Yara duduk bersila di lantai. Punggungnya menyandar pada ranjang, dia masih menggenggam ponsel Andaru sambil merenung."Ternyata tangki cintaku kosong, mencari isi hingga lupa alur lalu menjadi sebuah malapetaka," gumam Yara, menengadahkan kepalanya.Andaru tidak betul-betul terlelap, dia hanya memejamkan mata berharap Yara rileks dan mulai terbiasa dengan dirinya, baik dalam jarak dekat, atau bersentuhan."Self-lovenya belum maksimal, Ra. Loving touchnya juga nol." Gadis berambut panjang itu meluruskan kaki, lalu meletakkan kedua tangannya di dada. "Tapi, kan nggak boleh salahin mama," lirihnya.'Nggak gitu, Ara. Bukan salah siapa-siapa, hanya saja saat itu tiada bisa menduga bakal tercipta rasa tak sewajarnya akibat keterbiasaan yang salah.' Andaru mendengar semua keluh kesah gadis itu. Sang pria yang berada di atas ranjang, membuka mata pelan. Dia bergeser ke sisi dimana Yara duduk."Dah malam. Besok mau lembur, kan?" lirih Andaru, mengusap lembut bahu kiri Yara seraya bangun. "Ha
Last Updated : 2023-11-02 Read more