Home / Pernikahan / Pembalasan Istri Sang CEO / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Pembalasan Istri Sang CEO: Chapter 171 - Chapter 180

195 Chapters

Pernikahan Tommy

Hari pernikahan Tommy akhirnya tiba. Siang itu Intan berpamitan pada ibunya untuk hadir dalam pernikahan Tommy. "Apa kamu yakin akan datang ke sana?" tanya Ibu Intan. Intan yang sedang memeriksa riasannya dengan cermin kecil yang selalu ia bawa menatap ibunya. Ia menangkap kecemasan di wajah sang ibunda. "Tentu saja, Bu. Mas Tommy mengundangku datang ke acara itu," jawab Intan. "Tapi hubungan kalian sudah berakhir. Bukan keharusan bagimu untuk datang ke sana. Apa kamu gak akan merasa terluka saat melihat mereka menikah? Bagaimana kalau Tommy menghinamu lagi?""Justru itu, Bu, Intan harus datang ke sana untuk menunjukkan bahwa Intan udah gak merasa sakit saat melihat Mas Tommy bersama wanita lain. Ini bukan pertama kalinya, Bu. Dulu Mas Tommy juga sudah bermesraan dengan Silvy. Saat itu kondisinya lebih parah dan menyakitkan bagiku, karena kami masih terikat dalam pernikahan. Saat itu memang hatiku sangat sakit, apalagi karena wanita itu, Mas Tommy sampai mengabaikan aku yang sedan
Read more

Tanpa Restu

Tommy menggandeng tangan Vanessa turun dari pelaminan. Keduanya menyapa satu per satu tamu yang hadir dalam acara istimewa mereka. Intan tidak terlalu berharap Tommy akan menghampiri dirinya dan Alex mengingat keduanya adalah mantan suami istri dan hubungan keduanya tidak berakhir baik-baik. Intan mengalihkan pandangannya ke arah panggung, dimana seorang penyanyi telah melantunkan lagu cinta nan indah. Lirik yang puitis dan musik yang mengalun merdu membuat semua pengunjung hanyut dan terbuai nada cinta. Alex menggenggam tangan Intan dengan erat dan keduanya larut dalam nostalgia cinta mereka. Intan tersenyum lirik lagu itu mengingatkan bagaimana keduanya memperjuangkan cinta dan hubungan mereka. Tanpa mereka duga, Tommy dan Vanessa datang mendekat. "Kamu datang juga, Intan. Aku pikir kamu gak mau datang dalam acara ini," kata Tommy. "Tentu saja aku akan datang kalau kamu mengundangku," jawab Intan. "Bagus, Intan. Setidaknya aku bisa menunjukkan padamu, bagaimana pernikahan imp
Read more

Kemarahan Tommy

Tommy tidak dapat lagi menahan dirinya. Ia menyemburkan kemarahan dan ganjalan di dalam hatinya selama ini. "Kenapa Kakek selalu gak adil padaku? Aku ini cucu kandung Kakek, tapi Kakek malah lebih membela Intan. Sejak dulu Kakek memang gak pernah menyayangi aku."Kakek menatap Tommy dengan tajam. "Kamu anggap selama ini kakek tidak adil padamu? Coba ingat lagi apa yang sudah kakek perbuat untukmu. Berapa kali kakek harus membereskan masalah yang terjadi karena perbuatanmu yang bodoh dan ceroboh? Kakek tidak akan tiba-tiba berbuat seperti ini, Tom. Kakek selalu memberi rambu-rambu, berharap kamu bisa mengerti dan melakukan yang baik, tapi apa balasanmu? Kalau kakek jahat padamu dan pilih kasih, sejak dulu kakek sudah mengusir kamu."Carlo melihat situasi sudah tidak nyaman. Beberapa orang di sekeliling mereka mulai berkasak-kusuk dan melemparkan pandangan negatif pada mereka. Ia mendekati Tommy dan mengusap punggungnya untuk mengurai emosinya. "Sabar, Tom! Tahan emosimu agar keluarga
Read more

Kemunculan Anita

"Semalam saat pulang dari kantor, aku bertemu dengan Tommy. Dia berjalan kaki di trotoar dengan penampilan yang kacau. Dia mabuk dan terus meracau, bahkan untuk berdiri tegak saja dia gak bisa. Aku mengantar dia pulang ke rumahnya," kata Alex pada Intan. "Apa?! Mas Tommy mabuk? Ini baru hari kedua sejak resepsi pernikahannya. Bukankah seharusnya dia masih berada dalam suasana bulan madu? Ada apa ya?" tanya Intan nyaris tak percaya. "Entahlah, mungkin ada sesuatu yang terjadi setelah kita meninggalkan tempat acara itu. Pasti keluarga Agnes terkejut dan marah pada Tommy. Entah konsekuensi apa yang harus ia terima atas kebohongannya kali ini," jawab Alex sambil tetap menatap lurus ke depan. Ia sedang mengemudi mobilnya menuju ke kantor Intan. "Kamu mengantar dia pulang, Mas? Kenapa kamu masih peduli padanya? Seharusnya biarkan saja dia sendiri dan menanggung semua akibat perbuatannya.""Bagaimanapun juga dia pernah menjadi temanku, Intan. Aku yakin dia gak akan bisa tiba di rumah dala
Read more

Tuntutan Anita

Anita tersenyum dan menatap Alex dengan sorot matanya yang tajam. Walaupun usianya sudah bertambah, tetapi Alex harus mengakui bahwa Anita memang cukup cantik apalagi saat ia masih muda dulu. Dalam gejolak masa mudanya, mungkin papanya memang tidak sanggup menahan diri dari godaan itu. "Tante datang untuk menuntut hak yang seharusnya menjadi milik tante dan Tamara," jawabnya penuh percaya diri. "Hak apa? Tante gak pernah menikah dengan papa. Itu artinya Tante gak punya hak apapun. Papa juga menyatakan kalau ia menyesali hubungan masa lalunya dengan Tante," kata Alex. "Alex, apa kamu gak punya hati dan perasaan seperti papamu? Lihat Tamara! Dia itu putri kandung papamu, pengusaha ternama di Indonesia dan luar negeri. Kekayaan papamu gak terhitung jumlahnya dan mungkin gak akan habis sampai beberapa keturunan, tapi apa kamu pernah memikirkan bagaimana keadaan kami di luar sana? Papamu gak pernah mengirim uang atau peduli tentang keadaan anaknya. Dia malah menginginkan Tamara gak pern
Read more

Anita menemui Mama Alex

Panggilan telepon itu terputus begitu saja sebelum Alex mengetahui apa yang sedang terjadi di rumahnya. Ia berusaha menghubungi nomor ponsel mamanya kembali, tetapi tidak ada jawaban. "Mamamu kenapa, Alex?" tanya Sam. "Gak tahu, Pa. Mama gak menjawab pertanyaanku tadi. Aku harus segera pulang, sepertinya penyakit mama kambuh." Alex berdiri dari tempat duduknya. "Alex, kalau ada sesuatu yang terjadi, tolong beri tahu papa!" kata Sam. Alex segera berlari ke mobilnya. Ia mengemudi dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya. Seingatnya, tadi pagi kondisi sang mama baik-baik saja. Pikiran mamanya juga sudah cukup tenang dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Alex tiba di rumahnya dan melihat pintu utama rumah itu terbuka. Ia segera turun dari mobil dan berlari masuk. Alex terkejut melihat sang mama duduk di sofa sambil memegangi dadanya. Nafas sang mama berat dan tersengal-sengal. Alex segera memeluk mamanya dengan panik. Saat itu Alex baru menyadari, ada Tante Anita dan Tamara duduk d
Read more

Pertemuan dengan putri yang dibuang

Intan menyetujui permintaan Alex untuk menemaninya ke penjara. Intan memahami bahwa Alex sedang mengalami situasi yang tidak mudah. Entah mengapa ujian datang silih berganti menjelang hari pernikahan mereka. Intan dan Alex tiba lebih dulu di lembaga pemasyarakatan itu. Alex meminta ijin secara khusus agar pihak Lembaga Pemasyarakatan memberi waktu lebih lama bagi mereka. Alex terlihat gelisah, ia menghembuskan nafas kasar berulang kali. Wajar, ini merupakan momen yang sangat penting baginya. Intan menggenggam tangan Alex dan tersenyum padanya. Ia ingin mengatakan bahwa dirinya akan selalu berada di sisi Alex. "Tenanglah!" bisik Intan. "Iya, Sayang. Perasaanku campur aduk saat ini. Aku gak tahu apa yang akan terjadi nanti. Bagaimana ekspresi wajah dan reaksi papa saat bertemu kembali dengan Tante Anita dan putrinya? Apa benar dia adik tiriku? Semuanya terasa sangat mendadak dan hampir membuatku bingung.""Semuanya akan segera kita ketahui, Sayang. Aku pikir itu akan lebih baik dari
Read more

Viral

Sesuai dengan kesepakatan bersama, tes DNA untuk Tamara pun dilakukan. Mereka harus menunggu hasilnya selama dua minggu. Bukan hanya Alex yang gelisah menanti hasil pemeriksaan itu. "Ada apa, Ma? Alex perhatikan Mama terus melamun sejak tadi," tanya Alex sambil menghampiri mamanya yang duduk di sofa. Layar televisi masih menyala, tetapi Mama Alex tidak fokus menyaksikan acara televisi itu. Mama Alex menatap putranya, hanya Alex yang menjadi tempat dirinya mencurahkan isi hatinya. "Sepertinya anak perempuan itu memang anak kandung papamu," jawab Mama Alex. "Apa yang membuat Mama merasa yakin?""Gadis itu memiliki sorot mata seperti papamu. Wajahnya juga hampir serupa dengan papamu. Bagaimana reaksi papamu saat melihat dia?""Papa sangat terkejut, Ma, tapi papa masih menyangkal bahwa mungkin saja Tamara bukan putri kandungnya. Papa sangat yakin, kalau saat itu Tante Anita telah menggugurkan anak dalam kandungannya," kata Alex."Naluri mama sebagai seorang wanita dan ibu mengatakan
Read more

Hasil Tes DNA

"Alex, kenapa jadi seperti ini? Semua orang sudah mengetahui tentang masa lalu papamu. Mama sangat malu, Nak. Bagaimana bisa Mama bertemu dengan mereka lagi?" isak Mama Alex. Alex berusaha menenangkan mamanya yang panik. Tepat pada saat itu, Intan datang dan membantu Alex. "Tante, tenang dulu! Sabar, Tante!" Intan memeluk Mama Alex. "Mas, tolong ambilkan air minum untuk tante!" kata Intan. Alex bergegas menuju dapur dan mengambil segelas air. Sementara itu, Intan berusaha untuk berbicara dengan Mama Alex. "Tante, Intan juga sudah melihat berita itu. Tante jangan terlalu banyak berpikir, ya. Aku rasa semua orang bisa menilai siapa yang benar dan salah. Tante dan Alex adalah korban dalam hal ini. Aku dan Alex akan selalu ada bersama Tante. Semua masalah ini pasti akan bisa kita hadapi bersama," kata Intan. "Ma, minum dulu! Alex minta maaf, karena semua ini adalah kesalahan Alex. Lagi-lagi Alex gak bisa melindungi Mama." Alex menyerahkan gelas berisi air putih itu pada mamanya. "A
Read more

Sikap Sam

Setelah menerima hasil pemeriksaan itu, Alex dan Intan segera menjemput mamanya. Mereka akan menuju ke Lembaga Pemasyarakatan untuk menemui Sam. Sementara itu, Anita dan Tamara juga langsung menuju ke sana. Dua respon yang sangat berbeda ditunjukkan oleh mereka saat ini. Anita tentu sangat bahagia, karena pada akhirnya semua orang mengetahui bahwa Tamara adalah putri kandung Sam. Sudah terbayang di benaknya harta kekayaan yang mungkin tidak akan habis sepanjang sisa umurnya. Sementara itu, Alex tertunduk lesu di kursi penumpang mobilnya. Intan mengambil alih kemudi, karena mengetahui bahwa pikiran Alex sedang kacau. "Sayang, apa kamu gak apa-apa?" tanya Intan. "Iya, Intan. Aku hanya memikirkan tentang mama. Setelah ini, Tante Anita pasti akan semakin berulah. Aku takut kesehatan mama akan terganggu," jawab Alex. "Bagaimanapun juga semua sudah terjadi, Alex. Siap atau tidak, keluargamu harus menghadapi segala konsekuensi atas perbuatan papamu. Bukan aku ingin mengungkit masa lalu
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status