Home / Pernikahan / Simpanan Cantik Sang Presdir / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Simpanan Cantik Sang Presdir : Chapter 21 - Chapter 30

196 Chapters

Haruni Kembali Menikah

"Aku dan Haruni akan segera menikah, karena Haruni tengah mengandung darah dagingku. Untuk itu dia sekarang ikut tinggal di sini," papar Hendri.Elsyam tidak terkejut mendengar hal tersebut karena memang, ia sudah mengetahui perihal kehamilan Haruni. Dirinya juga sudah bisa menebak jika hal ini akan terjadi. Jika waktu itu mereka terang-terangan tidak mengakuinya sekarang justru mengakui sendiri. Jika berhadapan dengan keluarga serta yang lainnya wajah Elsyam berubah sangat drastis bahkan cara bicaranya pun sangat berbeda.Bu Sekar gembira mendengar jika Haruni tengah mengandung anak dari Hendri, karena dirinya sudah tidak sabar ingin segera menimang cucu. Wanita itu melangkah mendekati ke arah Haruni, lalu ia mengelus-ngelus perut dari Haruni. Elsyam pun kembali melanjutkan sarapannya, dirinya melirik ke arah Arini yang masih terheran-heran dengan apa yang terjadi di tengah-tengah keluarganya.'Aneh, aib kok disyukurin.'Lelaki itu baru sada
Read more

Nyonya Arini

"Ya, boleh tapi kamu harus hati-hati. Jika mereka mengatakan hal-hal yang membuatmu sakit hati anggap saja ucapannya itu hanya sebuah tong sampah yang dipukul tidak perlu dihiraukan." Sebelum berangkat bekerja Elsyam memberikan beberapa pesan kepada istrinya itu. Ia tidak ingin jika Arini nantinya justru akan tertekan berada di rumah ini. "Dan jika ada apa-apa atau mereka berbuat sesuatu kamu segera menelponku ya," ujar Elsyam. Arini mengangkat jempolnya pertanda jika dirinya sudah paham dan setuju dengan apa yang diucapkan oleh suaminya itu. Elsyam mengelus puncak kepala Arini, lalu segera pergi. Memang benar terkadang dirinya dibuat gemas oleh tingkah Arini dan juga terkadang tingkah wanita itu yang membuatnya sakit kepala. Apalagi saat Arini berbicara omong kosong hal itulah yang paling sangat menyebalkan untuknya. *** Arini sudah tiga jam berada di dalam kamar. Memang segala macam kebutuhannya juga sudah dipenuhi oleh para pelayan. Namun, dirinya
Read more

Bercocok Tanam

Arini juga meminta seorang pelayan untuk membelikannya beberapa jenis tanaman hias yang berada di pinggiran jalan. "Kalau bisa cari yang dua puluh ribu saja satuannya." Dirinya tidak mempermasalahkan harga yang murah yang terpenting jika segala sesuatu dirawat pasti akan menjadi indah. "Nyonya itu kotor biar saya saja." Arini beberapa kali menolak bantuan dari para pelayan yang ingin mengambil tugasnya, wanita itu tidak mau hanya duduk dan menyuruh-nyuruh dirinya ingin melakukan hal itu juga. "Tidak aku bisa kok berkebun juga," ujar Arini. Terbiasa selalu bekerja, setelah menjadi nyonya besar dirinya tidak pernah melakukan apa-apa sehingga tubuhnya terasa sakit karena tidak digerakkan seperti biasanya. Sikap Arini juga banyak membuat para pelayan memujinya, karena nyonya barunya itu tidak seperti Haruni yang hanya bisa memerintah saja. "Sangat berbeda sekali dengan nyonya sebelumnya. Dia tidak mau kotor, tetapi nyonya Arini justru sebaliknya." Para pe
Read more

Basah-Basahan Berdua

"Basah Arini," ujar Elsyam. Arini tertawa melihat wajah kesal dari suaminya itu. Ini mereka berdua Tengah berada di dalam kamar mandi yang hanya berdindingkan kaca. Sejak tadi Arini terus menciprati Elsyam dengan air yang mengalir dari shower."Kamu ini awas, ya," ucap Elsyam. Lelaki itu memberikan ancaman, tetapi tidak menggentarkan niat sang wanita untuk terus mengerjainya. "Arini, basah semua ini." Elsyam menggeleng istrinya itu memang benar-benar sangat sulit untuk diberitahu.Arini kembali tertawa, dirinya terus memundurkan tubuh sampai-sampai menabrak bathtub dan terjatuh di dalamnya. "Aw, sakit," ujar Arini. Dirinya yang berulah dan ia juga yang terkena batunya tercebur ke dalam bathtub.Elsyam yang terkejut pun segera mendekat. Keduanya saling berdekatan dan menatap satu sama lain. "Kamu tidak apa-apa?" Wajah Elsyam pun terlihat begitu terkejut dan panik dengan apa yang terjadi kepada Arini. Dirinya langsung saja menolong wanita itu untuk bangkit dan sam
Read more

Pikiran Haruni

Haruni merasa kesal mendengar hal tersebut, dirinya kira pernikahan Arini dan Elsyam hanyalah pura-pura. Namun, kini dirinya mendengar jelas dengan telinganya hal yang tengah mereka lakukan."Siap apa yang sedang mereka lakukan!" Dirinya yang berselingkuh dan dirinya juga yang merasa tersakiti, seharusnya dulu dirinya tidak tergoda oleh Hendri pasti sekarang dirinya masih menjadi nyonya besar di rumah ini. Haruni kira Elsyam adalah orang yang sangat bodoh, tetapi ternyata lelaki itu seperti air yang mengalir begitu sulit untuk ditebak apa yang ada di dalam.Dirinya kembali ke rumah ini, ingin berusaha merebut perhatian Elsyam. Nyatanya salah lelaki itu sudah berbalik mencintai orang lain.Haruni kembali ke kamarnya dengan kesal. 'Aku pasti akan merebut Elsyam kembali.' wanita itu segera memasuki kamar dengan wajah masamnya."Kenapa wajahmu seperti itu Haruni?" tanya Hendri. Dirinya heran, tadi wanita itu baru saja keluar ingin mencari angin dan tiba-tiba
Read more

Peri Kecil?

Rido membukakan pintu mobil untuk lelaki itu. "Aku tidak melihat Arini ke mana?" tanya Rido. Dirinya merasa heran karena jika di rumah biasanya Arini dan Elsyam tidak pernah terpisahkan."Dia tidak bisa berjalan maka dari itu dia tidak ikut makan bersama tadi," ungkap Elsyam.Rido menatap ke arah bosnya itu dengan heran, bahkan senyuman yang diciptakan pun begitu tipis. "Apa akan segera muncul Elsyam Junior?" tanya Rido.Elsyam hanya menggeleng, ada-ada saja yang dipikirkan oleh tangan kanannya itu."Sudahlah, kau jangan macam-macam pagi seperti ini," ungkap Elsyam.Rido tertawa, dirinya heran melihat wajah bosnya itu yang memerah. Mungkinkah semalam telah terjadi sesuatu diantara mereka berdua, dulu dirinya memang tidak setuju saat Elsyam menikahi Haruni karena dirinya tahu bagaimana sikap wanita tersebut. Bahkan selama pernikahan pun wanita itu tidak pernah melayani suaminya dengan baik, hanya berfoya-foya saja tidak pernah memikirkan bagaimana p
Read more

Drama Pernikahan

"Tuan, bagaimana rasanya menghadiri pernikahan mantan istri?" tanya Arini saat acara pernikahan telah berlangsung. Dirinya sangat penasaran dan ingin mengetahui perasaan dari suaminya itu.Arini, Elsyam dan juga Rido memilih untuk mengasingkan diri dari euforia pernikahan Haruni dan Hendri. Jika, bukan karena permintaan sang ayah mungkin Elsyam tidak akan mau hadir.Mendengar pertanyaan dari Arini membuat Rido ingin tertawa. Menurutnya istri dari Elsyam yang sekarang ini membuatnya awet muda karena pertanyaan randomnya itu. "Arini bisa tidak kau jangan bertingkah seperti netizen yang menanyakan hal tidak penting seperti itu. Mau bagaimana pun perasaanku tidak tidak akan merugikan siapapun juga, paham?" Elsyam hanya fokus pada tabletnya, ia tengah membaca tentang pasar saham hari ini. Dirinya ingin menjadi penguasa saham, seperti apa yang diinginkan oleh keluarganya. Namun, sekarang sudah berbeda dirinya tidak akan bisa dikendalikan oleh siapapun juga. Diri
Read more

Perdebatan

Arini menggeliat lalu dirinya perlahan membuka mata. Tangan kirinya memegang kepala dan tangan kanannya dijadikan tumpuan untuk duduk. "Haus," ujar Arini cukup pelan.Elsyam yang sejak tadi bolak-balik menghubungi dokter pribadinya, segera melangkah menuju ranjang. "Minum?" tanyanya yang langsung diangguki oleh Arini. Dirinya sangat terkejut karena Arini tiba-tiba pingsan."Apa yang kamu rasakan?" tanya Elsyam.Arini menatap ke sekelilingnya yang penuh dengan para pelayan. "Bisa tidak mereka semua keluar? Aku tidak apa-apa hanya grogi melihat wartawan dan tak terbiasa dengan keramaian."Elsyam memberikan isyarat dengan anggukan kepala yang membuat para pelayan satu per satu keluar dari kamar. "Apa perlu dokter Adnan dijemput?" tanya Rido."Tidak, aku hanya perlu istirahat saja," ungkap Arini lebih dulu. Ia sangat tidak menyukai dokter. Entahlah rasanya dirinya membenci semua dokter. Dokter hanya bisa menakut-nakuti manusia saja."Tidak usah, telpon saja dokter Adnan tidak perlu datang.
Read more

Amarah Elsyam

"Aku yakin Elsyam terlalu sibuk bekerja jadi dia tak memiliki banyak waktu untuk memanjakanmu. Jika kamu butuh kehangatan, aku bisa membantu." Hendri tersenyum puas. Aroma tubuh Arini begitu menyeruak membuatnya semakin tergoda."Jangan pernah lancang!" Arini begitu emosi dengan adik iparnya tersebut. Tak menyangka ternyata di dalam keluarga Elsyam tidak ada manusia yang memiliki otak. Arini memilih untuk berlari, tetapi nahas tangannya ditarik oleh Hendri. "Lepaskan!" Wanita itu terus memberontak, dirinya tidak Sudi jika tangannya harus disentuh oleh adik iparnya yang kurang ajar seperti itu.Tangan kanan lelaki itu menyentuh dadanya. Arini segera mendorong tubuh Hendri hingga sedikit menjauh. "Masih kecil ternyata, pasti El tidak jago—"Arini berhasil melayangkan satu tamparan di pipi adik iparnya itu. Ia memang sangat takut karena baru saja dilecehkan secara verbal ataupun fisik. "Jangan macam-macam!" seru Arini. Mungkin Hendri berpikir jika dirinya sama seperti wanita lainnya yang
Read more

Pengusiran Hendri

"Tolong segera gantikan pakaiannya," ujar Elsyam kepada Nency. Lelaki itu segera bangkit, bahkan dirinya meminta agar tidak terlalu banyak pelayan yang ada di kamarnya tersebut. Selagi hari ini digantikan baju, dirinya segera melangkah turun dari kamarnya. Jas yang dirinya pakai pun sudah basah karena terkena guyuran air shower. Dirinya segera melepaskan jas itu dan melemparkannya ke sofa dan langsung melangkah menuju kamar dari adiknya itu. "Hendri buka!" Karena tidak ada jawaban terus-menerus, membuat Elsyam menendang pintu itu beberapa kali hingga akhirnya terdengar suara kunci diputar."Ada apa sih El?" tanya Haruni. Jadinya yang baru saja beristirahat terganggu karena gedoran pintu dari Elsyam. Wanita itu menatap ke arah sang lelaki, mengapa tiba-tiba sentuhan besar mendatangi kamarnya? Mungkinkah laki-laki itu ingin mengajaknya untuk kembali? Haruni sudah tersenyum-senyum sendiri."Di mana Hendri?" tanya Elsyam. Dirinya langsung saja mendorong tubuh Haruni untuk minggir agar tida
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status