Tak ada pilihan lain, Rangga menggunakan mulutnya untuk mendorong obat tersebut agar bisa tertelan oleh wanita itu.Dan sebenarnya, bukan tidak sadarkan diri. Ia tahu apa yang sedang terjadi, namun ia tak bisa berbuat apa-apa kecuali menggigil. Ia hanya bisa pasrah dan bersusah payah menelan obat tersebut, entah obat itu memang penangkal racun atau tidak.“Obat sudah masuk sepertinya…” kata Rangga.“Kalau begitu, kita obati saja luka luarnya. Untung kita membawa bekal obat-obatan…” kata Boneng. Sudah lazim mereka membawa bekal obat-obatan luar seperti itu dalam perjalanan, sebab jika bukan mereka yang terluka entah karena apa, bisa saja kuda mereka yang terluka meski hal itu jarang terjadi.Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengurusi wanita itu; memeriksa di mana saja bagian tubuh yang terluka dan di sanalah Rangga dan Boneng mengobatinya dengan obat balur.Wanita itu memejamkan mata seperti pingsan. Namun sebenarnya tidak. Ia hanya mencoba mengatasi racun yang sudah masuk ke dal
Terakhir Diperbarui : 2023-11-03 Baca selengkapnya