"Aku temani," ucap Andaru, duduk disamping Yara dan menahan pinggangnya ketika dia hendak bangkit menghindar.Yara memiringkan tubuh menghadap sang suami. "Aku capek, Pak," tandas Yara melotot hingga matanya kian bulat, lalu berganti lirikan tajam ke arah wanita bersetelan formal yang duduk di hadapan mereka. "Lagian sudah malam," bisiknya seraya mengetatkan gigi."Aku ngerti, tapi beliau sudah nunggu kamu, Sayang," tegas Andaru, membuka telapak tangannya menunjuk pada sang terapis. "Sebentar saja untuk malam ini, oke?" bujuknya dengan nada manis.'Cih, Sayang! sandiwara.' Yara menghela napas, ingin mendebat Andaru tapi cemas kondisi pernikahan mereka yang kurang harmonis ikut terbongkar.Wanita paruh baya itu tersenyum ramah, dia memajukan posisi duduknya mengimbangi pasangan Garvi yang terlihat bersitegang."Selamat malam, Nyonya Garvi. Saya Lani, psikolog dari RSPP. Salam kenal," sapanya ramah sembari berdiri menyodorkan tangan untuk berjabat.Yara tak enak hati, dia pun bangun dan
Baca selengkapnya