Share

Bab 38. Es Kul-Kul

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-16 11:09:19

“Kalau kamu mau sih, Sayang. Kalau enggak ya sudah. Padahal enak. Candu.”

“Memangnya narkoba?”

“Lebih enak dari itu.”

“Mas Aksara pernah?”

Lelaki itu mengangguk.

“Mas, saya tidak bercanda.”

“Saya juga tidak bercanda, Sayang.”

“Ngeri.”

“Lebih ngeri lagi kalau kamu tolak. Kamu tahu nggak, kalau narkoba, saat saya pengen saya bisa beli. Tapi kalau sama kamu dan kamu nolak. Rasanya pengen ....”

“Berhenti pakai barang haram itu.”

“Sudah. Lah itu masa-masa sebelum saya menikah.”

“Sekarang?”

“Sudah enggak, Sayang. Kenapa malah bahas ginian sih? Udah. Ayo kita belajar renang.” Aksara membuka tas koper miliknya. Iya mengambil sebuah baju renang sexy berwarna merah muda. Barang tipis itu diberikan kepada istrinya.

Celine membelalakkan mata. Diputar-putarnya barang tersebut. Mengamati dengan detail.

“Baju renang, Mas? Dapat dari mana? Bukankah saya yang menyiapkan pakaian Mas Aksara di koper tersebut.”

Aksara menarik sudut bibirnya, “Saya sudah merencanakan ini lama, Sayang. Bagaimana, surprise
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 39. Anu

    “Kamu menginap di sini ? Sejak kapan?” Sapa Asfan.“Baru kok. Mas Asfan juga menginap di sini?”“Ini hotel milik istriku.” Lelaki itu mendekat dan berbisik ke telinga Celine, “Istriku ternyata kaya raya.”“Jangan dekat-dekat, Celine istri saya.” Aksara yang mulai cemburu sedikit mendorong tubuh Asfan. Ia mengalungkan lengannya ke bahu Celine, sebagai tanda memiliki.“Oh ya maaf, Pak. Saya lupa kalau Celine sudah menikah.”“Ini suami saya, namanya Mas Aksara.” Celine memperkenalkan.“Aku Asfan, Mas Aksara.” Lelaki dengan tubuh sedikit kurus itu mengangkat tangannya, menunggu tangan Aksara untuk membalas jabat tanga.“Jangan sok kenal saya, dengan panggilan Mas. Panggil saya Pak.”“Oh ya, maaf, Pak. Selamat menginap di sini, Selamat berlibur.” Lelaki muda itu menangkupkan tangan, terlihat begitu sopan.“Celine Sayang, ayo ke pantai. Waktu kita tidak banyak.” Aksara menatap kesal lelaki tersebut, sambil melangkahkan kaki dengan tangan yang masih dibahu Celine. Reflek kaki-kaki kecil Celi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 40. Gelang Celine

    “Pak Anu?” tanya Baskoro. Ia mengernyitkan dahi. Bingung.“Iya, Pak. Celine bingung mau manggilnya apa. Mas Aksara nggak ngijin sebut nama lelaki lain selain dia.”Baskoro mengulum senyum. Ia menepuk pundak Aksara, layaknya seorang sahabat dekat, “Cemburu amat, Pak. Lagian, mana mungkin istri bapak mendua.”“Hust, diem,” ucap Aksara sambil menatap tajam ke arah supirnya tersebut. Ia meminta Baskoro meninggalkannya untuk beristirahat. “Bagaimana, Pak? Sudah goal semalam? Jalan Celine sudah beda,” ucap Baskoro sebelum berlalu. Ia memang sengaja menggoda Tuannya yang wajahnya merah padam.Celine berlari-lari kecil dengan menggandeng Denim. Ia terlihat seperti adik kakak dari pada seorang ibu dan anak. Aksara yang melihat mereka, hanya tersenyum tipis. Bisa-bisanya dia menikahi seorang gadis belia yang polos itu. Kalau dipikir-pikir memang tidak pantas. Tapi, hatinya terus menyuarakan nama mantan babysitter kesayangannya itu. “Mas Asfan, kamu di sini juga?’ tanya Celine ketika mlihat sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 41. Empal Daging

    “Mas Anu siapa?” tanya Aksara dengan mata yang membelalak. Beberapa detik yang lalu netranya menatap ke arah pantai dan kini ia mengarahkan tatapan tajam ke istrinya.“Celineku, Sayang. Kamu bicara apa? Apa yang kamu sembunyikan dari saya?” ucap Aksara ketika mendapati tangan istrinya disembunyikan di belakang tubuh.“Nggak ada, Mas.” Kedua manik mata Celine tidak fokus. Ia benar-benar tidak pandai untuk berdusta.“Apa, Sayang? Bukankah Celine istri saya adalah orang yang jujur. Berbohong itu dosa.”“E... Celine mau bilang sesuatu. Tapi Mas Aksara jangan marah ya.”“Iya. Saya janji tidak akan marah. Apa?”Celine memberikan ponselnya kepada suaminya, hingga manik mata coklat milik Aksara langsung membulat sempurna. “Asfan tukang hotel tadi?”“Pemilik hotel, Mas. Bukan tukang hotel. Kalau tukang tuh berarti pekerja di hotel.”“Ah, sama saja.”“Beda, Mas Aksara. Dalam bahasa Indonesia, kata ganti -.”“Celine, saya gak lagi bahas pelajaran bahasa Indonesia,yang saya bahas itu kamu. Kita.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 42. Lihat Laptop

    “Kamu bisa masak ini, Dek?” tanya Celine.“Ini kan empal daging dari pernikahan Mbak Celine. Stok makanan untuk sebulan masih kok, Mbak.”Aksara menoleh ke arah istrinya, “Ya Tuhan, saya dikasih makan lauk basi?” batin Aksara.“Mas Aksara, Denim, dan Pak Anu, saya buatkan telur dadar saja bagaiamana? Atau nasi goreng?”“Baiklah, nasi goreng kasih telur mata sapi,” jawab Aksara.Celine tersenyum, lalu mulai masuk rumah besar yang baru selesai dibangun itu. Bau catnya masih beraroma. Dengan lantai yang begitu bersih dan licin. Untuk bercermin pun bisa. Entah berapa kali adik-adiknya mengepel lantai karena saking sukanya dengan rumah baru. Beberapa kali Celine masuk ke ruangan kamar hanya untuk melihat-lihat. Ia dibuat takjub dengan bangunan mewah yang berada di kampungnya itu.“Rumah kalian sudah bagus sekali.”“Iya, Bude Inah kadang juga bermalam di sini, Mbak. Temani Baim dan Bima. Mas Aksara baik sekali ya mbak, buatkan rumah sebesar dan sebagus ini. Paling bagus dari rumah di kampun

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 43. Pengalaman Berharga

    Dua hari Aksara menginap di rumah baru itu. Meskipun besarnya tidak ada seperempat dari rumah di kota, nyatanya ia bahagia. Ia benar-benar bisa mengerti artinya quality time tanpa harus mengeluarkan budget mahal seperti perkiraannya. Ya, hanya dengan menemani Celine masak dan menikmati makanan itu bersama.Seperti pagi ini, ia menemani istrinya untuk belanja dipasar tradisional. Hanya untuk ke pasar saja, harus melewati beberapa Desa karena saking pelosoknya tempat itu. Aksara meminjam motor Inah, mantan asisten rumah tangganya dulu.“Masih jauh gak, Sayang?”“Sebentar lagi, Mas.”“Dari tadi sebentar lagi tapi gak sampai-sampai. Tahu gini kita pakai mobil saja, Sayang.”“Jalanannya tuh kecil, Mas. Kalau pakai mobil takutnya berpapasan dengan kendaraan lain. Akan kesusahan. Kasihan kan juru parkirnya.”“Kasihan juru parkir tapi gak kasihan sama suaminya.”“Nanti Celine pijitin, Mas.”“Pijitin plus plus ya.”“Boleh. Plus makan, plus minum kan?”“Sayang, maksud Saya bukan seperti itu.”C

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 44. Demi Ibu Negara

    “Tuh kan, Mas,” ucap Celine dengan wajah memerah. Pipi bulat tanpa blush on itu terlihat mengembung dengan warna merah alami. Layaknya buah tomat layak panen.“Gak apa-apa, Sayang. Kan Baskoro bilang, anggap saja seperti tidak melihat.”“Iya, kan Mas Aksara jadi korban. Celine Yang sekarang pelaku.”Pria bertubuh kekar itu tersenyum. Ia menyelinapkan rambut panjang Celine ke belakang telinga. Rambut panjang wangi dengan aroma shampo yang terus menguar. Ya, semenjak kejadian itu mereka terus melakukannya setiap malam. Termasuk semalam.“Kayak tindakan kriminal saja, Sayang. Ada pelaku dan korban.”Celine menunduk. Ia masih malu dengan apa yang dibuatnya tadi. Jika kemarin yang memergoki adiknya, kali ini gantian Baskoro.“Kalau begitu, biar saya saja yang jadi tersangkanya. Biar kamu yang jadi korban. Kalau ada polisi kan, saya yang ditangkap bukan kamu.” Aksara tersenyum. Ia mendekat ke arah istrinya. Di mana Celine yang ketakutan hanya bisa terpejam sambil menggigit bibir bawahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 45. Wanita Baru

    Inah begitu terkejut ketika kembali ke rumah Celine dan mendapati mantan Tuannya mengulek sambal. Ia yang hendak mengambil air minum itu, justru dibuat memegang karena tidak percaya.Tatapan tajam dari Aksara membuat Inah menelan ludahnya dengan kasar.“Ma-maaf, saya hanya mau ambil minum, Pak.” Bergegas wanita itu mengambil apa yang diinginkan dan segera berlalu. Di mana ke luar dari ruangan dapur, ia terus menahan tawanya.“Bude Inah kenapa ke luar dari dapur malah senyum-senyum sendiri? Kesambet?” Sapa Bima.“Itu, Bude hanya gak percaya, Tuan Aksara ngulek sambal.”Baskoro yang sudah duduk di kursinya mengulum senyum.Sejujurnya apa yang dirasakan Inah pun turut dirasakan oleh Baskoro.“Kalian ngomongin saya?” tanya Aksara yang datang ke ruang makan sambil membawa cobek batu. Ia meletakkan benda tersebut ke atas meja.“E-enggak, Tuan. Mana saya berani bicarain Tuan Aksara?”jawab Inah tergagap.Celine hanya tersenyum, sambil membantu merapikan nasi Denim yang tercecer di pinggir piri

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 46. Permainan Mahal

    “Ya, Tanisa. Kamu adalah adik saya. Makanya saya berkewajiban untuk mendidik kamu. Saya tahu, kamu orang fashionable dalam urusan pakaian dan penampilan. Tapi, adab lah yang harus lebih diutamakan. Dia kakakmu. Kamu wajib menghormati dia.”“Dia ...?” tanya Tanisa sambil menoleh ke arah Celine dengan senyum meremehkan. “Kedudukan kita berbeda. Kasta kita tidak sama. Dan saya harus hormat?” Tanisa menggeleng dan berlalu begitu saja.Aksara membuang nafas kasar. Ia memeluk istrinya yang dari tadi berdiri menegang karena ketakutan. Ia tidak tahu tentang Tanisa adik iparnya Aksara. Pria itu tidak pernah menceritakan sebelumnya.“Kamu takut?” tanya Aksara sambil membelai rambut panjang istrinya.Celine mengangguk. “Sedikit. Celine hanya merasa tidak pantas untuk Mas Aksara. Benar yang dibilang Mbak Tanisa tadi kita gak selevel, Mas. Kedudukan kita seperti langit dan bumi. ““Kamu jangan aneh-aneh. Buang jauh-jauh pikiran seperti itu. Kamu tahu, kamu adalah istri saya. Saya sangat menyayangi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22

Bab terbaru

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Tamat

    “Itu tadi lihatin saya.” Aksara tersenyum smirk, “Kamu itutidak pandai berdusta, Sayang. Terlihat dari matau,” ucapnya kembali.“Iya-iya, Mas. Celine ngaku kalau lihatin Mas Aksara.”Wanita itu masih menunduk tidak berani menatap. Diingatkan tentang hal sepertiini membuatnya malu.“Kenapa tidak jujur dari awal? Lagian, gak ada masalah kankalau kamu pandangin saya. Saya juga sering melakukan itu ke kamu. Karena sayasayang sama kamu.” Aksara memegang kedua pipi istriya dan mendongakkan wajahitu untuk menatapnya, “Kita sudah menikah, Sayang. Untuk apa harus malumengakuinya? Kita seorang suami istri, bukan masa pacaran lagi.”Celine tersenyum. Wajahnya masih memerak bak buah tomatlayak panen.“Ini tuh yang buat saya semakin sayang sama kamu. Wajahmulangsung memerah ketika tersipu.”“Tuh kan digodain mulu.”“Saya tampan kan sampai kamu lihatin terud tadi?”“Iya-iya mas Aksara itu tampan.”Pria itu puas dengan jawaban istrinya. Lalu melepas bajukerja dan celana yang dipakainya. Terlihat tela

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 77. Mengagumi

    “Kenapa sayang? Sah-sah saja kan, sepasang suami istri beli baju dinas seperti itu?”“Mas Aksara emang agak lain, kalau Denim bertanya tentang baju kurang bahan itu bagaimana?”“Saya berniat hanya makan berdua bersama kamu. Sekalian kita kencan. Kamu tahu, kita sudah lama sekali tidak berjalan berdua.”“Ngak-nggak, Celine gak setuju. Denim dan Danisa harus ikut, Mas.”“Sayang ... Danisa masih terlalu kecil. Gak bagus terkena angin malam.”“Ya sudah, kalau begitu Denim saja yang ikut.”“Ok lah. Dari pada kamu menolak makan malam bersama saya.”“Mas Aksara tuh yang aneh-aneh. Di rumah saja, makanan dan lauk banyak, tapi tetap saja ingin makan di luar.”“Ganti suasana saja, Sayang.” Aksara membubuhkan kecupan di dahi istrinya. Tak lupa di kedua pipi berisi yang terasa candu untuk pria bertubuh kekar itu. “See you, Baby. I love you.”“I lop you too, Mas,” ucap Celine dengan logatnya yang terasa kaku berbicara bahasa Inggris. *** Celine kembali berjibaku dengan aktifitasnya seperti biasa

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 76. Baju Dinas

    “Kenapa diam saja, Sayang? Kenapa pernyataan cinta saya tidak dibalas.”“Memang wajib dijawab kah, Mas? Bukankah itu bukan pertanyaan.”“Ya terserah.” Aksara mengacak rambut istrinya. Mendaratkan kecupan di pipi tembem itu dan bergegas masuk ke kamar mandi. Tidak selang lamasuara nyanyian dengan suara fals terdengar di ruangan tersebut. Seakanmenyiratkan betapa bahagianya Aksara saat ini. Lirik-lirik nyanyian cinta keluar dari bibirnya dengan semangat.Sementara itu, Celine terus tersenyum kala mengingatmalamnya bersama suami. Ia seperti orang tidak waras yang kadang kala berbicarasendiri. Umur pernikahan yang tidak dibilang muda lagi, nyatanya tidakmengurangi kadar cinta keduanya. Celine menyiapkan pakaian untuk Aksarabekerja. Ia memilah puluhan pakaian yang menggantung di almari.“Ambil yang mana ya?’ tanyanya bermonolog sambil menyibaksatu persatu pakaian itu.Hingga tiba-tiba, ia dikejutkan dengan lengan yang melingkardi perutnya dari belakang. Aksara memeluknya dengan kepala yang

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 75. Anggaran

    “Papa mau main?”“Mas Aksara mau main?” tanya Celine dan Denim dalam waktu bersamaan.“Iya. Kenapa?” tanya Aksara menoleh ke arah istri dan anaknya bergantian.Wanita berambut pendek itu pun tertawa lebar. Begitu pun dengan anak prianya yang tengah memegang pistol mainan. “Door ... door ... door ... kejar aku papa! Papa jadi Pak Ladushing.” Denim mengarahkan pistolnya ke arah Aksara lalu berlari menjauh. Sedangkan Aksara menoleh ke arah istrinya dengan menaikkan alis hitamnya. Paham dengan maksud Aksara, Celine tersenyum dan memberikan pistol yang dipegangnya. “Pak Ladushing itu polisi India. Tokoh di serial Shiva. Orangnya gendut, hitam, kumisnya tebal.”Aksara memegang kumisnya yang tumbuh tipis. “Apa saya seburuk itu?”Celine meringis.“Apa maksud senyummu adalah iya?’ tanyanya kembali.“Ya gak lah, Mas. Mas Aksara itu ganteng.”“Apa? saya tidak mendengarnya, Sayang. Sepertinya indra pendengaran saya kembali bermasalah,” ucap aksara yang memang sengaja menggoda. Kalimat yang teru

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 74. Jadi Bocil

    “Mas, jangan yang itu. Untuk apa?” protes Celine ketika suaminya mengambil sebuah boneka besar berwarna merah muda.“Ya untuk main Danisa lah, Sayang.”Celine menggeleng. Ia mengembalikan boneka yang dipegang suaminya ke tempat semula.“Kenapa sih, Sayang? Apa karena harganya? Uang saya lebih dari cukup untuk membeli boneka itu bersama pabriknya.”“Mas, Danisa itu baru berumur beberapa hari. Belum pahamboneka sebesar itu. Mending ini saja,” ucap Celine sambil memperlihatkan sebuahmainan bayi dengan pegangan dan suara gemerincing.“Suara ini untuk menstimulus indra pendengarannya.” Celinemembunyikan suara mainan itu dengan menggerakkan ke kanan dan kiri.“Pegangan ini untuk menstimulus indra perabanya, Mas. Bonekajuga bisa. Tapi, gak sebesar itu.” Celine tersenyum. “Bukan karena Mas Aksarapunya banyak uang, terus membeli sesuatu yang tidak penting. Itu namanyamemubadzirkan sesuatu, Mas. Bisa menghambat rejeki.”Aksara tersenyum tipis. Kalimat dari istrinya yang panjangkali lebar dan te

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 73. Cokelat

    “Pak, ini tidak mungkin,” ucap Celine masih tidak percaya.Ia mencubit lengannya sendiri berharap apa yang terjadi saat ini adalah mimpi.“Mbak Celine ada apa?” tanya Asih- babysitternya Danisa. Iamendapati wajah nonanya seputih susu.“Mbak Asih, tolong panggilkan Pak Baskoro,” ucap Celinedengan pandangan kosong. Wanita cantik itu dihantui rasa bersalah. Semua jauhdari apa yang dimimpikan. Semalam Aksara menelfon kalau ia hendak memberikejutan. Nyatanya, kejutan itu berhasil membuat Celine terperangah. Kejutanyang menggoreskan luka yang menganga.Seorang pria berlari menuju kamar Danisa. Baskoroterengah-engah. Ia menatap sendu ke arah majikannya, “Bu, Pak Aksarakecelakaan.”Entah, kabar itu didengar Baskoro oleh siapa. Meyakinkantentang kabar buruk yang tidak ingin didengar oleh Celine.Wanita itu masih tidak merespon. Hanya butiran air beningyang ke luar dari sudut matanya.Hening. Semua dalam kebisuan. Terkecuali Danisa yang kinimenangis dengan suara yang melengking.“Saya ijin ke lo

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 72. Tragedi

    Dua hari berlalu, di mana koper Aksara telah dipersiapkan oleh Celine. Sedang pria itu masih terjaga dalam mimpinya. Tidak seperti hari biasa yang akan bangun pagi di tiap jam kerja. Sudah beberapa kali Celine membangunkan. Aksara tidak beranjak. Hanya menyaut “iya” tapi dengan mata tertutup. “Mas Aksara, nanti ketinggalan pesawat, Mas. Baju Mas sudah Celine siapkan, juga dengan perlengkapan lain di dalam koper.” Untuk kesekian kali, wanita cantik itu menggoyang lengan suaminya. “HM ....” Sautnya dengan mata yang enggan membuka.“Mas, jangan ham-hem aja. Ayo bangun!” Kali ini, Celine mengelus lembut pipi Aksara. Sedikit jambang yang membuat pria itu terlihat mempesona di mata wanita. Celine akui, terlalu banyak perempuan yang menginginkan suaminya. Saat ia berada di kantor Aksara, selentingan wanita yang mengagumi sosok Aksara terus terdengar di indranya. Sebagai wanita sederhana dan kolot, ia yakin sekali kalau perempuan di sana banyak yang luar biasa cantiknya dan kecerdasannya. M

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   bab 71. Asi

    “Ada-ada aja deh. Lagian, mana mungkin saya tega gigit MasAksara.”“Mencakar sampai berdarah saja biasa, Sayang. Apalagi hanyasekedar menggigit.”“Mas Aksara.” Wanita cantik itu mendelik.“Saya serius. Lihat saja lengan saya,” ucap Aksara sambilmemperhatikan tangan yang dimaksud. Beberapa bekas cakaran masih membekas.“Kenapa harus bahas itu lagi? Kan Celine gak sengajamelakukannya. Celine juga sudah minta maaf.” Celine merasa bersalah.“Iya, iya, Sayang. Maaf. Saya hanya bercanda.”“Nggak mau maafin.” Celine pura-pura marah. Ia melipattangannya di dada, sambil sedikit menghindar dari wajah suaminya.“Kamu itu gak pandai berbohong, Sayang. Kamu gak pandaimarah.” Aksara terkekeh dan mendaratkan ciuman di pipi istrinya. Seketika,wajah Celine memerah layaknya buah tomat layak panen. “Tuh kan, wajahnyalangsung memerah.”“Mas ...” Celine berucap manja sambil memegang keduapipinya. Menutup warna merah alami yang ke luar ketika ia tersipu.“Buka mulutnya! Kamu nanti gak bisa tidur kalau belu

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 70. Gigitan

    Celine meminta Babysitter Danisa untuk ke luar kamar. Ia merasa risih jika harus menyusui dengan orang lain berada di sebelahnya. Celine menatap wajah Danisa dan membelai rambutnya yang tebal. Celine tidak menyadari ada sepasang mata yang tengah memerhatikan di ambang pintu.“Mas Aksara,” ucap Celine kaget ketika ekor matanya menangkap seorang pria berdiri bersandar di pintu.Ia sedikit bergeser. Supaya posisinya yang tengah menyusuitidak terlihat.“Kenapa harus ditutupi, Sayang? Saya kan sudah tahu.” Aksaratersenyum dan mendekat ke arah istrinya.“Mas Aksara tuh sedang haus. Celine takut kalau Mas Aksaratergoda.”Pria itu terkekeh. “Hm, seburuk itu saya di mata kamu?”“Kok buruk? Itu bukan buruk, Mas. Hanya saja, Celine belumbisa menuruti keinginan Mas Aksara.”“Saya juga tahu, Sayang. Mana mungkin saya meminta itu,sedangkan kamu baru saja melahirkan. Saya bukan jalang.” Pria itu turut dudukdi sebelah Celine dan membelai rambut anaknya. “Danisa cantik sekali ya.”“Ya. Bundanya kalah,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status