All Chapters of Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara): Chapter 61 - Chapter 70

78 Chapters

Bab 61. Ikan Buntal

“Kenapa harus ditutup seperti itu? Saya jadi tidak bisa melihat wajah spek bidadari,” ucap Aksara.“Mas Aksara, hentikan!”“Saya gak ngapa-ngapain, Sayang. Saya aja di sini dan kamu di sana. Kita dipisahkan oleh jarak dan waktu, melewati jembatan tinggi dan puluhan lampu lalu lintas. Saya ....”“Mas!”“Apa?”“Sejak kapan Mas Aksara lebay seperti itu. Kenapa waung bisa jadi meong.”“Maksudnya?” tanya Aksara kebingungan.“Bagaimana mungkin macan bisa jadi kucing seperti itu. Mas Aksara tahu, mas manis banget kalau bicara seperti tadi. Seperti kembang gula. Bikin diabetes.”Layar pipih Celine yang tadinya menunjukkan wajah Aksarakini mulai beralih pandangan. Hanya tampak langit-langit ruangan yang dominan dengan warna putih dan biru. Sedangkan di seberang sana, Aksara melepasponselnya dan jingkrak-jingkrak tidak jelas. Baru kali ini ia dianggap manisoleh seseorang. Apalagi istrinya sendiri yang berkata seperti itu. Galak,jahat, otoriter, arogan, kaku, sifat buruk yang melekat pada diriny
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 62. Kepergok

“Maaf, bukan niat saya mau menyamakan.” Aksara tersenyum dan mengelus rambut istrinya. Ia mengambil handuk ke dalam almari.“Mau ikut?” tanyanya dengan salah satu alis yang terangkat.“Mandi?” Celine balik bertanya.“Iya. Habis ini mau nge-date sama pacar saya.”“Mas Aksara punya pacar?” tanya Celine kaget.“Iya. Dia lagi marah-marah hari ini. Lihatlah, ada di cermin itu,” ucap Aksara sambil menunjuk cermin rias di depan istrinya. Pria itu bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Celine yang dari tadi mematung menoleh ke arah cerminnya. Seorang wanita dengan tubuh mungil dan rambut pendek tengah tersenyum. Wajahnya kemerah-merahan.“Mas Aksara tuh selalu saja punya cara buat aku tersenyum,”ucap wanita kecil itu.***Celine menatap pizza besar di depannya. Dengan toping beraneka ragam dan taburan keju yang melumer. Ia mengambil sepotong dan menyuapkan ke mulut suaminya. Meskipun ia sangat ingin. Tapi tetap saja, Aksara selalu nomor satu di hatinya.“Makan kamu saja.”“Celine gak
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 63. Maternity

“Sudahlah! Saya gak apa-apa, Pak Aksara. Kayak gak pernah muda saya,” ucap pria berpakaian rapi itu.Aksara tersenyum.“Saya juga seperti bapak.” Pria itu kembali bersuara. Ia menggaruk kepalanya sambil menoleh ke arah istrinya. Usai percakapan kaku tersebut semua kembali mencair.***Waktu terus terlewati di mana Celine sudah tak mengalami ngidam yang berarti. Rasa mual dan lemas itu berangsur hilang, menjadi nafsu makanyang berlebihan. Ia gemar makan baik itu camilan maupun makanan besar. Sepertisiang ini, Celine sudah makan berat sebanyak 3kali. Belum dengan cemilan dan buah yang sepertitak lekang dari tiap menitnya. Bibirnya terus bergoyang menikmati apa pun yangada di sekelilingnya.“Sayang, sudah makan belum?” tanya Aksara dari panggilanvideo di ponselnya. Pria dengan cambang tipis itu menatap wajah istrinya yangsemakin bulat. Pipi tembem itu terus mengembung layaknya bakpao.“Mas Aksara mau ngehina, Celine? Bilang aja Celine gendutankan?” tanya wanita kecil itu yang kini mudah
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 64. Mendekati HPL

“Memang modelnya seperti itu, Mbak Celine. Kan yang terakhir memperlihatkan perutnya.”“Apa?” tanya Celine dengan mata yang melotot.“Iya, Mbak. Pakaian ini juga yang request Pak Aksara. Wajar kok pakai busana seperti ini untuk foto maternity.”“Pakai baju tipis dan kurang bahan seperti ini dibilang wajar?” tanya Celine sambil menatap perutnya. Sedikit gerakan tangannya saja membuat perut buncit itu terkespos.“Mari, Mbak. Pak aksara dan Denim pasti sudah menunggu.”“Enggak-enggak, Celine gak mau pakai baju ini.” Ketika wanita cantik itu hendak melepas pakaiannya, suara pintu yang berderit membuat fokusnya hilang.“Sayang, kenapa lama sekali?’ tanya Aksara yang mendekat.“Bajunya kurang bahan, Mas. Celine mau ganti baju lain.”“Memang bajunya seperti itu, sayang. Itu wajar kok. Foto maternity pakai bikini saja sudah jadi hal yang lumrah.”“Enggak, Celine gak mau. Lagian, Mas Aksara hobi sekali ngumbar tubuh istrinya kepada orang lain.” “Ngumbar gimana? Semua fotografer yang saya pan
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 65. Perut Mulas

Aksara sudah memejamkan mata. Namun, Celine masih juga terjaga. Pikirannya terus berkelana dengan HPL nya yang tinggal beberapa hari. Ada rasa haru, rasa bahagia, yang juga bercampur dengan rasa takut.“Sayang, kamu belum tidur juga?” tanya Aksara yang menyadari istrinya belum tidur.“Kamu masih lapar, Sayang? Atau, Danisa nendang-nendang?” tanya Aksara lembut sambil mengelus perut Celine yang membuncit.Wanita berambut pendek itu mendongakkan wajah. Ia menatap suaminya yang tersenyum dengan mata memerah karena kantuk. “Nggak kok, Mas. Danisa anteng. Kayaknya dia sudah tidur. Celine juga sudah kenyang.”“Terus, kenapa kamu belum tidur juga, Sayang?” Aksara membubuhkan kecupan di dahi istrinya. Sangat lembut dan penuh cinta.“Nggak apa-apa, Mas.” Wanita cantik itu mendekatkan diri kelengan suaminya. Hingga tak selang lama, Celine pun turut masuk ke alam mimpi.***“Selamat pagi, Mas Aksara. Semoga hari ini menyenangkan,” ucap Celine sambil menyisir rambutnya yang basah dan menatap ke a
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 66. Kehadiran Danisa

“Sayang, tarik nafas, hembuskan dari mulut secara perlahan,” ucap Aksara mencoba tenang sambil menyetir kendaraannya. Ia mempraktikkan apa yang diajarkan oleh instruktur senam ibu hamil yang diikutinya. “Nggak kuat, Mas. Celine pengen mengejan. Mules.” Celine mencengkram tangan Aksara hingga kulit pria di sbeelahnya itu terluka. Lagi-lagi Celine tidak menyadari. Ia hanya terfokus dengan rasa sakit yang menghampirinya. Ilmu-ilmu yang diajarkan ketika senam ibu hamil langsung lenyap dalam pikiran ketika gelombang cinta itu datang.“Sayang, bayangkan ada Danisa di sebelah kita. Tahan ya, Sayang! Semua demi Danisa. Andai rasa sakit itu bisa dipindah, saya ikhlas untuk menggantikannya,” ucap Aksara yang menoleh dan menatap sendu istrinya. Ia tidak tega melihat Celine seperti itu. Celine mencoba tenang. Ia duduk sambil menarik nafas lembut seperti apa yang diucap Aksara. Perlahan, kontraksi itu pun lenyap. “Sudah mendingan, Mas. Kita balik lagi apa bagaimana?” tanya Celine sambil mengamb
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab 67. Sayang Bunda

“Donatur itu penentu lo, Sayang.”“Tapi, lahan juga sangat berpengaruh, Mas. Tidak akan ada buah kalau tidak ada lahan untuk ditanam.”“Ada. Kan bisa pakai hidroponik.”“Maksud Mas Aksara, mau ke rahim wanita lain?”“Tidak, tidak, Sayang. Ampun. Saya salah ucap,” ucap Aksaramenangkupkan kedua telapak tangannya.“Mas Aksara ngeselin tahu.”“Celineku ngangenin tahu.”Wanita cantik dengan rambut berantakan itu mendelik.“Memang Celineku. Kenapa? Mau protes?” Aksara mengambilsisir kecil dari sakunya, lalu menyisir rambut istrinya yang sedikit berantakanitu. Sedangkan Celine masih terus fokus menyusui bayi kecilnya.“Apa masih sakit, Sayang?” tanya Aksara.“Enggak.”“Berarti, kita sudah bisa ....”“Enggak.” Celine menoleh ke belakang. Di mana suaminya hanyamampu meringis.“Kamu paham sekali arah ucapan saya,” ucap pria itu.“Iya. Aku kan tahu pikiran Mas Aksara ke mana.”“Maklum, sudah lama, Sayang. Semenjak kamu hamil besar sayakan tidak tega.”“Salah sendiri.”“Danisa menggemaskan ya.” A
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 68. Ibu Muda

“Jagoan, kenapa malah belain Bunda. Kenapa gak belain papa?”“Papa kan sibuk.”“Tuh, sudah diprotes anaknya. Didengerin tuh.”“Saya kan sudah meluangkan waktu tiap weekend, Sayang. Sudahsering melonggarkan waktu di rumah.”“Iya. Tapi di kamar kita. Sambil ngerjain tugas kantor.Bukan dikamar Denim dan bermain bersama.”Pria itu meringis, “Kan sama saja, yang penting di rumah.”“Beda, Mas ....”“Iya-iya, Sayang. Bukannya kamu yang bilang, anak kita adadua jadi harus semangat untuk bekerja.”“Semangat iya. Tapi, ngeluangin waktu buat istri dan anakjuga.”“Saya kan sudah -.”“Pa, Ma, kenapa berantem?” tanya Denim yang dari tadimelihat kelakuan orang tuanya. Pria kecil itu lalu menyenderkan kepala dipangkuan bundanya.“Papa dan Bunda tidak berantem, Sayang.” Celine membelairambut hitam anaknya.“Iya, jagoan. Lihatlah!” Aksara mendaratkan kecupan di pipiCeline. “Ini artinya papa sayang bunda kan? Tidak lagi berantem.”Denim tersenyum. Ia beranjak dari duduknya lalu melakukanhal yang sama de
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 69. Kamar Danisa

Dua hari berada di rumah sakit, Celine sudah diizinkan pulang. Wanita cantik itu sangat terkejut ketika kamar Danisa sudah disiapkan oleh suaminya. Dinding dengan nuansa warna merah muda bergambarkan princes dan juga kuda poni. Berikut dengan pernak-pernik, yang berwarna senada.“Mas , ini ....”“Iya sayang. Ini kamarnya Danisa. Kamar Putri kita. Kamu suka nggak?”“Suka sih. Tapi ....”“Kenapa lagi?”“Danisa nggak tidur sekamar dengan kita?”“Beda kamar lah, Sayang. Kamar Danisa bersebelahan dengan kamar kita. Deket.”“Mas Aksara mau pisahin Celine dan anak Celine?”“Sayang, kenapa pikirannya malah kemana-mana sih? Sedikit pun saya tidak punya niat untuk itu. Kamu habis melahirkan. Kamu capek. Kamu juga butuh me time. Dan saya juga butuh kamu.”“Tapi, Mas ....”“Danisa sudah ada babysitter yang berkompeten, Sayang.”Celine menunduk. Ia tahu niat suaminya baik. Tapi, ia juga kurang suka jika harus dipisahkan dengan bayinya. Baginya, tidur bersama buah hatinya adalah hal yang amat sanga
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Bab 70. Gigitan

Celine meminta Babysitter Danisa untuk ke luar kamar. Ia merasa risih jika harus menyusui dengan orang lain berada di sebelahnya. Celine menatap wajah Danisa dan membelai rambutnya yang tebal. Celine tidak menyadari ada sepasang mata yang tengah memerhatikan di ambang pintu.“Mas Aksara,” ucap Celine kaget ketika ekor matanya menangkap seorang pria berdiri bersandar di pintu.Ia sedikit bergeser. Supaya posisinya yang tengah menyusuitidak terlihat.“Kenapa harus ditutupi, Sayang? Saya kan sudah tahu.” Aksaratersenyum dan mendekat ke arah istrinya.“Mas Aksara tuh sedang haus. Celine takut kalau Mas Aksaratergoda.”Pria itu terkekeh. “Hm, seburuk itu saya di mata kamu?”“Kok buruk? Itu bukan buruk, Mas. Hanya saja, Celine belumbisa menuruti keinginan Mas Aksara.”“Saya juga tahu, Sayang. Mana mungkin saya meminta itu,sedangkan kamu baru saja melahirkan. Saya bukan jalang.” Pria itu turut dudukdi sebelah Celine dan membelai rambut anaknya. “Danisa cantik sekali ya.”“Ya. Bundanya kalah,
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status