Home / Fantasi / Sang Pengubah Takdir / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Sang Pengubah Takdir: Chapter 121 - Chapter 130

164 Chapters

Menyerahkan Diri Kepada Bayu

Betapa lihai Bayu beraksi; mengajari Rani membalas perlakuannya tanpa harus dengan instruksi kata-kata. Mereka berbalas bibir dengan lembut-kasar bergantian konstan dan mengalir begitu saja. Lalu mereka juga saling berbelit lidah sedemikian rupa.Hasrat Rani semakin berkobar. Detak jantungnya kian berpacu saat ia mengalami hal itu pertama kalinya. Merasa sudah mendapatkan sebuah kesempatan bagus, tangan kiri Bayu mulai beraksi membelai dada yang masih terbungkus pakaian. Dan tangan kanannya mengelus punggung hingga ke bawah, menelusup masuk mencari permukaan kulit yang membungkus otot keras tanpa lemak itu.Tak puas meraba dada yang terhalang pakaian, tangan kiri Bayu mulai menelusup ke dalam, meremas lembut dan memainkan ujungnya dengan sedemikian rupa yang membuat Rani terus mendapatkan rangsangan besar yang membuat tubuhnya tersentak-sentak.Lalu dengan nakalnya, Bayu meraih tangan Rani yang menganggur, menariknya dan meletakkannya di pusakanya yang mengeras. Bayu pun sebenarnya ju
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Di Pagi Harinya

Citra benar-benar kaget saat ia mendengar suara gemuruh orang bercinta tak hanya dari sebelah kamarnya saja yang digunakan oleh Damar dan Nawang, namun juga kamar lain.‘Hah… Rani? Apakah dia bercinta dengan seseorang? Jangan-jangan dengan Bayu.Citra sangat penasaran. Maka ia keluar dari kamarnya dan dengan perlahan ia berjalan mendekat ke kamar Ratih. Pintu kamar Bayu sudah terbuka dan orangnya tak ada di sana. ‘Sudah pasti Bayu sedang berada di dalam kamar Rani…’ ucap Citra dalam hati.Dengan perasaan berdebar, Citra mendekat ke pintu kamar Rani lalu menguping.“Oohh… kang Bayu… enak… terus… lebih cepat…” terdengar suara racauan dari mulut Rani.“Kau juga sangat nikmat, Rani… belum pernah aku merasakan yang seperti ini… oh… sayang… kau harus menjadi istriku” ucap Bayu. Meski lirih, namun suara itu tentu terdengar jelas di telinga Citra.Pergumulan panas di malam dingin setelah hujan itu membuat Citra meradang dan hanya bisa menelan ludahnya. Ia kembali ke kamar dengan perasaan rumi
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Semakin Gencar Menjerat Citra Dan Rani

Rani tak bisa mengelak lagi. Akhirnya ia mengaku dan bercerita apa yang semalam ia lakukan bersama Bayu.Citra mendengarkan tanpa memotong sambil senyum-senyum saja hingga akhirnya Rani selesai bercerita.“Kau pasti bahagia sekarang ini, Rani…” kata Citra.“Iya, Mbakyu… baru kali ini aku merasa bahagia dan merasa hidup ini penuh warna…” kata Rani.“Apakah miliknya besar?” canda Citra. Ia berpikir Rani tak akan mau menjawab. Tapi ternyata dia bercerita juga.“Ya. Sangat besar. Lebih besar dari milik Damar…” kata Rani tersipu malu.“Apa? Gila… kau diperawani benda sebesar itu… apa tidak ngilu rasanya?” tanya Citra.“Kang Bayu sepertinya berpengalaman. Rasanya tidak sesakit yang aku bayangkan. Hanya sakit sebentar dan setelah itu sangat enak. Tapi pagi harinya… rasanya sakit semua…”“Hahaha… eh, tunggu… Bayu berpengalaman?” kata Citra.“Ya… dia mengaku semalam itu bukan pengalaman pertamanya. Dia… sering dikejar-kejar wanita dan…”“Astaga… dan kau mau dengannya? Bagaimana jika dia memper
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Pembicaraan Yang Menggelisahkan

Sore hari dan mendung. Sungguh cuaca yang sempurna seperti yang diharapkan oleh Nawang, Bayu dan Damar untuk mewujudkan rencana mereka.Mereka bertiga bernagkat menuju ke rumah Citra dan kebetulan dua wanita cantik itu sedang ada di rumah. Mereka sudah tak akan kemana-mana lagi di sore itu karena langitnya pun terlihat gelap dan membuat siapapun enggan terjebak hujan. Berada di rumah adalah pilihan terbaik.Rani tampak senang Bayu datang berkunjung. Citra pun juga menyambut dengan baik. Ia merasa kasihan kepada Rani yang sedang merindukan Bayu. Mereka berbincang bersama di ruang tamu dan saat itu hujan deras mulai turun.“Citra, apakah kami boleh menginap lagi?” tanya Nawang.“Tentu saja boleh,” kata Citra sambil melirik Rani. “Dan ini sudah petang, sebaiknya kita makan malam bersama saja di sini,” kata Citra.“Duh, maaf ya kami sering merepotkanmu…” jata Nawang.“Tidak apa-apa. Kami malah senang rumah ini jadi ramai. Jika tidak, rumah ini akan terasa sepi. Hanya aku dan Rani saja yan
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Kabar Soal Petisi Untuk Rangga

Melihat semua terdiam, Nawang segera memulainya.“Bercinta dengan sepenuh hati itu bukan semata-mata kita ingin segera menuntaskan hasrat. Kita bisa memulainya dari hal kecil. Memegang tangan, misalnya. Ayo Damar, kita ajari mereka-mereka ini sekali lagi!” ajak Nawang.Dengan senang hati Damar mengangguk. Ia pun merasa senang jika ditonton. Apalagi yang menonton adalah Citra. Di otaknya, ia membayangkan Citra sedang menghasratinya dan menginginkan tubuhnya.Saat itu Citra dilanda gelisah. Haruskah ia menonton? Ia merasa bersalah kepada Rangga apabila harus menonton percintaan Nawang dan Damar meski ia sebenarnya penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh mereka. Rasa bersalah itu muncul sebab bagaimana pun, melihat orang bercinta bukanlah hal yang pantas untuk dilakukan.Namun di satu titik itu, Citra merasa dilema. Jika ia pergi begitu saja, ia berpikir mungkin yang ia lakukan malah akan membuat yang lain merasa tidak enak juga. Serba salah.Maka untuk sesaat, Citra mencoba mengik
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Insting Teja Sebagai Prajurit

Rani tidak tahu dan tak mendengar apa yang dibicarakan Citra dengan kakaknya. Dan ketika sore tiba, Teja datang membawa beberapa barang dan pakaiannya ke rumah Citra.Rani terkejut ketika ia tahu Teja akan tinggal di rumah itu untuk sementara waktu.“Ketemu lagi, Rani! Kini setiap hari kau bisa melihatku!” kata Teja sambil tersenyum geli melihat perempuan itu menatapnya dengan tatapan kesal.“Huh! Bikin rusak pemandangan!” kata Rani. Pertemuan awalnya dengan Teja memang tidak bagus sehingga sampai hari itu pun ia masih sebal. Rasanya tidak puas jika tidak beradu mulut.“Hati-hati bicaranya! Bisa-bisa kau akan jatuh cinta padaku!” ledek Teja.“Jangan mimpi! Aku sudah punya kekasih yang tampan!” kata Rani sengit.Citra terkekeh mendengarnya. Ya, untuk mengusir suasana sepi, memang cukup mempertemukan Rani dan Teja.“Memangnya ada yang mau denganmu?” tanya Teja sambil menaikkan alisnya.“Tentu saja ada! Kau pikir aku tidak laku! Memangnya kau perjaka tua. Kau tak hanya menyebalkan. Tapi
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Kecurigaan Teja

Teja berjalan mendekat menatap sedemikian rupa sosok Bayu sambil mengingat siapa kira-kira lelaki itu sebab ia merasa pernah melihatnya.Lalu Teja menyapa sejenak dan berkenalan. Ia pun merasa tak enak berlama-lama di sana untuk ‘menyelidiki’ dengan cara mengajak mengobrol sebab Rani tampak tidak suka.Maka Teja masuk ke dalam rumah itu. Damar dan Nawang terutama, pada akhirnya kaget juga mendapati Teja ada di rumah itu dan apalagi setelah Citra mengatakan jika Teja tinggal di rumah tersebut selama Rangga dipenjara.Maka kemudian, tak ada alasan bagi Nawang dan Damar untuk menginap di sana atau berlama-lama karena malam pun semakin larut. Apalagi mereka hanya berkunjung biasa tanpa memiliki keperluan khusus.Dan mereka pun pulang.Di jalan, Nawang berkali-kali mengumpat karena hal itu.“Bagaimana ini! Kita jelas tak akan bisa leluasa menjalankan rencana jika ada Kang Teja tinggal di sana! Siang hari, Citra sibuk dan rumah itu ada banyak orang yang datang dan pergi. Citra pun juga haru
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bayu Melarikan Diri

Keesokan paginya, begitu bangun tidur, Teja segera ke kamar mandi di belakang rumah karena sudah kebelet pipis dan karena itulah ia bangun pagi. Mata masih sepet. Nyawa belum sepenuhnya terkumpul.Namun kemudian begitu ia masuk ke dalam kamar mandi, di sana ada Rani yang sedang jongkok dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya.“KYAAAA!!! DASAR-MESUM!!!” teriak Rani yang kaget mendapati Teja tiba-tiba masuk.Kantuk Teja seketika lenyap mendengar teriakan itu. Ia kaget setengah mati dan mematung.“KELUAARRRR!!!” kata Rani sambil langsung berdiri dan melemparkan gayung tepat mengenai kepala Teja.Teja tersadar dan segera keliar dari kamar mandi sambil mengusap kepalanya yang sakit. Rani masih mengomel-ngomel sebab tadi pakaiannya basah karena ia buru-buru berdiri padahal ia belum tuntas mengeluarkan pipisnya. Teja segera pindah ke kamar mandi lain. Jantungnya berdebar-debar. Malu juga karena pasti setelah ini Rani menuduhnya mengintip.‘Sial!’ ucap Teja dalam hati sambil bergidik beg
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Harus Diselidiki

Bayu pada akhirnya memang memilih untuk menghilang setelah ia mempertimbangkan banyak hal. Ia tak memberi tahu Nawang dan Damar. Ia tak peduli jika dua orang itu marah kepadanya. Sebab apa yang akan ia dapatkan nanti tak akan sebanding dengan resikonya.Maka pada hari-hari yang berlalu cepat itu, Bayu tak pernah muncul lagi.Rani mulai putus asa mana kala ia tahu jika ia hamil. Ia memang senang pada awalnya. Namun Bayu tak kunjung muncul dan mendatanginya. Damar dan Nawang pun juga pada akhirnya memilih untuk mengatakan tidak tahu kemana dia pergi dan kenapa pula dia tak kembali.Sempat Rani berpikir jika Bayu mendapatkan masalah di perjalanan. Ia sempat pula mengatakan kepada Citra jika ia ingin mencari Bayu. Namun Citra melarangnya sebab Rani sedang hamil muda.Hingga akhirnya, sore itu pun, Teja tidak tega. Ia menghampiri Rani yang sedang duduk melamun di saung depan rumah sendirian.Rani masih bersikap cuek kepada Teja meski selama beberapa waktu belakangan itu mereka tak pernah b
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Memergoki Damar

Keesokan harinya, di sela-sela kesibukannya, Teja menyempatkan diri untuk berkeliling kotaraja; patroli sekaligus mencoba peruntungan siapa tahu ia bisa bertemu dengan Bayu meski ia yakin Bayu tak mungkin berada di kotaraja.Dan entah kenapa, Teja saat itu terpaku pada sebuah kereta bagus yang biasanya hanya dimiliki oleh orang kaya. Kereta itu menuju ke dareah pinggiran kotaraja. Teja mengikutinya. Iseng. Ia sengaja menciptakan jarak dari kereta itu dan berkuda dengan kecepatan pelan.Kereta itu berhenti di sebuah rumah dengan halaman luas. Saat teja melewati jalan di depan rumah itu, ia melihat seorang wanita agak gemuk berusia 40an tahun lebih sedang mengapit lengan seorang pemuda tampan menuju ke dalam rumah.Pemuda itu tak lain adalah Damar. Tentu saja, ia masih harus bekerja sesuai profesinya dan jika urusannya selesai, ia akan pulang ke rumah Nawang; hubungan mereka lebih seperti hubungan saling menguntungkan ketimbang sebagai sepasang kekasih. Sebab Damar paham, Nawang memilik
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status