Share

Bab 66

Penulis: Nashwa Fazila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sudahlah bicara dengan kalian memang tidak akan ada habisnya!" ujar wanita paruh baya itu ketus.

"Ingat yah Sintia, meskipun kamu saat ini sedang mengandung anaknya Rifaldi tapi mama tidak ingin kehamilan kamu itu dijadikan alasan untuk bermalas-malasan."

"Iyah mah aku juga tahu, mama tidak usah khawatir tentang itu."

"Tapi Sintia ini kan sedang hamil mah, apalagi kehamilannya itu sudah semakin membesar jadi wajar saja kalau dia lebih baik banyak istirahat!" ungkap Melati.

"Kamu diam saja Melati, jangan ikut campur dengan urusan saya dan Sintia. Kamu urus saja rumah tangga kamu itu bersama dengan suami kamu yang tidak mencintai kamu itu!" celetuk Bu Ranti.

Melati pun hanya diam saja tanpa berkata apapun.

"Sudahlah Melati, jangan kamu dengarkan wanita ini. Sebaiknya kamu selesaikan saja pekerjaan kamu!" ujar Oma Laksmi membela.

Saat di kantor, Devan hanya terdiam saja memikirkan kejadian semalam saat bersama Melati.

Tak lama Radit pun masuk ke dalam ruangannya.

"Lo itu kenapa s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 67

    Rifaldi membawa Sheril ke tempat yang lebih sunyi dari keramaian agar pembicaraan mereka tidak di dengar oleh orang lain. "Kenapa kamu melanggar kesepakatan kita?" tanya Rifaldi dengan tegas. "Karena aku sudah tidak tahan lagi melihat kemesraan diantara Devan dan juga istrinya itu, aku Sangat membenci Melati dan ingin sekali melenyapkan nya!" sahut gadis itu mulai kehilangan kendali. "Jangan gila kamu, aku tidak akan membiarkan kamu menyakiti Melati ataupun menyentuh nya!" "Kenapa tidak, aku sudah sangat muak dengan sandiwara ini Rifaldi. Jika Melati mati itu akan lebih mudah untuk aku bisa mendapatkan Devan kembali!" "Aku tidak setuju dengan ide gila kamu itu, apa kamu tahu kalau itu bukanlah solusi. Kita bisa mencari cara lain untuk masalah ini!" Ungkap pria itu."Terserah, semua yang sudah kita lakukan selalu gagal dan aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin Melati lenyap!" Sheril terlihat terus memberontak. "Tidak akan aku biarkan kamu menyakiti Melati, kalau kamu berani menye

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 68

    Devan pun masuk ke kamarnya dengan membawa hadiah untuk istrinya. Terlihat Melati juga sedang berdiri di dekat jendela sambil melihat ke arah luar. Saat tahu suaminya sudah pulang, gadis itu pun langsung menoleh. "Mas, kamu sudah pulang ternyata. Biar aku buatkan minum dulu!" ujar gadis itu. "Tidak usah Melati, nanti saja karena aku juga tidak haus!" sahut Devan menolak. "Ini untuk kamu!" ujar Devan sambil memberikan sebuah bunga cantik pasa istrinya."Ini untuk aku mas?" tanya gadis itu tidak percaya."Iyah, ini untuk kamu lalu untuk siapa lagi!" "Terima kasih mas! tapi dalam rangka apa kamu memberikan aku bunga ini!" tanya Melati yang merasa heran. "Hhmmm sebenarnya aku ingin minta maaf sama kamu, karena sepertinya ucapan ku tadi pagi sudah sangat menyinggung perasaan kamu. Jadi sebagai tanda maaf aku memberikan bunga ini untuk kamu!" ungkap Devan dengan cepat."Ya ampun mas, kamu tidak perlu melakukan semua ini untuk aku. Aku juga tidak marah kok soal kejadian tadi pagi, hany

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 69

    Saat Melati sedang berada di dapur, Rifaldi mengambil kesempatan untuk mendekati gadis itu. "Haii...!" sapa pria itu. "Ada apa mas?" tanya Melati dengan sinis. "Kamu sepertinya senang sekali karena mendapatkan kalung berlian itu dari kak Devan sebagai hadiah!" "Jelas saja mas, karena seorang istri akan merasa senang dengan apa yang diberikan oleh suaminya. Meskipun itu hanya hal kecil saja!" sahu gadis itu. "Walaupun rasa sakit!" ujar Rifaldi membuat Melati bingung. "Apa yang sebenarnya kamu maksud itu mas? aku sama sekali tidak mengerti!" "Tidak, aku hanya asal bicara saja!" "Asal kamu tahu mas, mungkin pernikahan aku dan mas Devan tidak didasari oleh cinta. Tapi selama pernikahan ini mas Devan tidak pernah sekali pun menyakiti aku, bahkan dia sangat menghargai aku sebagai istrinya!" ungkap Melati lalu pergi. "Kamu bisa bicara seperti itu sekarang, tapi nanti kamu akan mengerti kalau hanya aku yang pantas untuk kamu. Dan kak Devan tidak sebaik yang kamu pikirkan!" ujar Rifal

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 70

    Saat sedang dalam perjalanan pulang, secara tidak sengaja mobil yang di kendarai oleh Pak Hardi menabrak seorang perempuan yang tak lain ialah Sheril. Mengetahui hal itu Pak Hardi pun langsung bergegas untuk keluar dari dalam mobilnya. Dan berniat untuk menolong Sheril. "Maaf mba saya tidak sengaja, tadi saya benar-benar tidak melihat kalau ada orang yang melintas!" ujar pria paruh baya itu setengah panik.Disitulah Pak Hardi terlihat kaget saat mengetahui bahwa gadis yang sudah dia tabrak itu adalah Sheril. "Sheri..! ujar pria paruh baya itu. "Kamu ngapain ada disini?" "Om, maaf om aku yang salah karena menyebrang tanpa melihat ke arah kiri dan kanan terlebih dulu!" ujar gadis itu. "Apa ada yang terluka?" tanya pria paruh baya itu. "Kaki aku rasanya sakit sekali Om!" "Ya sudah kalau begitu om akan bantu kamu untuk masuk ke dalam mobil, om akan bawa kamu ke rumah sakit!" Sheril pun menurut saja dan setuju. "Bukankah kamu ini ada di Bali dan sudah menikah?" celetuk Pak Hardi.

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 71

    "Terserah kamu saja, tapi yang jelas ibu tidak ingin dia selama Sheril tinggal disini dia menciptakan masalah di keluarga kita!" ujar Oma laksmi."Oma tidak usah khawatir soal itu, aku juga tahu batasanku di rumah ini. Dan aku juga tidak akan melakukan sesuatu yang aneh-aneh Oma, tolong percaya padaku!" sahut Sheril meyakinkan. "Baiklah oma pegang ucapan kamu itu!" ungkap Oma lalu pergi. Semua orang pun juga terlihat langsung pergi dan masuk ke kamar mereka masing-masing, lalu Pak Hardi meminta bi Mariam untuk mengantarkan Sheril ke kamar tamu. "Bi, tolong antarkan Sheril ini ke kamar tamu yah!" pinta pria paruh baya itu. "Baik tuan!" sahut Bi mariam menurut.Sheril pun diantarkan ke kamar untuk beristirahat. "Akhirnya aku bisa tinggal di rumah ini juga, dengan begitu rencanaku akan lebih mudah terlaksana!" ujar wanita licik itu kesenangan. "Aku tidak habis pikir kenapa papa bisa mengambil keputusan seperti itu, dia membiarkan Sheril untuk tinggal di rumah kita ini!" ungkap Deva

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 72

    Semua orang pun sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam. Seperti biasanya, Melati membantu Devan mengambil makanannya. "Ini mas!" ujar gadis itu. "Terima kasih!" sahut Devan. Tak lama Sheril pun datang bersama dengan Cindy sambil berjalan dengan pelan karena kakinya yang terluka."Sheril, ayoh kita makan malam sama-sama!" ajak pria paruh baya itu. "Hhmm Iyah om!" sahut gadis itu lalu duduk di kursi milik Melati tepat disamping Devan. "Sheril, kursi itu miliknya mba Melati!" ujar Sintia menegur."Oh aku tidak tahu tentang hal itu!" sahut Sheril. "Sekarang kamu sudah tahukan, ayoh pindah ke kursi lain karena sepertinya mba Melati juga akan duduk!" pinta Sintia dengan berani. "Tidak apa-apa Sintia, biarkan saja Sheril duduk disitu." ujar Melati. "Tidak, biarkan dia duduk di tempat lain karena memang sebaiknya kamu tetap duduk di tempatmu!" ujar Devan. "Ya ampun kak Devan, masalah duduk saja harus di ributkan seperti ini. Lagi pula apa salahnya sih kalau kak Sheril duduk

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 73

    "Coba saja gadis kampung ini tidak datang, pasti malam ini aku dan Devan sedang menghabiskan waktu malam kami bersama!" ujar Sheril di dalam hatinya. "Melati, kamu belum mengantuk?" tanya wanita licik itu. "Belum, memangnya kenapa?" sahut Melati.."Ya takutnya kamu ini sudah mengantuk, jadi sebaiknya kamu pergi tidur saja biar aku yang menemani Devan disini!" ujar Sheril tidak tahu malu. "Apa mba Sheril tidak salah bicara? kenapa aku harus membiarkan perempuan lain yang menemani suami aku sementara aku saja bisa!" ungkap Melati yang merasa aneh. "Sebaiknya mba Sheril saja yang pergi tidur, apalagi mba Sheril juga sedang kurang sehat bukan!" "Tapi aku sama sekali belum mengantuk!""Melati, ayoh sebaiknya kita tidur sekarang!" ajak Devan sambil menutup laptopnya."Kamu sudah selesai mas?" "Iyah, aku sudah selesai! ayoh kita jalan sekarang!""Iyah mas!" "Mba Sheril kami masuk duluan yah mba, dan sebaiknya mba Sheril juga masuk lalu beristirahat !" ucap Melati pada wanita itu. Sem

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 74

    "Melati, apa kamu mendengarkan perkataan aku!" tanya Devan membuyarkan lamunan gadis itu. "Yah mas tentu, aku mendengarkan nya!" sahut Melati dengan cepat. "Ya sudah kalau begitu kamu bisa tidur di atas tempat tidur sekarang!" Gadis itu pun mengangguk tanda setuju. Dia pun langsung membenahi tempat tidurnya dan mulai tidur di atas kasur. Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Sheril sudah terbangun dan dia sudah berada di dapur. "Non Sheril sedang apa sepagi ini di dapur? tanya Bi Mariam. "Ehh bi, aku sedang membuatkan kopi!" sahut wanita itu. "Kopi, untuk siapa non? apa non Sheril ini suka minum kopi!" "Tidak bi, aku membuatkan nya untuk Devan.""Tapi kalau itu sudah menjadi tugas non Melati setiap pagi, pasti sebentar lagi juga non Melati akan segera turun!" "Biarkan saja bi, kali ini aku yang akan membuatkan nya." Ujar Gadis itu kekeh. "Ya sudah kalau begitu aku permisi dulu yah bi!" "Seharusnya non Sheril tidak perlu melakukan itu semua, tapi ya sudahlah biarkan saja itu bu

Bab terbaru

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 120 The End

    Keesokan harinya Rifaldi sudah berada di depan rumah Sintia, dia terlihat membawakan Sintia bunga dan juga buah-buahan untuk keluarganya. "Assalamualaikum Pak...!" sapa dia pada mertuanya yang kebetulan berada di depan. "Waalaikumsalam... nak Rifaldi pasti kesini untuk menemui Sintia bukan!" sahut pria paruh baya itu.."Iyah Pak, apa Sintia ada!" "Ada, ayoh kita masuk ke dalam!" "Mas Rifaldi, kamu kesini lagi? ada apa mas?" tanya Sintia. "Aku datang kesini untuk meminta kamu agar ikut pulang dengan aku ke rumah kita!" sahut pria itu. Sintia pun langsung memandangi wajah kedua orang tuanya. "Apa mas Rifaldi sudah yakin dengan keputusan ini, aku tidak mau kalau nantinya mas Rifaldi akan menyesal!" "Tentu saja aku sudah yakin, aku tidak akan menyesal sama sekali karena ini murni keinginan aku. Aku ingin kita bisa sama-sama seperti dulu lagi sintia, tolong berikan aku satu kesempatan untuk bisa menjaga dan mencintai kamu dan ikut membesarkan anak kita sama-sama!" ungkap Rifaldi de

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 119

    "Bapa akan mencoba membantu kamu dan berbicara dengan Sintia mengenai ini, bapa akan memberikan pengertian pada dia. Jadi nak Rifaldi harus mau menunggu untuk itu!" ujar Pak Ridwan."Aku tidak masalah sama sekali pak jika harus menunggu Sintia begitu lama!" Baiklah, kalau begitu sebaiknya nak Rifaldi pulang dulu saja, besok pagi nak Rifaldi bisa datang kesini lagi dan kami akan memberikan keputusannya!" "Baik Pak, Terima kasih sebelumnya atas bantuannya Pak, Bu!" "Sama-sama nak Rifaldi, kalau untuk kebaikan pasti kami akan selalu mendukung. Iyah kan Pak!" ujar Bu Anis. "Iyah bu benar sekali!" sahut Pak Ridwan sambil tersenyum.."Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, besok pagi saya akan kesini lagi. Dan tolong sampaikan salam dari saya untuk Sintia!" "Assalamualaikum....!" ujar Rifaldi.."Waalaikumsalam...!" sahut Bu Anis dan Pak Ridwan..Setelah Rifaldi pulang, Bu Anis dan Pak Ridwan pun langsung mencoba untuk berbicara dengan Sintia. Tok tok tok"Sintia, buka dulu nak. Kami

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 117

    Serangkaian acara pun mulai di lakukan, semua orang tampak sangat bahagia sekali. Kini acara itu dilanjutkan dengan melakukan siraman. "Dimana ayah dari calon bayinya? Mama suami kamu!" tanya seorang wanita paruh baya yang memimpin acara tersebut...Sontak semua orang pun terdiam dan saling menatap satu sama lainnya. "Apa acaranya tidak bisa dilanjutkan kalau tidak ada suami saya mbok!" tanya Sintia. "Memangnya suami kamu kemana? bukankah ini juga acara yang penting untuk dia!" "Saya ada disini!" sahut seorang pria yang tiba-tiba saja datang. Semua orang pun langsung dialihkan pandangnya, dan merasa terkejut saat tahu bahwa pria tersebut adalah Rifaldi..."Rifaldi pah!" ujar Bu Ranti pada suaminya. Rifaldi pun langsung berjalan ke arah Sintia..."Apa sekarang acaranya sudah bisa di mulai?" tanya pria itu membuat semua orang membisu."Tentu saja, kita bisa mulai siramannya sekarang!" Acara siraman tujuh bulanan pun langsung di lakukan... Setelah serangkaian acara selesai dan b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 116

    "Mas, Cindy.. ayoh kesini. aku sudah membuatkan minuman dan cemilan untuk kalian!" panggil Melati...Tak berselang lama Cindy dan Devan pun datang menghampiri Melati yang sudah berada di ruang makan. "Ya ampun kak, kenapa gak ngajak-ngajak aku sih. Aku kan bisa bantuin kakak!" ujar Cindy. "Engga apa-apa kok, ini kan bikinnya juga simple banget jadi kakak bisa sendiri!" sahut Melati.."Aku cobain yah, kelihatannya enak banget!" "Iyah boleh dong, ayoh di makan!" "Hmmm apapun yang dibuat oleh istri aku ini memang gak pernah gagal. Tangan kamu ini memang ajaib banget yah!" "Makasih yah mas, kamu itu selalu memuji aku!" "Kapan-kapan aku juga mau dong kak belajar masak, biar nanti tuh setelah aku punya suami aku bisa masakin suami aku makanan yang enak terus setiap hari. Terus dapet pujian deh dari dia, sama seperti kalian ini!" ungkap Cindy. "Boleh dong, kamu bisa datang kesini dan belajar kapan pun yang kamu mau. Kakak pasti akan selalu ngajarin kamu sampai kamu bisa!" sahut Melati

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 115

    Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya Melati, Devan dan Cindy pun sudah sampai di rumah baru mereka. Melati terlihat senang sekali dengan rumah baru yang akan ditinggalinya itu. Rumah yang terlihat sangat megah, dan halaman yang luas beserta taman membuat rumah itu terkesan mewah. "Gimana menurut kamu? apa kamu suka sama rumahnya!" tanya Devan. "Aku suka banget mas sama rumahnya, rumahnya bagus, mewah dan terlihat sangat nyaman!" sahut gadis itu. "Waw keren banget kak, ternyata kak Devan pintar juga yah milih desain rumah yang bagus!" puji Cindy. "Aku kayaknya bakalan sering nginep disini deh, apalagi letaknya juga tidak terlalu jauh dari kampus aku!" "Tentu saja boleh dong, kalau kamu mau tinggal disini juga tidak masalah sama sekali kok!" sahut Devan. "Iyah, kakak malah seneng banget karena nanti ada temennya!" "Ya udah yuk kita masuk ke dalam, pasti kamu sudah penasaran kan dengan isi rumah kita yang baru ini!" ajak Devan. "Iyah mas, aku memang sudah penas

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 114

    Keesokan paginya terlihat Devan dan Melati sudah bersiap-siap untuk pindah rumah, semua orang pun merasa sedih akan kepindahan mereka berdua. "kenapa kalian berdua mendadak pindah pagi ini, bukankah akan pindahnya sore nanti!" Ujar Oma Laksmi.."Sebelumnya aku mau minta maaf Oma, karena secara mendadak aku dan Melati memutuskan untuk pindah pagi ini. Aku juga sudah bicara dengan papa dan meminta ijin untuk tidak masuk kantor dulu!" "Loh kak Devan sama kak Melati mau pindahan sekarang?" Tanya Cindy."Iyah Cindy!" Sahut singkat Melati.."Tapi kenapa? Bukannya kemarin bilangnya nanti sore yah!" "Tadinya memang begitu tapi kita jugakan harus beresin barang-barang kita nanti disana. Jadi pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama!" "Ya udah kalau gitu aku ikut kalian yah, aku bantuin kalian beres-beres disana gimana? Bolehkan?" "Boleh dong, malah kita senang banget karena ada yang bantuin. Iyah kan mas!" Devan pun menganggukkan sambil tersenyum ke arah Cindy. "Yess!" Ucap gadis it

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 113

    Terlihat Melati sedang membereskan barang-barangnya yang akan dia bawa nanti saat pindah rumah, gadis itu nampak sibuk sekali. Dan tak lama dari itu Devan pun sudah pulang dari kantornya.."Kelihatannya istriku ini sangat sibuk sekali, sampai-sampai suami pulang saja tidak tahu!" ujar Devan menggoda.."Ya ampun mas maaf banget yah, aku terlalu asik beresin barang-barang kita!" sahut gadis itu yang merasa tidak enak. "Tidak apa-apa, aku juga hanya bercanda kok!" "Oh Iyah mas, tadi setelah kamu pergi ke kantor ada kedua orang tua Sintia datang kesini!" "Apa Sintia juga ikut?" "Tidak mas, hanya bapa dan ibunya saja yang datang. Mereka datang kesini hanya ingin meminta kejelasan pada mas Rifaldi dan ternyata mas Rifaldi lebih memilih menceraikan Sintia setelah anak mereka lahir nanti mas!" ungkap gadis itu dengan raut wajah yang sedih. "Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya Rifaldi, dia sampai tega menyakiti banyak orang sekaligus!" "Makanya mas, aku merasa sedih dan bersalah s

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 112

    Setelah kedua orang tua Sintia pulang, Pak Hardi dan yang lainnya pun mencoba untuk bicara dengan Rifaldi. "Rifaldi tunggu dulu!" pinta Pak Hardi.."Ada apa lagi pah!" sahut pria itu ketus. "Papa ingin bicara dengan kamu!" "Kalau papa ingin membicarakan masalah aku dengan Sintia, aku rasa sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan pah!" "Rifaldi, mama benar-benar kecewa sama kamu. Kenapa kamu ini jadi egois seperti ini!" ujar Bu Ranti dengan nada yang tinggi. "Aku egois, aku jadi seperti ini karena kesalahan aku sendiri. Seandainya saja waktu itu aku tidak menikahi Sintia dan meneruskan pernikahan aku dengan Melati pasti kejadiannya tidak akan seperti ini!" "Kak, kenapa sih kakak ini gak bisa belajar mencintai kak Sintia. Padahal kak Sintia juga wanita yang baik dia juga sangat mencintai kak Rifaldi dengan sangat tulus!" ungkap Cindy yang juga ikut kesal. "Kamu diam saja Cindy, tolong jangan ikut campur dengan masalah ku ini!" "Kenapa kak, kenapa aku tidak boleh untuk ikut b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 111

    Pria itu pun langsung bergegas pergi meninggalkan semua orang dengan menahan kesal. "Sepertinya Rifaldi itu marah pah!" Ujar wanita paruh baya itu.."Marah kenapa mah?" "Dia sepertinya kesal karena Melati dan Devan memutuskan untuk pindah rumah, tapi itu hanya perkiraan mama saja!" ungkap Bu Ranti.."Tapi keputusan Devan untuk pindah rumah itu sudah tepat mah, dengan begitu Rifaldi tidak akan terus di bayang-bayangi oleh Melati. Dan siapa tahu dia bisa melupakan Melati juga!" sahut pak Hardi."Jujur saja sebenarnya memang itu alasan aku dan Melati memutuskan untuk pindah rumah, aku merasa tidak akan baik jika harus tinggal satu atap dengan Rifaldi. Apalagi setelah apa yang sudah dia lakukan selama ini sangatlah keterlaluan, dia bahkan yang pertama kali mengajak Sheril untuk bekerja sama!" ungkap Devan."Apa kamu yakin, kamu tahu dari mana soal itu. Kalau Sheril yang terlebih dulu mengajak Rifaldi bagaimana?" tanya Bu Ranti.."Sheril yang mengatakannya langsung mah, bahkan sebelum Sh

DMCA.com Protection Status