Saat Melati sedang berada di dapur, Rifaldi mengambil kesempatan untuk mendekati gadis itu. "Haii...!" sapa pria itu. "Ada apa mas?" tanya Melati dengan sinis. "Kamu sepertinya senang sekali karena mendapatkan kalung berlian itu dari kak Devan sebagai hadiah!" "Jelas saja mas, karena seorang istri akan merasa senang dengan apa yang diberikan oleh suaminya. Meskipun itu hanya hal kecil saja!" sahu gadis itu. "Walaupun rasa sakit!" ujar Rifaldi membuat Melati bingung. "Apa yang sebenarnya kamu maksud itu mas? aku sama sekali tidak mengerti!" "Tidak, aku hanya asal bicara saja!" "Asal kamu tahu mas, mungkin pernikahan aku dan mas Devan tidak didasari oleh cinta. Tapi selama pernikahan ini mas Devan tidak pernah sekali pun menyakiti aku, bahkan dia sangat menghargai aku sebagai istrinya!" ungkap Melati lalu pergi. "Kamu bisa bicara seperti itu sekarang, tapi nanti kamu akan mengerti kalau hanya aku yang pantas untuk kamu. Dan kak Devan tidak sebaik yang kamu pikirkan!" ujar Rifal
Saat sedang dalam perjalanan pulang, secara tidak sengaja mobil yang di kendarai oleh Pak Hardi menabrak seorang perempuan yang tak lain ialah Sheril. Mengetahui hal itu Pak Hardi pun langsung bergegas untuk keluar dari dalam mobilnya. Dan berniat untuk menolong Sheril. "Maaf mba saya tidak sengaja, tadi saya benar-benar tidak melihat kalau ada orang yang melintas!" ujar pria paruh baya itu setengah panik.Disitulah Pak Hardi terlihat kaget saat mengetahui bahwa gadis yang sudah dia tabrak itu adalah Sheril. "Sheri..! ujar pria paruh baya itu. "Kamu ngapain ada disini?" "Om, maaf om aku yang salah karena menyebrang tanpa melihat ke arah kiri dan kanan terlebih dulu!" ujar gadis itu. "Apa ada yang terluka?" tanya pria paruh baya itu. "Kaki aku rasanya sakit sekali Om!" "Ya sudah kalau begitu om akan bantu kamu untuk masuk ke dalam mobil, om akan bawa kamu ke rumah sakit!" Sheril pun menurut saja dan setuju. "Bukankah kamu ini ada di Bali dan sudah menikah?" celetuk Pak Hardi.
"Terserah kamu saja, tapi yang jelas ibu tidak ingin dia selama Sheril tinggal disini dia menciptakan masalah di keluarga kita!" ujar Oma laksmi."Oma tidak usah khawatir soal itu, aku juga tahu batasanku di rumah ini. Dan aku juga tidak akan melakukan sesuatu yang aneh-aneh Oma, tolong percaya padaku!" sahut Sheril meyakinkan. "Baiklah oma pegang ucapan kamu itu!" ungkap Oma lalu pergi. Semua orang pun juga terlihat langsung pergi dan masuk ke kamar mereka masing-masing, lalu Pak Hardi meminta bi Mariam untuk mengantarkan Sheril ke kamar tamu. "Bi, tolong antarkan Sheril ini ke kamar tamu yah!" pinta pria paruh baya itu. "Baik tuan!" sahut Bi mariam menurut.Sheril pun diantarkan ke kamar untuk beristirahat. "Akhirnya aku bisa tinggal di rumah ini juga, dengan begitu rencanaku akan lebih mudah terlaksana!" ujar wanita licik itu kesenangan. "Aku tidak habis pikir kenapa papa bisa mengambil keputusan seperti itu, dia membiarkan Sheril untuk tinggal di rumah kita ini!" ungkap Deva
Semua orang pun sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam. Seperti biasanya, Melati membantu Devan mengambil makanannya. "Ini mas!" ujar gadis itu. "Terima kasih!" sahut Devan. Tak lama Sheril pun datang bersama dengan Cindy sambil berjalan dengan pelan karena kakinya yang terluka."Sheril, ayoh kita makan malam sama-sama!" ajak pria paruh baya itu. "Hhmm Iyah om!" sahut gadis itu lalu duduk di kursi milik Melati tepat disamping Devan. "Sheril, kursi itu miliknya mba Melati!" ujar Sintia menegur."Oh aku tidak tahu tentang hal itu!" sahut Sheril. "Sekarang kamu sudah tahukan, ayoh pindah ke kursi lain karena sepertinya mba Melati juga akan duduk!" pinta Sintia dengan berani. "Tidak apa-apa Sintia, biarkan saja Sheril duduk disitu." ujar Melati. "Tidak, biarkan dia duduk di tempat lain karena memang sebaiknya kamu tetap duduk di tempatmu!" ujar Devan. "Ya ampun kak Devan, masalah duduk saja harus di ributkan seperti ini. Lagi pula apa salahnya sih kalau kak Sheril duduk
"Coba saja gadis kampung ini tidak datang, pasti malam ini aku dan Devan sedang menghabiskan waktu malam kami bersama!" ujar Sheril di dalam hatinya. "Melati, kamu belum mengantuk?" tanya wanita licik itu. "Belum, memangnya kenapa?" sahut Melati.."Ya takutnya kamu ini sudah mengantuk, jadi sebaiknya kamu pergi tidur saja biar aku yang menemani Devan disini!" ujar Sheril tidak tahu malu. "Apa mba Sheril tidak salah bicara? kenapa aku harus membiarkan perempuan lain yang menemani suami aku sementara aku saja bisa!" ungkap Melati yang merasa aneh. "Sebaiknya mba Sheril saja yang pergi tidur, apalagi mba Sheril juga sedang kurang sehat bukan!" "Tapi aku sama sekali belum mengantuk!""Melati, ayoh sebaiknya kita tidur sekarang!" ajak Devan sambil menutup laptopnya."Kamu sudah selesai mas?" "Iyah, aku sudah selesai! ayoh kita jalan sekarang!""Iyah mas!" "Mba Sheril kami masuk duluan yah mba, dan sebaiknya mba Sheril juga masuk lalu beristirahat !" ucap Melati pada wanita itu. Sem
"Melati, apa kamu mendengarkan perkataan aku!" tanya Devan membuyarkan lamunan gadis itu. "Yah mas tentu, aku mendengarkan nya!" sahut Melati dengan cepat. "Ya sudah kalau begitu kamu bisa tidur di atas tempat tidur sekarang!" Gadis itu pun mengangguk tanda setuju. Dia pun langsung membenahi tempat tidurnya dan mulai tidur di atas kasur. Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Sheril sudah terbangun dan dia sudah berada di dapur. "Non Sheril sedang apa sepagi ini di dapur? tanya Bi Mariam. "Ehh bi, aku sedang membuatkan kopi!" sahut wanita itu. "Kopi, untuk siapa non? apa non Sheril ini suka minum kopi!" "Tidak bi, aku membuatkan nya untuk Devan.""Tapi kalau itu sudah menjadi tugas non Melati setiap pagi, pasti sebentar lagi juga non Melati akan segera turun!" "Biarkan saja bi, kali ini aku yang akan membuatkan nya." Ujar Gadis itu kekeh. "Ya sudah kalau begitu aku permisi dulu yah bi!" "Seharusnya non Sheril tidak perlu melakukan itu semua, tapi ya sudahlah biarkan saja itu bu
Setelah mengantarkan teh hijau untuk suaminya, Melati pun langsung menyiapkan sarapan pagi. Lalu Sheril kembali menghampiri gadis itu untuk mengganggunya. "Melati...!" panggil Sheril."Iyah kenapa mba?" sahut gadis itu. "Aku mau ngomong berdua sama kamu!""Mau bicara soal apa mba? apa ini ada kaitannya dengan mas Devan?" sahut Melati bertanya. "Ya tentu saja, aku ingin membicarakan soal hubungan diantara kita bertiga!" "Ada apa lagi memang nya mba, bukan kah sudah jelas aku dan mas Devan itu pasangan suami istri sementara mba Sheril itu hanya mantan kekasihnya saja. Mba Sheril itu hanya sebuah masa lalu! lalu apa lagi yang ingin di bicarakan? karena aku rasa semuanya sudah jelas!" ungkap Melati dengan tegas. "Meskipun aku hanya mantan kekasihnya tapi aku ini adalah cinta pertamanya, dan cinta pertama itu sangat sulit untuk dilupakan. Melati, aku tahu kamu ini wanita yang sangat baik hati, tolong relakan Devan untuk kembali bersama aku lagi!" ujar wanita itu tidak tahu malu dan s
"Melati, kemari sayang" panggil Oma Laksmi. Gadis itu pun menoleh dan berjalan ke arah dimana Oma Laksmi dan Sintia berada. "Iyah Oma, ada apa?" tanya gadis itu lugu. "Ayoh sini duduk bareng kita, Oma mau kasih tahu kamu sesuatu!" ujar wanita tua itu. "Memangnya ada apa Oma? sepertinya serius sekali yah!" "Apa kamu tahu kalau besok itu Devan berulang tahun?" tanya Oma Laksmi. Melati pun menggelengkan kepalanya. "Tidak Oma, aku sama sekali tidak tahu kalau besok mas Devan berulang tahun!" ujar gadis itu. "Maaf yah Oma, bahkan aku sama sekali tidak tahu tentang hal sekecil ini!" "Tidak apa-apa sayang jangan bersedih seperti itu, wajar saja kalau kamu memang tidak mengetahuinya karena Oma juga tahu hubungan kalian berdua itukan berbeda!" "Jadi Oma berencana ingin mengadakan pesta kejutan untuk devan! bagaimana menurut kamu, apa kamu setuju?" "Tentu saja aku setuju Oma, aku akan ikut berpartisipasi dalam acara ini!" sahut Melati excited. "Baguslah kalau seperti itu, Oma dan Sin