"Berdandanlah yang cantik, Aralena. Aku menggunakan kartu terakhirku untuk memintamu menemaniku jalan-jalan."Lena menatap Oliver sejenak, sebelum kemudian menghela napas berat. "Baiklah," ucapnya terpaksa.Dengan malas, dia pergi menuju lemari, mengambil dress lalu terdiam dan menoleh terlebih dahulu untuk sekadar mendapati Oliver yang masih duduk di tepian tempat tidur."Apa lagi yang kau tunggu? Keluarlah. Aku akan berganti pakaian.""Lakukan saja aktivitasmu dengan tenang, Lena. Aku hanya menunggumu.""Yang benar saja Oliver, apa kau secabul itu sampai-sampai ingin melihat wanita sedang berganti pakaian?" gerutu Lena.Namun, Oliver tetap tak bergeming dari tempatnya duduk dan dengan santainya mengangkat bahu."Itu bukan hal besar. Toh aku sudah melihat tiap inci dari dirimu," ujarnya ringan. Tanpa sekalipun menyadari kalau ucapannya itu benar-benar membuat sekujur tubuh Lena merinding."Kau pria paling cabul yang pernah kutemui," hardik Lena seraya bergidik ngeri. Pada akhirnya, s
Read more