Aku menelan ludah yang getir berkali-kali, tak lepas memandangi tanah kuburan Mika yang basah. “Terima kasih atas semuanya, Ka. Tentang apa pun itu, atas warna yang lu berikan sama hidup gue beberapa tahun terakhir. Gue gak akan pernah lupain itu,” ucapku dengan mata berkaca-kaca. “Mika, walaupun ragamu sudah tidak ada di sini, tapi ketahuilah bahwa jiwamu masih bersama kami. Kamu akan tetap ada di hati kami, Ka,” ucap Vina sambil menabur bunga di atas kuburan Mika. “Sha, pulang, yuk. Kamu masih harus istirahat,” bisik Pak Ezar beberapa saat kemudian.“Bentar lagi, Pak. Aku masih mau di sini.”“Tapi, Sha. Kondisi kamu ....” Pak Ezar memandangku penuh kekhawatiran, tetapi tak lama ia menghela napas berat. Aku tahu, dia pasti tak bisa berkata-kata sekarang. Di satu sisi, ia ingin menyeretku pulang, tetapi di sisi lain justru tak tega membantah keinginanku yang masih ingin tetap di makam Mika. “Sha, benar kata Pak Ezar
Last Updated : 2023-11-14 Read more