Home / Urban / SANG MAFIA PENGUASA / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of SANG MAFIA PENGUASA: Chapter 81 - Chapter 90

112 Chapters

81. Kenapa Harus Berubah?

Alana menatap Alden dengan ekspresi campuran antara keterkejutan dan kesal. Alden sangat tahu cara membuatnya sakit hati.“Sudahlah, jangan dipikirkan. Mari kita pergi,” ajak Alden yang kemudian lebih dulu berjalan keluar dari rumah miliki Zane itu.Alana menghela napasnya, dan melangkah gontai menyusul Alden. Tak ada yang bisa dilakukannya sekarang, selain menunggu rencana dari Adlden.Ketika keduanya berjalan menuju mobil yang terparkir di depan rumah Zane, suasana di sekitar terasa tegang. Langit mendung seakan mencerminkan keadaan hati Alana. Langkah Alden yang mantap terdengar jelas di atas bebatuan halaman, sementara langkah Alana sedikit ragu namun tetap cepat mengejar.Alden membuka pintu mobil untuk Alana dengan sikap sopan, yang sedikit mengurangi ketegangan di antara keduanya. Namun, senyum tipis di wajah Alana menunjukkan bahwa dia belum sepenuhnya melupakan komentar Alden sebelumnya.Ketika mesin mobil menyala, suasana di dalam mobil terasa semakin tegang. Keduanya saling
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

82. Informasi Baru

“Aku akan segera kembali. Tolong jangan bilang pada Kak Zane,” ucap Alana sebelum akhirnya pergi dengan cepat. Alden dan Frey belum sempat bertanya, Alana sudah lebih dulu pergi. Gadis itu berlari cukup cepat, entah kemana. “Aku akan pergi mengikutinya,” ucap Frey dan diangguki oleh Alden. Dari kejauhan Jennifer memperhatikan ketiga orang itu tanpa mereka sadari. Tatapan Jennifer sangat datar, tak bisa dijelaskan. Setelah ditinggalkan oleh Frey dan juga Alana, Alden yang sendiri meninggalkan tempat itu. Matanya melirik ke arah Jennifer yang masih melihat dirinya. Smirik di wajah Alden terlihat mengerikan, tapi dia tak berbalik. Alden terus berjalan menuju ke mobilnya tanpa berkata apa-apa lagi. Dalam perjalanan menuju kantornya, Alden mengatur rencana. Sekarang waktu yang baik untuk balas dendamnya. Targetnya mulai menampakkan diri, dan ia tak boleh menyia-nyiakannya. Begitupun dengan usaha
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

83. Salah Paham

Alana masih terpaku di tempat, matanya terbelalak menangkap setiap detail di hadapannya. Alden berdiri di ruangannya bersama seorang wanita yang dirasa tidak asing baginya. Mata Alana memerah, dan detak jantungnya berdegup cepat. Dia mencoba meresapi kata-kata Alden, meskipun hatinya sudah dipenuhi rasa sakit dan kecewa.“Alana, ini tidak seperti yang kau lihat,” ucap Alden memberi penjelasan.Saat ini Alana tak bisa berpikir dengan jernih. Tatapan matanya masih mengarah pada seorang wanita yang baru saja mengenakan bajunya itu.“Sayang, aku pergi dulu.” Wanita itu berpamitan pada Alden dan melewati Alana begitu saja dengan senyum sinis di wajahnya.Seketika itu ekspresi di wajah Alana berubah. Senyum cerianya menghilang, dan dia memaksakan untuk tersenyum pada Alden.Alden memandang Alana, melihat perginya wanita itu menyisakan kebingungan dan ketidaknyamanan. Seiring langkahnya yang menjauh, Alana berusaha menyembunyikan kekecewaannya di balik senyum tipisnya."Alden, jangan khawat
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

84. Tukar Orang

Situasi di ruangan tersebut menjadi tegang seketika. Pelayan tersebut, seorang wanita paruh baya dengan seragam rumah tangga yang rapi, menatap keduanya dengan mata terbelalak. Ruangan itu seketika menjadi sunyi, hanya terdengar napas berat Alana dan sang pelayan yang cemas."Mengapa kalian berdua bisa bertengkar seperti ini di rumah ini?" tanya pelayan itu dengan suara gemetar, mencoba menenangkan situasi.Alana menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya yang tumpah ruah. "Maaf, aku kehilangan kesabaran. Tapi, dia..." Dia menunjuk wanita di depannya dengan pandangan tajam.Wanita yang dituduh itu, dengan rambut cokelatnya yang terurai, menatap Alana dengan mata yang penuh tantangan. "Jangan salahkan saya atas tindakan impulsifmu, Alana," balasnya dingin.“Sudahlah, Nona Alana. Kau sudah terluka seperti ini, jangan diteruskan lagi. Tuan Zane akan marah nanti.” Pelayan itu menengahi keduanya.Elise menatap Alana dengan dingin, dan senyuman sinis menghiasi wajahnya. Dia b
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

85. Bukan Milikmu

Sinar mentari pagi menembus gorden, membuat sang penghuni kamar merasa terusik. Namun, matanya tak kunjung terbuka dan dia hanya menggeser tubuhnya saja menghindari sinar mentari itu. Di luar ruangan itu, terlihat seorang pria yang sibuk memanggil pelayan untuk membawakan kunci cadangan. Dia baru saja tiba di kediamannya, dan mengetahui jika kamar saudara perempuannya itu dikunci sejak kemarin sore. “Apa dia tidak makan malam?” tanya pria itu dengan khawatir dan terus mencoba membuka pintu. “Tidak, Tuan. Nona Alana sempat bertengkar dengan Nona Elise, lalu dia masuk kamar dan mengunci dirinya,” jawab pelayan yang berada di sampingnya itu. Zane berdecak, ia sama sekali tak tahu hal itu. Begitu tiba di rumah, ia sudah tak melihat keberadaan Elise. Semalaman ia juga tak pulang, dan tak mendapat kabar apa-apa. “Alana, buka pintunya,” panggil Zane dari luar karena pintunya tak bisa terbuka. Selain Zane, pel
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

86. Penyerangan Mendadak

Tubuh Jennifer terhuyung hingga jatuh menyentuh lantai dengan keras. Frey sama sekali bergeming saja melihat wanita itu meringis kesakitan. “Kau... akan kubuat perhitungan padamu!” ancam Jennifer dengan serius. Dia menatap tajam Frey, dan berlalu pergi dengan kemarahan. Frey hanya memandang kepergiannya dalam diam hingga wanita itu tak lagi terlihat. Dia menghela napas panjang, dan melangkah masuk. Tubuhnya yang terasa lelah, direbahkan di atas sofa. Sejak kemarahan Alden memuncak, dan rencana balas dendamnya, dia jarang sekali beritirahat. Sama seperti Alden, dan hampir saja waktu berharganya itu diganggu oleh wanita tidak tahu malu. Dia sebenarnya merasa heran, mengapa mereka dengan berani menampakkan diri di hadapan Alden. Bahkan dengan pedenya menghampiri kediaman Alden. Apa dia tidak tahu jika iblis dalam diri Alden itu kumat, Alden bisa saja langsung mencabut nyawamnya. Entah kepalanya di penggal, atau
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

87. Malaikat Penyelamat

“Sudah kubilang, jangan ditinggali sendirian. Kamu keman saja, heh?” “Berhentilah kamu mengomel, kepalaku pusing!” Dua orang itu terus saja berdebat selama perjalanan. Ah, tidak. Hanya wanita saja yang mengomel, dan sesekali Frey menyahutinya ketika mulai jengah. Setelah mendapat kabar jika mobil Alden di serang oleh orang tak dikenal, Frey langsung meninggalkan kediaman Alden. Hal yang membuatnya menyesal adalah menuruti keinginan Jessica yang ingin ikut dengannya. Sekarang dia berkhir dengan mendengar ocehan Jessica yang tak kunjung berhenti. Rasa kepalanya ingin pecah saja. Padahal sekarang sangat genting, tapi wanita itu masih bisa mengomel padanya. Tak lama mereka tiba di tempat mobil Alden berhenti. Di sana sudah tak ada orang lagi, selain mobil hitam milik Alden yang tertinggal. Keduanya turun dari mobil mencari keberadaan Alden, tapi tak ada satu pun orang. Benar-benar sunyi, dan mencengkam kar
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

88. Mengorbankan Diri

“Mau tidur sendiri atau kutiduri?”Ucapan Alden membuat mata Alana melotot. Dengan cepat dia menggelengkan kepalanya, dan meminta Alden untuk segera keluar.Detaknya jatungnya sangat cepat. Alden mengendongnya, dan membawanya ke dalam kamar. Pikirannya sungguh tidak bisa diajak kompromi saat ini.Alden yang melihat wajah Alana memerah seperti buah tomat masak pun hanya terkekeh. Dia tak lagi menggodanya, dan meninggalkan Alana sendirian di dalam kamar itu.Alden melangkahkan kakinya turun. Di bawah sudah ada Frey dan juga Jessica yang memang megikutinya sejak dari rumah sakit tadi.“Kenapa kau membawa wanita itu ke sini, Alden?” tanya Jessica yang tak bisa menahan dirinya lagi.Frey yang mendengar pertanyaan itu hanya menggelengkan kepalanya. Sejak tadi ia sudah berusaha untuk menahan Jessica tidak bertanya ataupun melakukan sesuatu yang aneh selama Alana masih bersama Alden.Tapi rupanya, Jessica tak bisa menahan dirinya lagi. Dia bahkan langsung bertanya saat Alden baru saja turun m
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

89. Orang Baru Lagi

Srak! “Shit!” Alden mengumpat, sembari menghindari serangan tiba-tiba ke arahnya itu. Beruntung dia menghindar dengan tepat waktu, sehingga pisau itu melesat mengenai bunga-bunganya. “Siapa kamu, hah?” Brak! Alden mendoronganya dengan cepat hingga orang itu terkunci di dinding. Penampilannya sangat mirip dengan orang-orang yang menyerangnya tadi. Baju serba hitam, dan dia menutup wajahnya. Orang itu berontak, mencoba melepaskan diri dari kuncian Alden. Alden yang geram semakin menekan tangannya. “Kau pikir bisa membuntutiku sampai ke sini, heh? Sampah!” desisnya, mata Alden berkilat penuh kebencian.Orang itu mencoba berkata sesuatu, tetapi Alden hanya merespon dengan ketegasan, "Aku tidak tahan dengan permainan kotor seperti ini. Siapa yang mengirimmu?"Wajah orang itu tetap tertutup, dan dia tetap diam. Alden mulai kehilangan kesabaran. Dengan satu gerakan tiba-tiba, Alden melepaskan ceng
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

90. Aku Tahu Dia

Malam berlalu begitu saja, dan Alden masih berada di ruang kerjanya. Semalaman dia mencari informasi tentang Roger. Di sekitarnya, hanya suara ketikan keyboard dan layar monitor yang menyala, menciptakan suasana yang hening dan tegang.Dengan mata yang semakin lelah, Alden terus menyelusuri setiap jejak yang dapat membawanya kepada Roger. Dia membuka berbagai dokumen, memeriksa catatan, dan mengikuti setiap petunjuk yang mungkin membawanya pada keberadaan pria itu.Waktu terus berlalu, tetapi tekad Alden tetap tak tergoyahkan. Seiring dengan waktu yang terus berjalan, Alden mulai menemukan beberapa informasi yang dapat membentuk gambaran tentang siapa Roger sebenarnya dan apa hubungannya dengan David. “Lagi-lagi mereka,” gumam Alden.Saat matahari mulai terbit, Alden duduk dengan rasa puas dan pengetahuan baru. Dia menemukan jejak Roger dan hubungannya dengan David, dan langkah berikutnya telah tergambar dalam pikirannya.“Baiklah, jika itu kalian mau!”
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status