Sementara itu di tempat lain.
Hades yang sedang berjalan kaki tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia merasakan ada seseorang yang mengikuti jauh di belakangnya. Sebagai seorang petarung bintang delapan, indra kepekaannya tentang bahaya jauh lebih tajam dari orang biasa. Dia bahkan bisa merasakan bahaya yang jaraknya puluhan meter dari dirinya."Apa mereka orang-orang suruhan, Yael?" gumam Hades dengan suara pelan.Kecurigaannya pada Yael sangat wajar. Bagaimanapun selama dia berkeliaran di tempat ini. Dia hanya berkonflik dengan beberapa orang saja. Dan orang yang paling tepat untuk membalas dendam padanya hanya Yael.Hades kembali melanjutkan perjalanannya. Dia menuntun para penguntit itu ke tempat yang lebih sepi. Dia ingin melihat siapa orang-orang yang sedang mengikutinya itu. Sesuai dengan apa yang diinginkannya. Para penguntit itu masih mengikutinya."Ternyata kalian! Keluarlah aku sudah mengetahui keberadaan kalian. Katakan paDia menganggap Hades hanya memberi alasan saja untuk menjauh darinya. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia yakin Hades tidak ingin menjadi pemimpin mereka. Oleh karena itu ketika Zake mendengar alasan Hades yang mengatakan tidak memiliki handphone. Zake menganggap Hades menolaknya secara halus. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan menjadikan Hades sebagai pemimpinnya. Oleh karena itu dia menanyakan tempat tinggal Hades sekarang. Agar dia bisa melaporkan jika terjadi sesuatu pada mereka. Dan berharap bisa mendapatkan bantuan dari Hades secepatnya. "Aku belum menemukan tempat tinggal. Mungkin untuk beberapa hari ke depan aku akan tinggal di hotel dekat di sini," jawab Hades dengan santai. Zake kembali dibuat tercengang oleh perkataan Hades. Dia terkejut tatkala mengetahui orang seperti Hades, yang memiliki kekuatan tinggi dalam bela diri tidak memiliki tempat tinggal?. Dia sedikit tidak percaya dengan fakta itu. Namun, sebuah ide berlian terlintas
Satu jam kemudian mobil Lamborghini Reventon itu menepi di depan sebuah bangunan berlantai tiga. Lalu salah satu dari kedua mobil itu membunyikan klakson. Tidak berselang lama dari itu. Beberapa orang berpakaian serba hitam membukakan pagar. Agar kedua mobil yang baru saja menepi itu bisa masuk. “Kita sudah sampai, Tuan,” ucap Azzura dengan sopan. Dia membangunkan Hades yang tertidur lelap di dalam mobil. Azzura sebenarnya tidak memiliki keberanian untuk membangunkan Hades. Apalagi ketika melihat betapa nyenyaknya Hades tertidur. Namun, dia juga tidak tega membiarkan pemimpin barunya tidur di dalam mobil semalam. Oleh karena itu dia memberanikan diri untuk membangunkan tuannya. Hades mengucek-ucek kuda matanya sambil menguap. Lalu mengikuti Azzura turun dari mobil itu. Namun, tepat setelah dirinya turun dari mobil. Dia melihat sesuatu yang sangat mencengangkan. Dia melihat sebuah bangunan mewah yang berdiri kokoh di atas tanah ribuan meter. Bangunan itu
“Aku akan memaafkanmu untuk masalah itu. Tetapi …,” ucap Zake menggantung perkataannya. Dia sengaja melakukan itu untuk melihat reaksi kedua orang yang telah mempermainkannya, senyum tergambar di wajah Quest dan Azzura setelah mendengar perkataannya. Namun, raut wajah mereka terlihat seperti menantikan kelanjutan perkataan Zake. Mereka penasaran kelanjutan seperti apa yang akan Zake katakan. Zake tidak membiarkan orang-orang itu menunggu terlalu lama. Dia lekas melanjutkan perkataan. Akan tetapi perkataannya selanjutnya membuat senyum di wajah semua orang membeku. “Bukan berarti aku akan membebaskan kalian begitu saja. Kalian tetap harus mendapatkan hukuman. Dan memberikan kompensasi karena telah mengusirku dari kamar!” tambah Zake sambil menunjukkan senyum licik di wajahnya. “A-apa yang kau inginkan, Tuan!” Quest dan Azzura berkata dengan gagap. Mereka menatap ngeri ke arah Zake. Keduanya merasakan firasat buruk saat melihat senyum di wajah Zake. Mereka meyakinkan diri mereka m
Dia gugup bukan karena suara Zake yang berasal dari ujung seluler. Akan tetapi, yang membuatnya menjadi gugup yaitu, jarak antara dirinya dan pemuda yang menyuruhnya untuk menghubungi Zake terlalu dekat. Pemuda itu seolah-oleh sengaja memperpendek jarak antara dirinya dan dia. Walz dapat merasakan aroma menyegarkan dari tubuh pemuda itu. Dia benar-benar di buat tidak karuan oleh aroma menyegarkan itu.Walz tanpa sadar menundukkan kepala tatkala menyadari jarak antara dirinya dan Hades semakin dekat. Dia sedikit gemetar dan tubuhnya terasa panas saat embusan napas Hades mengenainya. Pikirannya seketika di buat melayang oleh tindakan pemuda itu. Hades tidak mengetahui apa yang ada dalam pikiran wanita cantik itu. Dia mendekatkan dirinya pada wanita itu, karena merasa sedikit kesal terhadap tindakan wanita itu yang lambat. Dia berniat untuk mengambil ponsel peyana muda itu dan mengambil alih pembicaraan. Dia sama sekali tidak memiliki niat buruk apapun terhadap wanita itu. Bagaimanapun
“Yasuda kalau gitu kamu istirahat dulu di sana. Nanti setelah merasa cukup memiliki tenaga. Bantu aku membereskan ruangan ini. Aku tidak ingin kamu pingsan saat bekerja. Bisa-bisa kamu menuduhku dengan pikiran kotormu itu.” Hades berkata dengan sedikit bercanda untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi di antara mereka. Namun, tanpa dia sadari ucapannya itu memiliki efek lain di telinga wanita itu. Walz kembali merasakan rasa malu yang sebelumnya telah menghilang. Wajahnya terasa sangat panas mbak di jemur dibawah terik matahari. Telinganya memerah menandakan betapa kepanasannya dia saat ini. Dia dengan tergesa-gesa melarikan diri dari tempat itu ke sembarang arah. Namun, tanpa disadari dia masuk ke kamar yang semalam Hades tempati. Kamar utama di manor itu. Dia menyembunyikan dirinya di sana. “Sial! Kenapa orang itu mengungkit kembali hal memalukan seperti tadi!” Walz menggerutu dengan kesal tatkala menyembunyikan dirinya. Dia mencoba menenangkan dirinya sambil mengatur napasn
Zake bergegas ke lantai tiga untuk melihat situasi yang terjadi di sana. Tidak lupa dia juga menyuruh anak buahnya untuk membantu membawakan barang-barang pesanan Hades. Yang telah dibelinya di pasar tradisional tadi. Dia sedikit mempercepat langkahnya tatkala menaiki tangga. Namun, tepat setelah sampai di lantai tiga. Dia dibuat tercengang oleh pemandangan yang ada di hadapannya. Dia melihat beberapa barang antik koleksinya berserakan di lantai. “Kenapa kau diam mematung di sana! Kemarilah dan bantu aku mengeluarkan barang-barang ini.” ucap Hades menyadarkan Zake kembali ke dunia nyata. Sambil menunjuk ke tumpukan barang antik.Zake mengikuti ke mana arah jatuhnya telunjuk Hades. Dia kembali dibuat terkejut oleh pemandangan yang ditangkap sudut matanya. Dia membuka mulutnya lebar-lebar tatkala melihat kaligrafi koleksi termahalnya di letakan di begitu saja. Hatinya sangat sakit ketika melihat hal itu. Dia ingin menangis saat ini tetapi, tidak ada satupun air mata yang keluar dari
Zake tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia lekas mematikan panggilan tersebut. Tidak sampai lima menit, orang yang Zake hubungi datang dengan napas terengah-engah. Menilai dari seberapa cepatnya dia menarik napas. Orang itu sepertinya telah berlari untuk sampai ke tempat ini secepat mungkin. Dia menunjukkan senyum sopan tatkala melihat Zake yang sedang menunggunya. “Apa tugas yang akan anda berikan padaku, Tuan! Aku pasti akan melakukannya sebaik mungkin!” Orang itu berkata sambil menepuk dadanya. Zake melambaikan tangannya. “Bukan sesuatu yang besar. Adik perempuanku ingin berbelanja di pasar. Tugasmu adalah mengawalnya dan membawakan barang-barang yang dia beli. Pastikan tidak ada yang berani mengganggu adikku!” Dia berkata dengan nada yang sedikit dikatakan tatkala mengeluarkan paruh kedua perkataannya itu. “Baik, Tuan. Aku dapat menjamin dengan nyawaku sendiri. Tidak akan ada yang berani mengganggu, Nona Muda saat berbelanja.” Orang itu menja
“A-aku hanya … aku!” Walz tiba-tiba menjadi gugup sekarang. Dia telah melupakan semua kata-kata yang telah disusunnya saat di perjalan. Hingga membuatnya tidak tahu harus menjawab pertanyaan Hades seperti apa. Dia menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal. Wajahnya terasa sangat panas. Hades melihat wanita yang salah tingkah itu. Dia ingin marah tetapi, dia tidak tega memarahi wanita itu. Bagaimanapun wanita itu telah menunjukkan perhatian padanya. Dan lagi dia memang membutuhkan pakaian untuk ganti. Dia terdiam sesaat sebelum menghela napas pelan, lalu menunjukkan senyum lembut di wajahnya. “Baiklah, aku tidak akan menyalahkanmu tentang hal ini lagi. Terima kasih karena telah membelikanku pakaian. Aku memang membutuhkan pakaian ini.”“Sebaiknya kamu istirahat dulu saja. Aku yakin kamu pasti sangat kelelahan setelah bekerja keras hari ini. Biar nanti aku suruh Zake untuk membelikan bahan-bahan lainnya yang kuperlukan.” Hades menunjukkan si
Julian menghindari serangan itu dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping. Dia mengerahkan semua kekuatan yang ada di dalam tubuh, mengumpulkannya di tangan kanan yang sudah mengepal kencang. Dia menyerang Gribson menggunakan semua kekuatan yang telah terkumpul. Hingga membuat pria itu terpental beberapa meter ke depan. Tubuh Gribson melayang di udara untuk beberapa waktu sebelum menabrak dinding diiringi suara gedebuk kencang. Adegan tersebut membuat semua orang yang ada di sana tercengan. Mereka semua diam membatu dengan mulut yang terbuka lebar, untuk beberapa saat. Sebelum salah satu dari mereka berteriak panik setelah kembali sadar ke akal sehatnya. “Tuan!”“Tuan Gribson!”Semua orang lekas menghampiri Gribson yang memuntahkan seteguk darah segar. Raut wajah mereka semua terlihat sangat panik. Ada sebuah ketakutan di sorot mata orang-orang itu. Mereka takut Gribson terluka parah karena serangan barusan.“Tuan … apa kau baik-baik saja?” tanya salah satu anak buah Gribson d
Julian menunjukkan seringai dingin di wajah tatkala menatap tajam ke arah pria yang menendangnya itu. Dia bangkit dari tempatnya tergeletak. Lalu menyerang para pria itu. Dia mengerahkan semua kekuatannya. Berniat melumpuhkan salah satu lawan dengan sekali serangan. “Mati-lah kau sialan!” Orang yang dikunci tidak sempat menghindari serangan Julian. Bagaimanapun Julian menyerang pria itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pergerakan Julian benar-benar sangat lincah dan cepat serangannya juga sangat kuat. Hingga menyebabkan pria itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuh pria itu berhenti mundur setelah menabrak tembok yang ada di luar kamar. Pria itu ambruk ke lantai lalu memuntahkan seteguk darah segar. Sesaat dia menatap ngeri ke arah Julian sebelum kehilangan kesadarannya.Adegan tersebut mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka sedikit merasa takut sekarang. Namun, ketakutan itu hanya terjadi beberapa saat. Salah satu dar
Namun, siapa sangka rencana indahnya harus tertunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dia sudah menyetujui bergabung dengan Hades. Dia tidak tahu Hades akan membiarkannya pensiun kapan dan dia juga tidak tahu berapa besar uang yang akan diterimanya nanti.Saat ini di dalam rumah, Julian sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Dia hanya memasukan beberapa pakaian yang diperlukan saja. Tidak lupa dia juga memasukan senjata yang miliknya ke dalam tas. Dia sudah selesai memgemas barang-barangnya dan bersiap pergi meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Dia sudah merasakan kejanggalan di tempat ini. Oleh karena itu dia yakin bahaya akan menyimpanya, jika terlalu lama tinggal di tempat ini. Namun, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Sudut matanya secara tidak sengaja melihat sebuah foto seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun bersama seorang anak kecil berusia tiga tahun. Foto itu terlihat sangat kusam, seolah-olah foto itu diambil sudah sejak lama.
Di belahan bumi lain. Terlihat sebuah rumah sederhana nan nyaman dengan halaman depan yang lumayan cukup luas. Sekiranya muat untuk di tepati dua mobil. Tidak jauh dari sana sebuah kendara beroda empat melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mobil itu secara tiba-tiba berhenti melaju tepat di halaman depan rumah sederhana itu diiringi dengan suara decitan ban yang menggema di sana. Tidak berselang lama. Seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun dengan wajah yang lumayan cukup tampan dan pakaian yang rapi turun dari mobil tersebut. Pria muda itu tidak lain adalah Julian. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda. Berbanding terbalik saat dia berada di Manor Baker. Julian terlihat bagaikan seorang ceo muda yang sangat sukses. Dia terlihat sangat keren dan tampan. Dia mendapatkan mobil mewah dan baju mahal itu tadi saat meninggalkan Manor Baker. Di perjalanan dia secara tidak sengaja melihat beberapa tuan muda yang sedang menindas seora
Setelah beberapa saat berjalan ketiganya melihat sebuah kedai sederhana. Kedai itu terbilang cukup sepi pengunjung, hanya ada sekitar sepuluh orang yang sedang menikmati makanan di sana. Menilai dari pakaian yang dikenakan oleh para pengunjung itu. Ben dan kedua orang lainnya dapat menilai bahwa orang-orang yang sedang makan itu adalah warga sekitar.Ketiga berjalan masuk ke dalam kedai lalu memesan enam belas porsi makanan bungkus dan tiga porsi untuk mereka santap di sana. Tidak butuh waktu lama makanan yang Ben pesan di sajikan di depan meja. Lalu ketiganya menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Beberapa saat kemudian ketiga orang itu telah selesai memakan makanan mereka. Lalu mereka bangkit dan membayar semua makanan yang mereka pesan. Mereka bertiga tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Mereka kembali melanjutkan perjalan dengan tergesa-gesa. Bagaimanapun teman-teman mereka sedang menunggu kedatangan makanan itu. Perjalanan yang Ben dan dua tem
Sekitar tiga puluh menit kemudian, ketiganya mulai kelemahan. Mereka berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya. Namun, mereka masih belum menemukan satupun kedai makan di sekitar sana. Hal itu membuat ketiganya merasa kesal dan putus asa. Saat mereka akan memutuskan untuk kembali ke tempat. Salah satu dari ketiganya melihat sekelompok orang yang sedang berbincang tidak jauh dari sana. “Ben, coba lihat kesana!” ucap orang itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul itu.Ben dan satu orang lagi melihat ke arah yang di maksud. Pandangan keduanya mengikuti kemana arah jari teman mereka. Seketika mereka berdua menjadi bersemangat. Mereka terlihat seperti seseorang yang berjalan di padang pasir dengan suhu panas delapan puluh derajat dan melihat sungai yang airnya sangat jernih. “Sebaiknya kita tanyakan pada mereka di mana kedai makan terdekat.” Ben berkata sambil tersenyum bahagia.“Itu yang kumaksud!” ucap orang per
Dia sama sekali tidak khawatir Julian akan melarikan diri dari genggamannya. Dia yakin pria itu akan kembali ke manor secepat mungkin. Bagaimanapun sebelumnya dia sudah membuat pengaturan untuk menjadikan Julian dan teman-temannya yang lain sebagai buronan Sakte King. Hades yakin setelah informasi dagang Sakte King dibocorkan ke dunia luar dan Zake melakukan semuanya sesuai dengan apa yang dia perintahkan. Saat itu juga Sakte King akan bergerak cepat memburu semua orang yang mengungkapkan informasi tersebut. Bagaimanapun di sana terdapat salah satu informasi yang sangat sensitif bagi Sakte King. Informasi tersebut yaitu tentang keluarga-keluarga yang menjadi target Sakte King berikutnya. Hades percaya dengan bocor informasi tersebut ke publik. Sakte King akan membersihkan para penghianat itu. Mereka akan memburu Julian dan yang lainnya.Dan setelah Julian mendengar tentang semua informasi tersebut. Julian pasti akan merespon dengan cepat. Dia a
Hades menyadari kecanggungan yang Julian rasakan saat ini. Dia berjalan santai ke arah pria itu lalu menepuk pelan pundaknya. “Percayalah bergabung denganku bukanlah pilihan buruk!” Dia berkata dengan santai untuk memecahkan kecanggungan saat ini. Julian hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa mengatakan sepatah katapun. “Ikutlah denganku. Aku akan mengajakmu menyaksikan betapa kuatnya pasukan yang kumiliki. Meskipun sekarang mereka tidak dapat dibandingkan dengan Sakte King. Akan tetapi, cepat atau lambat. Mereka akan mengungguli sakte itu.” Hades berkata dengan penuh keyakinan. Dia berjalan ke tempat di mana anak buahnya sedang berlatih. Dengan Julian yang mengikutinya dari arah belakang. Sejauh ini Julian tidak berkomentar apapun. Dia hanya mengikuti Hades sambil memperhatikan sekeliling. Dia memperhatikan dekorasi mewah pada bangunan ini. Meskipun manor itu tidak semewah dan semegah Sakte King. Akan tetapi, manor i
Zake sangat bersemangat sekarang. Dia yakin dapat mengalahkan Sakte King dengan memanfaatkan informasi ini. Bagaimanapun informasi tersebut sangat lengkap. Berkas itu tidak hanya memberikan informasi tentang struktur Sakte King. Akan tetapi, keluarga dan kekuatan keluarga yang mendukung dan menjadi musuh Sakte King juga tercatat dalam berkas tersebut. Zake siap menerima perintah Hades untuk mengumpulkan semua keluarga yang menjadi musuh Sakte King. Dan membujuk keluarga-keluarga itu untuk bergabung dengan Hades. Menjatuhkan sakte itu dari puncak kejayaannya di kota ini. “Aku siap melakukan apapun yang Anda perintahkan, Tuan. Aku memiliki hubungan yang baik dengan tuan muda dari keluarga-keluarga yang menjadi musuh Sakte King.” Zake berkata dengan raut wajah berseri-seri.Hades hanya menunjukkan senyum tipis tatkala mendengar perkataan Zake yang penuh semangat. Dia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun, untuk beberapa waktu. Namun, tersirat sebuah kekecewaan dari sorot matanya