"Enggak bapak, enggak anak, sama saja! Kenapa, sih, harus kasih suntikan modal buat toko Kintan?"Bu Dian duduk bersedekap di ruang tamu dengan wajah gusar. Di hadapannya, Pak Doni dan Dejan diam saja mendengarkan omelan wanita yang enggan menerima buah tangan dari mereka. Roti gulung kayu manis dari toko Kintan itu dibiarkan tergeletak di meja meski penampakannya sangat menggoda."Memangnya tidak ada bisnis lain yang lebih menjanjikan dibanding toko kue itu?" Bu Dian masih belum puas mengomel."Papa juga tidak sembarangan pilih, Ma. Tadi Papa sudah menyimak penjelasan rencana bisnisnya dan itu cukup bagus. Dengan kata lain, Papa sudah mempertimbangkan potensi keuntungan, bukan sekadar karena saling kenal." Pak Doni membela diri."Tapi, Pa, Mama tidak setuju kalau Kintan jadi bagian keluarga kita.""Bussiness is bussiness! Papa sudah sampaikan ke Kintan bahwa kita akan profesional, harus bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan."Bu Dian mencibir. "Kenapa bisa seyakin itu?""Kami
Read more