All Chapters of Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara): Chapter 21 - Chapter 30

78 Chapters

Bab 21. Sayang

“Celine, dengar tidak? Saya kesusahan mengaitkan kancing lengan ini,” ucap Aksara.“Baik, Tuan.” Gadis itu mulai memegang lengan baju Tuannya, di mana tubuhnya mendadak gemetar. Apalagi ketika ia menyadari manik mata Aksara mengarah ke wajah lugunya. Celine salah tingkah. Hal yang terasa mudah justru malah begitu lama. Beberapa kali ia memasukkan kancing itu ke lubangnya, sekali, dua kali belum juga berhasil. Mbok Atun cukup tahu diri, ia sengaja kembali ke dapur dan mencari kesibukan di sana, membiarkan tuan dan sahabat seprofesi itu untuk berduaan.“Apa susah?”Celine tersenyum. Disuguhi senyum Aksara yang indah itu membuat fokusnya justru menghilang.“Sayang, kamu deg-degan?” tanya Aksara dengan tangan kanan yang memegang lengan gadisnya. Sudut bibirnya tertarik sambil memperhatikan wajah lucu kekasihnya, “Tangan kamu dingin sekali.”“Maaf, Tuan. Ini sudah bisa,” ucap Celine malu yang langsung menarik lengannya. Ia menundukkan pandangan, bingung harus berbuat apa. Sebelumnya, ia
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 22. Kiss

Aksara kembali menarik sudut bibirnya. Lagi-lagi sikap konyol Celine mampu menghadirkan tawa di wajah kakunya.“Apa-apaan sih, Sayang? Kenapa ada Mpok Nori dan Susi Similikiti segala?” Lelaki itu memijat pelipisnya.Kesehariannya bekerja dengan jadwalnya yang penuh sedikit reflek dengan hiburan kecil kekasihnya.Aksara : Sayang, apa-apaan itu? Kenapa ada nama tetanggamu. Harusnya nama kita.Aksara mengirim pesan dengan bualan mautnya. Ia bak anak ABG yang tengah kasmaran dan baru merasakan indahnya cinta.Celine : Nama kita?Aksara : Ya, dalam buku undangan.Celine yang tengah bermain bersama Denim tersenyum membaca balasan Chat dari Tuannya.Aksara : Kenapa gak dibalas, SayangAksara : Bekal makanku juga nasi sisaCeline : Bukan sisa, Tuan. Kan sudah Celine bilang, itu nasinya baru. Ikannya juga sudah digoreng.Tak membalas, Aksara langsung melayangkan panggilan. Ia rindu wajah lugu Celine, juga suaranya yang ceria.“Tuan,” ucap Celine sambil menunduk, tak berani menatap wajah Aksara
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Bab 23. Celine Sakit

Celine duduk lemah di sofa tamu. Ia masih menunggui tuannya sekaligus kekasihnya itu. Beberapa kali ia melihat jam yang tertulis di ponselnya, sambil terus menatap pintu. “Tuan, kenapa lama sekali?” tanya gadis itu bermonolog. Celine: Tuan pulang jam berapa? Kenapa belum pulang sampai sekarang?kalimat yang sudah tertulis panjang itu akhirnya kembali dihapus, tidak jadi dikirim. Ia takut akan mengganggu aktivitas Aksara. Apalagi jika pekerjaannya berantakan karena chatnya yang seakan menunggu. Masih dengan posisi menyandarkan punggungnya di sofa, ia terlelap.“Tuan, kenapa pulang telat?” tanya Celine sambil menerima tas kerja tuannya. “Itu karena ....” Lelaki itu menggantungkan kalimat, hingga di detik kemudian seorang wanita cantik itu mendekat ke arahnya, “Karena istri saya sudah kembali. Saya tidak butuh kamu lagi, Celine.”“Tuan,” ucapnya kaget dengan jantung yang berdetak tak karuan. Pelupuk matanya membuka, dan kini ia mendapati Tuannya tengah duduk di sebelahnya.“Wanita t
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Bab 24. Nominal Bejibun

“Selamat pagi, Dek Denim. Semoga hari ini menyenangkan,” ucap Celine sambil membuka gorden kamar anak asuhnya. Ia duduk di bibir ranjang sambil menatap lelaki kecil yang tengah mengucek matanya. “Dek Denim masih ngantuk?” tanya Celine menatap riang bocah kecil itu.“Kita mandi dulu yuk! Tante ada kapal untuk peneman main Dek Denim,” ucap celine sambil menunjukkan kapal kertas buatannya.“Yuk, kita mengarungi samudra bersama kapal ini.”“Apal.”“Iya, Dek Denim sudah pernah naik kapal gak? Kalau tante sih sudah, kapal kampung. Manggilnya gethek.”Gadis itu tersenyum sendiri mengingat kenangan masa kecilnya. Desanya yang terkena banjir parah, membuatnya bermain gethek untuk sampai ke tempat pengungsian. Hal yang tak pernah dilupakan oleh wanita cantik berambut panjang itu. “Apal.”“Iya, Dek Denim pengen naik kapal nggak? Tante sih iya. Tapi, mau kemana juga naik kapal.”Lagi-lagi gadis itu tersenyum sendiri. “Bulan madunya ke Bali, jadinya kita bisa naik kapal.” Suara dengan nada khas
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 25. Rumah di Kampung Hancur

“Kamu maunya yang gimana, Sayang?” tanya Aksara sedikit berbisik. Ia menyadari kalau Celine dari tadi menolak pilihan petugas butik karena nominal yang tertera.“Kita ganti tempat saja, Tuan. Di sini modelnya gak bagus,” ucap gadis itu masih terus berdusta.“Hm, gitu ya?”“Iya, Tuan.”“Maaf ya, calon istri saya tidak suka dengan model di sini.”“Baik, Pak, mohon maaf jika pelayanannya kurang menyenangkan.”Aksara bangkit dengan mengambil Denim dari pangkuan Celine. Ia memegang tangan kekasihnya untuk ke luar dari tempat tersebut, “Ya pelayanan kalian buruk sekali,” ucap Aksara ketika melewati meraka.Kedua petugas hanya terdiam tak berani komentar. Sedangkan Celine kini menoleh menatap Tuannya.“Apa Tuan marah?”“Ya, tentu.”“Mohon maaf ya, Tuan. Saya tidak bermaksud untuk membuat Tuan emosi.”“Bukan karena itu, Sayang. Saya marah karena mereka menganggap kamu sebagai adik atau anak. Entahlah. Emangnya, mereka pikir saya sudah tua banget apa? Hingga tak layak menikah sama kamu. Buti
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 26. Digoda Aksara

“Kenapa wajahmu masam?” tanya Aksara ketika pulang kerja. Jas dilepas dan diberikan kepada babysitter kesayangannya itu. Celine diam. Ia sama sekali tak menjawab pertanyaan tuannya, seakan tutup telinga tak mendengar apa pun.“Celine, kenapa tidak kamu jawab? Apa kamu masih marah soal harga gawn pengantin itu?’ tanya Aksara kebingungan. Gadis cantik lugu yang selalu tertawa riang itu menyajikan ekspresi wajah yang berbeda dari biasanya. “Bukan,” ucap celine dengan menundukkan pandangan. Ia sama sekali tak menoleh ke arah tuannya tersebut.“Tapi kamu diam, kamu marah,” ucap Aksara penasaran.“Tuan, kenapa gak ijin sama saya dulu kalau mau renovasi rumah? Bahkan, saya tidak tahu hal apa pun tentang itu.”“Owh, kamu sudah tahu itu? Rencananya lusa saya mau ajak kamu pulang kampung untuk melamarmu dari Budemu, sekaligus bawa adik-adikmu ke sini. Sebentar lagi hari pernikahan kita.”“Tapi kenapa gak bilang saya dulu, Tuan? Mungkin menurut Tuan, rumah itu jelek, sempit dan tak layak dihun
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 27. Salah Paham

“Tapi, Tuan ....”“Taruh jas saya dulu!”“Baik, Tuan.” Jas mahal yang dari tadi menggantung di lengan Celine kini dipindah ke almari Tuannya. Di mana pandangan gadis itu terus tertunduk tak berani menatap ke depan. Ia tak ingin menatap hal yang rasanya aneh untuk manik matanya. “Tuan, ini ktp saya. Saya permisi dulu,” ucap celine sambil menyodorkan benda yang dimaksud. Tanpa menoleh ke arah Tuanna sedikit pun. “Kamu mau ke mana?” tanya Aksara sengaja menggoda. Lagi-lagi ekspresi ketakutan Celine menjadi hal yang membahagiakan untuknya.“Ke kamar, Tuan. Saya mau beristirahat.”“Kenapa nggak berisitirahat di sini? Bukankah sebentar lagi kita juga se kamar?”“Sebentar lagi. Tapi, bukan sekarang, Tuan,” ucap Celine yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban Tuannya. Gadis itu memegang dadanya yang bergemuruh. Ia baru tahu kalau sebenarnya lelaki yang menjadi Tuannya itu iseng sekali, suka mesum seperti itu. Di sisi lain, Aksara tertawa. Ia masih terbayang dengan ekspresi Celine yang ke
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 28. Sah?

Semua mata mengarah kepada mereka, di mana Celine bergegas turun dan memegang lengan budenya.“Bude, ada apa? Kenapa bude marah-marah sama tuan Aksara?” tanya Celine bingung.“Tuanmu ini mau membeli kamu, Celine. Dia sengaja membantu membayar hutangmu dan membantu merenov rumahmu. Itu dia lakukan tidak gratis. Dia minta imbalan bukan?”“Tidak, Bude. Tuan Aksara tidak meminta imbalan sepeser pun kepada saya.”“Bohong. Jangan kamu sembunyikan sesuatu apa pun dari budemu ini. Saya tahu, Celine. Tuan Aksara ini lelaki yang kejam dan dingin kepada siapa pun, termasuk kepada perempuan.”“Bude, tenangkan diri kamu.” Celine menggandeng tangan wanita yang dianggapnya orang tua itu, masuk ke dalam rumah sederhana dan mempersilakan masuk Tuannya. Celine tidak enak hati, lelaki yang sangat dihormati itu disambut oleh ocehan pedas dari budenya. Apalagi semua warga melihat kejadian tersebut. Di mana, Aksara tak sedikit pun menjawab sepatah pun kalimat dari umpatan itu.Celine duduk di sebelah Bude
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

Bab 29. Bercocok Tanam

“Kamu sedih? Kamu tidak suka dengan pernikahan kita?” tanya Aksara kepada istri kecilnya.“Tuan aneh. Ya tentu tidak. Saya hanya terharu dengan status saya yang berbeda.”Aksara tersenyum, “Dua status sekaligus. Jadi seorang istri dan seorang Bunda. Salah sendiri, mau dinikahi duda beranak satu.”Celine membalas dengan senyuman kecil, “Saya dipaksa Tuan. Saya kan sudah nolak, tapi calon suami saya saat itu memaksanya. Itu perintah dan saya tidak bisa berkutik.”Aksara mendongakkan wajah Celine, menatapnya dengan lembut, “Saya tidak mau ditinggal kamu. Dengan begini kamu tidak punya alasan untuk pergi dari rumah saya.”“Papa, papa, papa.” Denim yang digandeng oleh Baskoro itu mendekat. Dengan sigap, lelaki yang dipanggil papa itu mengangkat tubuh Denim dan memangkunya.“Selamat, Tuan. Akhirnya beristri juga. Saya tidak menyangka Tuan bisa gerak cepat juga. Padahal saya berpikir, minggu depan mau melamar Celine untuk adik saya.”“Bas ....” Lelaki itu mendelik ke arah supirnya yang dija
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

Bab 30. Saingan Berkurang

“Kenapa, Sayang? Kamu nggak ingin kita bercocok tanam?”“Bukan seperti itu, Tuan. Denim masih terlalu kecil untuk punya adik baru. Kasihan kalau kasih sayangnya langsung terbagi. Baru hari ini,ia memiliki bunda, Tuan.”“Ya, kita bercocok tanam tapi tidak untuk dibuahkan?”“Apa, Tuan?” tanya Celine bingung. Kalimat-kalimat perumpamaan dari Aksara sedikit susah dipahami.“Setahu saya, kalau kita bercocok tanam ya memang menunggu buahnya, Tuan. Kita bersusah payah mencangkul tanah, menanamkan pohon, masa iya, tidak berharap buah tersebut.”“Celine, ini bukan tentang pohon. Tapi ... Tentang kita, Sayang.”“Lah perumpamaan Tuan tuh aneh, masa iya saya disamakan dengan pohon.”“Terserah kamu saja lah. Saya mau mandi.”“Iya, Tuan.”“Nggak pengen ikut?”“Nggak.” Celine menggeleng.“Padahal saya pengennya ditemani.”“Tuan, jangan bicara seperti itu. Ada Denim, Tuan.”“Saya jadi ngiri sama Denim, selalu dimandiin tiap hari.”“Tuan ....” Gadis itu melotot dengan sudut bibir yang tertarik.“Iya,
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status