Beranda / Urban / SANG MAFIA PENGUASA / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab SANG MAFIA PENGUASA: Bab 91 - Bab 100

112 Bab

91. Orang Pertama yang Akan Aku Salahkan!

“Kurasa aku tahu ini,” gumamnya pelan. Pandangan matanya fokus pada gambar-gambar yang menarik perhatiannya.Alden menatapnya dengan harap. "Siapa dia, Alana? Apa kau pernah berhubungan dengannya sebelumnya?"Alana mengangguk, wajahnya memperlihatkan ekspresi campuran antara kejutan dan keprihatinan. "Namanya Roger. Kami pernah bekerja bersama dalam suatu proyek beberapa tahun yang lalu. Tapi, aku tidak tahu dia terlibat dalam hal-hal seperti ini."Alden terdiam mendengar penjelasan Alana. Dia sedikit mengerutkan keningnya, dan menghela napas panjang.Entah apa yang sedang dia rencankan saat ini. Alden mengetuk jari-jemarinya di atas meja kerjanya. “Apa kau tahu dia ada di sini sekarang?” tanya Alden lagi setelah lama terdiam. “Tidak. Aku tidak tahu jika dia sudah ada di negara ini bahkan di kota ini. Yang aku tahu, setahun lalu Roger sudah kembali ke Belanda,” jawab Alana. Alden berdecak malas. Dia sungguh tidak tahu masalah apa yang sedang dihadap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-20
Baca selengkapnya

92. Rencana Penyerangan

Alana menghela napas panjangnya, dan menyandarkan tubuhnya di kursi yang di dudukinya. Hampir sejam dia mencari informasi tentang Roger yang tiba-tiba muncul dan menyerang Alden. Ia menggertakkan giginya, merasa geram dengan apa yang sudah ditemuinya. Semua hal yang telah terjadi, benar-benar diluar dugaannya. David, pria itu ternyata bukan orang sembarangan. Sosok Roger yang berpengaruh saja bisa ditaklukan menjadi bawahannya. Bagaimana dengan orang lain? Entah apa tujuanya mengincar Alden saat ini, ia belum menemukan jawabannya. Untuk sementara, masih ada orang-orang yang melindungi David, sehingga pria itu dengan santai tak menampakkan dirinya. “Aku tidak percaya tidak bisa mendapatkanmu, David. Sekalipun atasanku adalah orangmu juga, aku tidak akan sungkan lagi,” gumam Alana. Gadis itu mengetuk jari-jemarinya di atas meja, sambil memikirkan sesuatu. Sesekali ia menghela napas panjangnya, disaat kepalanya teras
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

93. Rencana Jahat Roger

Alden segera memberikan perintah kepada Frey untuk mencari tahu lebih lanjut tentang sosok perempuan yang baru saja keluar dari markas Roger. Frey mengangguk patuh dan segera melangkah pergi, menenteng senjatanya dengan sikap waspada.Sementara itu, Alden masih memperhatikan dengan seksama. Perempuan itu terlihat agak tertutup, membungkuk rendah saat melintasi area yang cukup terang. Meskipun wajahnya tidak terlalu terlihat jelas, Alden merasa ada sesuatu yang tidak biasa dari gerak-geriknya."Tuan, kami akan segera mencari tahu," ucap Frey sambil meninggalkan Alden yang masih tetap fokus memantau markas Roger.Alden merasakan ketegangan yang semakin memuncak. Sosok perempuan itu mungkin memiliki keterkaitan dengan Roger, dan Alden ingin tahu lebih banyak. Ia memutuskan untuk bersabar menunggu laporan dari Frey.Beberapa saat kemudian, Frey kembali dengan informasi yang berhasil didapatnya. "Tuan, itu adalah Asira, seorang wanita yang sering terlihat berada di lingkungan markas Roger.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

94. Itu Kuncinya

Brak! Pintu dibuka kasar oleh Alden, membuat wanita yang berada di dalam ruangan itu terkejut. Matanya membulat melihat Alden yang berjalan ke arahnya dengan sebuah pistol."Siapa kau?" tanya Alden dengan suara tegas, matanya menyapu ruangan dengan cermat, memastikan tak ada ancaman tersembunyi.Wanita itu, yang sekarang terlihat cemas, mencoba mengumpulkan ketenangannya. "Apa yang kau cari di sini? Aku sudah memberitahumu semuanya," ucapnya dengan nada yang mencoba menunjukkan keberanian.Alden hanya menatapnya dengan tajam, tanpa memberikan jawaban. Dia tahu bahwa situasi ini memerlukan kehati-hatian ekstra. Ruangan itu tampak biasa saja, tetapi Alden tidak begitu saja percaya pada penampilan."Percuma kau mencoba menyembunyikan sesuatu. Aku tahu ada sesuatu di sini," ucap Alden, tetap memegang pistolnya dengan mantap.Wanita itu menggigit bibirnya, mencoba menemukan cara untuk keluar dari situasi yang semakin tegang ini. Namun, Alden tidak memberi kesempatan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

95. Ada Hubungan Saudara

Alden menggelengkan kepala, memandang Frey dengan serius. "Aku baik-baik saja, Frey. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku bisa mengatasi situasi ini."Frey mengangguk, meski masih terlihat cemas. "Tapi bagaimana kau tahu? Apa yang terjadi di sini?"Alden menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab. Dia memberitahukan apa yang sudah didengarnya dari orang yang meneleponnya. Namun, Alden tidak memberitahukan semuanya secara detail kepada Frey tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dia menerima telepon dari Alana, dan memberitahunya jika ada dirinya harus memeriksa semua ruangan di dalam markas itu. Alana juga memberitahunya untuk tidak percaya pada siapapun di sana. Karena hal itulah Alden turun, dan kembali ke dalam markas. Dari celah pintu, ia bisa melihat jika wanita yang terikat di dalam sana tersenyum remeh sembari melepaskan dirinya. Sebenarnya ia sudah curiga dari awal sebab wanita itu dengan cepat berterus terang memberitahukan keberadaan Roge
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

96. Rencana yang Baik

“Kenapa kau mandi malam-malam?” Alana sedikit terkejut saat mendengar suara dingin yang menyapa indera pendengarannya. Ia menelan salivanya dengan susah payah begitu tatapannya beradu dengan mata tajam milik Alden. “A-aku... aku gerah,” jawab Alana yang tiba-tiba saja merasa gugup. Alden menghela napasnya, “Apa kau lupa jika kau ini masih seorang pasien, Alana? Dokter membiarkanmu pulang bukan berarti kau bisa berbuat seenaknya.” Alana tak berani menjawab, karena memang yang dikatakan Alden benar. Tapi, tadi dia benar-benar merasa panas karena terlalu lama berkutat dengan layar komputer di depannya. “Kudengar kau juga melewatkan jam makanmu, Nona Madison!” Alden berkata penuh penekanan membuat Alana semakin tertekan. Gadis itu terus menunduk, tak berani menatap Alden yang seakan sedang menghakiminya. Dalam situasi seperti ini, Alden benar-benar terlihat menyeramkan bagi Alana. Situasinya sama seperti k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

97. Mengembalikkan Kepercayaan

Alden menatap dengan tajam ke arah halaman rumahnya, matanya meneliti setiap gerak-gerik yang terjadi di sana. Meskipun terlihat tenang, namun keberadaan seseorang atau sesuatu yang mencurigakan membuatnya tetap waspada.Dia memperhatikan sosok yang bergerak di balik semak belukar dengan hati-hati. Meskipun jaraknya cukup jauh, Alden bisa merasakan adanya kehadiran yang tidak diinginkan di halaman rumahnya."Dia pikir aku takkan menyadarinya," gumam Alden sambil memperhatikan gerak-gerik individu yang mencurigakan itu. Wajahnya menunjukkan ketegasan dan kehati-hatian yang khas.Dengan gerakan yang cepat, Alden mengambil binokular dari atas meja di dekatnya. Dia menyelipkan binokular itu ke mata dan mulai memperbesar gambar yang ada di halaman rumahnya."Benar, dia pikir aku takkan menyadarinya," ucap Alden sambil tersenyum tipis, matanya masih tertuju pada sosok yang mencurigakan di halaman rumahnya.Meskipun belum pasti siapa atau apa yang sedang terjadi di sana, Alden sudah merencan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

98. Di Atas Angin

“Jangan gegabah. Dia adalah Alden, bukan sembarang orang. Kau pikir mudah untuk membunuhnya, heh? Kau benar-benar bodoh!” “Ck, diamlah. Aku tidak butuh nasihat darimu.” “Kau bodoh, hah? David saja tidak bisa melenyapkannya secara langsung, apalagi dirimu yang hanya seperti kutu busuk saja dilihat oleh Alden!” Wanita itu menggertakkan giginya. Matanya melotot dengan tajam, tapi dia tak bisa menyahut.Wanita itu merasa semakin terpojok oleh argumen pria yang ada di hadapannya itu. Tatapannya yang tajam mencerminkan ketegangan di antara mereka. Namun, ia tak mau menyerah begitu saja."Aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku punya rencana sendiri untuk menangani Alden. Kau hanya perlu mengikuti perintahku," ujarnya dengan nada tegas.Pria itu menggelengkan kepala dengan penyesalan. "Kau memang keras kepala, Jennifer. Tapi ingatlah, Alden bukan lawan yang bisa dianggap remeh. Kau akan membawa dirimu ke dalam masalah yang lebih besar jika ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

99. Tempat Umum

Alden menoleh ke arah Alana, senyum tipis terukir di wajahnya saat melihat wanita itu masuk ke ruangannya. Dia merasa lega melihat kehadiran Alana, meskipun ada kekhawatiran yang terselip di benaknya.“Alana, malam ini aku harus menyelesaikan beberapa urusan penting. Tapi aku senang kau datang,” ucap Alden dengan suara yang hangat, meskipun tatapannya tetap serius.Alana mengangguk, memahami bahwa Alden memiliki tanggung jawabnya sendiri yang harus diselesaikan. Namun, ada ketegangan yang terasa di udara, membuat suasana menjadi canggung di antara mereka.“Apa yang terjadi dengan Jessica?” tanya Alana, mencoba mencairkan suasana.“Aku tidak yakin. Dia memiliki urusan yang mendesak, sepertinya,” jawab Alden, mencoba menjawab pertanyaan Alana dengan singkat.Alana mengangguk, meskipun tetap merasa tidak yakin dengan jawaban Alden. Namun, dia memilih untuk tidak mendalami lebih jauh. Ada sesuatu yang lebih penting yang ingin dia sampaikan.“Alden, aku ingin membantumu. Apa pun yang kau b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

100. Target Terlihat

Alden mengendikkan bahunya acuh, seolah tak peduli pada Alana yang meprotesnya. Dia malah menarik tangan gadis itu, mengajaknya kembali ke mobil dan meninggalkan tempat itu. “Kenapa kau menahanku? Tanganku sudah gatal ingin mencabiknya!” ucap Alana dengan kesal. “Tanganmu yang mana? Yang ada kau yang dicabik olehnya,” sahut Alden dengan tak berperasaan. Alana mendengus sebal, “Kau pikir aku selemah itu, huh? Dia bahkan bukan tandinganku!” Alden berdeham sambil mengangukkan kepalanya. Dia tak mau lagi menyahut karen akan semakin panjang.Alana merasakan getaran kekesalan yang semakin memenuhi dirinya. Tatapan matanya menyiratkan ketegasan dan tekad yang kuat."Aku bisa menghadapinya sendiri, Alden. Aku tidak perlu diatur seperti anak kecil," ucap Alana dengan suara yang menunjukkan keyakinan diri.Alden menatap Alana dengan serius, memperhatikan ekspresi gadis itu. Dia bisa merasakan keinginan Alana untuk membuktikan diri send
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status