Hades menolak tawaran wanita paruh baya itu. Namun, wanita itu tetap memaksanya. Hades tidak punya pilihan lain selain mengikuti peraturan wanita itu. Dia dengan sopan menerimanya. Dan kebetulan juga perutnya mengeluarkan suara yang menandakan bahwa dia benar-benar kelaparan. Akan sangat tidak sopan jika dia terus-menerus menolak kebaikan orang lain. Meskipun dia dilahirkan dari keluarga kaya dan berkuasa. Akan tetapi, dia sudah diajarkan sopan santun sejak kecil. Dia tahu batasan kapan menolak dan menerima tawaran seseorang. Dan lagi dia belum mengetahui tujuan wanita itu menawarkan makanan padanya. Meskipun, dia sedikit mencurigai tindakan wanita paruh baya itu. Akan tetapi, jika dia menolak bantuan tanpa alasan yang pasti. Semuanya akan terlihat sangat tidak sopan. Tidak berselang lama wanita paruh baya itu datang lagi dengan makanan yang sangat lezat di tangannya. Wanita itu menyiapkan beberapa jenis makanan yang terbuat dari daging ayam. Dan menghidang
Hades berjalan ke arah tempat di mana biasanya orang-orang menaiki kendaraan umum. Namun, sebelum dia melangkah ke sana. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu yang terasa janggal di hatinya. "Tunggu! Ini tidak benar kan? Jika, aku naik kendaran umum dengan pakaian seperti ini. Bisa-bisa aku di usir bahkan sebelum aku bisa memasukinya." Hades memandang pakaiannya yang kotor dan robek di beberapa bagian.Dia sebenarnya sama sekali tidak bermasalah menggunakan pakaian ini. Namun, ketika memikirkan tentang pandangan orang-orang tentang dirinya. Dia merasa harus mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum menghentikan kendaraan umum. Hades bukannya takut dengan pandangan ataupun hinaan orang lain. Akan tetapi, yang ada di pikirannya saat ini. Dia takut akan diusir oleh penumpang lain. Dan dia juga malas mendengar hinaan dan makian dari orang-orang yang akan dijumpainya. Bukan maksud Hades untuk menilai buruk pada orang lain. Namun, kebanyakan orang yang
Dia datang kesini untuk membeli pakaian buka untuk mendengarkan hinaan dari mereka. Hades tidak tinggal diam lagi. Dia mengeluarkan aura seorang petarung profesional. Tubuhnya memancarkan aura yang sangat menakutkan. Sebagai seorang petarung bintang delapan. Dia tidak akan tinggal diam begitu saja ketika melihat seseorang menyerangnya. Saat jarak antara Hades dan dua penjaga keamanan itu semakin dekat. Hades berinisiatif untuk menyerang kedua orang itu terlebih dahulu. Dia melakukan penyerangan dengan kekuatan yang sangat besar. Bagaimanapun dia belum bisa mengontrol kekuatannya itu secara sempurna. Oleh karena itu ketika Hades melakukan penyerangan. Kecepatan serangnya sangat cepat bahkan sebelum kedua penjaga keamanan itu melakukan pembelaan. Hades sudah terlebih dahulu mendaratkan pukulan yang sangat kencang pada perut kedua orang itu. "Apa!" Orang-orang yang ada di tempat itu ternganga. Mereka semua tercengang ketika melihat tubuh kedua penjaga keam
"Apa kau sudah menggunakan kartu bank itu!" Hades berkata masih dengan sikap acuh tak acuh. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan yang baru. Kini aura ketampanannya terpancar dari tubuhnya. Semua orang menatapnya dengan penuh kekaguman. Mereka semua mengagumi pria kaya tampan dan sangat kuat seperti Hades. Apalagi ketika mengingat sikap mendominasi yang Hades tunjukkan beberapa saat lalu. Semua orang yang ada di sana terpesona oleh sosok Hades. Mereka mencuri-curi pandang ke arahnya. Bahkan ada sebagian yang mengedip-ngedipkan matanya. Dengan harapan dapat menarik perhatian pemuda itu. Namun, Hades sama sekali tidak memperdulikan mereka. Clara memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Seketika dia terpana di tempat. Bagaimanapun, orang yang sekarang ada di hadapannya jauh berbeda dari yang sebelumnya. Jika, sebelumnya penampilan Hades sangat menjijikkan dan menakutkan. Sekarang penampilan pemuda itu sungguh menyenangkan dan mengeluarkan pesona
Dia melihat sebuah lukisan yang menggambar tentang pedesaan jaman dulu. Hades dapat merasakan perasaan nyaman saat memandangi lukisan itu. Seolah-olah dia dapat melihat kehidupan nyaman dan tentram yang dijalani oleh orang-orang yang ada di dalam lukisan itu. Dia memandangi lukisan itu untuk waktu yang lama. Hingga tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hades melihat ke arah jam yang ada di dinding museum itu telah menunjuk ke angka enam. Dia menyadari sudah waktunya untuk pergi meninggalkan tempat itu. Bagaimanapun sebentar lagi tempat itu akan di tutup dan kembali dibuka besok pagi pukul tujuh lima belas. "Aku melupakan sesuatu." Hades menepuk keningnya. Dia baru mengingat bahwa belum memiliki tempat untuk ditinggalinya di kota ini. "Aku akan tinggal di hotel untuk beberapa hari kedepan. Sebelum aku mencari perumahan yang nyaman untuk ditinggali." Hades bergumam sambil menikmati kehidupan malam di kota itu. Hades berjalan kaki mencari tem
"Sialan! Aku akan membunuhmu sekarang juga, bajingan!" teriak Yael seraya bangkit dari tempatnya terjatuh. Dia merasa harga dirinya sebagai salah satu orang yang dihormati di dunia bawah tanah Kota Brazing sedang di injak-injak. Dan dia juga yakin teman-temannya juga pasti akan menertawakannya. Jika, dia tidak membunuh orang yang telah menginjak-injak harga dirinya itu. Yael mengerahkan semua kekuatan yang ada dalam dirinya. Dia mengumpulkan semua kekuatannya di tangan sebelah kanan. Sebelum kembali melakukan serangan ke arah pemuda itu. Dengan kecepatan yang sangat cepat. Menghadapi serangan berapi-api dari Yael. Hades menyipitkan matanya dengan kerutan yang terlihat di dahinya. Kekesalan dan ketidaksenangan tergambar di raut wajah Hades. Dia menatap tajam ke arah Yael yang menyerangnya itu. Dia tidak menunjukkan sedikitpun rasa takut di wajahnya saat menghadapi serangan itu. Meskipun serangan Yael terlihat begitu menakutkan. Akan tetapi, di matanya se
Sementara itu di tempat lain. Hades yang sedang berjalan kaki tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia merasakan ada seseorang yang mengikuti jauh di belakangnya. Sebagai seorang petarung bintang delapan, indra kepekaannya tentang bahaya jauh lebih tajam dari orang biasa. Dia bahkan bisa merasakan bahaya yang jaraknya puluhan meter dari dirinya. "Apa mereka orang-orang suruhan, Yael?" gumam Hades dengan suara pelan. Kecurigaannya pada Yael sangat wajar. Bagaimanapun selama dia berkeliaran di tempat ini. Dia hanya berkonflik dengan beberapa orang saja. Dan orang yang paling tepat untuk membalas dendam padanya hanya Yael. Hades kembali melanjutkan perjalanannya. Dia menuntun para penguntit itu ke tempat yang lebih sepi. Dia ingin melihat siapa orang-orang yang sedang mengikutinya itu. Sesuai dengan apa yang diinginkannya. Para penguntit itu masih mengikutinya. "Ternyata kalian! Keluarlah aku sudah mengetahui keberadaan kalian. Katakan pa
Dia menganggap Hades hanya memberi alasan saja untuk menjauh darinya. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia yakin Hades tidak ingin menjadi pemimpin mereka. Oleh karena itu ketika Zake mendengar alasan Hades yang mengatakan tidak memiliki handphone. Zake menganggap Hades menolaknya secara halus. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan menjadikan Hades sebagai pemimpinnya. Oleh karena itu dia menanyakan tempat tinggal Hades sekarang. Agar dia bisa melaporkan jika terjadi sesuatu pada mereka. Dan berharap bisa mendapatkan bantuan dari Hades secepatnya. "Aku belum menemukan tempat tinggal. Mungkin untuk beberapa hari ke depan aku akan tinggal di hotel dekat di sini," jawab Hades dengan santai. Zake kembali dibuat tercengang oleh perkataan Hades. Dia terkejut tatkala mengetahui orang seperti Hades, yang memiliki kekuatan tinggi dalam bela diri tidak memiliki tempat tinggal?. Dia sedikit tidak percaya dengan fakta itu. Namun, sebuah ide berlian terlintas
Julian menghindari serangan itu dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping. Dia mengerahkan semua kekuatan yang ada di dalam tubuh, mengumpulkannya di tangan kanan yang sudah mengepal kencang. Dia menyerang Gribson menggunakan semua kekuatan yang telah terkumpul. Hingga membuat pria itu terpental beberapa meter ke depan. Tubuh Gribson melayang di udara untuk beberapa waktu sebelum menabrak dinding diiringi suara gedebuk kencang. Adegan tersebut membuat semua orang yang ada di sana tercengan. Mereka semua diam membatu dengan mulut yang terbuka lebar, untuk beberapa saat. Sebelum salah satu dari mereka berteriak panik setelah kembali sadar ke akal sehatnya. “Tuan!”“Tuan Gribson!”Semua orang lekas menghampiri Gribson yang memuntahkan seteguk darah segar. Raut wajah mereka semua terlihat sangat panik. Ada sebuah ketakutan di sorot mata orang-orang itu. Mereka takut Gribson terluka parah karena serangan barusan.“Tuan … apa kau baik-baik saja?” tanya salah satu anak buah Gribson d
Julian menunjukkan seringai dingin di wajah tatkala menatap tajam ke arah pria yang menendangnya itu. Dia bangkit dari tempatnya tergeletak. Lalu menyerang para pria itu. Dia mengerahkan semua kekuatannya. Berniat melumpuhkan salah satu lawan dengan sekali serangan. “Mati-lah kau sialan!” Orang yang dikunci tidak sempat menghindari serangan Julian. Bagaimanapun Julian menyerang pria itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pergerakan Julian benar-benar sangat lincah dan cepat serangannya juga sangat kuat. Hingga menyebabkan pria itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuh pria itu berhenti mundur setelah menabrak tembok yang ada di luar kamar. Pria itu ambruk ke lantai lalu memuntahkan seteguk darah segar. Sesaat dia menatap ngeri ke arah Julian sebelum kehilangan kesadarannya.Adegan tersebut mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka sedikit merasa takut sekarang. Namun, ketakutan itu hanya terjadi beberapa saat. Salah satu dar
Namun, siapa sangka rencana indahnya harus tertunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dia sudah menyetujui bergabung dengan Hades. Dia tidak tahu Hades akan membiarkannya pensiun kapan dan dia juga tidak tahu berapa besar uang yang akan diterimanya nanti.Saat ini di dalam rumah, Julian sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Dia hanya memasukan beberapa pakaian yang diperlukan saja. Tidak lupa dia juga memasukan senjata yang miliknya ke dalam tas. Dia sudah selesai memgemas barang-barangnya dan bersiap pergi meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Dia sudah merasakan kejanggalan di tempat ini. Oleh karena itu dia yakin bahaya akan menyimpanya, jika terlalu lama tinggal di tempat ini. Namun, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Sudut matanya secara tidak sengaja melihat sebuah foto seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun bersama seorang anak kecil berusia tiga tahun. Foto itu terlihat sangat kusam, seolah-olah foto itu diambil sudah sejak lama.
Di belahan bumi lain. Terlihat sebuah rumah sederhana nan nyaman dengan halaman depan yang lumayan cukup luas. Sekiranya muat untuk di tepati dua mobil. Tidak jauh dari sana sebuah kendara beroda empat melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mobil itu secara tiba-tiba berhenti melaju tepat di halaman depan rumah sederhana itu diiringi dengan suara decitan ban yang menggema di sana. Tidak berselang lama. Seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun dengan wajah yang lumayan cukup tampan dan pakaian yang rapi turun dari mobil tersebut. Pria muda itu tidak lain adalah Julian. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda. Berbanding terbalik saat dia berada di Manor Baker. Julian terlihat bagaikan seorang ceo muda yang sangat sukses. Dia terlihat sangat keren dan tampan. Dia mendapatkan mobil mewah dan baju mahal itu tadi saat meninggalkan Manor Baker. Di perjalanan dia secara tidak sengaja melihat beberapa tuan muda yang sedang menindas seora
Setelah beberapa saat berjalan ketiganya melihat sebuah kedai sederhana. Kedai itu terbilang cukup sepi pengunjung, hanya ada sekitar sepuluh orang yang sedang menikmati makanan di sana. Menilai dari pakaian yang dikenakan oleh para pengunjung itu. Ben dan kedua orang lainnya dapat menilai bahwa orang-orang yang sedang makan itu adalah warga sekitar.Ketiga berjalan masuk ke dalam kedai lalu memesan enam belas porsi makanan bungkus dan tiga porsi untuk mereka santap di sana. Tidak butuh waktu lama makanan yang Ben pesan di sajikan di depan meja. Lalu ketiganya menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Beberapa saat kemudian ketiga orang itu telah selesai memakan makanan mereka. Lalu mereka bangkit dan membayar semua makanan yang mereka pesan. Mereka bertiga tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Mereka kembali melanjutkan perjalan dengan tergesa-gesa. Bagaimanapun teman-teman mereka sedang menunggu kedatangan makanan itu. Perjalanan yang Ben dan dua tem
Sekitar tiga puluh menit kemudian, ketiganya mulai kelemahan. Mereka berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya. Namun, mereka masih belum menemukan satupun kedai makan di sekitar sana. Hal itu membuat ketiganya merasa kesal dan putus asa. Saat mereka akan memutuskan untuk kembali ke tempat. Salah satu dari ketiganya melihat sekelompok orang yang sedang berbincang tidak jauh dari sana. “Ben, coba lihat kesana!” ucap orang itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul itu.Ben dan satu orang lagi melihat ke arah yang di maksud. Pandangan keduanya mengikuti kemana arah jari teman mereka. Seketika mereka berdua menjadi bersemangat. Mereka terlihat seperti seseorang yang berjalan di padang pasir dengan suhu panas delapan puluh derajat dan melihat sungai yang airnya sangat jernih. “Sebaiknya kita tanyakan pada mereka di mana kedai makan terdekat.” Ben berkata sambil tersenyum bahagia.“Itu yang kumaksud!” ucap orang per
Dia sama sekali tidak khawatir Julian akan melarikan diri dari genggamannya. Dia yakin pria itu akan kembali ke manor secepat mungkin. Bagaimanapun sebelumnya dia sudah membuat pengaturan untuk menjadikan Julian dan teman-temannya yang lain sebagai buronan Sakte King. Hades yakin setelah informasi dagang Sakte King dibocorkan ke dunia luar dan Zake melakukan semuanya sesuai dengan apa yang dia perintahkan. Saat itu juga Sakte King akan bergerak cepat memburu semua orang yang mengungkapkan informasi tersebut. Bagaimanapun di sana terdapat salah satu informasi yang sangat sensitif bagi Sakte King. Informasi tersebut yaitu tentang keluarga-keluarga yang menjadi target Sakte King berikutnya. Hades percaya dengan bocor informasi tersebut ke publik. Sakte King akan membersihkan para penghianat itu. Mereka akan memburu Julian dan yang lainnya.Dan setelah Julian mendengar tentang semua informasi tersebut. Julian pasti akan merespon dengan cepat. Dia a
Hades menyadari kecanggungan yang Julian rasakan saat ini. Dia berjalan santai ke arah pria itu lalu menepuk pelan pundaknya. “Percayalah bergabung denganku bukanlah pilihan buruk!” Dia berkata dengan santai untuk memecahkan kecanggungan saat ini. Julian hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa mengatakan sepatah katapun. “Ikutlah denganku. Aku akan mengajakmu menyaksikan betapa kuatnya pasukan yang kumiliki. Meskipun sekarang mereka tidak dapat dibandingkan dengan Sakte King. Akan tetapi, cepat atau lambat. Mereka akan mengungguli sakte itu.” Hades berkata dengan penuh keyakinan. Dia berjalan ke tempat di mana anak buahnya sedang berlatih. Dengan Julian yang mengikutinya dari arah belakang. Sejauh ini Julian tidak berkomentar apapun. Dia hanya mengikuti Hades sambil memperhatikan sekeliling. Dia memperhatikan dekorasi mewah pada bangunan ini. Meskipun manor itu tidak semewah dan semegah Sakte King. Akan tetapi, manor i
Zake sangat bersemangat sekarang. Dia yakin dapat mengalahkan Sakte King dengan memanfaatkan informasi ini. Bagaimanapun informasi tersebut sangat lengkap. Berkas itu tidak hanya memberikan informasi tentang struktur Sakte King. Akan tetapi, keluarga dan kekuatan keluarga yang mendukung dan menjadi musuh Sakte King juga tercatat dalam berkas tersebut. Zake siap menerima perintah Hades untuk mengumpulkan semua keluarga yang menjadi musuh Sakte King. Dan membujuk keluarga-keluarga itu untuk bergabung dengan Hades. Menjatuhkan sakte itu dari puncak kejayaannya di kota ini. “Aku siap melakukan apapun yang Anda perintahkan, Tuan. Aku memiliki hubungan yang baik dengan tuan muda dari keluarga-keluarga yang menjadi musuh Sakte King.” Zake berkata dengan raut wajah berseri-seri.Hades hanya menunjukkan senyum tipis tatkala mendengar perkataan Zake yang penuh semangat. Dia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun, untuk beberapa waktu. Namun, tersirat sebuah kekecewaan dari sorot matanya