All Chapters of Presdir Dingin itu Suami Penggantiku : Chapter 71 - Chapter 80

119 Chapters

Bab 70

Saat sedang dalam perjalanan pulang, secara tidak sengaja mobil yang di kendarai oleh Pak Hardi menabrak seorang perempuan yang tak lain ialah Sheril. Mengetahui hal itu Pak Hardi pun langsung bergegas untuk keluar dari dalam mobilnya. Dan berniat untuk menolong Sheril. "Maaf mba saya tidak sengaja, tadi saya benar-benar tidak melihat kalau ada orang yang melintas!" ujar pria paruh baya itu setengah panik.Disitulah Pak Hardi terlihat kaget saat mengetahui bahwa gadis yang sudah dia tabrak itu adalah Sheril. "Sheri..! ujar pria paruh baya itu. "Kamu ngapain ada disini?" "Om, maaf om aku yang salah karena menyebrang tanpa melihat ke arah kiri dan kanan terlebih dulu!" ujar gadis itu. "Apa ada yang terluka?" tanya pria paruh baya itu. "Kaki aku rasanya sakit sekali Om!" "Ya sudah kalau begitu om akan bantu kamu untuk masuk ke dalam mobil, om akan bawa kamu ke rumah sakit!" Sheril pun menurut saja dan setuju. "Bukankah kamu ini ada di Bali dan sudah menikah?" celetuk Pak Hardi.
Read more

Bab 71

"Terserah kamu saja, tapi yang jelas ibu tidak ingin dia selama Sheril tinggal disini dia menciptakan masalah di keluarga kita!" ujar Oma laksmi."Oma tidak usah khawatir soal itu, aku juga tahu batasanku di rumah ini. Dan aku juga tidak akan melakukan sesuatu yang aneh-aneh Oma, tolong percaya padaku!" sahut Sheril meyakinkan. "Baiklah oma pegang ucapan kamu itu!" ungkap Oma lalu pergi. Semua orang pun juga terlihat langsung pergi dan masuk ke kamar mereka masing-masing, lalu Pak Hardi meminta bi Mariam untuk mengantarkan Sheril ke kamar tamu. "Bi, tolong antarkan Sheril ini ke kamar tamu yah!" pinta pria paruh baya itu. "Baik tuan!" sahut Bi mariam menurut.Sheril pun diantarkan ke kamar untuk beristirahat. "Akhirnya aku bisa tinggal di rumah ini juga, dengan begitu rencanaku akan lebih mudah terlaksana!" ujar wanita licik itu kesenangan. "Aku tidak habis pikir kenapa papa bisa mengambil keputusan seperti itu, dia membiarkan Sheril untuk tinggal di rumah kita ini!" ungkap Deva
Read more

Bab 72

Semua orang pun sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam. Seperti biasanya, Melati membantu Devan mengambil makanannya. "Ini mas!" ujar gadis itu. "Terima kasih!" sahut Devan. Tak lama Sheril pun datang bersama dengan Cindy sambil berjalan dengan pelan karena kakinya yang terluka."Sheril, ayoh kita makan malam sama-sama!" ajak pria paruh baya itu. "Hhmm Iyah om!" sahut gadis itu lalu duduk di kursi milik Melati tepat disamping Devan. "Sheril, kursi itu miliknya mba Melati!" ujar Sintia menegur."Oh aku tidak tahu tentang hal itu!" sahut Sheril. "Sekarang kamu sudah tahukan, ayoh pindah ke kursi lain karena sepertinya mba Melati juga akan duduk!" pinta Sintia dengan berani. "Tidak apa-apa Sintia, biarkan saja Sheril duduk disitu." ujar Melati. "Tidak, biarkan dia duduk di tempat lain karena memang sebaiknya kamu tetap duduk di tempatmu!" ujar Devan. "Ya ampun kak Devan, masalah duduk saja harus di ributkan seperti ini. Lagi pula apa salahnya sih kalau kak Sheril duduk
Read more

Bab 73

"Coba saja gadis kampung ini tidak datang, pasti malam ini aku dan Devan sedang menghabiskan waktu malam kami bersama!" ujar Sheril di dalam hatinya. "Melati, kamu belum mengantuk?" tanya wanita licik itu. "Belum, memangnya kenapa?" sahut Melati.."Ya takutnya kamu ini sudah mengantuk, jadi sebaiknya kamu pergi tidur saja biar aku yang menemani Devan disini!" ujar Sheril tidak tahu malu. "Apa mba Sheril tidak salah bicara? kenapa aku harus membiarkan perempuan lain yang menemani suami aku sementara aku saja bisa!" ungkap Melati yang merasa aneh. "Sebaiknya mba Sheril saja yang pergi tidur, apalagi mba Sheril juga sedang kurang sehat bukan!" "Tapi aku sama sekali belum mengantuk!""Melati, ayoh sebaiknya kita tidur sekarang!" ajak Devan sambil menutup laptopnya."Kamu sudah selesai mas?" "Iyah, aku sudah selesai! ayoh kita jalan sekarang!""Iyah mas!" "Mba Sheril kami masuk duluan yah mba, dan sebaiknya mba Sheril juga masuk lalu beristirahat !" ucap Melati pada wanita itu. Sem
Read more

Bab 74

"Melati, apa kamu mendengarkan perkataan aku!" tanya Devan membuyarkan lamunan gadis itu. "Yah mas tentu, aku mendengarkan nya!" sahut Melati dengan cepat. "Ya sudah kalau begitu kamu bisa tidur di atas tempat tidur sekarang!" Gadis itu pun mengangguk tanda setuju. Dia pun langsung membenahi tempat tidurnya dan mulai tidur di atas kasur. Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Sheril sudah terbangun dan dia sudah berada di dapur. "Non Sheril sedang apa sepagi ini di dapur? tanya Bi Mariam. "Ehh bi, aku sedang membuatkan kopi!" sahut wanita itu. "Kopi, untuk siapa non? apa non Sheril ini suka minum kopi!" "Tidak bi, aku membuatkan nya untuk Devan.""Tapi kalau itu sudah menjadi tugas non Melati setiap pagi, pasti sebentar lagi juga non Melati akan segera turun!" "Biarkan saja bi, kali ini aku yang akan membuatkan nya." Ujar Gadis itu kekeh. "Ya sudah kalau begitu aku permisi dulu yah bi!" "Seharusnya non Sheril tidak perlu melakukan itu semua, tapi ya sudahlah biarkan saja itu bu
Read more

Bab 75

Setelah mengantarkan teh hijau untuk suaminya, Melati pun langsung menyiapkan sarapan pagi. Lalu Sheril kembali menghampiri gadis itu untuk mengganggunya. "Melati...!" panggil Sheril."Iyah kenapa mba?" sahut gadis itu. "Aku mau ngomong berdua sama kamu!""Mau bicara soal apa mba? apa ini ada kaitannya dengan mas Devan?" sahut Melati bertanya. "Ya tentu saja, aku ingin membicarakan soal hubungan diantara kita bertiga!" "Ada apa lagi memang nya mba, bukan kah sudah jelas aku dan mas Devan itu pasangan suami istri sementara mba Sheril itu hanya mantan kekasihnya saja. Mba Sheril itu hanya sebuah masa lalu! lalu apa lagi yang ingin di bicarakan? karena aku rasa semuanya sudah jelas!" ungkap Melati dengan tegas. "Meskipun aku hanya mantan kekasihnya tapi aku ini adalah cinta pertamanya, dan cinta pertama itu sangat sulit untuk dilupakan. Melati, aku tahu kamu ini wanita yang sangat baik hati, tolong relakan Devan untuk kembali bersama aku lagi!" ujar wanita itu tidak tahu malu dan s
Read more

Bab 76

"Melati, kemari sayang" panggil Oma Laksmi. Gadis itu pun menoleh dan berjalan ke arah dimana Oma Laksmi dan Sintia berada. "Iyah Oma, ada apa?" tanya gadis itu lugu. "Ayoh sini duduk bareng kita, Oma mau kasih tahu kamu sesuatu!" ujar wanita tua itu. "Memangnya ada apa Oma? sepertinya serius sekali yah!" "Apa kamu tahu kalau besok itu Devan berulang tahun?" tanya Oma Laksmi. Melati pun menggelengkan kepalanya. "Tidak Oma, aku sama sekali tidak tahu kalau besok mas Devan berulang tahun!" ujar gadis itu. "Maaf yah Oma, bahkan aku sama sekali tidak tahu tentang hal sekecil ini!" "Tidak apa-apa sayang jangan bersedih seperti itu, wajar saja kalau kamu memang tidak mengetahuinya karena Oma juga tahu hubungan kalian berdua itukan berbeda!" "Jadi Oma berencana ingin mengadakan pesta kejutan untuk devan! bagaimana menurut kamu, apa kamu setuju?" "Tentu saja aku setuju Oma, aku akan ikut berpartisipasi dalam acara ini!" sahut Melati excited. "Baguslah kalau seperti itu, Oma dan Sin
Read more

Bab 77

"Sepertinya Tante Ratih ini tidak suka dengan Melati ataupun Sintia, ini bisa aku jadikan kesempatan untuk memanfaatkan Tante Ratih agar bisa membantu aku untuk mendapatkan devan dengan lebih mudah!" ujar Sheril dengan senyuman yang sangat licik. Sheril pun berjalan lalu mendekati Bu Ratih. "Haii Tante!" ujar gadis itu menyapa. "Kamu sedang apa disini? kenapa kamu tidak istirahat di kamar kamu saja agar sakit kamu itu cepat pulih. Dengan begitu kamu juga akan segera keluar dari dalam rumah ini!" sahut Bu Ranti tanpa dugaan. "Ya ampun Tante, kenapa sih Tante kok sekarang sering marah-marah gitu sama aku. Padahal kan kita dulu sempet dekat banget!" "Aku tahu pasti Tante kesel kan sama kedua menantu di rumah ini, mereka itu memang sangat menyebalkan dan susah dibilangin. Padahal kalau aku jadi mereka tentunya aku akan sangat merasa beruntung karena memiliki mertua seperti Tante Ratih!" ungkap Sheril yang sedang melancarkan aksinya. "Kamu benar sekali Sheril, Tante ini memang tidak
Read more

Bab 79

Ketika sampai kamar, Melati menyimpan barang-barang nya di atas sofa. "Andai saja aku punya lemari baju, pasti aku tidak akan bingung menyimpan barang ini dimana!" gerutu gadis itu di dalam hatinya. Devan yang melihat ke arah Melati seperti mengerti dengan apa yang sedang gadis itu rasakan."Ada apa? kenapa kamu melamun seperti itu?" tanya Devan. "Tidak ada mas, aku tidak sedang melamun" sahut Melati sedikit gugup. "Kamu bisa menyimpan barang-barang mu ini di dalam lemariku, dan baju-baju yang ada di koper mu itu bisa kamu pindahkan ke sana juga!" ungkap pria itu dingin itu. Gadis itu pun langsung menatap keheranan. "Kenapa kamu malah menatap aku seperti itu sekarang?" "Apa kamu tidak salah bicara mas? bukankah aku tidak boleh menyentuh apapun di kamar ini yang menjadi milikmu? oh aku tahu sekarang, aku bisa menyimpan barang milikku ini di dalam lemari selama ada Sheril di rumah ini bukan?" ungkap gadis itu polos. "Aku sedang berbuat baik dan kamu malah bertanya seperti itu, a
Read more

Bab 80

Keesokan harinya, Devan terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor. "Mas, ini teh hijau untuk kamu!" ujar Melati seperti biasanya. "Terima kasih!" sahut pria itu singkat."Iyah sama-sama mas, ya sudah kalau begitu aku tinggal dulu yah!" "Oh Iyah Melati tunggu sebentar, hari ini aku akan pergi ke kantor lebih awal karena ada meeting pagi. Jadi aku tidak akan sarapan di rumah!" ungkap Devan. "Oh begitu yah mas, ya sudah aku akan menyiapkan bekal untuk kamu bawa ke kantor yah. Kebetulan aku juga sudah selesai memasak sarapan pagi!" "Iyah boleh, terima kasih yah!" "Iyah mas, sama-sama!" sahut gadis itu lalu bergegas pergi. Melati pun langsung bergegas pergi ke dapur dan menyiapkan bekal untuk suaminya itu. "Loh non kenapa makanannya di masukin ke kotak bekal?" tanya Bi Mariam. "Iyah bi, soalnya hari ini mas Devan tidak sarapan di rumah karena katanya ada metting pagi dengan client. Makanya aku membawakan bekal untuk di makan di kantor nanti!" "Oh begitu yah, non Kayla in
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status