All Chapters of Presdir Dingin itu Suami Penggantiku : Chapter 61 - Chapter 70

119 Chapters

Bab 61

Melati juga tampak terkejut setelah tahu bahwa Sheril datang ke acara resepsi pernikahan mereka. "Kenapa Sheril ada disini? siapa yang mengundangnya !" ujar gadis itu bingung. Dia pun menoleh ke arah suaminya yang terlihat sedang menatap mantan kekasihnya itu dengan sedikit heran. "Mas, apa kamu yang mengundang mba Sheril?" tanya Melati sambil berbisik. "Tidak, justru aku juga bingung kenapa dia bisa datang kesini!" sahut pria itu cepat. "Lalu bagaimana mas, aku takut kalau nanti akan menimbulkan masalah!" "Sudahlah jangan khawatir, kita harus tetap tenang dan bersikap biasa saja!" "Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga!" ujar Rifaldi sambil tersenyum licik. Tanpa rasa malu Sheril pun langsung menghampiri Devan dan juga Melati."Haii... selamat yah buat kalian berdua!" ujar gadis tidak tahu malu itu sambil mengulurkan tangan nya. Namun Devan hanya diam saja, tanpa menjawab apapun. Mendapatkan perlakuan seperti itu Sheril pun lebih memilih mengabaikan dan mengulurkan tang
Read more

Bab 62

Semua orang pun berhenti menari dan hanya tinggal kedua pasangan pengantin saja yang masih berdansa. "Sekarang kamu sudah sangat lancar yah!" bisik Devan menggoda Melati. "Hhmmm aku hanya mengikuti instruksi kamu saja mas!" sahut gadis itu berbisik."Sebaiknya kita harus terlihat lebih romantis lagi, agar Sheril bisa merasa cemburu dan lebih yakin kalau kita berdua saling mencintai!" Melati pun hanya menganggukkan kepalanya saja tanda setuju. "Lihat pak, anak kita begitu mesra bersama suaminya!" ujar Bu Sukma. "Iyah Bu, bapa senang sekali karena Melati anak kita bisa mendapatkan suami yang baik seperti nak Devan!" sahut Pak Rian sambil tersenyum."Lihat deh mereka berdua so sweet dan serasi banget yah!" ungkap Linda yang terlihat senyum-senyum sendiri melihat sahabatnya itu. "Dan sejak kapan Melati pandai berdansa, padahal sebelumnya dia itu tidak pernah melakukan itu sebelumnya!" "Itu karena Devan yang mengajari Melati sampai dia bisa seperti itu!" sahut Radit. "Waw aku benar
Read more

Bab 63

"Aku harus cari tahu lebih lanjut lagi, takutnya mas Rifaldi sedang merencanakan sesuatu yang lain dengan perempuan itu!" ujar Sintia. "Rifaldi, dimana Sintia?" tanya pak Hardi. "Loh aku gak tahu pah dimana dia, bukannya dari tadi Sintia sama orang tuanya!" sahut pria itu. "Justru Sintia itu gak ada disini, kamu pikir dia sedang bersama kamu!""Ya sudah sekarang kamu cari dulu istri kamu itu, soalnya kita semua sebentar lagi akan melakukan sesi foto!" pinta Oma Laksmi."Iyah baiklah Oma!" sahut Rifaldi singkat. Baru saja pria itu ingin melangkahkan kakinya Sintia tiba-tiba saja datang. "Sintia, kamu habis dari mana?" tanya Rifaldi. "Aku habis cari kamu mas kemana-mana engga ada, ternyata kamu ada disini!" sahut gadis itu berbohong. "Aku tadi memang ada urusan sebentar, tapi aku juga tidak pergi jauh kok. Semua orang panik loh nyariin kamu!" "Iyah maaf mas, maafin aku yah semuanya sudah membuat kalian khawatir!" "Tidak apa-apa Sintia, sekarang kan kamu juga sudah Kemabli. Ayoh
Read more

Bab 64

Melati pun keluar dari dalam kamar mandi, terlihat dia sudah berganti pakaian dengan baju tidur miliknya. Sementara Devan masih di sibukkan dengan laptopnya itu. "Mas sebaiknya kamu pergi mandi dulu, dan aku akan membuatkan kamu kopi!" ujar Melati. "Iyah aku memang sudah sangat gerah sekali!" sahut pria itu sembari berdiri dari duduknya. "Ya sudah kalau begitu aku akan pergi ke dapur untuk membuatkan kamu kopi!" Pria itu pun hanya menganggukkan kepalanya saja tanda setuju. Sementara itu di luar terlihat Sintia sedang mengintai Melati. Tak lama kemudian Melati pun keluar dari kamarnya. "Sintia, sedang apa kamu disitu?" tanya gadis itu penasaran."Tidak sedang apa-apa kok mba, mba sendiri mau kemana?" sahut Sintia bertanya balik. "Aku mau ke dapur, mau membuatkan kopi untuk mas Devan!" "Oh gitu yah, kebetulan sekali aku juga memang ingin pergi ke dapur untuk mengambil air minum!" "Ya sudah ayoh kita barengan saja!" ajak Melati."Ternyata benar apa kata Oma, kalau mba Melati itu
Read more

Bab 65

"Kenapa kepalaku rasanya sakit sekali!" ujar Devan sambil memegang kepalanya.Melati yang menyadari hal itu pun langsung menghampiri suaminya. "Mas, kamu kenapa?" tanya gadis itu dengan perasaan yang panik. "Aku juga tidak tahu, tapi kepalaku tiba-tiba saja pusing!" sahut Devan dengan lirih. "Ya sudah sebaiknya kamu tidur saja, mari sini biar aku bantu!" "Sepertinya kamu terlalu kecapean mas, makanya kepalanya sampai terasa pusing seperti ini!" Gadis itu pun membantu suaminya berbaring di tempat tidur. Namun ternyata obat perangsang itu sudah mulai bereaksi yang membuat Devan tidak bisa menahan hasratnya. "Melati, tolong jangan pergi!" pinta pria itu dengan lirih. "Tidak mas, aku akan tetap disini! biar aku pijit kepalanya yah!" sahut gadis itu dengan polos.Devan pun memegang tangan gadis itu dengan sangat erat sekali. "Ada apa dengan mas Devan? tidak biasanya dia bersikap seperti ini!" ujar Melati dalam hatinya. "Mas apa kamu baik-baik saja?" "Yah aku baik-baik saja, aku h
Read more

Bab 65

Seperti biasanya Melati pun terlihat sedang membantu Bi Mariam menyiapkan sarapan pagi."Selamat pagi semuanya!" sapa Sintia. "Selamat pagi non Sintia!" sahut Bi Mariam. "Selamat pagi juga Sintia!" sahut juga Melati dengan ramah. "Kok mba Melati sudah ada di dapur sih sepagi ini?" tanya Sintia. "Ya memang sudah menjadi kebiasaan aku kan, kalau setiap pagi aku akan membantu Bi Mariam menyiapkan sarapan pagi! kenapa kamu bertanya seperti itu!" "Tidak apa-apa kok mba, ya kemarin kan kita habis mengadakan pesta yang pastinya membuat badan kita lelah. Tapi ternyata mba Melati malah sudah berada di dapur sepagi ini!"ungkap gadis itu mencari alasan. "Ya sudah sini biar aku bantu!" "Aku jadi penasaran, semalam mereka berdua melakukan atau tidak yah!" ungkap Sintia dalam hatinya. "Aku akan memberikan teh hijau dulu untuk mas Devan, jadi tolong kamu teruskan dulu yah sin!" pinta Melati. "Iyah siap mba!" Sintia pun memperhatikan Melati dengan seksama. "Non Sintia kenapa ngelihatin non
Read more

Bab 66

"Sudahlah bicara dengan kalian memang tidak akan ada habisnya!" ujar wanita paruh baya itu ketus."Ingat yah Sintia, meskipun kamu saat ini sedang mengandung anaknya Rifaldi tapi mama tidak ingin kehamilan kamu itu dijadikan alasan untuk bermalas-malasan." "Iyah mah aku juga tahu, mama tidak usah khawatir tentang itu." "Tapi Sintia ini kan sedang hamil mah, apalagi kehamilannya itu sudah semakin membesar jadi wajar saja kalau dia lebih baik banyak istirahat!" ungkap Melati."Kamu diam saja Melati, jangan ikut campur dengan urusan saya dan Sintia. Kamu urus saja rumah tangga kamu itu bersama dengan suami kamu yang tidak mencintai kamu itu!" celetuk Bu Ranti. Melati pun hanya diam saja tanpa berkata apapun. "Sudahlah Melati, jangan kamu dengarkan wanita ini. Sebaiknya kamu selesaikan saja pekerjaan kamu!" ujar Oma Laksmi membela. Saat di kantor, Devan hanya terdiam saja memikirkan kejadian semalam saat bersama Melati. Tak lama Radit pun masuk ke dalam ruangannya. "Lo itu kenapa s
Read more

Bab 67

Rifaldi membawa Sheril ke tempat yang lebih sunyi dari keramaian agar pembicaraan mereka tidak di dengar oleh orang lain. "Kenapa kamu melanggar kesepakatan kita?" tanya Rifaldi dengan tegas. "Karena aku sudah tidak tahan lagi melihat kemesraan diantara Devan dan juga istrinya itu, aku Sangat membenci Melati dan ingin sekali melenyapkan nya!" sahut gadis itu mulai kehilangan kendali. "Jangan gila kamu, aku tidak akan membiarkan kamu menyakiti Melati ataupun menyentuh nya!" "Kenapa tidak, aku sudah sangat muak dengan sandiwara ini Rifaldi. Jika Melati mati itu akan lebih mudah untuk aku bisa mendapatkan Devan kembali!" "Aku tidak setuju dengan ide gila kamu itu, apa kamu tahu kalau itu bukanlah solusi. Kita bisa mencari cara lain untuk masalah ini!" Ungkap pria itu."Terserah, semua yang sudah kita lakukan selalu gagal dan aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin Melati lenyap!" Sheril terlihat terus memberontak. "Tidak akan aku biarkan kamu menyakiti Melati, kalau kamu berani menye
Read more

Bab 68

Devan pun masuk ke kamarnya dengan membawa hadiah untuk istrinya. Terlihat Melati juga sedang berdiri di dekat jendela sambil melihat ke arah luar. Saat tahu suaminya sudah pulang, gadis itu pun langsung menoleh. "Mas, kamu sudah pulang ternyata. Biar aku buatkan minum dulu!" ujar gadis itu. "Tidak usah Melati, nanti saja karena aku juga tidak haus!" sahut Devan menolak. "Ini untuk kamu!" ujar Devan sambil memberikan sebuah bunga cantik pasa istrinya."Ini untuk aku mas?" tanya gadis itu tidak percaya."Iyah, ini untuk kamu lalu untuk siapa lagi!" "Terima kasih mas! tapi dalam rangka apa kamu memberikan aku bunga ini!" tanya Melati yang merasa heran. "Hhmmm sebenarnya aku ingin minta maaf sama kamu, karena sepertinya ucapan ku tadi pagi sudah sangat menyinggung perasaan kamu. Jadi sebagai tanda maaf aku memberikan bunga ini untuk kamu!" ungkap Devan dengan cepat."Ya ampun mas, kamu tidak perlu melakukan semua ini untuk aku. Aku juga tidak marah kok soal kejadian tadi pagi, hany
Read more

Bab 69

Saat Melati sedang berada di dapur, Rifaldi mengambil kesempatan untuk mendekati gadis itu. "Haii...!" sapa pria itu. "Ada apa mas?" tanya Melati dengan sinis. "Kamu sepertinya senang sekali karena mendapatkan kalung berlian itu dari kak Devan sebagai hadiah!" "Jelas saja mas, karena seorang istri akan merasa senang dengan apa yang diberikan oleh suaminya. Meskipun itu hanya hal kecil saja!" sahu gadis itu. "Walaupun rasa sakit!" ujar Rifaldi membuat Melati bingung. "Apa yang sebenarnya kamu maksud itu mas? aku sama sekali tidak mengerti!" "Tidak, aku hanya asal bicara saja!" "Asal kamu tahu mas, mungkin pernikahan aku dan mas Devan tidak didasari oleh cinta. Tapi selama pernikahan ini mas Devan tidak pernah sekali pun menyakiti aku, bahkan dia sangat menghargai aku sebagai istrinya!" ungkap Melati lalu pergi. "Kamu bisa bicara seperti itu sekarang, tapi nanti kamu akan mengerti kalau hanya aku yang pantas untuk kamu. Dan kak Devan tidak sebaik yang kamu pikirkan!" ujar Rifal
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status