"Ah, lega." Elsyam membuang angin cukup panjang setelah selesai dikerik. Bahkan lelaki itu bisa bersendawa.Arini langsung saja menutup hidungnya. "Tuan, jorok!" Sebelah tangan dirinya gunakan untuk menutup hidung, dan sebelah tangan lagi dirinya gunakan untuk mengipas-ngipasi agar tidak mencium aroma tak sedap yang dikeluarkan oleh Elsyam. "Ah, ternyata seorang presdir juga bisa kentut. Mana bau lagi," ujar Arini. Dirinya kira jika orang kaya kentutnya akan bau wangi, ternyata sama saja sama-sama bau tidak sedap. Namun, hari ini menjadi senang karena berarti suaminya itu bukanlah seorang robot.Elsyam tertawa lalu menggeleng. "Presidir juga seorang manusia, bisa sakit, bisa kentut dan bisa lainnya juga kamu pikir aku apa," ungkap Elsyam. Dirinya sudah memakai kembali bajunya. Walaupun menyakitkan, tetapi dirinya aku jika cara yang digunakan oleh Arini cukup efektif membuat rasa mualnya hilang.Ketukan di pintu, membuat keduanya menoleh. "Iya, tunggu.
Read more