Beranda / Fantasi / Sang Pengubah Takdir / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Sang Pengubah Takdir: Bab 101 - Bab 110

164 Bab

Pulang Kampung

Rangga segera berjalan cepat mengejar seorang pemuda yang menjadi salah satu orang yang menyerangnya pada waktu itu.Sayang sekali, lelaki itu lenyap entah di mana setelah dia melewati beberapa bangunan.Rangga mengedarkan tatapannya ke segala arah, namun ia tetap tak menemukan orang itu.‘Sial! Di mana dia pergi! Bajingan! Jadi benar orang yang berniat membunuhku berasal dari kalangan istana!’ ucap Rangga dalam hati.Merasa sia-sia mencari orang itu, Rangga memutuskan untuk pulang. Ia harus mempersiapkan beberapa hal untuk perjalanan besok ke kampung halamannya.Rangga sampai di rumah siang hari ketika kedai istrinya sudah tutup. Ia lega tak mendapati lelaki yang bernama Sunu memaksa beli makanan.***Di tempat lain, ketiga pembunuh Rangga yang masih hidup itu menemui orang yang memerintah mereka.“Aku mempertanyakan bagaimana kalian bekerja! Dia masih hidup!” ucap seorang lelaki muda yang menatap ketiga bawahannya dengan tatapan geram itu.“M-mohon maaf, Raden… sumpah demi dewa di l
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-17
Baca selengkapnya

Pura-Pura Pasrah

Beberapa hari berlalu cepat dan rasanya kurang bagi Rangga dan Citra berlibur di rumahnya sendiri di desa itu.Segala urusan keuangan untuk para pekerja di sana sudah beres semua. Kotoran kelelawar masih tertimbun rapi. Rangga tak menutup peluang bagi siapa saja untuk setor dengan pembayaran nanti jika ia sudah kembali. Dalam satu atau dua bulan sekali, ia pasti akan pulang.Kini mereka kembali ke kotaraja. Rangga menyelesaikan beberapa urusan di sana dan kemudian ia kembali ke tempat kerjanya membangun bendungan.Lagi-lagi, Rangga sengaja berangkat sendirian. Ia sudah membulatkan niat untuk mewujudkan rencana kecilnya andai ada kejadian. Rangga sungguh terganggu dan jika masalah itu belum selesai, ia akan dihantui sesuatu yang mengganjal di hatinya.Kali ini, Rangga justru berharap akan bertemu dengan orang-orang yang berniat membunuhnya kali itu. Tak ada yang perlu ia khawatirkan sebab ia percaya ia tak akan mati. Ia hanya ingin tahu siapa orang tersebut dan apa tujuan dari orang it
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-18
Baca selengkapnya

Serangan Balik Dari Rangga

Rangga tetap bertahan santai. Ia menunggu orang-orang itu lengah.Ki Gani dan anak buahnya itu yakin jika Rangga tak akan lepas. Waktu menuju sore masih lama, sehingga mereka pun menyibukkan diri dengan membuat makanan dan lain-lain untuk menepis rasa bosan.Tiga dari pemuda itu pergi entah kemana. Kini hanya ada Ki Gani dan dua pemuda lainnya. Ki Gani tidur-tiduran di atas sebatang pohon tumbang yang sudah kering dan mengelupas kulitnya. Sementara dua yang lainnya hanya bercakap-cakap entahlah.Rangga menimbang baik-baik situasinya. Kemudian, ia mulai merapal mantra mengucapkan ajiannya utnuk membuat tubuhnya bertenaga. Ia menarik kedua tangannya untuk memutus tali yang mengikatnya. Tali itu terputus. Meski demikian, ia tetap berada pada posisinya dan bergerak sekecil mungkin untuk melepas seluruh ikatan tali yang menjeratnya itu.Semua tali itu telah terlepas tanpa diketahui oleh musuh. Mata Rangga menatap lekat ke arah Ki Gani yang sedang tiduran atau mungkin dia malah sudah tertid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-19
Baca selengkapnya

Melihat Sendiri Keajaiban Tubuhnya

Rangga tercengang begitu orang-orang itu sudah dekat dan terlihat jelas. Demikian pula sebaliknya.Orang yang bersama Ringin dan Tarji adalah Sunu; lelaki tampan yang waktu itu makan di kedai.“Bajingan! Rupanya kau yang ingin membunuhku! Jika berani, jangan menyuruh anak buahmu dasar pengecut!” kata Rangga yang murka seketika. Kali ini ia benar-benar marah; berbeda halnya saat ia berurusan dengan Ki Gani dan yang lainnya yang telah ia bunuh itu.Sunu benar-benar kaget melihat Rangga. Ia pun membentak kedua anak buahnya itu, “Tolol! Kenapa dia masih di sini! Bukankah kalian mengatakan dia sudah diikat dan disembunyikan di hutan!”Ringin dan Tarji tentu saja heran. Mereka segera turun dari kuda untuk menghalangi Rangga menyerang majikannya.“Tak usah heran kenapa aku ada di sini. Itu artinya teman-temanmu itu sudah mati!” kata Rangga kepada Ringin dan Tarji dengan emosi yang sangat tinggi.Andai majikan dua orang itu bukanlah Sunu, barangkali Rangga tak akan seemosi itu. Di tangan Rang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Seperti Anak Buah Kusuma

Rangga memacu kuda dengan cepat dalam pikiran yang masih kacau. Ketika menemukan sungai, ia segera berhenti untuk membersihkan tubuhnya dari darah. Ia pun juga butuh berganti pakaian.Rangga masih tercenung saat ia berendam di dalam sungai itu. Adegan ia membunuh sembilan orang termasuk Sunu itu masih terngiang di kepalanya.Tak terbayang andai ia mati, maka Citra akan didekati lelaki seperti itu. Namun Rangga memang mengakui jika Sunu memang pandai menjaga sikap; seolah ia adalah orang baik dan sopan. Penampilan dan parasnya pun cukup menunjang. Semua orang pasti akan mengira jika Sunu adalah sejenis manusia baik. Padahal dia licik dan tega membunuh orang yang dia anggap pesaing. Hanya demi mendapatkan wanita.‘Benarkah Citra selalu bersikap manis kepada lelaki itu jika tak ada aku? Aku malah jadi penasaran bagaimana sikap Citra ketika ia bertemu dengan lelaki yang lebih rupawan daripada aku. Sejauh mana dia mencintaiku?’ ucap Rangga dalam hati.Namun kemudian Rangga mencoba menginga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-22
Baca selengkapnya

Tak Bisa Akur

Teja segera berbalik arah dan memacu kudanya menyusul orang-orang itu. Namun ia tak terburu-buru. Teja ingin mengamati dulu apakah ia salah lihat atau tidak. Dan jika mereka benar adalah anak buah Kusuma, maka apa yang mereka akan lakukan?Orang-orang itu masih belum sadar jika Teja mengikuti. Di titik itu pun, Teja berpikir; ada baiknya mereka dibiarkan saja. Jika mereka merasa aman, tentu mereka akan melakukan hal yang lebih berani. Mungkin Kusuma akan datang.Teja sangat yakin Kusuma akan datang untuk menuntut balas. Cepat atau lambat.Sehingga, Teja hanya menguntit sampai serombongan orang itu berhenti di sebuah halaman rumah seseorang.‘Mungkin pemilik rumah itu pun mengetahui sesuatu atau bahkan menjalin hubungan dengan pihak musuh…’ ucap Teja dalam hati. Mengingat Kusuma terlibat dalam jaringan mata-mata musuh, maka anak buahnya pun diasumsikan terlibat pula dalam hal itu.Teja hanya menandai rumah itu dan selebihnya ia putar balik untuk menemui Citra. Teja merasa malu sebenarn
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-23
Baca selengkapnya

Proyek Bendungan Telah Selesai

Tiga hari kemudian, Teja dan kawan-kawannya yang selalu memantau setiap saat pada akhirnya tak mendapayi adanya aktivitas mencurigakan di rumah yang telah mereka tandai sebagai tempat anak buah Kusuma itu singgah. Bahkan selama tiga hari itu, mereka pun jarang sekali keluar dari dalam rumah.Kusuma tidak datang. Teja sudah memastikan hal itu. Justru kemudian orang-orang berkuda itu telah berangkat pergi meninggalkan kotaraja.Teja tetap tak melakukan tindakan apapun. Ia bahkan tidak melapor pada atasan dan tetap pada keyakinannya jika Kusuma pasti akan punya keberanian untuk menampakkan dirinya lagi di kotaraja.Meski demikian, Teja tetap menaruh waspada dan lebih rajin berkeliling ketika ia sedang tidak bertugas di balai.Waktu terus berjalan dengan begitu cepat dan tak terasa satu bulan berlalu begitu saja.Selama satu bulan itu sebenarnya Citra sungguh gelisah karena Rangga tak pulang-pulang.Namun sebenarnya Rangga sedang mengebut proyek pembangunan bendungannya sebelum musim hu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-24
Baca selengkapnya

Mimpi Yang Cukup Mengganggu

Rangga telah kembali ke kotaraja dengan meninggalkan para gadis desa yang patah hati dibuatnya. Proyek itu sukses besar. Tak ada prajurit yang celaka dan mereka kembali dengan perasaan gembira karena pekerjaan itu berjalan jauh lebih cepat dari yang direncanakan.Hanya para prajurit dan senopati itu yang tahu betul dan kenal baik dengan Rangga; bagaimana dia bekerja selama ini.Sejujurnya, Rangga tak menikmati pekerjaan itu. Ia merasa tak bisa jauh-jauh dari Citra. Ia terus kepikiran, terlebih setelah ia diincar oleh Sunu yang ingin merebut Citra darinya.Bukannya Rangga takut. Sungguh di titik itu ia tak takut pada apapun yang bersifat membahayakan. Ia juga tak ragu atas kesetiaan Citra. Namun yang namanya orang ingin merebut, pasti dia menggunakan segala jenis cara. Apalagi Citra sedang membuka usaha makanan. Dia akan sering berinteraksi dengan banyak orang; Bagaimana jika Citra diculik? Bagaimana jika Citra dipelet dan diguna-gunai? Justru hal-hal seperti itulah yang membuat Rangga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya

Tak Sabar

Bulu kuduk Rangga meremang saat istrinya tiba-tiba menyentuh miliknya dan menggenggamnya dengan nakal.“Iya, Kangmas… enak dipegangnya. Lebih besar…” kata Citra sambil menggerakkan tangannya sedemikian rupa.“Eghh… nimas sayang… ini masih terang… malu jika sampai di dengar yang lain. Jika begini ceritanya, aku tidak akan tahan lagi…” kata Rangga sambil berjengit kegelian.“Hihihi… baiklah. Aku pun juga harus bersabar ini…” kata Citra sambil melirik ke atas. Lirikan itu; sungguh genit.Rangga segera berpakaian sebelum ia tak bisa menahan diri lagi. Setelah itu ia dan Citra menemui Damar dan Nawang yang sedang bertamu.Mereka berbincang biasa. Damar terus bertanya tentang pekerjaan Rangga sehingga mau tak mau Rangga menceritakan banyak hal.Tak terasa hari sudah mulai gelap. Citra memanggil Rani, lalu mereka berlima berjalan kaki mencari kedai makan mewah yang menjual menu ingkung ayam panggang yang lezat rasanya.“Lalu Kang Rangga akan tugas lagi keluar kotaraja?” tanya Damar.“Aku seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Rani Menemukan Sesuatu

Di dalam kamar itu, setelah Citra menutup pintu dan menguncinya, dengan genit ia melucuti pakaian Rangga. Hal itu sangat tumben. Sebelumnya, Citra sangat pemalu. Smeua perubahan itu Rangga sadari setelah ia bekerja di tempat yang jauh.‘Apakah ini karena dia terlalu rindu padaku sehingga dia menjadi genit seperti ini? Hihihi, baguslah. Aku juga menyukai istri yang seperti ini…’ ucap Rangga dalam hati. Ia teringat percintaan terakhirnya dengan Citra satu bulan yang lalu. Ia merasa sangat puas. Entah kenapa Citra benar-benar liar di ranjang.Dan kini hal itu tampaknya akan terjadi lagi. Milik Rangga langsung menegang begitu semua pakaiannya telah terlepas.Citra terkekeh pelan menatap benda besar yang berkedut-kedut itu.“Apa yang kau tertawakan, Nimasku sayang…” kata Rangga.“Lucu. Seperti jamur. Dan aku sangat gemas dengan milikmu ini, Kakang… entah hanya perasaanku saja atau bagaimana, namun punyamu ini seperti jauh lebih besar dari terakhir aku melihatnya. Lihat, urat-uratnya tampak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
17
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status