Semua Bab Aku Setelah Kau Ceraikan: Bab 81 - Bab 90

173 Bab

Bab. 81. Bagaikan Menjilat Ludahnya Sendiri.

"Nathan kamu baru pulang Nak, coba lihat siapa yang ada di dalam."Bu Farida menyambut kepulangan putranya untuk menunjukan siapa yang sedang bicara dengan papahnya di dalam. Dia mengira kalau Nathan belum melihat Evelyn Karena memang Evelyn belum bercerita kalau mereka sudah bertemu di Rumah sakit."Siapa Mah?" tanya Nathan sambil memicingkan matanya penasaran."Kamu lihat saja sendiri."Dengan rasa penasaran Nathan masuk ke dalam dan melihat gadis itu dengan papahnya sedang mengobrol begitu akrab di ruang televisi sambil memakan makanan kecil. Dia hanya tersenyum kecil sambil menggeleng yang membuat Bu Farida sedikit heran tidak ada rasa terkejut pada Nathan sama sekali."Itu Evelyn, anaknya Pak Suroto temen kecil kamu dulu! Apa kamu lupa?"Melihat Nathan datang dengan Bu Farida, dengan lincahnya Evelyn menghampiri dan memeluk Bu Farida begitu manjanya.Dia menganggap kalau Bu Farida sudah seperti ibunya sendiri, kasih sayangnya sama seperti ibu kandung yang selama ini dia rasakan.
Baca selengkapnya

Bab. 82. Apakah Kurang Baik?.

"Pagi Sus, hari ini ada pasien baru masuk nggak?"Sebelum Nadhira masuk ke dalam ruang kerjanya, dia menyempatkan diri untuk mampir dan bertanya pada resepsionis apakah tanggung jawabnya semakin besar, atau cuma pasien yang dari kemaren masuk.Tetapi dia di buat terkejut saat Suster menyebut nama pasien yang baru masuk semalaman.Dia tidak menyangka Salsa di rawat di sini mengingat usia kandungannya yang masih kecil."Nyonya Salsabila Baskara, masuk jam 8 malam Dokter."Degh!"Salsabila Baskara? Ya Allah, di ruangan apa dia sekarang Sus?"Biar bagaimana pun juga Nadhira ikut khawatir mengingat dia sedang mengandung anaknya Fahri yang sudah lama dinanti.Sebagai seorang wanita tentu dia tau bagaimana rasanya jika sesuatu terjadi pada kandungannya.Walau Nadhira sendiri belum pernah merasakan bagaimana hamil tetapi rasa takut kehilangan itu ada. Mana mungkin dia membiarkan kandungan Salsa dalam masalah, dia akan berusaha semaksimal mungkin agar kandungan Salsa baik-baik saja."Semalam
Baca selengkapnya

Bab. 83. Melakukan Pembedahan.

"Nad, ya Tuhan dari mana aja kamu? Masa jam segini kamu baru sampai sini?"Anita yang sedari tadi cemas memikirkan Dokternya kini bisa bernafas lega, dia mengira kalau Nadhira baru saja sampai di tempat. Ruang dimana Salsa di rawat berlawanan arah dengan ruangan Nadhira oleh sebab itu Anita tidak tau jika Nadhira baru saja melakukan tindakan pada wanita itu.Dia hanya khawatir kalau teman baiknya ini mendapat masalah baru dengan Dokter Nathan karena mengingat Nathan yang pernah menasehatinya."Aku ada di kamar VIp dari tadi mengurus satu pasien yang manja." ujar Nadhira sambil menutup mulut menyembunyikan senyumnya."Pasien manja? Siapa Nad?""Kamu lihat sendiri siapa di sana? Ya sudah, siang ini kita ada pembedahan kan? Kamu udah siapkan alat steril belum Nit?""Beres dong! Jadi hari ini kita bedah dengan Dokter Nathan lagi?"Nadhira hanya mengangkat bahunya, terserah dengan siapa pun dia menangani pasien paginya tak masalah, yang terpenting adalah tugas dan dia harus fokus bagaiman
Baca selengkapnya

Bab. 84. Calon Menantu Idaman.

"Alhamdulillah operasi berjalan lancar, Nit gimana kondisi bayi ibu itu?""Kondisi bayi baik Dok, tinggal lakukan pemeriksaan keseluruhan saja. Setelah ini akan saya lakukan."Sementara Anita mengurus bayi yang baru lahir, Nadhira kembali ke ruang kerjanya yang sudah terlihat sepi.Dia duduk menyender di kursi dinas sambil memandang ke atas pada langit-langit atap.Tugasnya begitu berat mengingat perjuangan ibu itu untuk sadar kembali. Berurusan dengan nyawa seseorang seakan menjadi makanan dia sehari-hari. Nadhira hanya termenung tanpa bicara apa-apa.Tok!Tok!"Nad.""Iya masuk."Siska datang membawa laporan hasil pemeriksaan barusan, semua organ dan tubuh ibu muda itu tertulis baik dan normal, hanya satu yang kini menjadi kekhawatirannya yaitu langkanya darah yang pasien itu butuhkan.Sementara si suami belum juga kembali membawa donor darah yang akan di sumbangkan. "Ini laporan hasil pemeriksaan tadi Nad, coba kamu cek lagi.""Alhamdulillah bagus Sis! Kamu coba tanyakan pada suam
Baca selengkapnya

Bab. 85. Belum Siap Menikah.

"Sayang kamu hati-hati dong kalau makan! Untung ada Evelyn yang sigap memberimu air minum."Pelan-pelan mereka melanjutkan makannya kembali sampai habis, tidak banyak kata yang keluar dari mulut Nathan pasca insiden itu.Dia hanya diam sambil menghabiskan sisa makannya, hanya sesekali menjawab jika ada pertanyaan yang mereka berikan."Jadi bagaimana Nathan, apa kamu mau menikah dengan putri saya Evelyn?"Gadis itu terlihat malu-malu, sesekali Evelyn melirik wajah Nathan yang terlihat datar."Sayang kok kamu hanya diam sih? Itu Om Anwar tanya sama kamu loh!""Em, maaf! Beri Nathan waktu untuk berfikir. Keputusan ini sangat mendadak untuk saya jadi saya minta sedikit waktu untuk menjawab."Kata-kata yang bijak, dengan begitu tidak ada satu pun orang yang merasa kecewa sembari dia memantapkan diri keputusan apa yang akan dia ambil.Memang mereka belum membicarakan soal ini sebelumnya maka mereka memahami apa yang anak muda itu rasakan. Mereka sepakat untuk memberikan Nathan sedikit waktu
Baca selengkapnya

Bab. 86. Makan Sendiri, Atau Berdua.

"Mau apa kamu ke sini? Salsa tidak ada di rumah!""Ups, Tante, nggak usah jutek gitu dong! Katakan di mana Salsa sekarang?"Muka bu Sita sama sekali tak bersahabat saat Dimas datang mencari Salsa, pria blasteran itu tidak ada takut-takutnya sama sekali dengan kehidupan Salsa yang sudah memiliki suami.Dia sengaja datang pagi hari karena tau kalau saat seperti ini Fahri tidak ada di rumah. Dimas datang sendirian Karana mengira kalau Salsa berada di rumah tanpa tau sekarang dia di rawat di Rumah sakit."Nggak ada, pokonya nggak ada! Udah sana kamu pergi! Mengganggu saja."Brak!Pintu di tutup dengan sangat keras, Dimas tak bisa melakukan banyak hal tetapi dia juga tidak mungkin membiarkan Salsa pergi begitu saja dari hidupnya karena merasa kalau wanita itu tambang emas untuknya."Aku harus cari Salsa sekarang."*****"Nathan kamu mau ke Rumah sakit sekarang?"Terpaksa Nathan menggantikan langkahnya saat bu Farida memanggilnya, hari ini memang sangat membosankan untuknya karena banyaknya
Baca selengkapnya

Bab. 87. Penolakan Nathan.

"Cie yang habis makan berdua! Kalian cocok deh.""Apaan sih kalian! Itu tadi nggak sengaja soalnya nggak ada tempat kosong lain selain di kursi itu.""Yah Nad, aku galau lagi! Ya sudahlah, Dokter Nathan buat kamu saja," pekik Siska bercanda yang mengundang tawa kedua temannya itu."Eh, nggak Sis. Kamu nggak usah khawatir, aku dan Dokter Nathan tidak ada perasaan apa-apa, tadi itu hanya kebetulan saja."Ketiganya asik bercanda tertawa lepas sampai terdengar dari depan. Pekerjaan mereka kini sudah selesai tinggal nunggu berkemas untuk pulang.Sore hari mereka pulang ke rumahnya masing-masing, begitu juga dengan Nathan, akan tetapi kepulangannya kali ini serasa malas untuknya karena dia harus di hadapkan dengan pertanyaan Mamahnya lagi mengenai perjodohan dengan sahabat kecilnya Evelyn.Mobil Nathan sudah berhenti di halaman rumah, tetapi rasanya enggan untuk turun. Wajah Nadhira kian menari-nari di pelupuk matanya, bayangan ketika dia mengusap bibirnya masih membekas bahkan kian masih t
Baca selengkapnya

Bab. 88. Senjata Makan Tuan.

"Tapi bukan jawaban seperti ini yang Mamah harapkan!""Maaf mah, Nathan nggak bisa!""Nathan dengerin Mamah dulu Nak. Kamu bisa pacaran dulu sambil nunggu kamu siap Nak. Nathan dengerin Mamah!""Maaf aku nggak bisa Mah! Mamah tidak bisa memaksa aku untuk ini. Lebih baik aku pergi dari rumah dari pada aku harus menuruti keinginan kalian.""Tidak tidak! Nathan dengerin Mamah. Nathan!"Sekeras apapun bu Farida berteriak tak mengubah keputusan Nathan untuk pergi dari rumah. Mungkin dengan begitu mamahnya bisa sadar dan nggak akan memaksanya lagi.Di tengah kegelapan malam Nathan menyusuri di sepanjang jalan sambil berfikir kemana waktu akan membawanya.Bisa saja dia tinggal di Apartemen atau Hotel tetapi Nathan lebih memilih untuk mencari rumah kontrakan walau tidak terlalu besar tak masalah baginya.Nasib seolah membawa dia semakin dekat dengan si Dokter wanita, tanpa sadar mobil Nathan menyusuri sampai pada sebuah rumah kontrakan yang tidak jauh dari rumah Nadhira.Rumah itu terlihat ke
Baca selengkapnya

Bab. 89. Apes.

"Pagi Dokter Nadhira!""Pa-pagi Dok-Dokter Nathan! Sedang apa Dokter ada di sini?""Kenapa? Heran aku ada di sini? Aku tinggal di rumah ini."Nathan memberanikan diri untuk menyapa Nadhira yang baru saja akan berangkat. Nadhira sama sekali tak menduga kalau Nathan ada di tempat ini, padahal dari rumahnya tentu sangat jauh.Nadira mengira kalau Nathan hanya main atau tinggal bersama keluarganya di sini tanpa tau apa yang terjadi sesungguhnya pada Dokter muda itu."Iya kenapa Dokter Nathan ada di sini? Bukankah ... ?""Ini kontrakan saya. Aku tinggal di sini sekarang.""Kontrakan?" jawab Nadhira lirih, dia tidak mengerti, kenapa Nathan harus ngontrak, bukankah di rumahnya terlihat begitu luas?""Kontrakan? Jadi Dokter Nathan tinggal disini?"Dia mengangguk dengan sedikit senyum kecut memendam masalah yang tidak bisa di ceritakan pada setiap orang."Owh! Senang bertemu dengan anda disini Dokter! Semoga betah tinggal disini. Em, kalau begitu saya berangkat sekarang, permisi Dokter. Assala
Baca selengkapnya

Bab. 90. Penolong Misterius.

"Lo beraninya melawan perempuan Lo yah! Sini kalau berani lawan aku.""Siapa kamu? Jangan ikut campur urusan kami!"Hiiiaaat!Kedua preman itu menyerang secara bersamaan, namun tidak terlalu sulit bagi dia untuk melawan perampok-perampok tengil ini.Satu tangan dari mereka di genggam erat dan di hempas ke belakang, sementara kakinya berhasil melakukan tendangan telak tepat mengenai perut perampok satunya.Bugh!Bugh!Plak!Gerakan itu tak lantas membuat mereka menyerah begitu saja, kedua perampok itu bangkit kembali dan menyerang dengan membabi buta."Sialan!"Hiiiaaatt!Tampak sebuah kayu balok berukuran besar tergeletak di bawah tanah, menggunakan dua kakinya, dia sigap mengapit dan melempar ke atas yang kini di tangkap oleh tangannya. Balik itu segera dia pukulkan pada ke dua perampok hingga babak belur."Kabur Jo , kabur!""Pergi kalian sana ke laut! Cuih!"Di ambillah ponsel Nadhira yang tergeletak di bawah, dengan rasa kasihan dia membawa untuk di berikan kembali pada yang punya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status