Share

Siuman

Author: Ameera Saghira
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sudah beberapa jam berlalu dan pak Kenzie masih belum siuman. Entah berapa lama lagi pak Kenzie akan tertidur. Tapi aku maklum, mungkin karena tidak tidur berhari-hari, tubuhnya pun akhirnya ambruk tak berdaya.

Gimana Deev? Belum siuman juga pak bos?

Tanya Ruby dari telepon, karena dia sudah pulang dari tadi.

"Belum nih, mana Aldi juga ke mana lagi, ninggalin aku sendiri di sini sama pak bos," gerutuku kesal.

Ya udah sih, kan Aldi juga udah bilang bakal bilang sama pak Kenzie buat ngasih uang lembur.

Jawab Ruby seenaknya saja.

"Iya sih, tapi kan tetep aja lah!" dumelku.

Ya udah sih, nikmatin aja, bos kita juga ganteng kan, enak dipandangi lama-lama.

Dasar Ruby, kalau bicara seenaknya saja.

"Haish! Bodo amat lah! Udah aku tutup teleponnya!" Aku pun mematikan telepon yang masih berjalan. Aku tidak peduli jika Ruby kesal.

"Adeeva! Ini kubelikan makanan untukmu," ucap Aldi yang tiba-tiba saja sudah ada di depan pintu.

"Eh? Makasih lho, tapi aku pulang aja deh, kamu aja yang nungguin pak Kenzie bisa kan?" tanyaku penuh harap.

"Aku nggak bisa Deev, aku harus pulang ke rumah karena orang tuaku sedang datang ke rumahku," ucap Aldi tak mau kalah.

"Hiiih. Keluarga pak Kenzie apa nggak ada yang ke sini?!" tanyaku dengan nada kesal.

"Tadi sih udah dikabari, cuma karena kakaknya punya anak kecil, jadi belum bisa ke sini, terus orang tua Kenzie juga kebetulan sedang ada kerjaan di luar negeri," ucap Aldi sambil menggaruk-garuk leher.

"Iih, nyusahin banget. Nggak sakit nyusahin, sakit juga nyusahin!" dumelku sambil melirik ke arah pak Kenzie yang masih tertidur dengan nyaman.

"Tolong ya Deev, besok kalau pak Kenzie belum pulang, aku bakal nungguin dia kok, besok orang tuaku pulang. Mereka di sini cuma dua hari, kemarin mereka sampai dan rencananya besok akan pulang," ucap Aldi membuatku mau tak mau menerimanya.

"Makasih ya Deev! Kalau butuh apa-apa telepon aja ya! Aku bakal usahain nganter apa pun itu, walaupun lewat ojek online."

"Iyaa, ya udah sana pulang. Makasih makanannya," ucapku sambil mengibaskan tanganku mengusir Aldi.

"Aku pulang dulu ya, pokoknya kalau ada apa-apa telepon aja!"

"Okeee," jawabku malas.

Sekarang aku sendiri dan karena sudah dibelikan makan malam, aku pun segera membuka bungkusnya dan menyantap makanan di dalamnya. Aku baru ingat bahwa aku belum makan sejak tadi siang.

Sedang nikmat-nikmatnya makan, tiba-tiba sebuah suara muncul.

"Aiiir." Suara pak Kenzie. Tentu saja aku sangat hafal dengan suaranya.

"Sudah siuman Pak? Mau minum?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan.

Aku pun dengan sigap mengambilkan segelas air untuknya dan mendudukkan pak Kenzie bersandar di sandaran tempat tidur.

"Makasih Deev. Ini beneran kamu kan?" tanya pak Kenzie membuatku tak habis pikir.

"Kalau bukan saya siapa lagi Pak? Sekretaris kesayangan bapak itu nggak bisa nunggu bapak sekarang. Ruby juga nggak mungkin di sini karena anaknya masih kecil," ucapku bersungut-sungut.

"Oh iya, makasih ya," ucap pak Kenzie sambil tersenyum.

Senyumnya manis juga ya.

Eh eh, gila ya kamu Adeeva! Jangan sampai terpesona sama jebakan ini! Jangan sampai! Tapi emang bener kalau dia itu manis.

Aku berdebat dengan diriku sendiri sampai tak sadar menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Kamu kenapa? Kesambet?" tanya pak Kenzie membuatku langsung memelototinya.

"Enak aja kesambet! Nggak, saya sehat jiwa dan raga! Ini saya udah bisa pulang kan Pak? Bapak kan udah bangun," ucapku cepat-cepat.

"Aduuh, sakit."

"Eh Pak? Apanya yang sakit?!" Refleks aku menghampirinya.

"Hatiku yang sakit," jawabnya dengan nada bercanda.

"Dih, males banget. Kata Aldi saya bisa dapat uang lembur lho Pak. Tolong jangan terlambat ngasihnya," ucapku dengan senyuman manisku.

"Ya ampun, bosnya sakit bukannya dihibur, diperhatiin, malah minta uang lembur," gerutunya.

"Ya gimana lagi, saya kan nggak ikhlas nemenin Bapak di sini. Kalau nggak diiming-imingi uang juga saya nggak mau nemenin Bapak," jawabku kesal.

"Ya ampun, nggak ada belas kasihan ya kamu sama atasanmu yang baik hati ini? Lagian, kalau kamu mau pulang ya pulang aja, saya bisa kok manggil orang lain."

"Dih, ini udah ditemenin bukannya terima kasih malah ngedumel terus."

"Lah kan kamu yang nggak mau nemenin saya di sini? Kok jadi saya yang salah?" Dia membuat ekspresi lucu dengan wajah kesalnya.

"Pak, inget pasal satu, wanita nggak pernah salah," jawabku sambil tertawa.

"Duh, manis banget sih calon istri aku." Mendengar hal itu, aku langsung menghentikan tawaku.

"Nggak usah mulai deh Pak. Udah sakit kaya gini masih aja godain orang," ucapku dengan nada sindiran.

"Saya lho sakit karena kamu. Tahu kan?" Aku tidak membalas perkataannya dan pura-pura sibuk dengan handphoneku.

Aku membunyikan nada dering seakan-akan ada yang meneleponku.

"Saya angkat telepon sebentar." Aku keluar dari ruangan yang menyesakkan itu dan pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli minum. Aldi ini kadang-kadang tidak peka, membeli makanan namun tidak membelikan minum.

Sekembalinya aku dari kantin, kulihat pak Kenzie masih duduk dengan posisi yang sama seperti sebelum kutinggalkan tadi.

Kuambil nampan berisi nasi dari rumah sakit dan duduk di kursi samping tempat tidur.

"Makan, nggak usah bawel. Tinggal buka mulut aja. Nggak pake drama, nggak pake protes," ucapku dengan cepat sambil membuka plastik wrap yang menutupi makanan.

"Duh duh, judes-judes ternyata perhatian ya," ucap pak Kenzie membuatku kesal.

Aku menyendokkan makanan ke mulut pak Kenzie dengan tidak santai.

"Duh, pelan-pelan dong Deev," protes pak Kenzie.

"Dih, kan udah dibilangi nggak boleh protes Pak," jawabku santai.

"Ya nggak protes kalau nyuapinnya lembut, saya juga nggak akan protes," ucap pak Kenzie bersungut-sungut.

"Lah itu protes. Kalau nggak mau ya udah makan sendiri nih," jawabku menyodorkan nampan makanan.

"Eeh, enggak enggak, tolong kamu aja yang nyuapin. Saya akan menerima semuanya dengan tenang," jawabnya sambil mendorong nampan ke arahku.

"Nah gitu dong. Ngapain pakai protes-protes segala!"

"Ya namanya manusia Deev, ada saatnya protes ada saatnya bersyukur, ada juga saatnya sedih, ada saatnya senang," ucap pak Kenzie membuatku memicingkan mata.

"Apaan deh, nggak nyambung banget Pak! Lagian tiba-tiba sok puitis."

"Yaah saya memang-" Belum sempat menyelesaikan omongannya, kujejalkan nasi ke dalam mulutnya.

"Sabar Ken," ucapnya sambil mengelus-elus dada.

"Udah ah makannya, nggak ada rasanya!" Tiba-tiba pak Kenzie merajuk.

"Apaan si, kaya anak kecil aja. Kalau mau cepet sembuh ya makan yang banyak! Terus minum obatnya. Udah berbaik hati lho saya nyuapin Bapak. Malah nggak dihabisin nasinya," gerutuku.

"Ya ... ya udah iya saya habiskan nasinya." Saat menyendokkan satu sendok terakhir, tiba-tiba seorang membuka pintu ruang rawat inap dan berkata, "Lho kamu?!"

Related chapters

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kakak Bos dan Ajakan Kencan?

    "Lho kamu?!" ucap seorang lelaki."Eh, Bapak?! Akhirnya ada juga keluarga pak Kenzie yang datang ke sini!" seruku sambil berdiri dari kursi."Pak, terima kasih banyak ya sudah datang ke sini!" Aku menggenggam dan mengguncang-guncangkan tangan kakak pak Kenzie sambil tersenyum lebar."Kamu siapa ya? Adeeva?" tanya kakak pak Kenzie yang segera kujawab dengan anggukan.Aku segera mengemas tas yang tadi dibawakan oleh Ruby ke rumah sakit."Lho kamu mau ke mana?!" tanya pak Kenzie."Pulang Pak, sudah ada keluarga Bapak di sini. Kalau gitu saya pamit dulu, permisi," ucapku dan tanpa menunggu jawaban mereka langsung keluar dari ruangan."Hei Adeeva!" Teriakan pak Kenzie terdengar, namun aku sama sekali tidak peduli dengannya. Aku hanya ingin pulang ke rumah dan beristirahat dengan nyaman.Ketika sampai di loby rumah sakit, seorang lelaki mendekatiku dan bertanya apakah benar aku Adeeva."Iya, saya Adeeva, bapak siapa ya?" tanyaku bingung karena aku sama sekali belum pernah bertemu dengannya,

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kencan Pertama

    Seumur hidup aku belum pernah berkencan dengan satu laki-laki pun. Hari ini adalah pertama kalinya aku berkencan. Entah apakah bisa dibilang kencan atau bukan.Aku mencoba satu per satu dress yang kupunya dan memilih dress berwarna biru muda. Kupadukan dengan outer berwarna putih dan bando yang juga berwarna putih.Kupandangi pantulanku di cermin dan kupastikan bahwa penampilanku sudah cukup baik."Hei Gilang!" seruku pada Gilang yang sedang bersandar di pintu mobil berwarna putih.Secara kebetulan, Gilang memakai kemeja berwarna navy yang bisa dibilang senada dengan dressku. Lengan kemejanya dilipat setengah. Aku sedikit merasa asing dengan penampilannya hari ini.Gilang membalikkan dirinya menghadapku dan untuk beberapa detik dia terdiam."Emm, eh Adeeva, sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang," ucapnya tergagap.Gilang membukakan pintu mobil untukku dan aku segera masuk. Gilang dengan cepat menyusul masuk ke dalam mobil.Tiba-tiba Gilang mendekat ke arahku membuatku kaget. Deru na

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Bimbang

    Sudah hampir enam bulan aku sering pergi keluar saat akhir pekan bersama Gilang ketika aku tidak pergi ke rumah orang tuaku."Kayanya ada yang lagi kasmaran nih," ucap Ruby menggodaku."Apaan, enggak kok. Biasa aja padahal," elakku."Halah, ngaku aja, hampir semua pegawai juga tau kalau kamu sering jalan berdua sama si Gilang. Beberapa orang ngeliat kalian jalan berdua," ucap Ruby.Setelah ucapannya berakhir, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara gebrakan meja."Kenapa tuh pak bos?" tanya Ruby."Entah, biasalah kumat, obatnya habis kali," jawabku sekenanya."Huuus! Nggak boleh gitu Deev, kayanyaa-""Adeeva! Kamu ikut saya dinas luar!" Ruby belum menyelesaikan perkataannya dan pak Kenzie yang sedari tadi ada di dalam ruangan tiba-tiba keluar dan berkata demikian."Hah? Kapan Pak? Sekarang?" tanyaku bingung karena setauku tidak ada jadwal apa pun di jam ini."Sekarang! Nggak usah banyak tanya! Cepat ikuti saya!" ucapnya dengan suara lantang yang membuatku, Ruby, dan Aldi saling bertatapa

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Akhirnya

    Dua bulan sudah aku memikirkan tawaran dari pak Kenzie. Selama itu juga aku sering jalan-jalan berdua dengan Gilang. Aku semakin bimbang."Hei! Ngelamun aja!" Ruby datang mengagetkanku yang sedang melamun di meja kerja."Apa sih By? Ngagetin aja," dumelku."Lagian dipanggil berkali-kali diem aja. Kenapa sih?" tanya Ruby ingin tahu."Nggak ada apa-apa, santai kok," jawabku santai."Hmm, pasti ada apa-apa kalau kaya gini. Akhir-akhir ini lho kamu sering ngelamun," ucap Ruby menyadarkanku bahwa memang sudah beberapa hari ini aku semakin sering melamun."Enggak ada apa-apa By," ucapku membuat Ruby menatapku dengan wajah penuh selidik."Kayanya kamu berubah sejak ... oh aku inget! Sejak keluar sama Pak Ken-" Refleks aku menutup mulut Ruby."Bisa diem nggak sih By?!" Aku sedang bingung dengan tawaran pak Kenzie dua bulan lalu, Ruby malah membahasnya keras-keras. Bagaimana kalau pak Kenzie mendengarnya?"Udah ah By, ayo selesaiin aja kerjaan hari ini.""Iya iya Adeeva cantik, cie yang direbu

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Aaaaargh!

    Aku masuk kantor seperti biasa, hanya satu hal yang berbeda yaitu statusku sebagai pacar kontrak pak Kenzie. Selebihnya tak ada yang spesial."Pagi, selamat bekerja," ucap pak Kenzie yang baru saja datang. Menyapa kami sekretarisnya, dan langsung masuk ke dalam ruangan."Kenapa tuh pak bos? Sumringah amat," ucap Ruby bingung karena sikapnya tidak seperti biasanya."Entah," jawab Aldi singkat."Aku punya satu berita, kalian jangan kaget ya," ucapku."Hee, tumben nih, berita apa berita apa?" tanya Ruby antusias."Akuu ... samaa ...-""Ish, nggak usah pakai lama lah Deev!" gerutu Ruby."Hehe, aku sama pak Kenzie pacaran!" ucapku cepat."Ooh paca- hah?! Pacaran?! Kalian?! Dunia mau kiamat atau gimana nih?! Kamu kan anti banget sama pak Kenzie?!" Ruby berteriak kencang membuatku harus menutup telingaku."Ssst, jangan keras-keras ah," ucapku santai."Lagian kamu, beneran? Kamu sama pak Kenzie?!" tanya Ruby memastikan."Iya beneran kok, tapi ... cuma sebulan!" ucapku tersenyum lebar."Maksud

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kedatangan Nenek

    Tiga hari sudah aku menjadi pacar kontrak pak Kenzie, dan hanya dalam waktu tiga hari aku merasa menjadi semakin gila dengan kelakuan pak Kenzie. Bukan hanya sengaja mengumumkan hubungan kami, pak Kenzie juga dengan sengaja melakukan kontak fisik saat ada karyawan lain."Hish! Malesin banget sih Pak, berapa kali dibilang jangan pegang-pegang!" teriakku."Lah, emang kenapa sih? Lagian kamu kan pacar saya-""Pacar kontrak aja kok Pak, nggak usah berlebihan lah," ucapku malas menanggapi.Kami sedang berada di dalam lift karena kebetulan bertemu di pintu lobi."Yang semangat ya kerjanya, sayang!" ucap pak Kenzie. Pasti dengan sengaja dikeras-keraskan agar Ruby dan Aldi mendengar."Widih, tumben bareng berangkatnya? Mana sayang-sayangan lagi," ucap Ruby saat aku duduk di meja kerja."Nggak berangkat bareng kok, ketemu di bawah aja tadi. Nggak tau tuh, orang gila!" ucapku memelankan perkataanku."Hush, gila-gila gitu kan pacar kamu," goda Ruby membuatku cemberut."Idih, aku juga nggak ma-"

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Sarapan Bersama

    Hari ini adalah akhir pekan di mana aku tidak pergi ke rumah orang tuaku. Sejak pagi buta aku sudah mendapatkan pesan dari pak Kenzie untuk pergi jalan-jalan, padahal hari ini aku berniat untuk tidur seharian saja di rumah.Saat aku masih belum bersiap-siap, bel rumah berbunyi. Aku segera bergegas membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.Lelaki jangkung dengan setelan kaos dan celana jeans dan rambut yang diacak-acak itu membuatku refleks berucap,"Lho pak Kenzie?!" Aku kaget karena ini masih belum waktunya kami pergi. Dia datang satu setengah jam lebih cepat dari waktu janjian."Boleh saya masuk?" tanyanya dengan sopan membuatku memicingkan mata."Ngapain sih pak pagi-pagi ke sini? Saya aja belum siap-siap pergi," ucapku."Apa salahnya datang lebih pagi? Bukannya kamu lebih suka laki-laki yang tidak terlambat kan?" tanyanya membuatku tak habis pikir."Ya memang, tapi bukan berarti harus datang pagi-pagi begini!" ucapku kesal."Daripada kamu kesal, lebih baik izinkan saya masuk

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Goyah

    Aku hanya bisa diam, antara terkejut dan mungkin sedikit terpesona. Pak Kenzie yang ada di hadapanku sekarang ini terlihat lucu dan menggoda di saat yang bersamaan.Pertama dia terlihat lucu karena memakai kaos bapak yang ternyata ukurannya kekecilan ketika dia pakai, padahal ukuran kaos bapak sudah termasuk besar.Kedua yaah, bisa dibilang dia terlihat menggoda karena kaos kekecilan itu menonjolkan otot-ototnya yang ternyata sudah terpatri secara sempurna di tubuhnya."Kenapa sih diem aja? Cocok nggak?" tanya pak Kenzie menyadarkanku dari lamunan."Ya sejujurnya sih nggak cocok Pa-Ken, tapi ya pakai aja dulu, biar baju kamu kering dulu," ucapku menahan kegugupanku."Iya, sedikit nggak nyaman sih, tapi nggak papa lah. Atau kamu mau melihat saya tidak memakai baju?" tanyanya dengan alis yang dinaik-turunkan."Males banget! Udah ah, saya mau ngecek cuciannya dulu." Aku segera pergi dari tempatku duduk dan berjalan cepat menuju ruang cuci baju."Ish, ternyata badannya cowok banget ya. Pa

Latest chapter

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Gelisah

    Semakin hari aku menjadi semakin gelisah. Tidak ada hari yang berlalu tanpa rasa was-was. Padahal niatku pulang ke sini untuk menjernihkan pikiranku.Aku menjalani aktivitasku seperti biasa di desaku ini. Hanya saja pikiranku yang selalu berkelana tak tahu arah. Telepon dan sms dari nomor asing masih selalu masuk ke handphoneku. Tapi sekarang aku sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Aku hanya selalu memblokir nomor-nomor itu. Meskipun nomor asing akan selalu masuk entah berapa banyak pun aku menghapus dan memblokirnya.Aku belum membuka kembali tokoku karena aku sendiri yang mengepak barangnya, dan karena aku tidak membawa satu barang pun dari barang daganganku, jadi aku belum bisa membuka kembali tokoku."Nak, jadi kamu mau tinggal di sini saja?" tanya ibuku tiba-tiba pada suatu siang."Emm, enggak sih Buk, nanti rencananya aku mau pindah rumah kok, aku udah beli juga rumahnya.""Oh ya? Di mana itu?" tanya ibuku kembali."Ya, nggak jauh dari rumah Ruby, temenku itu lho Buk," uc

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kedatangan

    Lama aku memikirkan apakah harus sekarang menghubunginya ataukah nanti. Aku sangat gelisah, kudengar dari informanku bahwa Adeeva sudah pergi meninggalkan suaminya dan sekarang sedang ada di rumah orang tuanya.Setelah menguatkan hati, aku pun berniat untuk menghubungi Adeeva. Ternyata dia tidak pernah mengganti nomor handphonenya. Seperti menunggu kalau-kalau suatu saat aku akan menghubungi lagi. Ya, meskipun ini hanya rasa percaya diriku, tapi aku akan menyemangati diri sendiri bahwa Adeeva tidak mengganti nomornya karena masih mengharapkan kabarku.Tentu saja nomorku sudah tidak sama sejak terakhir kali kami berhubungan. Karena seperti yang kalian tahu, bahwa selama ini aku membatasi komunikasi dengan semua orang. Bahkan tidak ada satu pun orang dari perusahaanku yang tahu nomor pribadiku. Aku selalu memberi mereka nomor khusus yang kupakai di kantor.Selama perpisahan dengan Adeeva, kupikir hidupku akan mudah. Aku berpikir bahwa tidak butuh waktu lama dan aku akan segera melupakan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Nomor Asing

    Beberapa bulan telah berlalu sejak aku menyelidiki perselingkuhan suamiku. Dengan bukti-bukti yang sudah kudapatkan, sepertinya kami bisa berpisah secepatnya.Setelah pernikahan penuh kesedihan, mungkin ini adalah yang terbaik untuk kami. Aku bisa terlepas dari keluarga besar mas Gilang yang selalu menanyakan kapan kami akan memiliki anak. Jujur saja aku selalu tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Apakah mereka pikir ketika pasangan yang sudah menikah belum memiliki keturunan, semua adalah salah wanita? Apakah mereka pikir masalahnya selalu ada pada wanita? Mengapa jarang sekali yang berpikir bahwa laki-laki mungkin saja bisa bermasalah?Aku tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Hari ini aku memutuskan untuk mengemas barang-barangku untuk keluar dari rumah ini. Di saat aku sedang mengemasi barangku, terdengar suara keras mas Gilang.(kembali ke prolog)Setelah mengatakan semua hal, aku pun bersiap untuk keluar dari rumah."Oh ya, tunggu saja, sebentar lagi surat cerai akan datan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Cepet Sembuh ya Ma!

    Entah mengapa, beberapa bulan terakhir ini aku merasa suamiku berubah. Tidak, dia tidak berubah total, dia masih baik, dia juga masih menyayangi Angel, namun sekarang dia jarang ada di rumah, dia juga jarang meluangkan waktunya untukku dan Angel.Pernah suatu waktu, ketika Adeeva datang ke rumahku, dia seperti ingin mengatakan satu hal."Kenapa sih Deev, cemas gitu, ada apa?" tanyaku padanya kala itu."Eh? Nggak papa kok By, emm, suami kamu di mana By?" tanyanya tiba-tiba."Entah, tadi sih pamitnya mau ketemu temen di daerah Y. Emang kenapa?""Eh? Oh, enggak, kayanya tadi aku ngeliat suami kamu sih, tapi ya nggak tau bener apa enggaknya, soalnya ya cuma liat sekilas banget," ucapnya dengan suara yang terdengar ragu."Oooh, liat di mana Deev?" tanyaku karena jujur saja aku penasaran."Aku liat suami kamu di jalan ke arah daerah X," jawab Adeeva."Oh gitu ya."Ini aneh, jelas-jelas tadi suamiku berkata akan menemui temannya di daerah Y, daerah X itu ada di jalan yang berkebalikan dengan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Apakah Benar Dia?

    Hari ini aku memutuskan untuk libur dari pekerjaanku dan bermain ke rumah Ruby. Selain aku merindukan Angel, aku juga ingin memberitahu Ruby tentang suaminya.Aku memesan taksi dan segera mengatakan alamat rumah Ruby. Karena ini memang hari libur kantor, jadi Ruby ada di rumah."Hai Angel!""Aunty!" Angel berlari ke arahku dengan terburu-buru sampai akhirnya dia malah terjatuh."Hati-hati sayang, jangan lari-larian," ucapku sambil memapah Angel untuk berdiri."Udah dibilangin jangan suka lari-lari, masih aja lari-larian terus," ucap Ruby yang tiba-tiba muncul dari arah dapur."Hai By, gimana kabar?" tanyaku yang langsung memeluknya."Kabar baik Deev. Kamu sendiri baik kan?" tanyanya membalas pelukanku."Baik juga, alhamdulilah.""Ayo masuk. Maaf ya berantakan," ucap Ruby."Enggak kok, wajar berantakan, kan ada anak kecil," ucapku lalu berjalan masuk setelah Ruby mempersilakan."Mau minum apa?" tanya Ruby."Sirup ada nggak?" tanyaku."Ada dong, mau sirup rasa apa? Jeruk? Melon? Leci?"

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Pertemuan

    "Ken! Ada tamu nyari kamu tuh," ucap bang Mahendra masuk ke kamarku."Siapa Kak?" tanyaku."Ya nggak tau juga, turun sana, liat sendiri," ucap bang Mahendra.Aku pun turun dari kamar dan berjalan ke bawah."Oh ternyata kamu," ucapku karena ternyata yang datang adalah detektif pribadi kenalanku."Silakan masuk. Apa kamu sudah mendapatkan apa yang saya minta?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan."Baiklah, nanti akan saya transfer biayanya ya, boleh saya minta dokumen yang kamu bawa itu?" tanyaku sambil menunjuk tumpukan kertas-kertas yang dia bawa."Silakan," jawabnya sembari menyodorkan dokumen yang dia bawa."Apakah ada hal lain yang ingin kamu sampaikan?" tanyaku."Tidak Pak," jawabnya singkat."Baiklah, terima kasih, silakan kirimkan saja nanti tagihannya untuk saya," ucapku."Baik." Setelah itu dia langsung pamit untuk pulang. Aku pun segera membuka dokumen yang dibawakan oleh detektif tadi."Siapa dek?" tanya bang Mahendra membuatku langsung cepat-cepat membereskan dokumen yang

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kembali

    "Andrew, aku akan pulang ke negaraku besok," ucapku pada Andrew, sekretarisku.Andrew yang sedang memegang dokumen pun menjatuhkan dokumen-dokumen itu."Bercanda kan?" tanya Andrew padaku."Tentu saja tidak. Aku tidak bercanda, aku bahkan sudah memesan tiket untuk pulang besok. Tolong antarkan aku ke bandara besok pukul delapan pagi," ucapku."Lalu bagaimana pekerjaanmu di sini?!" teriak Andrew frustasi."Aku menyerahkannya padamu. Aku hanya sementara saja pulang, aku akan kembali lagi nanti, setelah aku menjemput calon istriku," ucapku tenang."Memangnya kau sudah punya calon istri?!" tanyanya kaget."Ya, sejujurnya sebelum datang ke sini, aku sedang dekat dengan seseorang. Namun karena keadaan, aku harus meninggalkannya daripada keluarganya diacak-acak oleh nenekku," jawabku."Sulit menjadi orang kaya ya," ucap Andrew."Kau juga kaya kan Drew?!" ucapku."Iya sih, tapi keluargaku membebaskan kami untuk melakukan apa saja," jawabnya."Ya ya, sudahlah, aku benar-benar akan pulang ya, pa

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kumpul Keluarga

    Hari ini adalah hari di mana semua anggota keluarga mas Gilang berkumpul. Semacam melakukan arisan keluarga begitu. Ada banyak orang yang datang biasanya, kata mas Gilang."Udah siap Deev?!" seru mas Gilang dari bawah."Sebentar!" Aku yang masih belum menyelesaikan riasanku pun segera mempercepatnya."Ayo Deev! Telat nanti kita!"Setelah selesai, aku pun bergegas untuk turun."Ayo mas," ucapku pada mas Gilang yang sekarang sedang bertolak pinggang sambil menatapku marah. Entah sejak kapan mas Gilang jadi mudah marah padaku. Aku sendiri tidak tahu apa alasannya."Buruan! Lelet banget sih dandan doang," ucapnya ketus."Yah, dandan kan emang lama mas, kebanyakan perempuan sih gitu," jawabku."Nggak usah banyak omong lah, besok-besok kalau mau ada arisan keluarga gini, kamu siap-siapnya dari sebelum aku mandi, jangan setelah aku mandi baru siap-siap!""Iyaa," jawabku singkat.Kami pun segera masuk ke dalam mobil dan bergegas untuk pergi ke rumah salah satu bibi mas Gilang.Sesampainya di

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Siapa Wanita Ini?

    Tiga bulan berlalu semenjak aku dan mas Gilang menikah, sekarang jualan online-ku sudah mulai berjalan dan sudah memasuki bulan pertama semenjak pertama kali aku memutuskan untuk berjualan secara online. Masih aku sendiri yang bekerja karena aku belum berani merekrut pegawai. Saat ini aku baru saja selesai menyapu rumah dan akan melanjutkan untuk mengepel rumah."Akhirnya selesai juga," ucapku sambil mengusap keringat yang mengalir."Setrikanya kapan-kapan aja deh, sekarang mulai jualan aja kali ya, semangat diriku, ayo mulai promosi!" ucapku sambil mengepalkan tangan.Baru saja kuambil handphoneku, suara bel tiba-tiba berbunyi membuatku bertanya-tanya siapa yang datang di jam segini, karena memang waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi.Aku segera berjalan ke depan pintu dan melihat siapa tamu yang datang."Perempuan? Siapa ya? Aku belum pernah ketemu deh," ucapku bertanya-tanya saat melihat dari jendela ternyata ada seorang wanita yang memakai dress berwarna merah selutut.Lan

DMCA.com Protection Status