Semua Bab Aku Setelah Kau Ceraikan: Bab 71 - Bab 80

173 Bab

Bab. 71. Penghianat Di Dalam Rumah.

"Sayang, aku pulang!"Wajahnya Fahri sangat layu, terlihat dia begitu lelah hati ini. Tanggung jawabnya yang begitu besar membuat Fahri tak punya waktu untuk mengurus diri. Kegiatan olah raga yang sering dia lakukan dulu kini sama sekali tak ada dalam jadwal kesehariannya."Fahri, kamu sudah pulang? Gimana kerjaan di kantor, apa semuanya baik-baik aja?""Baik, nggak ada masalah.""Wajah kamu udah nggak pucat, sepertinya kamu udah sembuh sayang? Padahal aku mau ngajak kamu ke Dokter kandungan.""Ke Dokter kandungan?" tanya Salsa sambil mengerutkan alisnya."Iya Dokter kandungan! Apa salahnya kita periksa, siapa tau kamu hamil."Mendengar suara Fahri pulang dari kantornya, bu Sita segera menghampiri untuk mengatakan apa yang istrinya lakukan di belakang dia.Tetapi sebelum mertuanya itu mengadu, Salsa secepat mungkin mencari alasan, atau mengalihkan pokok pembicaraan agar mertuanya itu berhenti bicara.Dengan ancaman yang dia gunakan selama ini memang efektif untuk membungkam mulut bu
Baca selengkapnya

Bab. 72. Siapa Laki-Laki Tua Itu?.

"Siapa dia Dek?" Pagi-pagi sekali Gio sudah berada di rumah bu Nina, setelah mengantar anaknya bersekolah dia menyempatkan diri untuk mampir seperti yang sering dia lakukan selama ini.Rasa ingin tau siapa yang mengantar adiknya pulang ke rumah membuat dia tak bisa tidur semalaman. Sosok yang terlihat bertanggung jawab dengan caranya sendiri membuah dia suka walau belum mengenal siapa dia.Sudah bisa di pastikan kalau dialah orang yang tepat untuk adiknya setelah lepas dari pengecut seperti Fahri."Yang mana?""Itu yang semalam ngantar kamu pulang. Kelihatannya dia baik.""Oh, dia Dokter Nathan, pemilik Medical Center kak. Baik dari mana? Tampangnya aja dingin gitu!"Gio tertawa dengan perkataan Nadhira yang dia anggap lucu, memangnya sifat dingin tidak bisa di katakan kalau dia orang baik.Apa semua orang dingin itu identik dengan keburukannya atau masa bodoh terhadap orang lain.Tetapi bukan begitu penilaian Gio. Dokter itu memang tak banyak bicara, tetapi dia tau kalau Nathan soso
Baca selengkapnya

Bab.73. Kondisi Pak Sura Atmaja.

"Pah! Papah nggak apa-apa?""Nathan, nggak apa-apa, Papah baik-baik saja.""Syukurlah."Salah satu perawat yang sudah mengetahui kalau itu pemilik Medical Center sebelum di wariskan pada Nathan datang dengan kondisi yang tidak baik-baik saja segera memberitahu putranya.Mendengar berita itu, Nathan yang semula berada di ruang kerjanya secepatnya berlari khawatir sesuatu terjadi pada Papahnya.Di usinya yang kini menginjak 60 tahun Pak Sura Atmaja sudah resign dan mempercayakan semua bisnisnya pada Nathan, dari mulai perusahaan dan Medical Center seperti dalam cita-cita Nathan menjadi seorang Dokter.Kondisi pria tua itu memang sudah tidak baik-baik saja di usia sepuhnya tetapi merasa tubuhnya enak untuk di gerakkan Pak Sura Atmaja mengunjungi Rumah sakit miliknya hanya untuk sekedar jalan-jalan menyegarkan pikiran.Dan ternyata sesampainya di tempat ini, tubuhnya tak kuat menopang rasa lelah hingga hampir jatuh kalau tidak Nadhira segera tangkap tadi."Papah kenapa nggak bilang Nathan
Baca selengkapnya

Bab.74. Kebaikan Keluarga Atmaja.

"Siapa dokter tadi Nak? Dia sepertinya orang yang baik!"Nathan memicingkan matanya saat papahnya menyebut dokter tapi entah siapa. Dia hanya mengatakan Dokter yang tadi, sedangkan Dokter di rumah sakit ini lumayan banyak. Dia mengira Dokter Ridwanlah yang papahnya cari dan ternyata bukan dia yang di maksud."Dokter? Dokter yang mana pah? Dokter Ridwan maksud papah?""Bukan! Dokter wanita, dia yang membawa papah masuk kesini! Papah tadi di tolong olehnya."Degh!"Dokter wanita?" tanya Nathan dalam hati.Dia dan mamahnya terperangah mendengar ucapan papahnya. Pikiran Nathan menerawang mencari siapa saja nama Dokter wanita di rumah sakit ini.Banyak wajah yang membayang di pelupuk matanya tetapi ada satu kemungkinan kalau Dokter itu adalah..."Dokter wanita? Maksud papah, em, maksudnya ciri-cirinya seperti apa? Apa dia memakai kaca mata? Atau ... ?" tambah Nathan penasaran."Nggak! Dia nggak memakai kaca mata. Dia memakai hijab, cantik dan sepertinya baik. Kamu kenal dokter itu Nathan?"
Baca selengkapnya

Bab.75. Mobil Baru.

"Dokter Nathan kenapa? Ko wajahnya terlihat cemas?"Dalam hati Nadhira bertanya-tanya, dia yang sesekali curi pandang dan melihat ekspresi wajah Nathan seperti ada yang sedang dia sembunyikan.Walau sesungguhnya itu bukan urusan dia, tetapi Nadhira berharap Nathan mau bercerita dan mencari jalan keluar kenapa Nadhira.Tetapi sepertinya tidak mungkin. Mana mau si kulkas dingin ini menceritakan masalahnya dengan orang lain. Paling dia pendam sendiri walau itu akan menyakitkan."Kalau begitu saya pamit dulu untuk melanjutkan tugas ya Pak! Bapak baik-baik di sini. Saya pamit yah, ibu saya pamit tugas dulu! Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," jawab Pak Atmaja dan Nyonya Farida serentak. Begitu juga dengan Nathan yang menjawab lirih.Nadhira sedikit cepat meneruskan langkahnya karena masih banyak yang harus dia kerjakan tetapi dari arah belakang seseorang memanggilnya yang membuat dia berhenti dan menoleh ke belakang.Panggilan special yang biasa dia dengar setiap hari dari orang tersayang.
Baca selengkapnya

Bab. 76. Kabar Bahagia.

"Astaga bau apa ini bu!"Hoek!"Sayang kamu kenapa? Bau masakan Mamah enak loh ini, hem sedap!""Mana ada enak Fah! Baunya bikin aku mual. Hoek!"Secepat mungkin Salsa berlari ke kamar mandi karena bau masakan bu Sita yang membuatnya mual.Bu Sita dan Fahri saling pandang heran apa yang membuat Salsa begitu mual, sedang bau makanan ini sangat sedap menurut mereka."Astaga! Kenapa aku mual seperti ini. Jangan jangan ... !" ujar Salsa sambil pikirannya menerawang pada seorang pria blasteran yang sudah lama mewarnai hidupnya."Istrimu kenapa Fah, kok dia mual-mual gitu? Fix kalau Salsa pasti hamil Fah!"Fahri tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya dengan kemungkinan yang terjadi walau belum terbukti kalau Salsa benar-benar hamil.Dia sudah curiga dari sakitnya salsa kemaren di karenakan memang wanita itu sedang berbadan dua, hanya saja mereka belum sempat untuk memeriksa."Ya Allah, Alhamdulillah kalau itu benar terjadi Mah, aku harus cepat-cepat membawa Salsa ke Dokter kandungan."Dan
Baca selengkapnya

Bab. 77. Evelyn Johana.

"Gimana hasilnya Fah?""Alhamdulillah Salsa beneran hamil Mah! Akhirnya, sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah!"Senang memang senang bu Sita mendengar kabar baik itu, tetapi dia melirik pada Salsa yang kini sedang tersenyum sambil memandangnya dengan tatapan yang berbeda."Hem, selamat yah, sebentar lagi kalian jadi Ayah dan Ibu.""Terima kasih ibu!" jawab Salsa pura-pura.*****"Nathan yang baru saja sampai di Rumah sakit di buat terpukau dengan sebuah mobil mewah berwarna hitam di deretan parkiran.Mobil itu baru pertama kali dia lihat hari ini membuat dia bertanya-tanya siapa pemiliknya. Belum sampai dia melangkahkan kakinya untuk masuk seseorang berlari menghampiri sambil memanggil namanya. "Nathan!"Dokter muda itu spontan menoleh kebelakang pada orang yang memanggilnya."Evelyn!"Sedikit senyum mengembang dari bibir Nathan mendapati gadis berkulit putih dengan berambut hitam mengombak.Rasanya lama sekali Nathan tak berjumpa dengan gadis itu 10 tahun yang lalu."Astaga N
Baca selengkapnya

Bab.78. Anak Manja.

"Ibu!""Ibu!" teriak Salsa begitu kencang, bu Sita yang merasa di panggil secepatnya berlari menghampiri dia yang masih berada di samping kolam renang sedang duduk menyender sambil memainkan ponselnya.Semakin tua semakin lelah itu ibarat kata yang terjadi pada bu Sita karena, mengetahui dirinya sedang hamil, Salsa semakin manja dan semakin menjadi. Apa-apa dia perintahkan pada bu Sita yang sudah di beri amanah oleh Fahri untuk menjaga istrinya."Apa sih Sa! Bisa nggak kalau panggil nggak usah teriak-teriak?" gerutu bu Sita kesal.Menantu itu betul betul-betul sangat menyebalkan. Kalau saja ada rumah kosong atau yang mau nampung dia bu Sita lebih baik keluar dari tempat ini.Rumah mewah ini serasa sebagai neraka buatnya yang dulu selalu senang hidup bebas dan sekarang harus terkekang oleh menantu pilihannya sendiri.Kehamilan Salsa menjadi senjata untuk dia punya alasan bermalas-malasan. Dan memerintah mertuanya semau dia. Sifat yang sesungguhnya dia tidak suka pada bu Sita pelan-pela
Baca selengkapnya

Bab. 79. Pertanyaan Yang Tak Penting.

"Em, Dokter Nadhira maaf. Saya hanya mau tanya apa di depan itu mobil baru anda?""Oh, iya Dok! Itu mobil saya, kenapa Dok?""Oh nggak! Tidak apa-apa. Bagus itu mobilnya, saya juga suka mobil model seperti itu."Padahal tiada guna Dokter Nathan menanyakan itu pada Nadhira, hanya untuk menanyakan soal mobil rasanya aneh untuk orang dingin seperti Nathan tetapi sepertinya bukan itu tujuan utamanya, melainkan Nathan seolah ingin tau apa Nadhira cemburu ketika melihat dia makan dengan wanita lain.Nathan berharap kalau Nadhira bakal cemburu dari situ dia tau kalau Dokter muslimah itu menaruh hati kepadanya."Oh iya Dok, ada lagi yang mau di tanyakan Dok? Maaf saya buru-buru. Siang ini saya harus memeriksa pasien yang punya kista di rahimnya."Sama sekali tak terlihat ekspresi cemburu pada Nadhira, dia pergi begitu saja dengan senyum kecil menghias di bibirnya.Nathan merasa heran pada diri sendiri, untuk apa hal itu? Untuk apa dia ingin mengetahui apakah Nadhira cemburu, atau kah tidak. B
Baca selengkapnya

Bab. 80. Momen Kebetulan.

"Nah ini dia rumah saya Nak Nadhira, mari-mari silahkan masuk."Bu Anisa mulai terlihat ramah saat terbukti kalau Nadhira orang yang baik. Atas pertolongannya kini mereka telah sampai di rumah dengan cepat, tanpa harus menunggu sampai taksi online datang.Dia mempersilahkan Nadhira dan Siska untuk masuk. Untuk menghargai pasangan suami itu, mereka pun menurut untuk masuk dan duduk di sofa yang berada di ruang tamu.Asisten rumah tangga segera membuatkan minuman melihat nyonya dan tuannya pulang membawa seorang tamu."Rumah ini besar sekali Bu, Pak. Anda pasti pengusaha yang sukses. Masya Allah Pak."Pak Baskara justru tertawa mendengar pujian dari Nadhira."Rumah ini memang besar Nak! Itu sebabnya kami kesepian. Tidak ada satu anak pun yang ikut dengan kita di sini."Nadhira mengerutkan alisnya penasaran."Memangnya Bapak punya berapa anak?""Kami hanya punya seorang anak perempuan, tapi sekarang dia tinggal bersama suaminya di kota. Mereka sudah memiliki rumah sendiri di sana."Tanpa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status