All Chapters of Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara): Chapter 51 - Chapter 60

78 Chapters

Bab 51. Ingin Cantik

“Sepertinya dari kemarin saya gak lihat Tanisa?” tanya Aksara ketika mereka duduk di meja makan. Biasanya, Tanisa akan meminta jatahkursi di sebelah Aksara dan merecoki makannya. Mengganggu selera makan denganterus meminta tolong diambilkan ini dan itu. Sebagai pria dewasa, Aksara memahami kalau Tanisa melakukan itu hanya untuk mencari perhatian.“Mbak Tanisa pulang, Mas, kemarin siang. Apa tidak mengabariMas Aksara lagi?” tanya Celine takut. Ia lupa menyampaikan berita itu.“Tidak. Mungkin ke ponselku yang satunya. Belum sempat akubuka,” ucap enteng Aksara yang kini menyuapkan makanan yang telah diambilkanistrinya.“Mas, maaf, sebelumnya. Kemarin Celine bantah perintah MbakTanisa sebelum pergi,” ucap Celine ragu. Ia merasa bersalah.“Mbak Tanisa meminta Celine untuk membawa kopernya turun.Sedangkan Celine saat itu harus menidurkan Denim.” Celine menundukkan pandangandan memilin ujung pakaiannya.“Nggak apa-apa, Sayang. Itu malah bagus.”“Malah bagus, Mas?”“Iya. Supaya dia tahu kalau
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 52. Siklus Mentruasi

Celine membuka paketnya dengan semangat. Sebuah kotak makeup lengkap dengan brand tidak terkenal. Dengan harga di bawah 100ribu, ia bisa mendapat apa yang diingin. Wanita itu memang mengambil harga termurah diaplikasi belanja online tersebut.Celine mulai mengaplikasi make-up yang baru dibelinya.Dimulai dari foundation, dan ditebali dengan bedak taburnya.“Kenapa kayak ondel-ondel gini ya? Kemarin pas lihatmbak-mbak perias itu kelihatan mudah,” ucapnya bermonolog sambil menatap cermindi depannya.Celine ke kamar mandi, menghapus make up di wajahnya.Mengelap dengan handuk dan kembali memainkan barang tersebut.Ternyata, tidak semudah dengan apa yang dilihat. Ia bahkanharus menyetel tutorial-tutorial make up yang ada di YouTube untuk dapat mengaplikasikanbenda tersebut. Tentang cara pemakaian foundation yang ditepuk-tepuk ke wajahsaat pemakaian bukan malah dioles. Cara memakai eye shadow dengan pilihan warnayang pas, juga pengaplikasian make-up yang lainnya. Beberapa jam ia habiskan did
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Bab 53. Hasil Tes

Pagi ini, Aksara mondar-mandir di depan pintu kamar mandibak setrikaan kusut. Istrinya berada di dalam beberapa saat lalu dengan membawatespeck yang dibelinya semalam. Tangannya mengepal, hendak mengetuk pintutersebut. Tapi, ia mengurungkan. Aksara takut jika Celine tidak enak hatikarena ia menanti hasil itu. Meskipun ia sangat berharap istrinya hamil, akantapi, ia pasrah. Apa pun hasilnya tidak akan mengurangi kadar cinta dan sayanguntuk Celine.Suara pintu berderit. Bergegas ia berjalan dan duduk dibibir ranjang seolah tidak menantikan sesuatu. Juga dengan tangannya yangmemegang ponselnya, seakan sibuk dengan benda pintar tersebut.“Mas Aksara ....” Celine mendekat dengan wajah yangmenunduk.“Hm ... Apa, Sayang?” tanya pria itu yang kini meletakkanponsel ke sebelahnya.“Maafkan Celine ya,” ucap wanita cantik dengan muka bantalitu.Aksara tersenyum. Ia menarik kedua tangan istrinya danmenyentuhkan ke pipinya. “Tidak apa kalau belum berbuah. Kan kita bisa bercocoktanam lagi,” ucapnya.
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 54. Ngidam Makanan Bule

“Sendirian?” tanya Aksara.“Nganter nona rumah belanja,” ucap Arkash. “Kebetulan dompetsaya ketinggalan di mobil. Jadi mau ambil dulu,” timpal Arkash kembali.Aksara tersenyum, “Nona rumah memang paling berkuasa.”Arkash terkekeh, “Seperti Pak Aksara bukan?”“Sebelas, dua belas.”“Baiklah, saya permisi dulu ya, Pak. Takut Nona rumah marahkalau kelamaan.” Arkash menepuk punggung Aksara dan berlalu.“Kenapa harus bilang kalau Celine itu istri kecil?” protesCeline ketika Arkash telah berlalu.“Apa saya salah? Bukankah kamu memang masih kecil? Tubuhkamu saja gak ada sebahu saya.”“Tapi ....”“Tapi apa?”“Celine tengah mengandung, itu artinya Celine sudah dewasa.Mana ada anak kecil yang bisa mengandung?”Aksara terkekeh. ”Iya-iya, saya yang salah. Maafkan saya,Sayang.”Ketika Aksara hendak mendaratkan kecupan di pipi istrinya.Celine menghindar. Seperti biasa, wanita cantik dengan rambut sebahu itu tidakingin kemesraannya disuguhkan di tempat umum.“Maaf, saya tidak bisa menahan rasa suka s
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 55. Mual

“Total semuanya -.”“Langsung bayar saja,” ucap Aksara sambil menampakkan kartu debit miliknya. Ia tidak ingin Celine mendengar nominal yang tertera dalammesin kasir itu. Istri kecilnya yang super hemat itu pasti akan menyayangkan nominalnya jika tahu berapa total harganya.“Baik, Pak,” ucap kasir tersebut sambil menerima benda plastik dari Aksara.Celine terdiam. Ia hanya menundukkan pandangan. Sampai saat ini, ia hanya merasa menjadi beban untuk Aksara.Aksara berjalan dengan menenteng 2 paper bag besar ditangannya. Celine tidak diizinkan untuk membawa karena tidak ingin istrinya kenapa-kenapa. Cukup fokus dengan kesehatannya dan kehamilannya.Usai memasukkan benda itu ke dalam mobil, Aksara membuka kanpintu untuk istrinya. Baru, ia duduk di belakang kemudi, menjalankan kendaraan mewahnya.Ponsel berdering membuat Celine ikut menoleh ke arah bendamilik Aksara.“Dari siapa?” tanya Aksara.“Pak Baskoro, Mas.”“Angkat saja, aktifkan speakernya,” ucap Aksara.Pria itu memang sengaja, bi
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 56. Ulang Tahun Aksara

Aksara mengambil ponselnya. Ia menghubungi Baskoro, mau memintanyamencarikan pizza sampai dapat. Namun, beberapa kali panggilan dilayangkan tetaptidak diangkat. Sepertinya sopir sekaligus asistennya itu masih terjaga dalammimpinya.“Kenapa, Mas? Kalau gak bisa gak apa-apa. Celine bisamenahan lapar,” ucap wanita kecil itu dengan lirih.“Bisa-bisa, Sayang. Saya carikan ya. Kamu di sini sendiriberani kan? Saya hanya sebentar,” tanya Aksara yang dijawab dengan anggukan.Pria itu bergegas berlalu. Ia mencari tempati penjual pizzaseperti apa yang diinginkan istrinya. Tapi dua sampai tiga tempat yang telahdikunjungi sudah tutup. Hingga di tempat ke empat pun, berakhir sama.“Ya Tuhan, kasihan Celine kalau sampai gak dapat pizzanya,”ucap Aksara sambil menghentikan laju kendaraan di depan toko.Seorang pria dan wanita tengah ke luar dari toko lewat pintubelakang. Seragamnya menjelaskan kalau mereka adalah pekerja di tempattersebut. Bergegas Aksara turun dan menyapa mereka.Awalnya mereka menga
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 57. Gelonggongan

Celine mengumpulkan segala keberanian dan akhirnya mendaratkan kembali kecupan di pipi Aksara. Aksara yang tidak sadar, justru menoleh, hingga kedua bibir itu menyatu.Aksara tersenyum. Sedangkan jantung Celine kini justru berdetak tidak baik-baik saja. “Kenapa malah mendaratnya di bibir?”“Mas Aksara kenapa harus menoleh?” protes Celine.“Kan kamu gak bilang kalau mau mencium saya. Lagian ...”Aksara merasakan bibirnya sendiri. “Enak. Manis.”Lagi-lagi ucapan sederhana itu mampu membuat Celine tersipu.Wajah bantalnya ketika bangun tidur itu langsung memerah layaknya buah tomat siap panen.“Mas Aksara, kebiasaan ya, suka goda Celine.”“Nggak apa-apa. Dari pada saya goda wanita lain. Eh,sebentar, apa kamu bakal cemburu kalau saya goda wanita lain?” tanya Aksara yang baru tersadar kalau ia tidak pernah dicemburui istrinya.“Penting banget ya untuk dijawab, Mas?”“Ya sangat penting. Ini berkesinambungan dengan cinta kamu ke saya. Apa kamu benar cinta sama saya?”Celine tersenyum kecil. Ia
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 58. Kado Aneh

Aksara meringis. Seumur-umur hanya Celine lah yang berani memuntahi dirinya. Andai itu orang lain, tentu Aksara akan marah dan mengumpat secara kasar.“Nggak apa-apa, Sayang. Itu hanya sepatu, bisa dibeli lagi,”ucap Aksara sambil dipaksakan tersenyum. Sebenarnya sepatu hitam yang saat ini dipakainya adalah sepatu kesayangan, kenang-kenangan dari istrinya yang telah meninggal. Dibelikan di Belanda saat mereka berlibur di sana.“Atun, bersihkan!”“Iya, Tuan.”Aksara menemani istrinya ke kamar mandi yang dari tadi terus mengeluarkan isi perutnya. Bayangan tentang susu dan aromanya itu terus mengisi rongga pikiran Celine, hingga semua makanan kembali dikeluarkan dan membuat tubuhnya lemas.“Kita ke rumah sakit ya, Sayang.” Aksara memijat tengkuk leher istrinya.Celine menggeleng.“Kenapa gak bilang kalau susu hamil itu membuatmu mual?” tanya Aksara sambil memapah istrinya untuk duduk di ranjang.“Sayang, Mas, kalau dibuang. Apalagi sudah diseduhkan.”“Lebih sayang mana sama tubuhmu kalau
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 59. Di Kolam Renang

“Buat apa?” tanya Celine. ”Yang namanya sofa, pasti buat duduk lah, Mas.”Aksara kembali menggaruk kepalanya, “Iya, sayang, untuk duduk.”Mereka melihat ke ruang tamu, di mana sofa berukuran besar itu mulai dimasukkan ke dalam rumah. Sebuah sofa berlengkok itu diminta Aksara untuk dibawa ke kamar.“Ngapain dimasukkan kamar, Mas?” tanya Celine bingung.“E ... itu ... kamu beneran gak tahu, sayang?”“Gak tahu apalagi? Kenapa dari tadi mas aksara membingungkan?” tanya Celine yang pikirannya dipenuhi tanda tanya besar.“Owh, iya, iya, Celine tahu,” ucap wanita cantik berambut pendek itu dengan senyuman.“Syukurlah, kalau kamu sudah tahu. Saya tidak perlu menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi.”“Emangnya mau cari luas bangun ruang?” Celine terkekeh. "Sofa diletakkan kamar, supaya Mas Aksara bisa duduk nyaman di kamar kan? MasAksara tuh aneh-aneh, duduk di kasur juga enak, empuk. Gak harus buang uang untuk beli sofa kayak gituan.”Aksara hanya tersenyum tipis. Bingung bagaimana cara me
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 60. Quality Time

“Sukurin,” ucap Celine sambil tersenyum kecil. “Gak jadi cium kan karena Denim protes,” imbuhnya lagi.“Nggak apa-apa. Nanti bisa saya lanjut di kamar.”Celine membulatkan mata yang justru dibalas dengan tawa oleh Aksara. Mereka mendekat ke arah Denim dan ikut makan cemilan yang ada di sebelah anaknya.“Denim mau ini?” tanya Celine sambil menyuapi Denim dengan biskuit susu. Pria kecil itu membuka mulutnya dan mulai menggigit biskuit itu dari bundanya.“Istriku mau ini? Buka mulutnya!” Ucap Aksara sambil mendekatkan biskuit yang sama ke bibir Celine. Wanita berambut pendek itu awalnya ragu, hingga akhirnya berkenan membuka mulut dan menerima suapan dari suaminya.“Bunda kayak anak kecil. Disuapi papa.”“Bunda kan memang kecil, Jagoan. Jadi temannya Denim.”Aksara tersenyum dengan lirikan mata ke arah istrinya. Lirikan yang mampu membuat hati setiap wanita meleleh. Tatapan mata dalam dengan penuh cinta.“Sudah gede, Mas. Sudah bisa buat anak kecil,” ucap Celine sambil sedikit berbisik ke
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status