"Sial! Aku tidak memiliki barang-barang yang diperlukan." Hades mengacak-acak rambutnya dengan kesal. "Kemana aku harus mencari bahan-bahan untuk membuat Pil Darah itu. Sedangkan aku sendiri tidak tahu berada dimana posisiku sekarang!" tambah Hades yang masih terlihat kesal, sambil melirik ke segala arah. Dia memijit pelipisnya seraya memikirkan cara lain untuk mengobati luka dalamnya. Meskipun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Pil Darah bukanlah bahan-bahan rempah langka. Akan tetapi, bahan-bahan dan rempah tersebut terasa sangat sulit didapatkan di tempat seperti ini. Bagaimanapun dia baru pertama kali memasuki hutan ini. Jadi dia tidak tahu seberapa luasnya tempat ini. Dan lagi barang-barang yang dibutuhkan hanya ada di pasar tradisional saja. Hades tidak mengetahui pasar tradisional terdekat di daerah sini. Hades menghela napas dengan sedih, lalu bangkit dari tempat duduknya. Dia memutuskan untuk mengobati luka dalamnya dengan perawatan
Mendengar perkataan Victor, Kard dan yang lainnya terdiam. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Menimbang-nimbang semua kerugian dan keuntungannya, tatkala mereka mengikuti perintah Victor. Meskipun mereka semua adalah orang-orang yang setia dan tidak takut mati. Akan tetapi, ketika menghadapi musuh yang lebih kuat secara finansial mereka semua harus memikirkannya dengan matang-matang.Dan meskipun, di mata orang biasa. Orang-orang seperti mereka tidak kenal takut. Namun, ketika berhadapan dengan bos-bos besar. Kesangaran yang mereka tunjukkan di mata rakyat biasa, sirnah seketika. Mereka semua bertingkah layaknya seorang anjing yang patuh di hadapan tuannya. Menyadari keraguan yang terpancar dari sorot mata anak buahnya. Victor mengerutkan keningnya. Ketidaksenangan tergambar jelas dari raut wajah. Namun, meskipun dia merasa tidak senang dengan tindakan bahasanya itu. Dia tidak mengomentarinya. Bagaimanapun dia sadar, melakukan hal itu akan semakin membuat anak buahnya memb
Setelah membereskan tempat itu, kembali ke keadaan semula. Hades menyadari waktu sudah sangat siang. Dia dapat merasakannya dari panasnya sinar sang surya. Dia tidak membuang waktu lebih lama lagi. Dia lekas melakukan perjalanan, mengikuti arah jalan sebelumnya yang pernah dilewati. Berjam-jam telah berlalu, Hades sudah melakukan perjalanan yang panjang. Namun, dia tidak menemukan tanda-tanda keluar dari hutan ini. Dia mendesah pelan sambil berhenti sejenak, untuk menarik napas."Kenapa perjalanan kali ini terasa sangat jauh!" ucap Hades. Dia kembali melanjutkan perjalanan. Hingga tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Langit pun berangsur-angsur gelap diiringi oleh sang surya yang perlahan-lahan tenggelam ke arah barat. Meskipun begitu Hades masih tetap melanjutkan perjalanannya tanpa sedikitpun niat untuk berhenti. Dia menghabiskan waktu seharian untuk meninggalkan hutan itu. Namun, setelah sekian jauh melakukan perjalanan. Hades terlihat frustasi karena menyadari telah kembal
Saat Hades kebingungan karena tidak tahu harus berbuat apa lagi agar bisa mengalahkan ular itu. Tiba-tiba pecahan dia merasakan sesuatu yang bergetar di saku celananya. Getaran tersebut sedikit mengganggu fokusnya. "Sialan!" Hades memaki dalam dengan suara pelan. Dia dengan keras meraba sakunya lalu mengeluarkan benda yang bergetar itu. Untuk beberapa saat dia tercengang di tempat tatkala melihat benda yang ada di sakunya itu. Awalnya dia berpikir benda yang bergetar itu adalah handphonenya. Namun, setelah meraba dan mengeluarkannya. Ternyata benda tersebut adalah pecahan batu yang didapatnya saat di pelelangan tempo hari. Hades mengingat saat itu dia akan meneliti batu tersebut. Akan tetapi, ada beberapa hal kecil yang mengganggunya. Hingga membuatnya terpaksa harus menunda penelitian tersebut. Dan sekarang benda itu bergerak-gerak. Seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. "Ada apa dengan benda ini?" tanya Hades pada dirinya sendiri. Dia mengerutkan keningnya karena tidak tahu apa
Setelah semua energi sejati yang bertebaran itu meresap habis ke dalam tubuh Hades. Tiba-tiba energi sejati tersebut menyerang beberapa titik meriannya. Dia merasakan rasa sakit yang amat sangat menyakitkan di dalam tubuhnya. Hades berteriak kesakitan sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia menahannya rasa sakit tersebut sekuat tenaga. Butiran keringat membanjiri tubuhnya. Setelah beberapa saat rasa sakit itu perlahan-lahan mereda. "Untunglah rasa sakit itu tidak bertahan terlalu lama!" ucap Hades sambil menghela napas panjang. Seolah-olah semua keajaiban itu belum berakhir. Hades dapat merasakan kekuatannya meningkat berkali-kali lipat. Tidak sampai disitu saja secara mengejutkan meridiannya yang ke enam berhasil ditembus. Dan seolah-olah tubuhnya transparan, Hades secara mengejutkan dapat melihat ke dalam tubuhnya. Dia menyaksikan energi sejati tersebut tidak berhenti di meridian ke enamnya. Energi tersebut menerjang ke meridian ketujuhnya. Menerobos pintu besar yang menghalangi
Hades menolak tawaran wanita paruh baya itu. Namun, wanita itu tetap memaksanya. Hades tidak punya pilihan lain selain mengikuti peraturan wanita itu. Dia dengan sopan menerimanya. Dan kebetulan juga perutnya mengeluarkan suara yang menandakan bahwa dia benar-benar kelaparan. Akan sangat tidak sopan jika dia terus-menerus menolak kebaikan orang lain. Meskipun dia dilahirkan dari keluarga kaya dan berkuasa. Akan tetapi, dia sudah diajarkan sopan santun sejak kecil. Dia tahu batasan kapan menolak dan menerima tawaran seseorang. Dan lagi dia belum mengetahui tujuan wanita itu menawarkan makanan padanya. Meskipun, dia sedikit mencurigai tindakan wanita paruh baya itu. Akan tetapi, jika dia menolak bantuan tanpa alasan yang pasti. Semuanya akan terlihat sangat tidak sopan. Tidak berselang lama wanita paruh baya itu datang lagi dengan makanan yang sangat lezat di tangannya. Wanita itu menyiapkan beberapa jenis makanan yang terbuat dari daging ayam. Dan menghidang
Hades berjalan ke arah tempat di mana biasanya orang-orang menaiki kendaraan umum. Namun, sebelum dia melangkah ke sana. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu yang terasa janggal di hatinya. "Tunggu! Ini tidak benar kan? Jika, aku naik kendaran umum dengan pakaian seperti ini. Bisa-bisa aku di usir bahkan sebelum aku bisa memasukinya." Hades memandang pakaiannya yang kotor dan robek di beberapa bagian.Dia sebenarnya sama sekali tidak bermasalah menggunakan pakaian ini. Namun, ketika memikirkan tentang pandangan orang-orang tentang dirinya. Dia merasa harus mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum menghentikan kendaraan umum. Hades bukannya takut dengan pandangan ataupun hinaan orang lain. Akan tetapi, yang ada di pikirannya saat ini. Dia takut akan diusir oleh penumpang lain. Dan dia juga malas mendengar hinaan dan makian dari orang-orang yang akan dijumpainya. Bukan maksud Hades untuk menilai buruk pada orang lain. Namun, kebanyakan orang yang
Dia datang kesini untuk membeli pakaian buka untuk mendengarkan hinaan dari mereka. Hades tidak tinggal diam lagi. Dia mengeluarkan aura seorang petarung profesional. Tubuhnya memancarkan aura yang sangat menakutkan. Sebagai seorang petarung bintang delapan. Dia tidak akan tinggal diam begitu saja ketika melihat seseorang menyerangnya. Saat jarak antara Hades dan dua penjaga keamanan itu semakin dekat. Hades berinisiatif untuk menyerang kedua orang itu terlebih dahulu. Dia melakukan penyerangan dengan kekuatan yang sangat besar. Bagaimanapun dia belum bisa mengontrol kekuatannya itu secara sempurna. Oleh karena itu ketika Hades melakukan penyerangan. Kecepatan serangnya sangat cepat bahkan sebelum kedua penjaga keamanan itu melakukan pembelaan. Hades sudah terlebih dahulu mendaratkan pukulan yang sangat kencang pada perut kedua orang itu. "Apa!" Orang-orang yang ada di tempat itu ternganga. Mereka semua tercengang ketika melihat tubuh kedua penjaga keam
Julian menghindari serangan itu dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping. Dia mengerahkan semua kekuatan yang ada di dalam tubuh, mengumpulkannya di tangan kanan yang sudah mengepal kencang. Dia menyerang Gribson menggunakan semua kekuatan yang telah terkumpul. Hingga membuat pria itu terpental beberapa meter ke depan. Tubuh Gribson melayang di udara untuk beberapa waktu sebelum menabrak dinding diiringi suara gedebuk kencang. Adegan tersebut membuat semua orang yang ada di sana tercengan. Mereka semua diam membatu dengan mulut yang terbuka lebar, untuk beberapa saat. Sebelum salah satu dari mereka berteriak panik setelah kembali sadar ke akal sehatnya. “Tuan!”“Tuan Gribson!”Semua orang lekas menghampiri Gribson yang memuntahkan seteguk darah segar. Raut wajah mereka semua terlihat sangat panik. Ada sebuah ketakutan di sorot mata orang-orang itu. Mereka takut Gribson terluka parah karena serangan barusan.“Tuan … apa kau baik-baik saja?” tanya salah satu anak buah Gribson d
Julian menunjukkan seringai dingin di wajah tatkala menatap tajam ke arah pria yang menendangnya itu. Dia bangkit dari tempatnya tergeletak. Lalu menyerang para pria itu. Dia mengerahkan semua kekuatannya. Berniat melumpuhkan salah satu lawan dengan sekali serangan. “Mati-lah kau sialan!” Orang yang dikunci tidak sempat menghindari serangan Julian. Bagaimanapun Julian menyerang pria itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pergerakan Julian benar-benar sangat lincah dan cepat serangannya juga sangat kuat. Hingga menyebabkan pria itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuh pria itu berhenti mundur setelah menabrak tembok yang ada di luar kamar. Pria itu ambruk ke lantai lalu memuntahkan seteguk darah segar. Sesaat dia menatap ngeri ke arah Julian sebelum kehilangan kesadarannya.Adegan tersebut mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka sedikit merasa takut sekarang. Namun, ketakutan itu hanya terjadi beberapa saat. Salah satu dar
Namun, siapa sangka rencana indahnya harus tertunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dia sudah menyetujui bergabung dengan Hades. Dia tidak tahu Hades akan membiarkannya pensiun kapan dan dia juga tidak tahu berapa besar uang yang akan diterimanya nanti.Saat ini di dalam rumah, Julian sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Dia hanya memasukan beberapa pakaian yang diperlukan saja. Tidak lupa dia juga memasukan senjata yang miliknya ke dalam tas. Dia sudah selesai memgemas barang-barangnya dan bersiap pergi meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Dia sudah merasakan kejanggalan di tempat ini. Oleh karena itu dia yakin bahaya akan menyimpanya, jika terlalu lama tinggal di tempat ini. Namun, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Sudut matanya secara tidak sengaja melihat sebuah foto seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun bersama seorang anak kecil berusia tiga tahun. Foto itu terlihat sangat kusam, seolah-olah foto itu diambil sudah sejak lama.
Di belahan bumi lain. Terlihat sebuah rumah sederhana nan nyaman dengan halaman depan yang lumayan cukup luas. Sekiranya muat untuk di tepati dua mobil. Tidak jauh dari sana sebuah kendara beroda empat melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mobil itu secara tiba-tiba berhenti melaju tepat di halaman depan rumah sederhana itu diiringi dengan suara decitan ban yang menggema di sana. Tidak berselang lama. Seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun dengan wajah yang lumayan cukup tampan dan pakaian yang rapi turun dari mobil tersebut. Pria muda itu tidak lain adalah Julian. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda. Berbanding terbalik saat dia berada di Manor Baker. Julian terlihat bagaikan seorang ceo muda yang sangat sukses. Dia terlihat sangat keren dan tampan. Dia mendapatkan mobil mewah dan baju mahal itu tadi saat meninggalkan Manor Baker. Di perjalanan dia secara tidak sengaja melihat beberapa tuan muda yang sedang menindas seora
Setelah beberapa saat berjalan ketiganya melihat sebuah kedai sederhana. Kedai itu terbilang cukup sepi pengunjung, hanya ada sekitar sepuluh orang yang sedang menikmati makanan di sana. Menilai dari pakaian yang dikenakan oleh para pengunjung itu. Ben dan kedua orang lainnya dapat menilai bahwa orang-orang yang sedang makan itu adalah warga sekitar.Ketiga berjalan masuk ke dalam kedai lalu memesan enam belas porsi makanan bungkus dan tiga porsi untuk mereka santap di sana. Tidak butuh waktu lama makanan yang Ben pesan di sajikan di depan meja. Lalu ketiganya menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Beberapa saat kemudian ketiga orang itu telah selesai memakan makanan mereka. Lalu mereka bangkit dan membayar semua makanan yang mereka pesan. Mereka bertiga tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Mereka kembali melanjutkan perjalan dengan tergesa-gesa. Bagaimanapun teman-teman mereka sedang menunggu kedatangan makanan itu. Perjalanan yang Ben dan dua tem
Sekitar tiga puluh menit kemudian, ketiganya mulai kelemahan. Mereka berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya. Namun, mereka masih belum menemukan satupun kedai makan di sekitar sana. Hal itu membuat ketiganya merasa kesal dan putus asa. Saat mereka akan memutuskan untuk kembali ke tempat. Salah satu dari ketiganya melihat sekelompok orang yang sedang berbincang tidak jauh dari sana. “Ben, coba lihat kesana!” ucap orang itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul itu.Ben dan satu orang lagi melihat ke arah yang di maksud. Pandangan keduanya mengikuti kemana arah jari teman mereka. Seketika mereka berdua menjadi bersemangat. Mereka terlihat seperti seseorang yang berjalan di padang pasir dengan suhu panas delapan puluh derajat dan melihat sungai yang airnya sangat jernih. “Sebaiknya kita tanyakan pada mereka di mana kedai makan terdekat.” Ben berkata sambil tersenyum bahagia.“Itu yang kumaksud!” ucap orang per
Dia sama sekali tidak khawatir Julian akan melarikan diri dari genggamannya. Dia yakin pria itu akan kembali ke manor secepat mungkin. Bagaimanapun sebelumnya dia sudah membuat pengaturan untuk menjadikan Julian dan teman-temannya yang lain sebagai buronan Sakte King. Hades yakin setelah informasi dagang Sakte King dibocorkan ke dunia luar dan Zake melakukan semuanya sesuai dengan apa yang dia perintahkan. Saat itu juga Sakte King akan bergerak cepat memburu semua orang yang mengungkapkan informasi tersebut. Bagaimanapun di sana terdapat salah satu informasi yang sangat sensitif bagi Sakte King. Informasi tersebut yaitu tentang keluarga-keluarga yang menjadi target Sakte King berikutnya. Hades percaya dengan bocor informasi tersebut ke publik. Sakte King akan membersihkan para penghianat itu. Mereka akan memburu Julian dan yang lainnya.Dan setelah Julian mendengar tentang semua informasi tersebut. Julian pasti akan merespon dengan cepat. Dia a
Hades menyadari kecanggungan yang Julian rasakan saat ini. Dia berjalan santai ke arah pria itu lalu menepuk pelan pundaknya. “Percayalah bergabung denganku bukanlah pilihan buruk!” Dia berkata dengan santai untuk memecahkan kecanggungan saat ini. Julian hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa mengatakan sepatah katapun. “Ikutlah denganku. Aku akan mengajakmu menyaksikan betapa kuatnya pasukan yang kumiliki. Meskipun sekarang mereka tidak dapat dibandingkan dengan Sakte King. Akan tetapi, cepat atau lambat. Mereka akan mengungguli sakte itu.” Hades berkata dengan penuh keyakinan. Dia berjalan ke tempat di mana anak buahnya sedang berlatih. Dengan Julian yang mengikutinya dari arah belakang. Sejauh ini Julian tidak berkomentar apapun. Dia hanya mengikuti Hades sambil memperhatikan sekeliling. Dia memperhatikan dekorasi mewah pada bangunan ini. Meskipun manor itu tidak semewah dan semegah Sakte King. Akan tetapi, manor i
Zake sangat bersemangat sekarang. Dia yakin dapat mengalahkan Sakte King dengan memanfaatkan informasi ini. Bagaimanapun informasi tersebut sangat lengkap. Berkas itu tidak hanya memberikan informasi tentang struktur Sakte King. Akan tetapi, keluarga dan kekuatan keluarga yang mendukung dan menjadi musuh Sakte King juga tercatat dalam berkas tersebut. Zake siap menerima perintah Hades untuk mengumpulkan semua keluarga yang menjadi musuh Sakte King. Dan membujuk keluarga-keluarga itu untuk bergabung dengan Hades. Menjatuhkan sakte itu dari puncak kejayaannya di kota ini. “Aku siap melakukan apapun yang Anda perintahkan, Tuan. Aku memiliki hubungan yang baik dengan tuan muda dari keluarga-keluarga yang menjadi musuh Sakte King.” Zake berkata dengan raut wajah berseri-seri.Hades hanya menunjukkan senyum tipis tatkala mendengar perkataan Zake yang penuh semangat. Dia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun, untuk beberapa waktu. Namun, tersirat sebuah kekecewaan dari sorot matanya