Home / Urban / KEBANGKITAN HADES BAKER / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of KEBANGKITAN HADES BAKER: Chapter 31 - Chapter 40

91 Chapters

Bab 31

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sang surya pun kembali unjuk kegagahan. Menerangi sebagian besar tata surya dari gelap-gumilapnya malam. Orang-orang dari dunia mafia, yang semalaman sibuk mencari keberadaan Hades sudah kembali ke tempatnya masing-masing. Mereka menghabiskan seluruh waktu malamnya untuk mengubek-ubek setiap pelosok Kota MyBerry. Namun, mereka semua tidak mendapatkan hasil apapun dari kerja semalaman. Apa yang telah mereka lakukan berakhir sia-sia. Orang yang mereka cari tidak menunjukkan sedikitpun batang hidungnya. Meskipun begitu tidak ada kata menyerah yang keluar dari mulut orang-orang itu. Semangat pencarian terukir jelas di wajah setiap orang yang terjaga semalaman. Bagaimanapun tepat setelah mereka sampai di markas. Atasan mereka mengumumkan kabar baik yang membuat semangat semua orang semakin meningkat. "Perhatikan semuanya! Aku baru saja mendapatkan kabar dari, Tuan Kard. Harga untuk kepala bocah itu di naikan sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Ak
Read more

Bab 32

"Sialan!" Tuan Moore meraung kencang. Dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Hingga menimbulkan urat-urat berwarna biru yang terlihat jelas di punggung tangannya. Tuan Moore benar-benar merah saat ini. Bagaimanapun informasi tersebut secara tidak langsung telah menjatuhkan harga dirinya sebagai orang terkaya di kota ini. Dia sekuat tenaga menahan amarah yang siap meledak kapan saja. Memikirkan tentang bagaimana tanggapan para pebisnis lain tentang kekuatannya di kota ini. Kemarahan Tuan Moore sangatlah beralasan. Apalagi tatkala mengingat betapa percaya dirinya dia ketika mengumumkan bahwa Hades adalah bagian dari Keluarga Moore. Kondisi sekarang benar-benar telah melampaui apa yang bisa dibayangkan oleh, Tuan Moore. Jika, dia diam saja dan tidak mengambil tindakan apapun. Maka, cepat atau lambat orang-orang akan meragukan perkataannya. Dan mereka akan menginjak-injak kembali reputasinya. Setelah beberapa saat sibuk dengan pikirannya sendiri. Tuan Moore membalikkan badan, men
Read more

Bab 33

"Sial! Aku tidak memiliki barang-barang yang diperlukan." Hades mengacak-acak rambutnya dengan kesal. "Kemana aku harus mencari bahan-bahan untuk membuat Pil Darah itu. Sedangkan aku sendiri tidak tahu berada dimana posisiku sekarang!" tambah Hades yang masih terlihat kesal, sambil melirik ke segala arah. Dia memijit pelipisnya seraya memikirkan cara lain untuk mengobati luka dalamnya. Meskipun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Pil Darah bukanlah bahan-bahan rempah langka. Akan tetapi, bahan-bahan dan rempah tersebut terasa sangat sulit didapatkan di tempat seperti ini. Bagaimanapun dia baru pertama kali memasuki hutan ini. Jadi dia tidak tahu seberapa luasnya tempat ini. Dan lagi barang-barang yang dibutuhkan hanya ada di pasar tradisional saja. Hades tidak mengetahui pasar tradisional terdekat di daerah sini. Hades menghela napas dengan sedih, lalu bangkit dari tempat duduknya. Dia memutuskan untuk mengobati luka dalamnya dengan perawatan
Read more

Bab 34

Mendengar perkataan Victor, Kard dan yang lainnya terdiam. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Menimbang-nimbang semua kerugian dan keuntungannya, tatkala mereka mengikuti perintah Victor. Meskipun mereka semua adalah orang-orang yang setia dan tidak takut mati. Akan tetapi, ketika menghadapi musuh yang lebih kuat secara finansial mereka semua harus memikirkannya dengan matang-matang.Dan meskipun, di mata orang biasa. Orang-orang seperti mereka tidak kenal takut. Namun, ketika berhadapan dengan bos-bos besar. Kesangaran yang mereka tunjukkan di mata rakyat biasa, sirnah seketika. Mereka semua bertingkah layaknya seorang anjing yang patuh di hadapan tuannya. Menyadari keraguan yang terpancar dari sorot mata anak buahnya. Victor mengerutkan keningnya. Ketidaksenangan tergambar jelas dari raut wajah. Namun, meskipun dia merasa tidak senang dengan tindakan bahasanya itu. Dia tidak mengomentarinya. Bagaimanapun dia sadar, melakukan hal itu akan semakin membuat anak buahnya memb
Read more

Bab 35

Setelah membereskan tempat itu, kembali ke keadaan semula. Hades menyadari waktu sudah sangat siang. Dia dapat merasakannya dari panasnya sinar sang surya. Dia tidak membuang waktu lebih lama lagi. Dia lekas melakukan perjalanan, mengikuti arah jalan sebelumnya yang pernah dilewati. Berjam-jam telah berlalu, Hades sudah melakukan perjalanan yang panjang. Namun, dia tidak menemukan tanda-tanda keluar dari hutan ini. Dia mendesah pelan sambil berhenti sejenak, untuk menarik napas."Kenapa perjalanan kali ini terasa sangat jauh!" ucap Hades. Dia kembali melanjutkan perjalanan. Hingga tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Langit pun berangsur-angsur gelap diiringi oleh sang surya yang perlahan-lahan tenggelam ke arah barat. Meskipun begitu Hades masih tetap melanjutkan perjalanannya tanpa sedikitpun niat untuk berhenti. Dia menghabiskan waktu seharian untuk meninggalkan hutan itu. Namun, setelah sekian jauh melakukan perjalanan. Hades terlihat frustasi karena menyadari telah kembal
Read more

Bab 36

Saat Hades kebingungan karena tidak tahu harus berbuat apa lagi agar bisa mengalahkan ular itu. Tiba-tiba pecahan dia merasakan sesuatu yang bergetar di saku celananya. Getaran tersebut sedikit mengganggu fokusnya. "Sialan!" Hades memaki dalam dengan suara pelan. Dia dengan keras meraba sakunya lalu mengeluarkan benda yang bergetar itu. Untuk beberapa saat dia tercengang di tempat tatkala melihat benda yang ada di sakunya itu. Awalnya dia berpikir benda yang bergetar itu adalah handphonenya. Namun, setelah meraba dan mengeluarkannya. Ternyata benda tersebut adalah pecahan batu yang didapatnya saat di pelelangan tempo hari. Hades mengingat saat itu dia akan meneliti batu tersebut. Akan tetapi, ada beberapa hal kecil yang mengganggunya. Hingga membuatnya terpaksa harus menunda penelitian tersebut. Dan sekarang benda itu bergerak-gerak. Seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. "Ada apa dengan benda ini?" tanya Hades pada dirinya sendiri. Dia mengerutkan keningnya karena tidak tahu apa
Read more

Bab 37

Setelah semua energi sejati yang bertebaran itu meresap habis ke dalam tubuh Hades. Tiba-tiba energi sejati tersebut menyerang beberapa titik meriannya. Dia merasakan rasa sakit yang amat sangat menyakitkan di dalam tubuhnya. Hades berteriak kesakitan sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia menahannya rasa sakit tersebut sekuat tenaga. Butiran keringat membanjiri tubuhnya. Setelah beberapa saat rasa sakit itu perlahan-lahan mereda. "Untunglah rasa sakit itu tidak bertahan terlalu lama!" ucap Hades sambil menghela napas panjang. Seolah-olah semua keajaiban itu belum berakhir. Hades dapat merasakan kekuatannya meningkat berkali-kali lipat. Tidak sampai disitu saja secara mengejutkan meridiannya yang ke enam berhasil ditembus. Dan seolah-olah tubuhnya transparan, Hades secara mengejutkan dapat melihat ke dalam tubuhnya. Dia menyaksikan energi sejati tersebut tidak berhenti di meridian ke enamnya. Energi tersebut menerjang ke meridian ketujuhnya. Menerobos pintu besar yang menghalangi
Read more

Bab 38

Hades menolak tawaran wanita paruh baya itu. Namun, wanita itu tetap memaksanya. Hades tidak punya pilihan lain selain mengikuti peraturan wanita itu. Dia dengan sopan menerimanya. Dan kebetulan juga perutnya mengeluarkan suara yang menandakan bahwa dia benar-benar kelaparan. Akan sangat tidak sopan jika dia terus-menerus menolak kebaikan orang lain. Meskipun dia dilahirkan dari keluarga kaya dan berkuasa. Akan tetapi, dia sudah diajarkan sopan santun sejak kecil. Dia tahu batasan kapan menolak dan menerima tawaran seseorang. Dan lagi dia belum mengetahui tujuan wanita itu menawarkan makanan padanya. Meskipun, dia sedikit mencurigai tindakan wanita paruh baya itu. Akan tetapi, jika dia menolak bantuan tanpa alasan yang pasti. Semuanya akan terlihat sangat tidak sopan. Tidak berselang lama wanita paruh baya itu datang lagi dengan makanan yang sangat lezat di tangannya. Wanita itu menyiapkan beberapa jenis makanan yang terbuat dari daging ayam. Dan menghidang
Read more

Bab 39

Hades berjalan ke arah tempat di mana biasanya orang-orang menaiki kendaraan umum. Namun, sebelum dia melangkah ke sana. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu yang terasa janggal di hatinya. "Tunggu! Ini tidak benar kan? Jika, aku naik kendaran umum dengan pakaian seperti ini. Bisa-bisa aku di usir bahkan sebelum aku bisa memasukinya." Hades memandang pakaiannya yang kotor dan robek di beberapa bagian.Dia sebenarnya sama sekali tidak bermasalah menggunakan pakaian ini. Namun, ketika memikirkan tentang pandangan orang-orang tentang dirinya. Dia merasa harus mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum menghentikan kendaraan umum. Hades bukannya takut dengan pandangan ataupun hinaan orang lain. Akan tetapi, yang ada di pikirannya saat ini. Dia takut akan diusir oleh penumpang lain. Dan dia juga malas mendengar hinaan dan makian dari orang-orang yang akan dijumpainya. Bukan maksud Hades untuk menilai buruk pada orang lain. Namun, kebanyakan orang yang
Read more

Bab 40

Dia datang kesini untuk membeli pakaian buka untuk mendengarkan hinaan dari mereka. Hades tidak tinggal diam lagi. Dia mengeluarkan aura seorang petarung profesional. Tubuhnya memancarkan aura yang sangat menakutkan. Sebagai seorang petarung bintang delapan. Dia tidak akan tinggal diam begitu saja ketika melihat seseorang menyerangnya. Saat jarak antara Hades dan dua penjaga keamanan itu semakin dekat. Hades berinisiatif untuk menyerang kedua orang itu terlebih dahulu. Dia melakukan penyerangan dengan kekuatan yang sangat besar. Bagaimanapun dia belum bisa mengontrol kekuatannya itu secara sempurna. Oleh karena itu ketika Hades melakukan penyerangan. Kecepatan serangnya sangat cepat bahkan sebelum kedua penjaga keamanan itu melakukan pembelaan. Hades sudah terlebih dahulu mendaratkan pukulan yang sangat kencang pada perut kedua orang itu. "Apa!" Orang-orang yang ada di tempat itu ternganga. Mereka semua tercengang ketika melihat tubuh kedua penjaga keam
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status