All Chapters of Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu): Chapter 11 - Chapter 20

37 Chapters

Kakak Bos dan Ajakan Kencan?

"Lho kamu?!" ucap seorang lelaki."Eh, Bapak?! Akhirnya ada juga keluarga pak Kenzie yang datang ke sini!" seruku sambil berdiri dari kursi."Pak, terima kasih banyak ya sudah datang ke sini!" Aku menggenggam dan mengguncang-guncangkan tangan kakak pak Kenzie sambil tersenyum lebar."Kamu siapa ya? Adeeva?" tanya kakak pak Kenzie yang segera kujawab dengan anggukan.Aku segera mengemas tas yang tadi dibawakan oleh Ruby ke rumah sakit."Lho kamu mau ke mana?!" tanya pak Kenzie."Pulang Pak, sudah ada keluarga Bapak di sini. Kalau gitu saya pamit dulu, permisi," ucapku dan tanpa menunggu jawaban mereka langsung keluar dari ruangan."Hei Adeeva!" Teriakan pak Kenzie terdengar, namun aku sama sekali tidak peduli dengannya. Aku hanya ingin pulang ke rumah dan beristirahat dengan nyaman.Ketika sampai di loby rumah sakit, seorang lelaki mendekatiku dan bertanya apakah benar aku Adeeva."Iya, saya Adeeva, bapak siapa ya?" tanyaku bingung karena aku sama sekali belum pernah bertemu dengannya,
Read more

Kencan Pertama

Seumur hidup aku belum pernah berkencan dengan satu laki-laki pun. Hari ini adalah pertama kalinya aku berkencan. Entah apakah bisa dibilang kencan atau bukan.Aku mencoba satu per satu dress yang kupunya dan memilih dress berwarna biru muda. Kupadukan dengan outer berwarna putih dan bando yang juga berwarna putih.Kupandangi pantulanku di cermin dan kupastikan bahwa penampilanku sudah cukup baik."Hei Gilang!" seruku pada Gilang yang sedang bersandar di pintu mobil berwarna putih.Secara kebetulan, Gilang memakai kemeja berwarna navy yang bisa dibilang senada dengan dressku. Lengan kemejanya dilipat setengah. Aku sedikit merasa asing dengan penampilannya hari ini.Gilang membalikkan dirinya menghadapku dan untuk beberapa detik dia terdiam."Emm, eh Adeeva, sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang," ucapnya tergagap.Gilang membukakan pintu mobil untukku dan aku segera masuk. Gilang dengan cepat menyusul masuk ke dalam mobil.Tiba-tiba Gilang mendekat ke arahku membuatku kaget. Deru na
Read more

Bimbang

Sudah hampir enam bulan aku sering pergi keluar saat akhir pekan bersama Gilang ketika aku tidak pergi ke rumah orang tuaku."Kayanya ada yang lagi kasmaran nih," ucap Ruby menggodaku."Apaan, enggak kok. Biasa aja padahal," elakku."Halah, ngaku aja, hampir semua pegawai juga tau kalau kamu sering jalan berdua sama si Gilang. Beberapa orang ngeliat kalian jalan berdua," ucap Ruby.Setelah ucapannya berakhir, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara gebrakan meja."Kenapa tuh pak bos?" tanya Ruby."Entah, biasalah kumat, obatnya habis kali," jawabku sekenanya."Huuus! Nggak boleh gitu Deev, kayanyaa-""Adeeva! Kamu ikut saya dinas luar!" Ruby belum menyelesaikan perkataannya dan pak Kenzie yang sedari tadi ada di dalam ruangan tiba-tiba keluar dan berkata demikian."Hah? Kapan Pak? Sekarang?" tanyaku bingung karena setauku tidak ada jadwal apa pun di jam ini."Sekarang! Nggak usah banyak tanya! Cepat ikuti saya!" ucapnya dengan suara lantang yang membuatku, Ruby, dan Aldi saling bertatapa
Read more

Akhirnya

Dua bulan sudah aku memikirkan tawaran dari pak Kenzie. Selama itu juga aku sering jalan-jalan berdua dengan Gilang. Aku semakin bimbang."Hei! Ngelamun aja!" Ruby datang mengagetkanku yang sedang melamun di meja kerja."Apa sih By? Ngagetin aja," dumelku."Lagian dipanggil berkali-kali diem aja. Kenapa sih?" tanya Ruby ingin tahu."Nggak ada apa-apa, santai kok," jawabku santai."Hmm, pasti ada apa-apa kalau kaya gini. Akhir-akhir ini lho kamu sering ngelamun," ucap Ruby menyadarkanku bahwa memang sudah beberapa hari ini aku semakin sering melamun."Enggak ada apa-apa By," ucapku membuat Ruby menatapku dengan wajah penuh selidik."Kayanya kamu berubah sejak ... oh aku inget! Sejak keluar sama Pak Ken-" Refleks aku menutup mulut Ruby."Bisa diem nggak sih By?!" Aku sedang bingung dengan tawaran pak Kenzie dua bulan lalu, Ruby malah membahasnya keras-keras. Bagaimana kalau pak Kenzie mendengarnya?"Udah ah By, ayo selesaiin aja kerjaan hari ini.""Iya iya Adeeva cantik, cie yang direbu
Read more

Aaaaargh!

Aku masuk kantor seperti biasa, hanya satu hal yang berbeda yaitu statusku sebagai pacar kontrak pak Kenzie. Selebihnya tak ada yang spesial."Pagi, selamat bekerja," ucap pak Kenzie yang baru saja datang. Menyapa kami sekretarisnya, dan langsung masuk ke dalam ruangan."Kenapa tuh pak bos? Sumringah amat," ucap Ruby bingung karena sikapnya tidak seperti biasanya."Entah," jawab Aldi singkat."Aku punya satu berita, kalian jangan kaget ya," ucapku."Hee, tumben nih, berita apa berita apa?" tanya Ruby antusias."Akuu ... samaa ...-""Ish, nggak usah pakai lama lah Deev!" gerutu Ruby."Hehe, aku sama pak Kenzie pacaran!" ucapku cepat."Ooh paca- hah?! Pacaran?! Kalian?! Dunia mau kiamat atau gimana nih?! Kamu kan anti banget sama pak Kenzie?!" Ruby berteriak kencang membuatku harus menutup telingaku."Ssst, jangan keras-keras ah," ucapku santai."Lagian kamu, beneran? Kamu sama pak Kenzie?!" tanya Ruby memastikan."Iya beneran kok, tapi ... cuma sebulan!" ucapku tersenyum lebar."Maksud
Read more

Kedatangan Nenek

Tiga hari sudah aku menjadi pacar kontrak pak Kenzie, dan hanya dalam waktu tiga hari aku merasa menjadi semakin gila dengan kelakuan pak Kenzie. Bukan hanya sengaja mengumumkan hubungan kami, pak Kenzie juga dengan sengaja melakukan kontak fisik saat ada karyawan lain."Hish! Malesin banget sih Pak, berapa kali dibilang jangan pegang-pegang!" teriakku."Lah, emang kenapa sih? Lagian kamu kan pacar saya-""Pacar kontrak aja kok Pak, nggak usah berlebihan lah," ucapku malas menanggapi.Kami sedang berada di dalam lift karena kebetulan bertemu di pintu lobi."Yang semangat ya kerjanya, sayang!" ucap pak Kenzie. Pasti dengan sengaja dikeras-keraskan agar Ruby dan Aldi mendengar."Widih, tumben bareng berangkatnya? Mana sayang-sayangan lagi," ucap Ruby saat aku duduk di meja kerja."Nggak berangkat bareng kok, ketemu di bawah aja tadi. Nggak tau tuh, orang gila!" ucapku memelankan perkataanku."Hush, gila-gila gitu kan pacar kamu," goda Ruby membuatku cemberut."Idih, aku juga nggak ma-"
Read more

Sarapan Bersama

Hari ini adalah akhir pekan di mana aku tidak pergi ke rumah orang tuaku. Sejak pagi buta aku sudah mendapatkan pesan dari pak Kenzie untuk pergi jalan-jalan, padahal hari ini aku berniat untuk tidur seharian saja di rumah.Saat aku masih belum bersiap-siap, bel rumah berbunyi. Aku segera bergegas membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.Lelaki jangkung dengan setelan kaos dan celana jeans dan rambut yang diacak-acak itu membuatku refleks berucap,"Lho pak Kenzie?!" Aku kaget karena ini masih belum waktunya kami pergi. Dia datang satu setengah jam lebih cepat dari waktu janjian."Boleh saya masuk?" tanyanya dengan sopan membuatku memicingkan mata."Ngapain sih pak pagi-pagi ke sini? Saya aja belum siap-siap pergi," ucapku."Apa salahnya datang lebih pagi? Bukannya kamu lebih suka laki-laki yang tidak terlambat kan?" tanyanya membuatku tak habis pikir."Ya memang, tapi bukan berarti harus datang pagi-pagi begini!" ucapku kesal."Daripada kamu kesal, lebih baik izinkan saya masuk
Read more

Goyah

Aku hanya bisa diam, antara terkejut dan mungkin sedikit terpesona. Pak Kenzie yang ada di hadapanku sekarang ini terlihat lucu dan menggoda di saat yang bersamaan.Pertama dia terlihat lucu karena memakai kaos bapak yang ternyata ukurannya kekecilan ketika dia pakai, padahal ukuran kaos bapak sudah termasuk besar.Kedua yaah, bisa dibilang dia terlihat menggoda karena kaos kekecilan itu menonjolkan otot-ototnya yang ternyata sudah terpatri secara sempurna di tubuhnya."Kenapa sih diem aja? Cocok nggak?" tanya pak Kenzie menyadarkanku dari lamunan."Ya sejujurnya sih nggak cocok Pa-Ken, tapi ya pakai aja dulu, biar baju kamu kering dulu," ucapku menahan kegugupanku."Iya, sedikit nggak nyaman sih, tapi nggak papa lah. Atau kamu mau melihat saya tidak memakai baju?" tanyanya dengan alis yang dinaik-turunkan."Males banget! Udah ah, saya mau ngecek cuciannya dulu." Aku segera pergi dari tempatku duduk dan berjalan cepat menuju ruang cuci baju."Ish, ternyata badannya cowok banget ya. Pa
Read more

Keluarga Pak Kenzie

"Bagaimana? Sudah kamu selidiki wanita bernama Adeeva Adeeva itu?" tanya seorang wanita tua kepada salah seorang bawahannya."Kami sudah menyelidikinya dan ini informasi yang kami dapatkan," ucap seorang lelaki sembari menyodorkan dokumen pada wanita tua itu.Beberapa saat kemudian wanita itu selesai membaca dokumen yang dibawa oleh sang lelaki."Hah, wanita yang bahkan bukan dari keluarga kaya berani mengincar cucuku. Kukira setidaknya dia dari keluarga yang terpandang. Hmm, apa yang harus kulakukan padanya? Apakah aku harus turun tangan untuk mengganggu beasiswa kedua adiknya agar dia berhenti mendekati Kenzie?" ucap wanita tua itu."Kami juga mengikuti tuan muda selama beberapa hari ini dan ini yang kami dapatkan," ucap lelaki itu sambil menyodorkan beberapa foto kepada wanita tua yang tak lain adalah nenek Kenzie."Hah, berani-beraninya Kenzie melawan keinginan neneknya ini. Baiklah, karena sudah begini, tolong segera keluarkan artikel pertunangan Kenzie dan Evelyn. Sebarkan seban
Read more

Keributan

Sepanjang hari pak Kenzie tidak terlihat di kantor. Jujur saja di satu sisi aku merasa tenang karena tidak harus bertemu dengannya. Namun di sisi lain aku merasakan kekosongan dalam hatiku."Ayo pulang Deev. Udah waktunya pulang nih," ucap Ruby membuatku segera mematikan komputer dan merapikan barang-barang."Gimana kalau kita jalan-jalan beli makanan?" saran Ruby."Nggak deh By, aku mau istirahat aja hari ini," ucapku sambil tersenyum."Ya udah kalau gitu. Yuk kita turun!"Aku dan Ruby berjalan bersama menuju lobi dan selama bersama pegawai lain di lift, aku masih mendengar bisik-bisik seperti tadi pagi.Setelah lift terbuka, Ruby langsung cepat-cepat menarikku keluar.Sesampainya di depan, mobil suami Ruby sudah menunggu."Ayo kamu pulang sama aku aja!" paksa Ruby."Nggak-""Aku nggak nerima penolakan ya! Kamu kan nggak mau kuajak makan-makan, seenggaknya ayo pulang bareng!" ucap Ruby membuatku mau tak mau menurutinya."Selamat sore mas," ucapku menyapa suami Ruby."Sore, eh Adeeva,
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status