakkan di tengah pendopo seperti seonggok barang. Mereka sungguh tampak buruk dan menyedihkan. Pastinya pun, mereka masih merintih kesakitan dan tak ada yang berinisiatif mengobati.Beberapa jagabaya diutus untuk memanggil Ki Danang. Lelaki tua itu tampak kaget sekaligus murka mendengar Gathot kembali diseret ke kelurahan.Yang membuat ia kesal tentu pertama-tama adalah Gathot sendiri. Seharusnya Gathot tidak kembali ke desa itu, melainkan pergi ke rumah kakeknya atau pamannya di desa lain untuk sementara waktu.“Siapa yang membawa Gathot ke kelurahan?” kata Ki Danang dengan nada tinggi.“Rangga dan anak buahnya, Ki Danang. Dari yang sempat kami dengar, Gathot kembali mencari masalah ingin membalas dendam dan membunuh Rangga!” kata salah satu jagabaya yang datang untuk menjemput Ki Danang itu.“Bagaimana keadaannya?” tanya Ki Danang.“Luka parah. Semua anak buahnya pun juga tak ada yang terlihat sehat!” kata Jagabaya itu.“Ba
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Kematian Ki Danang

Sesampainya di tengah hutan, Gathot dan anak buahnya dilepas begitu saja; digeletakkan di bawah pepohonan.“Kami tak akan membunuh kalian. Tapi kalian harus bisa menyelamatkan diri sendiri. Jika kalian masih bisa bertahan hidup, maka itu artinya dewata menginginkan kalian untuk bertobat!” kata Rangga.“Kau tega meninggalkan kami di sini, Rangga! Aku ini temanmu! Hutan ini banyak dihuni binatang buas. Kau sama saja membunuh kami pelan-pelan!” kata Gathot sambil menyeringai sakit.“Seperti yang aku katakan, alam lah yang akan memberi kalian hukuman dan yang akan menentukan hidup dan matinya kalian semua di sini! Jika kalian selamat, maka jangan pernah ulangi kesalahan yang sama!” kata Rangga.Kemudian Rangga mengajak Tanu, Boneng dan Panut untuk pergi dari tempat itu.Semula, Tanu ingin menghabisi mereka semua. Tapi sepertinya ide Rangga tetap lebih menarik. Biar saja alam yang menghukum mereka semua. Hutan itu lebih menyedihkan daripada penjara, sebab keadaan mereka pun sudah seperti i
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Di Mana Teguh Dan Parwa?

Menjelang petang. Rangga melamun di tepi sumur sambil melihat permukaan air di dalamnya yang memantulkan warna langit merah dari atas sana.Citra baru saja selesai menyiapkan makan malam. Melihat Rangga melamun, ia berjalan mendekat.“Kangmas melamunkan apa?” ucap Citra dengan suara lirih sambil melangkah mendekat. Lalu ia berdiri di samping Rangga ikut-ikutan melihat ke dalam sumur.“Tidak apa-apa, Istriku sayang. Beberapa hari ini rasanya sungguh menegangkan. Tapi Ki Danang telah mati. Keluarga itu pun pasti tak akan bisa berbuat banyak hal. Tadi Boneng datang melayat dan sebenarnya ia hanya ingin tahu saja keadaan di sana. Katanya, rumah itu sepi dari anak buah Ki Danang. Hanya ada Nyi Danang, beberapa anak perempuannya, para menantu dan kerabat-kerabatnya saja serta beberapa tetangga terdekat!” kata Rangga.“Siapa yang mengira Gathot akan setega itu kepada kita, Kangmas…” kata Citra.“Ini semua salahku, Nimas… aku berteman dengan orang yang salah… hingga hampir saja mencelakaimu…”
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Yang Diinginkan Nawang Atas Rangga

Tujuan Parwo dan Teguh tentu saja bukan sekadar bersenang-senang. Untuk apa pula ia memberikan uang sebanyak itu kepada Nawang. Mereka berdua ingin mengetahui apa sebenarnya yang sedang dirahasiakan oleh wanita itu.Namun demikian, Parwo dan Teguh belum ingin membahasnya terlebih dahulu. Nawang sudah pasti tak akan memberi tahu mengingat cukup sulit juga bahkan untuk meminta wanita itu memberikan pelayanan.Kusuma sedang tak ada di tempat itu sehingga yang bertanggung jawab atas tempat tersebut dan yang mengatur semuanya di hari itu adalah salah satu orang kepercayaannya.Dia tak peduli Nawang digunakan oleh berapa lelaki asalkan Nawang bersedia dan asalkan uangnya bagus.Kini Nawang mengajak Parwo dan Teguh ke kamarnya. Tempat itu memang istimewa dan ditata sedemikian rupa untuk menyenangkan pelanggannya.Kamar Nawang pun tampak lebar, bersih, wangi, dan rapi. Ada ranjang besar yang terletak di tengah-tengah ruangan dengan alas tidur empuk.Sebenarnya Nawang merasa gugup. Dan ia juga
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Parwa Dan Teguh Mulai Menjalankan Rencana

Saat itu Rangga sedang menuju ke pasar dengan kudanya untuk menunggu saudagar siapapun itu yang bersedia membeli minyaknya. Sudah ada enam puluh gentong minyak yang berhasil ia produksi.Rangga masih akan terus berporduksi untuk memberikan tetangganya pekerjaan. Ia yakin bisnis itu akan terus berjalan lancar.Di sisi lain, ia pun juga sudah berhasil mendapatkan 100 ekor kuda hingga kandangnya semua terisi. Banyak pula tenaga yang dikerahkan untuk mengurus kuda-kuda itu.Banyak tetangga yang merasa senang karena mendapatkan pekerjaan dan gaji yang bisa dibilang sangat manusiawi; lebih dari pendapatan rata-rata mereka sehari-hari karena Rangga sangat royal. Namun mereka juga selalu khawatir karena bisnis Rangga seolah-olah tak masuk akal dan terkesan tidak aman.Kotoran kelelawar juga sudah lumayan banyak yang terkumpul. Entah dua atau tiga hari sekali selalu saja ada yang menyetorkan. Rangga tidak takut jika uangnya habis. Ia percaya uang itu akan terus berputar dan beranak pinak menja
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Kedok Bekerjasama

Citra benar-benar tampak sangat menggairahkan saat ia melakukan hal itu. Kepalanya bergerak sedemikian rupa sampai rambutnya yang semula tergelung sederhana kini telah terurai.Rangga tahu, Citra masih belum memiliki pengalaman bagus dan gerakannya belum luwes. Namun hal itu tidak menjadi masalah. Rangga sangat senang dengan hal itu yang artinya sebenarnya Citra pun cukup terbuka untuk mencoba hal-hal baru.Citra melepaskan bibirnya lalu menatap nakal wajah suaminya hanya untuk tahu bagaimana ekspresi wajah sang suami tercinta itu.“Kangmas rebahan saja dulu…” kata Citra. Ia berdiri dan kemudian melepaskan pakaiannya.Rangga segera berbaring dengan rasa penasaran; apa yang akan dilakukan oleh istrinya.Sambil rebahan, Rangga menatap tubuh istrinya yang tampak sintal dan indah itu. Rangga heran juga, bagaimana wanita seramping Citra, yang bahkan bisa dibilang cenderung kurus itu, bisa memiliki pantat dan dada yang montok. Wajar jika ada banyak lelaki yang mengincarnya. Dia sangat mengg
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Apakah Mereka Sungguh-Sungguh Berubah?

Tak terasa sepuluh hari sudah lewat. Rangga sudah kedatangan lagi dua saudagar yang ingin membeli minyaknya. Dengan permintaan besar karena minyaknya ternyata dikirimkan ke negri lain melalui jalur laut utara, para saudagar itu meminta agar Rangga memperbesar dan memperbanyak jumlah produksi minyak kelapa.Hal itu merupakan sebuah kesempatan emas, namun juga membuat Rangga lumayan pusing untuk mendapatkan bahan-bahannya.“Tak usah memaksakan diri, Kangmas… yang penting apa yang sudah Kangmas kerjakan ini ada hasilnya dan bagiku sangat banyak. Namanya saudagar pasti akan meminta barang banyak. Mereka tak berpikir soal bagaimana pusingnya membuat banyak minyak kelapa dalam jumlah banyak. Jangan sampai malah mutunya menurun… seadanya saja…” Citra menasehati agar suaminya tak terlalu tertelan dalam ambisi.“Kau benar, Citra… minyak kelapa ini hanyalah satu hal dan aku tak mau menghilangkan banyak peluang lain karena sibuk mengurusi satu hal ini saja…” kata Rangga.“Lagipula, semua sudah h
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Carilah Istri Baru, Kangmas...

Citra menghela nafas. Sejujurnya ia merasa tidak nyaman ketika Rangga terbawa pembicaraan soal Nawang. Kini setelah mendengar pertanyaan Rangga, dengan enggan ia menganggukkan kepala.“Iya, Kangmas… tadi aku mendengar sedikit dari apa yang Kangmas bicarakan bersama Parwa dan Teguh. Maaf…” kata Citra.Rangga beranjak dan duduk di sebelah istrinya, “Kenapa minta maaf. Aku tak ingin menyembunyikan apapun dan tak keberatan kau menyimak dari sini sebab aku yakin kau masih merasa tak nyaman dengan Parwa dan Teguh. Justru aku yang meminta maaf padamu, Nimas…” kata Rangga.“Semoga mereka memang benar berubah menjadi baik, Kangmas… aku pun tak mau menyimpan dendam dan amarah sebetulnya. Tapi entah kenapa perasaanku masih tidak nyaman dan belum bisa ikut mendampingimu jika mereka bertamu…” kata Citra.“Iya… tidak apa-apa, Nimasku. Aku akan tetap berhati-hati dengan mereka dan tetap menjaga batasan. Soal Nawang, aku sungguh tidak peduli. Tapi soal yang dia pesankan lewat Teguh dan Parwa, aku ras
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status