Home / Urban / SANG MAFIA PENGUASA / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of SANG MAFIA PENGUASA: Chapter 71 - Chapter 80

112 Chapters

71. Tujuan Sebenarnya

Bruk! Alden dengan penuh tenaga mendorong Isabella, hingga wanita itu jatuh tersungkur ke lantai. Dia menatap tajam, dengan emosi yang sudah menguasainya. “Kau pikir kau siapa, hah? Berani sekali menyentuhku dengan tangan kotormu. Dasar jalang tidak berguna!” umpat Alden penuh emosi. Isabella yang masih terduduk di lantai memadang Alden dengan sayu. Dia hendak bangun, namun kaki Alden lebih dulu menendangnya. “Jangan berharap kau bisa keluar dari sini, Isabella! Aku akan membuatmu lebih menderita dari ini!” kata Alden penuh penekanan sebelum akhirnya meninggalkan ruangan penyiksaan Isabella itu. Setelah keluar dari ruangan penyiksaan Isabella, Alden kembali melangkahkan kakinya menuju ruang penyiksaannya yang lain. Di sana sudah ada Frey yang sedang mengurus pembunuh yang telah mencelakai Alana itu. Setelah pembunuh itu, dia akan mengeksekusi wanita yang telah menjebak Alana. satu per satu para pengkhi
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

72. Rasa Curiga

Pagi-pagi sekali Alden sudah berada di kantornya. Karena tak ada Alana, Alden menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Seperti yang dikatakan Jessica semalam, akan ada seorang wanita yang datang untuk mengajukan kerja sama dengannya. Setelah melihat fotonya, seringaian muncul di wajah tampannya itu. “Sepertinya mereka sendiri yang mengantarkan nyawa untukku,” gumam Alden pelan. Alden kembali meletakkan selembar foto yang dipegangnya di dalam sebuah map berwarna coklat. Dia kembali memeriksa data yang pernah diberikan oleh Alana. “Jika ini hanya sebuah jebakan, maka kalian salah menargetkan orang!” katanya lagi dengan tawa sinis yang mengiringinya. Sayang sekali, Alana tidak ada di sini. Dia tidak bisa melihat bagaimana satu per satu orang yang mereka cari mendatanginya saat ini. Sepertinya musuhnya itu sudah tak bisa tahan lagi dengan yang dilakukan Alana dan dirinya. Tok... tok... tok Suara k
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

73. Tawaran Kerja Sama

Setelah Frey meninggalkan ruangan Alden, pria itu kembali fokus pada pekerjaannya. Dia berkutat dengan beberapa berkas yang telah bertumpuk di meja kerjanya itu. Sesekali helaan napas berat terdengar. Alden menghabiskan waktunya untuk bekerja. Dia belum punya petunjuk baru untuk melanjutkan misinya itu. Terlebih saat ini Alana sedang tidak sehat, dan dia sedikit merasa kesepian. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Alden melihat jam yang sudah menujukkan pukul 3 sore. Ia telah melewatkan jam makan siang, dan sebentar lagi akan pulang. Alden meregangkan otot-otonya yang terasa kaku. Dia mengambil ponselnya, dan mencari pesan dari Alana. Tapi sama sekali wanita itu tak menghubunginya. Padahal Alana sudah berjanji akan mengirimkannya pesan untuk memberitahu alamat tempat tinggalnya. Alden menghela napas panjang, dan meletakkan kembali ponselnya di meja. Dia bersandar di kursinya, dan menatap kosong langit-langit. Hidu
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

74. Bukti yang Datang dengan Sendirinya

“Kerja sama apa yang kau maksud?” tanya Alden pada wanita yang mengaku sebagai manajer Jennifer itu. Dia langsung bertanya tanpa basa-basi. Bahkan tak menerima uluran tangan dari wanita itu. Wanita itu dengan perasaan malu menarik tangannya lagi. Dia memasang wajah tersenyum menatap Alden. “Aku ingin kau menolak tawaran kerja sama dari Jennifer,” ucap wanita itu dengan serius. Alden mengerutkan keningnya. Ia merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. “Kau manajernya, kenapa meminta hal itu?” tanya Alden lagi.Wanita itu menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, mencoba mempertahankan ketegasannya meskipun dihadapkan pada situasi yang menegangkan."Karena apa yang Jennifer rencanakan bisa berakibat buruk bagi banyak orang, termasuk kau. Aku tahu kau memiliki rencana bisnis dengan Jennifer, tapi percayalah, ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini."Alden, yang selalu waspada dan skeptis, menat
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

75. Teror Kematian

Alden mengerutkan keningnya, saat tak mendapati siapa pun orang di luar. Tapi ia dengan yakin jika mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Merasa dipermainkan, Alden kembali masuk dengan perasaan kesal. Namun, saat hendak menutup pintu, sebuah panah melesat hampir mengenai lengannya. “Sialan! Siapa yang berani-berani menerornya?” Sorot mata Alden menyirat kemarahan. Para pengawalnya yang melihat langsug panah itu melesat, segera berpencar mencari keberadaan orang yang menyerang Alden diam-diam itu. Alden juga tak tinggal diam, dia ikut keluar mencari keberadaan orang itu. Namun, nihil dia tak mendapatkan jejak apa pun. “Maaf, Tuan. Tak ada orang sama sekali, sepertinya dia langsun pergi,” ucap salah seorang pengawal Alden. “Sial! Cari sampai ketemu!” titah Alden dengan tegas. Tak ada yang bisa menolak perintahnya. Para pengawal Alden kembali mencari keberadaan itu, setidaknya mereka ha
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

76. Fitnah yang Tersebar

“Apa yang sudah kau temukan?” Alden dan Frey terus berdiri di TKP itu tanpa berkata apapun dengan para polisi. Mereka terlihat sedang menyelidiki sesuatu hingga mayat wanita itu melewatinya. “Dibunuh,” ucap Frey dengan suara yang pelan. “Aku tahu. Apa kau mendapatkan petunjuknya?” Alden bertanya lagi, dan Frey menyahutinya dengan deheman yang pelan. “Kita bicarakan ini nanti, Tuan. Lihat saja dulu mereka, aku akan mengurus satu hal yang lain terlebih dulu,” ucap Frey berpamitan pada Alden. Kini hanya Alden yang berdiri di sana memperhatikan sekitarnya. Tak hanya itu, para polisi itu pun tak luput dari pandangannya. Alden bahkan masih mendengar bisik-bisik namanya yang disebut sebagai dalam dari kematian wanita itu. Entah mereka mendapatkan kabar dari mana sampai dirinya menjadi sumber fitnah. Namun, Alden sama sekali tidak peduli akan hal itu. Dia takkan menjawab pertanyaan wartawan, sampai
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

77. Rencana Penghancuran yang Gagal

Alden semakin berang sebab Isabella meludahinya. Dia mengeret wanita itu dengan menarik rambutnya hingga keluar dari ruangan serba putih itu. Dia membawanya ke ruangan penyiksaan lain yang langsung berhubungan dengan fisik. Selama ini, Alden membiarkan wanita itu tanpa hukuman fisik meski sudah tahu kesalahan fatal yang sudah dilakukannya. “Wanita murahan sepertimu memang tidak pantas diberi kesempatan!” ucap Alden dengan emosi. “Lepaskan, Alden.” Isabella berontak, tapi tenaganya kalah jauh dengan Alden. “Ikat dia!” titah Alden kepada pengawalnya. Tanpa banyak bertanya, para pengawal itu langsung mengerjakan tugas dari Alden. Mereka menarik dengan kasar Isabella, dan mengikat tangannya ke atas. Sehingga postur tubuh wanita itu tertarik ke atas, membuatnya seperti menggantung. “Kau memang brengsek, Alden!” Isabella masih bisa berteriak dengan sisa tenaganya. “Kau tahu itu dengan baik,” sahu
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

78. Kekasih Zane

Malam berlalu begitu saja, tanpa menunggu persiapan. Alden masih setia berdiri di balkon kamarnya menatap langit yang sebentar lagi akan disinari oleh mentari pagi. Sesekali helaan napas panjang keluar dari mulut Alden. Dia mengusap wajahnya dengan kasar, dan sekali lagi menghela napas kasar. Pikirannya masih terpaut pada ucapan Mr. William dan Jessica semalam. Dia benar-benar tak menyangka jika para petinggi organisasinya akan terpecah belah seperti sekarang. Mereka sudah tak sependapat lagi. Yang lebih mengejutkan lagi, ucapan Jessica tentang kebenaran yang selama ini ditutupi. Entah mengapa Jessica baru mengatakannya semalam disaat si pelaku baru menampakkan wajahnya. Jujur saja, sampai saat ini Alden masih meraba jalan untuk menemukan orang-orang yang telah diberitahu oleh Alana. Ketika Jennifer menampakkan wajahnya, tapi kenapa masalah lainnya malah muncul, terlebih dari internal organisasinya.Apa mereka tidak tahu tuju
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

79. Jangan Mengurusiku!

Alana tidak memberikan ruang kepada wanita yang mengaku sebagai kekasih saudaranya itu. Dia mengunci pintu kamar, dan bersiap-siap untuk pergi. Ah, tidak. Ia tidak akan meninggalkan rumahnya, melainkan meminta seseorang untuk datang. Sementara itu, Alden yang baru tiba di lokasi pemotretan untuk bisnisnya yang dimodeli oleh Jennifer. Dia hanya diam memperhatikan sekitarnya, sembari memastikan sesuatu. Frey belum juga muncul dari semalam. Dia masih menanti kabar terbaru yang dibawa oleh asistennya itu. Sembari menunggu, Alden mengerluarkan ponselnya. Dia melihat beberapa pesan dari Alana. Dia membacanya satu per satu, hingga pesan terakhir Alana membuatnya terdiam beberapa saat. “Satu lagi datang,” gumamnya pelan. Alden memasukkan kembali ponselnya ke dalam kantung celanannya. Dia beranjak dari tempat duduknya, dan meninggalkan tempat itu. “Mr. Alden, tunggu!” Langkah Alden terhe
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

80. Batal Adu Domba

“Apa yang kalian lakukan?” Alana dengan cepat mendorong tubuh Alden yang berada di atasnya saat mendengar suara orang yang dikenalnya. Dia lansung berdiri dengan tegang menatap Zane yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan tatapan dingin. Sementara itu, Alden terlihat sangat santai. Dia bahkan menjilat bibirnya sendiri saat menatap saudara laki-laki Alana dan seorang wanita muncul dari balik pintu. “Kau lihat sendiri kelakuan adikmu itu, Zane,” ucap Elise memanasi suasana yang ada di dalam sana. Alana sama sekali terdiam tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya menunduk, menatap lantai tanpa menyahut. Alden melirik Alana yang hanya diam itu. Sesekali dia juga melihat Zane yang tak berkata apa-apa. “Aku sudah memperingatinya tadi.” Elise kembali berkata membuat Alden memutar bola matanya dengan malas. “Oh, ayolah. Kau bahkan tinggal serumah dengan Zane. Aku dan Alana tidak melakukan apa pun d
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status