Home / Pernikahan / Simpanan Cantik Sang Presdir / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Simpanan Cantik Sang Presdir : Chapter 41 - Chapter 50

196 Chapters

Tuan Hadi Meninggal

"Akhirnya," ujar Arini. Mereka berdua sudah selesai untuk membereskan barang-barang ke kontrakan sebelah. Arini melihat jam di tangannya, ia harus segera pulang karena sebentar lagi suaminya pasti pulang. "Aku pulang duluan ya, jika ada apa-apa kamu telepon aku saja," ungkap Arini.Dira mengangguk. "Hati-hati, Kak."Arini memilih untuk menggunakan ojek saja untuk mempersingkat waktu. Saat Elsyam memiliki banyak pekerjaan, ia juga membeli untuk menyibukkan diri sekarang-sekarang ini tak ada peraturan yang terlalu mengekangnya. Arini, segera turun dan membayar ojek tersebut lalu meminta satpam untuk langsung membukakan pintunya. Dirinya memang tidak terlalu sering untuk keluar, takut jika suaminya akan curiga dirinya keluar seminggu hanya dua kali saja."Nyonya tadi tuan menelpon untuk tidak perlu memasak karena tuan ingin makan malam diluar," ujar Nency saat melihat Arini melangkah menuju meja makan.Pantas saja wanita itu melihat suasana dapu
Read more

Siapa Dia?

Arini yang merasa tak tahan lagi untuk menahan ingin buang air kecil, memilih untuk segera pergi mencari kamar mandi. Wanita itu mulai menelusuri rumah untuk mencari kamar mandi. "Kamar mandi di sebelah mana?" tanya Arini kepada seorang asisten rumah tangga."Lurus aja."Wanita itu segera melangkah, mengikuti arahan dari orang yang dirinya temui lu hanya lurus saja, tak lama ia sudah sampai di kamar mandi. Rumah yang ditempati oleh Bu Sekar cukup besar, lalu mengapa selama ini mereka ingin tinggal di rumah Elsyam jika memiliki rumah yang cukup besar juga. "Huh, lega."Arini segera keluar dari kamar mandi, ia melihat sebuah ruangan dengan lampu temaram. Melirik ke kiri dan kanan memastikan tidak ada yang melihatnya dia melangkah perlahan-lahan menuju ruangan tersebut mengintip dari balik gorden dirinya melihat seorang wanita tengah terikat. "Siapa dia, kok bisa disekap di sini?" Arini masih sangat penasaran dengan hal itu, tetapi dirinya mendengar
Read more

Misi Arini

Arini setiap malam tidak bisa tertidur, ia memikirkan tentang wanita yang dikurung oleh bu Sekar itu. Ia juga tidak bisa meminta bantuan kepada suaminya karena Elsyam selalu sibuk. Pukul 01.30 Arini memberanikan diri untuk melangkah menuju ruang kerja dari suaminya itu, di mana di sana masih ada. "Ada kemungkinan besar orang tuaku masih hidup—"Elsyam tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Arini sudah berada di ambang pintu. "Ada apa Arini?" tanya Elsyam.Arini merasa tidak enak karena Elsyam ternyata tengah membahas perihal orang tuanya. Lelaki itu sama sekali tidak pernah mau membahas tentang orang tuanya. Seolah-olah dirinya sangat berbahaya jika mengetahui informasi itu."Aku ... aku—" Dirinya bingung harus mengatakan apa. Terlihat begitu jelas jika ia memang tidak berarti bagi pria itu."Katakan kenapa?" tanya Elsyam. Arini menarik napas panjang, lalu dirinya meminjamkan mata dan meyakinkan dirinya jika ia mema
Read more

Penyelamatan

Arini dan Dira mulai menekan bel rumah itu. Tak berselang lama seorang penjaga membuka pintu."Selamat siang Pak, kami berdua adalah pelayan baru yang diminta oleh bu Sekar untuk mulai bekerja hari ini," ungkap Arini. Wanita itu tadi dengan sengaja membeli pakaian baby sitter untuk lebih meyakinkan penyamarannya."Pelayan untuk apa? Di rumah ini sudah cukup, lagi pula bu Sekar tidak mengatakan apa-apa." Seorang lelaki dengan pakaian penjaga itu menatap ke arah keduanya dengan penuh curiga."Kamu diminta untuk menjadi pelayan bu Haruni untuk membantunya merawat bayinya itu. Bukankah sekarang mereka menuju rumah sakit? Kami berdua diminta untuk menyiapkan segalanya sebelum bayi bu Haruni datang," ungkap Arini. Ia kesal karena ternyata penjaga di rumah bu Sekar cukup pintar. "Jika tidak percaya coba saja hubungi bu Haruni," ungkap Arini kembali.Penjaga laki-laki itu segera mengeluarkan ponselnya, ia ingin langsung menghubungi Haruni.A
Read more

Dira Kembali

"Alhamdulillah sudah sampai Bu," ujar Arini. Dirinya langsung saja membawa wanita itu untuk segera masuk ke kontrakannya. Langsung memberikan minum dan juga beberapa camilan. "Ibu sudah makan?" tanya Arini.Wanita paruh baya itu terdiam, dirinya seperti heran dengan dunia luar saat ini ia menoleh ke kiri dan kanan seperti tidak percaya jika dirinya sudah terbebas dari cengkeraman bu Sekar. "Boleh saya mandi?" Arini langsung saja mengangguk. Untung saja tubuh wanita itu sama kurusnya dengan dirinya, jadi ia tidak mengkhawatirkan perihal pakaian karena pakaiannya juga masih sangat banyak berada di sini. "Tunggu dan aku memiliki daster yang baru sekali dipakai," ungkap Arini. Ia langsung memberikan pakaian lengkap dan juga handuk agar wanita yang dirinya tolong bisa langsung membersihkan diri.Selagi wanita itu membersihkan diri Arini memilih untuk mengganti pakaiannya, lalu segera membeli makanan untuk wanita itu, dirinya dan juga Dira.Bibir
Read more

Bu Sekar Panik

"Kak Arini sudah memiliki suami, Bu," ujar Dira."Sepertinya kamu masih sangat muda karena kamu sudah menikah?" tanya Bu Widuri.Arini tersenyum, jika mengingat pernikahannya dan Elsyam pasti sangat tidak masuk akal ia menikah dengan lelaki itu karena bertanggung jawab telah dikira menabrak seekor kucing. Awalnya juga ya hanyalah seorang simpanan, tetapi sampai saat ini pun belum ada kejelasan perihal pernikahannya dengan lelaki itu karena Elsyam tidak belum merubah apapun tentang dirinya. "Betul Bu, aku memang sudah menikah," ujar Arini."Kak Arini dan suaminya itu sama-sama sibuk bekerja untuk masa depan makanya suaminya nggak di sini, Kak Arini itu seorang bos salad buah karena dia sudah memiliki empat outlet di sini," ujar Dira."Kamu hebat di usia masih muda ini sudah menjadi seorang bos," ungkap Bu Widuri.Arini merasa tidak enak disanjung-sanjung seperti itu, dirinya belum menjadi seorang bos karena 4 outlet itu pun masih
Read more

Arini Tertembak

Arini melirik ke arah jam dinding yang ada di kamar yang sudah pukul 10.00 malam, tetapi Elsyam belum datang juga. Ponsel lelaki itu pun tidak dapat dihubungi membuat dirinya sangat bingung. Ke mana sebenarnya suaminya pergi, tidak biasanya Elsyam mematikan ponsel saat tidak berada di rumah.Wanita itu langsung menatap ponselnya yang berdering, ia segera mengangkatnya ternyata Diralah yang menelpon. Gadis itu menelponnya dengan suara yang sangat panik, karena mengatakan jika mereka tengah melarikan diri karena ada beberapa pengawal bu Sekar yang mencoba untuk mengambil alih kembali bu Widuri. "Tunggu sebentar aku akan segera ke sana," ungkap Arini.Arini kembali mengambil jaketnya, ia juga sengaja memakai sebuah sepatu karena untuk seperti ini ia tidak mungkin memakai heels pasti akan sangat menyulitkannya. "Aku pergi sebentar jika tuan Elsyam sudah datang bilang saja aku keluar menemui temanku sebentar," ungkap Arini kepada Nency.Karena tidak m
Read more

Elsyam Menyesal

"Mas ...." Tuan Alfon dan bu Widuri saling memandang. Mereka juga dipisahkan sejak lama bu Sekar benar-benar menyiksa keduanya dan dikurung seorang diri bahkan diperlakukan layaknya binatang saja. Keduanya saling berpelukan, meluapkan kerinduan yang telah lama bersarang. Tangis haru dan bahagia pun menyertai pertemuan mereka berdua.Elsyam pun berkaca-kaca melihat itu, lalu mereka berdua menoleh ke arah lelaki itu dan langsung memeluknya.Dira, ia tidak paham dengan apa yang terjadi. Wanita paruh baya yang ditolongnya adalah mertua dari Arini, lalu Elsyam itu adalah suami Arini. Begitu juga dengan ridho lelaki yang baru tiba itu tertegun melihat pemandangan yang sudah lama dinantikan. Akhirnya perjuangan Elsyam selama berpuluh-puluh tahun ini membuahkan hasil yang begitu manis."Pa, menantu kita ...." Bu Widuri tak kuasa menjelaskan bagaimana kondisi Arini kepada suaminya itu. Bahkan di baju Elsyam pun penuh dengan darah.Seorang perawat kelu
Read more

Kabar Buruk

"Tuan, Arini sudah melewati masa kritisnya sekarang dia sudah dibawa ke ruang perawatan," ungkap Rido.Elsyam yang mendengar hal tersebut sangat terkejut dan, lalu dirinya segera menyikapi air mata yang ada di pipi tak lupa dirinya juga mencuci wajahnya. Ia dan juga Rido segera pergi untuk melihat ruang rawat inap sang istri. "Bagaimana keadaan istri saya Dok?" tanya Elsyam.Dokter menetap ke arah Elsyam karena lelaki itu yang sejak tadi ditunggu-tunggu sebagai wali dari Arini yang mengambil segala tindakan maka harus melalui persetujuan dari Elsyam. "Bapak Elsyam adalah suami dari bu Arini?" tanya Dokter kembali untuk memastikan jika data yang diterima telah valid.Elsyam mengangguk. "Ya, saya suami dari Arini bagaimana keadaan istri saya?" tanya Elsyam kembali. Dokter belum mengatakan apa-apa, tetapi dirinya tidak mungkin salah menafsirkan tatapan dari dokter yang menangani Arini tersebut. "Saya tidak mau terjadi apa-apa dengan istri saya, rumah sak
Read more

Elsyam Kesal

"Arini bangun, sekarang aku akan terbuka denganmu," ungkap Elsyam kembali. Sejak tadi dirinya seperti orang gila yang berbicara sendirian, Arini tidak merespon apapun matanya terpejam yang terdengar hanyalah bunyi-bunyi alat yang terpasang di tubuhnya sebagai penunjang kehidupan wanita itu. Elsyam seakan langit benar-benar runtuh menimpanya, hari yang dirinya tunggu selama ini tiba. Namun, tidak bisa membuatnya bahagia. "Arini, kamu pasti mendengar ucapanku bukan? Cepat bangun agar aku bisa menempati semua ucapanku itu," ungkap Elsyam. Air matanya terus saja membasahi pipi bahkan sesekali ia mencium wanita itu.Elsyam tertawa, untuk pertama kalinya demi seorang wanita dirinya menangis sampai tersedu-sedu seperti ini. "Jika kamu bangun, pasti kamu akan meledekku Arini karena menangis," ungkap Elsyam.Dirinya selama ini terlalu gengsi untuk memperlihatkan apa yang dirasakan, Elsyam juga terlalu sibuk menyelidiki bu Sekar yang ia curigai sebagai dalang dari
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status