Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, tiba-tiba hari pernikahanku sudah tiba. Aku sudah tiba di desa sejak satu pekan yang lalu. "Nduk, semoga kamu bahagia selalu ya, ibuk sama bapakmu ini cuma bisa mendoakan saja," ucap ibuku membuat air mata yang sedari tadi kutahan pun tak bisa kutahan lagi."Eh eh eh, jangan nangis dong, make up-nya luntur nanti," ucap Ruby yang sudah sejak kemarin sampai di rumahku bersama Angel.Dengan sigap Ruby menyeka air mata yang sudah berada di pelupuk mataku."Keluarga kak Gilang sudah datang!" ucap adik bungsuku berlari ke kamar."Katanya sebentar lagi penghulunya juga datang," ucap salah seorang tetanggaku yang memang bertugas untuk berkomunikasi dengan pak penghulu."Yuk siap-siap dulu, udah cantik gini jangan nangis dulu, nanti aja nangisnya kalau udah selesai akad!" ucap Ruby.Beberapa saat kemudian, tetanggaku kembali mengabarkan bahwa penghulunya sudah ada di sini."Ayo Nak," ucap ibuku lalu menggandengku ke ruang tamu.Gilang dan saksi-saksi yan
Read more