All Chapters of Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara): Chapter 31 - Chapter 40

78 Chapters

Bab 31 Malam Pertama Pernikahan

“Apa, Tuan?”“Tidak apa-apa.”“Tapi, tadi saya dengar Tuan bicara kalau saingannya berkurang. Saingan apa, Tuan?”“Bukan apa-apa, Sayang.”“Ciye, Mbak Celine,” ucap Bima dan Baim sambil menutup mulutnya. Mereka menyembunyikan tawa di bibirnya.“Kalian ....”Aksara dan Celine mengantar kedua adiknya dan beberapa keluarga dekat itu hingga pintu hotel. Mereka tampak bahagia dengan bagasi mobil yang penuh dengan makanan. Begitu pun dengan lelaki yang kini berdiri disebelah Celine, ia juga bahagia menanti malam pertamanya.***“Denim mana, Tuan?”“Sama Baskoro.”“Kenapa nggak ke kamar kita?”“Dia masih ingin main, Celine.”“Kenapa bukan kita saja yang temani?”“Saya capek. Bukannya kamu juga capek kan?”“Saya memang capek, Tuan. Tapi bagaimana pun Denim itu anak kita, tanggung jawab kita. Gak boleh lempar tanggung jawab sembarangan sepertiitu.”“Saya bukan lempar tanggung jawab. Saya juga gaji Baskoro.Itu bentuk tanggung jawab saya.”“Beda, Tuan. Tetap saja anak itu butuh perhatian orang t
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

bab 32. Sun

“Denim ....”“Mas, jangan marah sama Denim. Kasihan. Anak kecil itu belum paham benar dengan apa yang dilakukan. Belum tahu itu salah apa tidak, dia ....”“Saya nggak lagi marah, Sayang. Saya hanya gemas saja. Lagian, siapa juga yang berani memarahi mahkota keluarga Aksara?” Aksara kini mencium kedua pipi anaknya. Setelahnya ia menoleh ke arah gadis disebelahnya, “Mau dicium juga gak kayak Denim?”Celine menggeleng, “Enggak, Mas.”Aksara dan Celine memandikan Denim bersama, mereka bermain air dan bermain buih dengan tawa yang menghiasi bibir mereka. Sesekali Aksarajail menempelkan buih itu ke pipi Celine, lalu di balasnya dengan menempelkan buih di pipi Aksara.“Habis ini mandiin saya ya!”Celine mendelik. “Bukankah mas sudah besar? Kenapa harus dimandiin kayak Denim?”“Iya, karena saya ingin dimanja istri saya. Waktumu terus dihabiskan untuk Denim. Saya nganan.”“Nganan?”“Ngiri maksudnya, Sayang. Tiap hari kamu selalu cium Denim tanpa dia meminta. Sedangkan saya, terus meminta pun b
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

Bab 33. Bau Pete

“Apa, Sayang?” tanya dari sebrang sana.“E … itu,Mas. Wajah Mas Aksara ganteng sekali kalau seperti tadi.” Celine meringis. Ia sengaja berdusta untuk menjaga hati suaminya.Aksara tersenyum, “ Baiklah, kita main nanti malam. Siapkan dirimu, Baby.”Celine menggaruk kepalanya, “Mas Aksara, sudah dulu ya. Denim bangun.” Wanita kecil itukembali berdusta. Tanpa menunggu jawaban dari sebrang sana. Ia langsung mematikan panggilan secara sepihak.“Mas Aksara me sum sekali beberapa hari ini.” Celine memegang dadanya dengan detak jantung yang berantakan.“Dia kan memang suamimu, Celine. Jadi wajar. Kamu tahu, kamu bakal berdosa kalau menolak keinginan suami.” Batinnya kembali berucap.“Tapi, aku merasa belum siap,” imbuhnya lagiIni adalah hari pertama Celine menjadi nyonya di rumah ini. Tak banyak yang berubah. Ia mengurus Denim, ia juga yang menyiapkan makanan untuk anaknya. Simbok Atun melarang, termasuk babysitter baru yang datang. Tapi, gadis itu tetap kekeh dengan apa yang dilakukan.Baby
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

Bab 34. Pengakuan

Celine ke luar kamar mandi dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia dihantui rasa bersalah karena telah membohongi suaminya. Tapi, ia juga belum bisa membuang jauh-jauh rasa trauma itu. Andai pernikahan itu bukan lah perintah. Tentu Celine tak akan mengiyakan ajakan tuannya itu.“Wajah kamu pucat. Kamu sakit?” tanya Aksara menatap istrinya. Gadis kecil itu menundukkan pandangan, tak berani menatap Aksara.“Tidak, Mas. Mungkin hanya kelelahan.”“Ya sudah tidurlah. Sini, tidur sini.” Aksara menepuk bantal yang ada di sebelahnya. Lagi-lagi membuat jantung Celine berdetak tidak normal.“Ya Tuhan, kalau seperti ini setiap hari, aku bisa kena penyakit jantung,” batin wanita cantik itu.“Kenapa berdiri di situ saja, Sayang. Ayo ke sini.”“Apa ini perintah, Mas?”Aksara tersnyum, “Anggap saja iya.”“Baik, Mas.”Wanita itu mulai berbaring di sebelah Aksara, di mana hatinya semakin tidak baik-baik saja. Aksara mulai menyadari keanehan dari istrinya. Celine yang biasanya ceria dan tertawa riang k
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Bab 35. Pengalaman pertama Celine

“Sayang, sudah siap belum?” tanya Aksara dengan tas koper di tangannya. Sesuai janji lelaki berumur matang itu, hari ini Celine dan Denim diajak berlibur ke Bali. Terlihat sekali gadis berambut panjang itu begitu antusias. Ia sedikit menundukkan pandangan, menyisir rambut Denim yang berlari-lari kecil ke segala ruangan. “Rambutnya dikuncir saja, biar gak mengganggu.”“Tapi, Mas? Bukankah Mas Aksara tidak suka kalau rambut Celine dikuncir?”“Itu dulu. Tidak sekarang.""Kenapa, Mas?""Saya hanya takut, kalau saya tidak bisa menjaga diri saya.”Dahi Celine mengernyit, “Maksudnya?”“Saya itu macan dan kamu itu daging. Paham kan maksud saya?”"Enggak, Mas. Apa hubungannya macan dan daging dengan rambut dikuncir?”Aksara terkekeh, “Saya itu tergoda tiap kali lihat leher kamu yang jenjang. Darah saya berdesir hebat. Masih belum paham?”Celine yang tadinya mengangkat rambut panjangnya, kini langsung menghentikan aktifitas. Rambut panjang sampai menutupi punggung itu dibiarkan menjuntai beg
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 36. Terenggut

“Mas Aksara, maaf.” Celine menutup mulutnya. Rasa mual itu belum beranjak pergi.“Gak apa-apa, Sayang.”Ini kali pertama, Aksara terkena muntahan seseorang. Apalagi sampai mengenai kemeja mahal yang dikenakannya.“Huek ....” Lagi-lagi Celine mengeluarkan isi perutnya kembali. Kali ini mengenai hampir semua kemeja Aksara bagian depan, berikut dengan sepatu mahal yang dikenakan lelaki itu.Aksara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Andai yang melakukan ini orang lain, tentu dia akan marah besar. Aksara yang super higienis dan gampang jijik terhadap sesuatu, kini tubuhnya berlumuran dengan muntahan istrinya.“Kita ke toilet ya. Kita bersihkan di sana!”Celine terus mencengkeram tangan suaminya, karena takut dengan kapal yang bergerak tidak menentu. Ombak-ombak kecil itu nyatanya membuat Celine ketakutan. Aksara dengan telaten membersihkan bibir istrinya lalu ke tangan yang terkena percikan muntahan. Setelahnya, ia baru membersihkan diri. Melepas semua pakaiannya dan menggantinya yang b
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 37. Rambut Basah

“Saya bantu.”“Tidak usah, Mas,” ucap Celine sedikit menjauh. Ia masih terbayang dengan adegan itu, yang membuat wajahnya memerah tersipu.“Kenapa sih, Sayang? Kamu anggap saya ini apa? selalu saja menghindar kalau didekati.”“Maaf, Mas.”Celine menundukkan pandangan. Handuk dari tangannya kini diambil alih oleh Aksara. Lelaki itu mulai meremas rambut panjang Celine, dan mengusap rambut basahnya.“Rambutmu bagus, panjang dan hitam.”“Sebenarnya ingin saya potong, Mas. Dari dulu saya suka rambut pendek.”“Kenapa?”“Biar nggak perlu nguncirnya.” Gadis itu meringis.“Ya sudah nanti saya antar ke salon.”“Di antar, Mas? Salon di Bali?”“Iya. Kenapa?”“Ini kan tempat wisata. Sudah pasti harganya lumayan. Nggak ah. Saya potongnya kalau pas pulang kampung saja. Lumayan cuman 8 ribu, kadang masih dikeramasin.”Aksara terkekeh, “Kamu pelit sekali.”“Bukan pelit, Mas. Tapi hemat. Lagian, 8 ribu untuk tetangga saya itu berarti banget. Eh, untuk aku juga berharga.” Gadis itu tersenyum tipis. “Ini
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 38. Es Kul-Kul

“Kalau kamu mau sih, Sayang. Kalau enggak ya sudah. Padahal enak. Candu.”“Memangnya narkoba?”“Lebih enak dari itu.”“Mas Aksara pernah?”Lelaki itu mengangguk.“Mas, saya tidak bercanda.”“Saya juga tidak bercanda, Sayang.”“Ngeri.” “Lebih ngeri lagi kalau kamu tolak. Kamu tahu nggak, kalau narkoba, saat saya pengen saya bisa beli. Tapi kalau sama kamu dan kamu nolak. Rasanya pengen ....”“Berhenti pakai barang haram itu.”“Sudah. Lah itu masa-masa sebelum saya menikah.”“Sekarang?”“Sudah enggak, Sayang. Kenapa malah bahas ginian sih? Udah. Ayo kita belajar renang.” Aksara membuka tas koper miliknya. Iya mengambil sebuah baju renang sexy berwarna merah muda. Barang tipis itu diberikan kepada istrinya.Celine membelalakkan mata. Diputar-putarnya barang tersebut. Mengamati dengan detail.“Baju renang, Mas? Dapat dari mana? Bukankah saya yang menyiapkan pakaian Mas Aksara di koper tersebut.”Aksara menarik sudut bibirnya, “Saya sudah merencanakan ini lama, Sayang. Bagaimana, surprise
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 39. Anu

“Kamu menginap di sini ? Sejak kapan?” Sapa Asfan.“Baru kok. Mas Asfan juga menginap di sini?”“Ini hotel milik istriku.” Lelaki itu mendekat dan berbisik ke telinga Celine, “Istriku ternyata kaya raya.”“Jangan dekat-dekat, Celine istri saya.” Aksara yang mulai cemburu sedikit mendorong tubuh Asfan. Ia mengalungkan lengannya ke bahu Celine, sebagai tanda memiliki.“Oh ya maaf, Pak. Saya lupa kalau Celine sudah menikah.”“Ini suami saya, namanya Mas Aksara.” Celine memperkenalkan.“Aku Asfan, Mas Aksara.” Lelaki dengan tubuh sedikit kurus itu mengangkat tangannya, menunggu tangan Aksara untuk membalas jabat tanga.“Jangan sok kenal saya, dengan panggilan Mas. Panggil saya Pak.”“Oh ya, maaf, Pak. Selamat menginap di sini, Selamat berlibur.” Lelaki muda itu menangkupkan tangan, terlihat begitu sopan.“Celine Sayang, ayo ke pantai. Waktu kita tidak banyak.” Aksara menatap kesal lelaki tersebut, sambil melangkahkan kaki dengan tangan yang masih dibahu Celine. Reflek kaki-kaki kecil Celi
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Bab 40. Gelang Celine

“Pak Anu?” tanya Baskoro. Ia mengernyitkan dahi. Bingung.“Iya, Pak. Celine bingung mau manggilnya apa. Mas Aksara nggak ngijin sebut nama lelaki lain selain dia.”Baskoro mengulum senyum. Ia menepuk pundak Aksara, layaknya seorang sahabat dekat, “Cemburu amat, Pak. Lagian, mana mungkin istri bapak mendua.”“Hust, diem,” ucap Aksara sambil menatap tajam ke arah supirnya tersebut. Ia meminta Baskoro meninggalkannya untuk beristirahat. “Bagaimana, Pak? Sudah goal semalam? Jalan Celine sudah beda,” ucap Baskoro sebelum berlalu. Ia memang sengaja menggoda Tuannya yang wajahnya merah padam.Celine berlari-lari kecil dengan menggandeng Denim. Ia terlihat seperti adik kakak dari pada seorang ibu dan anak. Aksara yang melihat mereka, hanya tersenyum tipis. Bisa-bisanya dia menikahi seorang gadis belia yang polos itu. Kalau dipikir-pikir memang tidak pantas. Tapi, hatinya terus menyuarakan nama mantan babysitter kesayangannya itu. “Mas Asfan, kamu di sini juga?’ tanya Celine ketika mlihat sa
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status