Citra meneteskan air mata melihat sikap ibunya dan mendengar apa yang dia katakan. Tanpa kata, Citra tetap melanjutkan langkahnya mendekati Rangga.“Kita pergi, Kangmas. Anggap saja aku sudah tak punya tempat bernaung di sini. Kedepannya, jangan lagi bawa aku kemari!” kata Citra dengan suara bergetar penuh emosi.Di depan para tetangga dan di depan Nyi Suryo, Rangga memasang semua barang bawaan Citra di atas pelana kuda. Lalu mereka bertiga menuntun kuda itu menjauh dari rumah.“CITRAAA!!! CITRAAAA!!!” Nyi Suryo memanggil. Namun Citra, Rangga dan Maharani tidak menoleh ke belakang.Rangga berpikir, ia harus membeli kereta kuda. Atau setidaknya satu ekor kuda lagi untuk Maharani, sementara Citra bisa satu kuda dengannya. Ia menyesal kenapa tak mampir dulu ke rumah dan mengambil kereta kuda miliknya.Rangga ingat, di dekat gapura masuk desa, ada seorang juragan kereta. Ia segera mengajak Citra dan Maharani untuk ke sana. Niat awalnya adalah untuk membeli kuda atau kereta. Namun ternyata
Terakhir Diperbarui : 2023-11-21 Baca selengkapnya