Semua Bab Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara): Bab 41 - Bab 50

78 Bab

Bab 41. Empal Daging

“Mas Anu siapa?” tanya Aksara dengan mata yang membelalak. Beberapa detik yang lalu netranya menatap ke arah pantai dan kini ia mengarahkan tatapan tajam ke istrinya.“Celineku, Sayang. Kamu bicara apa? Apa yang kamu sembunyikan dari saya?” ucap Aksara ketika mendapati tangan istrinya disembunyikan di belakang tubuh.“Nggak ada, Mas.” Kedua manik mata Celine tidak fokus. Ia benar-benar tidak pandai untuk berdusta.“Apa, Sayang? Bukankah Celine istri saya adalah orang yang jujur. Berbohong itu dosa.”“E... Celine mau bilang sesuatu. Tapi Mas Aksara jangan marah ya.”“Iya. Saya janji tidak akan marah. Apa?”Celine memberikan ponselnya kepada suaminya, hingga manik mata coklat milik Aksara langsung membulat sempurna. “Asfan tukang hotel tadi?”“Pemilik hotel, Mas. Bukan tukang hotel. Kalau tukang tuh berarti pekerja di hotel.”“Ah, sama saja.”“Beda, Mas Aksara. Dalam bahasa Indonesia, kata ganti -.”“Celine, saya gak lagi bahas pelajaran bahasa Indonesia,yang saya bahas itu kamu. Kita.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Baca selengkapnya

Bab 42. Lihat Laptop

“Kamu bisa masak ini, Dek?” tanya Celine.“Ini kan empal daging dari pernikahan Mbak Celine. Stok makanan untuk sebulan masih kok, Mbak.”Aksara menoleh ke arah istrinya, “Ya Tuhan, saya dikasih makan lauk basi?” batin Aksara.“Mas Aksara, Denim, dan Pak Anu, saya buatkan telur dadar saja bagaiamana? Atau nasi goreng?”“Baiklah, nasi goreng kasih telur mata sapi,” jawab Aksara.Celine tersenyum, lalu mulai masuk rumah besar yang baru selesai dibangun itu. Bau catnya masih beraroma. Dengan lantai yang begitu bersih dan licin. Untuk bercermin pun bisa. Entah berapa kali adik-adiknya mengepel lantai karena saking sukanya dengan rumah baru. Beberapa kali Celine masuk ke ruangan kamar hanya untuk melihat-lihat. Ia dibuat takjub dengan bangunan mewah yang berada di kampungnya itu.“Rumah kalian sudah bagus sekali.”“Iya, Bude Inah kadang juga bermalam di sini, Mbak. Temani Baim dan Bima. Mas Aksara baik sekali ya mbak, buatkan rumah sebesar dan sebagus ini. Paling bagus dari rumah di kampun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-20
Baca selengkapnya

Bab 43. Pengalaman Berharga

Dua hari Aksara menginap di rumah baru itu. Meskipun besarnya tidak ada seperempat dari rumah di kota, nyatanya ia bahagia. Ia benar-benar bisa mengerti artinya quality time tanpa harus mengeluarkan budget mahal seperti perkiraannya. Ya, hanya dengan menemani Celine masak dan menikmati makanan itu bersama.Seperti pagi ini, ia menemani istrinya untuk belanja dipasar tradisional. Hanya untuk ke pasar saja, harus melewati beberapa Desa karena saking pelosoknya tempat itu. Aksara meminjam motor Inah, mantan asisten rumah tangganya dulu.“Masih jauh gak, Sayang?”“Sebentar lagi, Mas.”“Dari tadi sebentar lagi tapi gak sampai-sampai. Tahu gini kita pakai mobil saja, Sayang.”“Jalanannya tuh kecil, Mas. Kalau pakai mobil takutnya berpapasan dengan kendaraan lain. Akan kesusahan. Kasihan kan juru parkirnya.”“Kasihan juru parkir tapi gak kasihan sama suaminya.”“Nanti Celine pijitin, Mas.”“Pijitin plus plus ya.”“Boleh. Plus makan, plus minum kan?”“Sayang, maksud Saya bukan seperti itu.”C
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya

Bab 44. Demi Ibu Negara

“Tuh kan, Mas,” ucap Celine dengan wajah memerah. Pipi bulat tanpa blush on itu terlihat mengembung dengan warna merah alami. Layaknya buah tomat layak panen.“Gak apa-apa, Sayang. Kan Baskoro bilang, anggap saja seperti tidak melihat.”“Iya, kan Mas Aksara jadi korban. Celine Yang sekarang pelaku.”Pria bertubuh kekar itu tersenyum. Ia menyelinapkan rambut panjang Celine ke belakang telinga. Rambut panjang wangi dengan aroma shampo yang terus menguar. Ya, semenjak kejadian itu mereka terus melakukannya setiap malam. Termasuk semalam.“Kayak tindakan kriminal saja, Sayang. Ada pelaku dan korban.”Celine menunduk. Ia masih malu dengan apa yang dibuatnya tadi. Jika kemarin yang memergoki adiknya, kali ini gantian Baskoro.“Kalau begitu, biar saya saja yang jadi tersangkanya. Biar kamu yang jadi korban. Kalau ada polisi kan, saya yang ditangkap bukan kamu.” Aksara tersenyum. Ia mendekat ke arah istrinya. Di mana Celine yang ketakutan hanya bisa terpejam sambil menggigit bibir bawahnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya

Bab 45. Wanita Baru

Inah begitu terkejut ketika kembali ke rumah Celine dan mendapati mantan Tuannya mengulek sambal. Ia yang hendak mengambil air minum itu, justru dibuat memegang karena tidak percaya.Tatapan tajam dari Aksara membuat Inah menelan ludahnya dengan kasar.“Ma-maaf, saya hanya mau ambil minum, Pak.” Bergegas wanita itu mengambil apa yang diinginkan dan segera berlalu. Di mana ke luar dari ruangan dapur, ia terus menahan tawanya.“Bude Inah kenapa ke luar dari dapur malah senyum-senyum sendiri? Kesambet?” Sapa Bima.“Itu, Bude hanya gak percaya, Tuan Aksara ngulek sambal.”Baskoro yang sudah duduk di kursinya mengulum senyum.Sejujurnya apa yang dirasakan Inah pun turut dirasakan oleh Baskoro.“Kalian ngomongin saya?” tanya Aksara yang datang ke ruang makan sambil membawa cobek batu. Ia meletakkan benda tersebut ke atas meja.“E-enggak, Tuan. Mana saya berani bicarain Tuan Aksara?”jawab Inah tergagap.Celine hanya tersenyum, sambil membantu merapikan nasi Denim yang tercecer di pinggir piri
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya

Bab 46. Permainan Mahal

“Ya, Tanisa. Kamu adalah adik saya. Makanya saya berkewajiban untuk mendidik kamu. Saya tahu, kamu orang fashionable dalam urusan pakaian dan penampilan. Tapi, adab lah yang harus lebih diutamakan. Dia kakakmu. Kamu wajib menghormati dia.”“Dia ...?” tanya Tanisa sambil menoleh ke arah Celine dengan senyum meremehkan. “Kedudukan kita berbeda. Kasta kita tidak sama. Dan saya harus hormat?” Tanisa menggeleng dan berlalu begitu saja.Aksara membuang nafas kasar. Ia memeluk istrinya yang dari tadi berdiri menegang karena ketakutan. Ia tidak tahu tentang Tanisa adik iparnya Aksara. Pria itu tidak pernah menceritakan sebelumnya.“Kamu takut?” tanya Aksara sambil membelai rambut panjang istrinya.Celine mengangguk. “Sedikit. Celine hanya merasa tidak pantas untuk Mas Aksara. Benar yang dibilang Mbak Tanisa tadi kita gak selevel, Mas. Kedudukan kita seperti langit dan bumi. ““Kamu jangan aneh-aneh. Buang jauh-jauh pikiran seperti itu. Kamu tahu, kamu adalah istri saya. Saya sangat menyayangi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya

Bab 47. Terpesona

“Jagoan, kenapa gak tidur di kamarmu sendiri? Bukankah kamu sudah terbiasa tidur sendiri? Ada Tante Gendhis yang akan ajak kamu main.”“Enim pengen Nda. Mbuk sama Nda,” ucap Denim dengan suara cedal menggemaskan.“Mas, apa-apaan sih. Kasihan Denim. Kan ingin tidur sama papa dan bundanya.” Celine menidurkan Denim, lalu menggelitik tubuh kecil itu, sehingga suara tawa riang terdengar dari bibir kecil pewaris perusahaan Aksara.***“Selamat pagi, Mas Aksara. Selamat pagi, Dek Denim,” ucap Celine ketika kedua pria kesayangannya itu bangun. Celine mencium kedua pipi anaknya. Sedangkan Aksara, tengah antri untuk menerima perlakuan yang sama.“Sayang, pipi saya di sini,” ucap Aksara menunjukkan organ yang dimaksud.Celine tersenyum kecil dan ikut membubuhkan kecupan ke kedua pipi suaminya.“Hari ini saya agak free. Jadi ke salon?”“Potong rambut, Mas?”“Iya. Jadi gak? Katanya sudah bosan rambut panjang. Susah merapikannya. Sekalian saya juga mau ikut potong rambut.”“Iya, iya, boleh deh, Mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 48. Tentang Cincin

“Rasanya saya ingin pulang setelah ini.”“Kenapa, Mas?”“Ya karena kamu.”“Mau nganterin Celine pulang ya?”“Mau nidurin kamu.”“Apa, Mas?” tanya Celine dengan mata yang melotot. “Celine bukan Denim yang harus ditidurin.”“Sayang, kamu paham maksud saya gak sih?”“Iya-iya, paham! Tapi kan, ini masih siang.”“Memangnya kenapa kalau siang. Itu boleh dilakukan di jam kapan pun. Kamu halal untuk saya.”“Mas Aksara jangan bahas itu lah, Celine malu.” Wanita dengan make up minimalis itu tersipu. Blush on tipis yang dikenakannya semakin memerah lantaran pewarna alami dari pipinya.“Sudah, Mas. Katanya mau meeting! Nanti terlambat. Bisa dimarahin bosnya.” Celine sengaja mengalihkan pembicaraan.“Saya bosnya, Sayang,” ucap Aksara geregetan.“Iya-iya. Celine juga tahu. Hanya bercanda saja. Segera ikut meeting gih, Mas. Ngga enak kan kalau terlambat. Yang namanya pimpinan itu harus menjadi teladan untuk para stafnya. Bagaimana staf akan disiplin jika pemimpinnya saja tidak disiplin.”“Iya-iya.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya

Bab 49. Proses Pembuahan

“Sayang, itu cincin buat kamu. Hadiah ulang bulan pernikahan kita. Saya yang meminta petugas pizza itu untuk menyematkan cincin di dalam adonan.”“Kenapa Mas Aksara gak bilang?” tanya Celine dengan mata membulat sempurna.“Namanya juga kejutan, Sayang. Masa saya harus bilang.”“Terus bagaimana? Celine minta lagi cincin itu?”“Ya sudah biarkan saja. Mungkin memang rezekinya staf baru tadi. Lagian, kamu ceroboh amat. Biasanya selisih seribu dua ribu sajadi perhitungkan. Lah ini, cincin emas diberikan orang begitu saja.”“Ya kan Celine gak tahu kalau cincin itu dibeli. Celine pikir ada undian berhadiah gitu.”Aksara tersenyum. Ia mencubit hidung istrinya hingga wanita kecil itu mengaduh. “Maaf, apa sakit?”“Iya. Sakit hatiku, Mas. Cincinku yang mahal hilang.”“Memangnya tahu kalau cincinnya mahal?”“Mas Aksara kan selalu memberikan yang terbaik untuk Celine. Jadi sudah pasti, cincin itu mahal kan?”Aksara tersenyum. “Ya sudah, nanti kita beli lagi. Sekarang kita cari makan dulu!”“Tapi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

Bab 50. Perubahan Sikap

“Heh, babu. Kamu ....”Belum juga Tanisa menyelesaikan kalimatnya, Celine menoleh. Tanisa membuka mulutnya tidak percaya, melihat penampilan wanita itu yang berubah drastis. Satu polesan saja, membuat wanita udik itu terlihat cantik dan berkelas.“Kamu ....”“Saya Celine, Mbak,” ucap Celine santun.“Iya. Saya juga tahu. Kenapa kamu mendadak bisa seperti ini?”“Seperti ini bagaimana?” tanya Celine bingung.“Cantik.”Celine tersenyum, “Terima kasih, Mbak.”“Bukan. Aku salah ngomong saja. Mas Aksara mana? Aku mau pamit. Beberapa hari di sini rasanya membosankan. Apalagi kalau harus lihat wanita udik sepertimu setiap hari.”“Maaf, Mbak. Tapi ini rumah Mas Aksara. Rumah suami saya. Jadi sudah pasti mbak akan lihat saya setiap hari di sini.”“Ih, pede amat bilang Mas Aksara itu suamimu,” ucap Tanisa sedikit tidak terima.“Tapi, itu memang benar, Mbak. Celine punya bukti kalau Celine istri sah nya Mas Aksara.”“Tidak penting,” ucap Tanisa kesal. “Koper saya bawa turun!”perintah wanita itu sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status