All Chapters of Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu): Chapter 1 - Chapter 10

37 Chapters

Prolog

"Tunggu! Mau ke mana kamu?!" Pria yang selama ini menjadi suamiku itu meninggikan suaranya padaku."Aku? Tentu saja aku harus dan akan pergi dari rumah ini. Kenapa? Kamu kan sudah punya penggantiku mas," jawabku dengan penuh emosi."Tunggu tunggu! Ini salah paham!" serunya membuatku merasa geram."Salah paham di bagian mana? Jelas-jelas kamu sudah punya istri baru kan mas? Bahkan, anakmu sudah berusia satu tahun? Mananya yang salah paham? Apakah kamu masih akan mengelak dan berkata bahwa mereka bukan istri dan anakmu? Jika otakmu sudah tidak terpakai, setidaknya pakailah hati nuranimu."Aku sungguh tak habis pikir dengan pikirannya sampai saat ini.Kembali kukemas baju-baju yang selama ini kubeli dengan uang hasil usahaku sendiri. Semua hal yang dibelikan oleh suamiku akan kutinggal di rumah ini dengan segala kenangan manis dan pahitnya."Maafkan aku sayang. Maafkan akuu. Aku khilaf," ucapnya sambil menarik-narik bajuku. Persis seperti anak kecil.Hah, bisa-bisanya dia bilang bahwa di
Read more

Adeeva Kalandra

Namaku Adeeva Kalandra. Aku adalah seorang pegawai di salah satu perusahaan terkenal di kotaku. Menjadi salah satu sekretaris dari direktur perusahaanku.Bosku masih lajang, banyak orang yang bilang bahwa dia bahkan belum pernah memiliki pacar. Banyak juga desas-desus yang mengatakan bahwa bosku ini gay. Ada juga yang bilang bahwa dia impoten.Jujur aku tidak percaya dengan rumor kecuali jika aku melihatnya sendiri. Karena seperti yang sudah kita semua tahu, kebanyakan rumor itu tidak benar. Lagipula ...."Adeeva! Pak direktur memanggil." Sekretaris pertama bosku, Aldi yang memanggilku."Oh iya."Aku segera bergegas masuk ke dalam ruangan pak direktur.Tok tok tok."Masuk."Aku membuka pintu dan segera masuk."Ada apa Pak?" tanyaku tanpa basa-basi.Bosku itu hanya diam sambil melihat komputernya. Aku berdiri selama lima menit dan belum ada satu kata pun yang keluar dari mulut bosku."Maaf Pak. Ada apa ya memanggil saya ke sini?" tanyaku untuk kedua kalinya.Lagi-lagi bosku itu masih d
Read more

Kenzie Mahendra

Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kedua orang tuaku bisa dibilang satu dari sekian banyak orang kaya di kotaku. Aku belum pernah merasakan kesulitan dalam hidupku.Kedua orang tuaku memberikan perusahaannya kepadaku dan kakakku. Mereka tidak pernah membeda-bedakan dan selalu berusaha untuk berlaku adil kepada kami.Kakakku sudah menikah satu tahun yang lalu dengan putri sahabat ayahku. Mereka dijodohkan, namun untungnya kulihat mereka berdua juga saling jatuh cinta. Istri kakakku sedang hamil enam bulan sekarang.Jujur saja melihat kakakku yang sudah menikah, aku juga ingin sekali menikah. Tapi aku masih memiliki satu trauma. Bukan hal besar, namun karena hal itu aku jadi belum berani menikah."Ken, ngapain bengong?" tanya kakakku."Eh bang, nggak papa kok," jawabku kaget."Nggak keluar kamu? Weekend lho ini," ucapnya sambil menyenggol-nyenggol bahuku."Haha, mau keluar ke mana Bang? Di rumah juga semuanya udah ada," jawabku jujur."Ish ish ish. Jalan-jalan ke mana kek. Nggak
Read more

Calon Istri Pak Bos

Hari ini aku berangkat kerja seperti biasa. Tak ada yang spesial. Aku mengawali hariku dengan berolahraga tiga puluh menit, setelahnya aku memasak makanan, mandi, makan lalu berangkat.Aku tinggal terpisah dari kedua orang tuaku karena perjalanan dari rumah orang tuaku ke kantor lumayan jauh, jadi aku mencari kost yang dekat dengan kantorku. Harganya lumayan, tapi karena gajiku juga lumayan, jadi aku bisa mengambil kost tersebut."Eh Deev, tau nggak kalau di bawah lagi ribut ada pegawai baru?""Oh ya? Enggak, aku nggak tau.""Ish, emang kok kamu itu.""Ya emang aku nggak tau," jawabku acuh tak acuh."Tadi kamu lewat lobby kan?" tanya Ruby."Iya," jawabku singkat."Emang nggak liat rame-rame waktu jalan di lobby?""Ya liat sih kalau itu. Aku cuma nggak mau tau aja itu apa.""Ganteng lho katanya pegawai baru itu.""Ya kalau cowok wajar dong kalau ganteng, kalau cewek ganteng baru nggak wajar. Sewajarnya cewek itu cantik.""Emang ni anak nggak bisa diajak kompromi.""Haha, mau minum apa
Read more

Bertemu Pegawai Baru

Setelah hari yang melelahkan kemarin, aku pun mengawali hari dengan bahagia.Saat aku sudah sampai di lobby. Kulihat ada seorang lelaki yang menengok ke kanan kiri seperti bingung mencari ruangan."Cari apa mas?" tanyaku padanya."Eh, maaf saya pegawai baru, saya belum hafal ruangan-ruangan di kantor ini.""Masnya mau ke mana?""Saya mau ke ruang fotocopy. Karena mesin fotocopy di lantai kami sedang rusak.""Ooh, ruangan itu ada di lantai tiga. Ayo naik sama saya.""Terima kasih ya. Oh iya, nama saya Gilang.""Adeeva," jawabku sekenanya."Salam kenal ya."Aku memencet tombol lantai tiga dan segera mengantarnya ke ruang fotocopy."Terima kasih ya mbak Adeeva.""Iya sama-sama. Saya pamit dulu kalau gitu. Tau kan di mana ruangan mas?""Iya iya saya tahu.""Ya sudah, saya naik dulu."Aku naik ke lantai paling atas di gedung ini, lantai dua puluh."Hai By.""Hello. Sehat kamu?""Sehat dong. Kamu sehat?""Sehat.""Kapan mau ngajuin cuti?""Nanti bulan kedelapan.""Ooh, kenapa? Padahal kan u
Read more

Pulang

Akhir pekan telah datang, ini adalah waktunya bermalas-malasan di rumah.Oh salah, ini waktunya aku datang berkunjung ke rumah kedua orang tuaku sekalian memberikan uang untuk mereka.Sejak pagi aku sudah sibuk membereskan rumah, berolahraga, dan mempersiapkan barang yang akan kubawa ke rumah orang tuaku."Udah semua kan? Sekarang waktunya pergi ke rumah bapak ibuk," ucapku pada diriku sendiri sambil menyeka keringat yang menetes. Entah mengapa hari ini terasa sangat panas.Aku memesan mobil berbasis online untuk pulang ke rumah."Tujuannya ke desa X ya mbak? Alamatnya sudah benar?" tanya supir taxi online."Iya Pak, sudah benar," ucapku sambil menata tas yang kubawa.Sepanjang jalan aku memutar video-video horor yang ada di Metube. Video horor dan true crime memang video yang hampir selalu kuputar di sela-sela waktu luangku.Ketika supir taxi bertanya apakah aku kost di sini, aku langsung menjawab bahwa aku tinggal di sini bersama sanak keluargaku.Aku berbohong karena pernah melihat
Read more

Ulang Tahun Pak Bos

"Pak, Buk, dek, mbak balik dulu ya. Besok mbak barus kerja soalnya.""Iya mbak. Hati-hati ya.""Hati-hati ya Nduk.""Iya Buk."Aku menyalami tangan kedua orang tuaku dan adikku pun menyalami tanganku."Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumussalam."Kami berjalan menuju gapura desa dan di sana sudah ada satu mobil yang menungguku.Bapak dan ibuku membantu untuk menaikkan barang ke dalam mobil."Adeeva beneran balik ya Pak, Buk.""Dadah mbaaak!""Baik-baik ya kalian." Aku mengacak-acak rambut mereka berdua."Iya mbak."Kututup pintu mobil dan kuturunkan sejenak jendela mobil itu.Aku melambaikan tangan kepada kedua orang tuaku dan kedua adikku."Mau merantau ya mbak?""Hehe, udah lama si Pak, ya nggak jauh si, cuma di kota aja, cuma ya desa saya memang agak jauh dari kota.""Kerja apa mbak?""Saya kerja jadi karyawan Pak.""Ooh, iya iya. Ini tujuan kita benar ke minimarket A kan?""Iya Pak betul. Ada yang harus saya beli dulu di sana.""Siap mbak."Aku memasang headset dan mendengarkan cerita
Read more

Satu Tahun Kemudian

Satu tahun berlalu dan aku semakin dekat dengan Gilang. Pak Kenzie pun semakin gencar mengejarku. Hari ini aku berencana bertemu dengan Ruby di taman hiburan. Ruby membawa anaknya yang sudah berusia delapan bulan lebih."Hei By!" Aku berteriak ketika kulihat Ruby yang sedang menggendong anaknya. Memakai dress berwarna kuning membuatnya terlihat fresh."Hei Deev," jawabnya sambil melambaikan tangan."Suami ke mana?" tanyaku karena tidak melihat tanda-tanda suami Ruby."Dia belum ke sini. Nanti nyusul katanya," jawab Ruby membuatku manggut-manggut."Kita mau ke mana dulu nih sambil nunggu suami kamu?" tanyaku."Kita makan dulu aja ya, laper," ucap Ruby sambil mengelus-elus perutnya."Laper terus ya Bun," godaku."Iya nih, semenjak menyusui jadi gampang banget laper."Lagi tidur ya si Angel?" Angel, nama anak pertama Ruby."Iya nih, udah lumayan lama sih merem. Paling bentar lagi juga bangun ini anak," jawab Ruby."Ya udah ayo kita ke tempat makan dulu. Isi bahan bakar sebelum mulai main.
Read more

Tidak Biasanya

"Adeeva, kamu sampai kapan si mau menolak saya?" tanya pak Kenzie sesaat setelah rapat dengan klien selesai.Aku yang sedang membereskan kertas-kertas pun menghentikan aktivitasku dan menoleh ke arah pak Kenzie."Saya akan terus menolak Bapak sebanyak Bapak meminta saya menjadi pacar Bapak," jawabku sambil melanjutkan pekerjaanku."Haah, gimana ini. Sayangnya saya juga belum ada keinginan untuk menyerah," ucap pak Kenzie santai."Sama seperti Bapak yang belum punya keinginan untuk menyerah, saya juga tidak ada keinginan untuk menerima Bapak." Setelah selesai merapikan kertas-kertas hasil rapat. Aku pun segera keluar yang diikuti langkah kaki pak Kenzie."Saya punya satu aja permintaan Deev," ucap pak Kenzie sembari mengejarku yang sudah berjalan di depan."Saya nggak peduli Pak, dan saya juga tidak ingin tahu apa keinginan Bapak itu," ucapku ketus tak menghiraukan pak Kenzie yang sudah ada di sampingku."Jahatnyaa," rengek pak Kenzie."Saya bukan jahat Pak, hanya saja Bapak yang tidak
Read more

Siuman

Sudah beberapa jam berlalu dan pak Kenzie masih belum siuman. Entah berapa lama lagi pak Kenzie akan tertidur. Tapi aku maklum, mungkin karena tidak tidur berhari-hari, tubuhnya pun akhirnya ambruk tak berdaya.Gimana Deev? Belum siuman juga pak bos?Tanya Ruby dari telepon, karena dia sudah pulang dari tadi."Belum nih, mana Aldi juga ke mana lagi, ninggalin aku sendiri di sini sama pak bos," gerutuku kesal.Ya udah sih, kan Aldi juga udah bilang bakal bilang sama pak Kenzie buat ngasih uang lembur.Jawab Ruby seenaknya saja."Iya sih, tapi kan tetep aja lah!" dumelku.Ya udah sih, nikmatin aja, bos kita juga ganteng kan, enak dipandangi lama-lama.Dasar Ruby, kalau bicara seenaknya saja."Haish! Bodo amat lah! Udah aku tutup teleponnya!" Aku pun mematikan telepon yang masih berjalan. Aku tidak peduli jika Ruby kesal."Adeeva! Ini kubelikan makanan untukmu," ucap Aldi yang tiba-tiba saja sudah ada di depan pintu."Eh? Makasih lho, tapi aku pulang aja deh, kamu aja yang nungguin pak K
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status