Home / Pernikahan / Pembalasan Istri Sang CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pembalasan Istri Sang CEO: Chapter 151 - Chapter 160

195 Chapters

Sam melukai Retno

Retno jatuh tersungkur karena Sam mendorongnya lagi. Kali ini ia benar-benar ketakutan, karena belum pernah Sam melampiaskan amarahnya seperti itu. "Jangan macam-macam, Sam!" Retno mundur dan merapat ke dinding di belakangnya. Tidak ada lagi peluang baginya untuk melarikan diri dari pria yang sedang terbakar amarah itu. Beberapa asisten rumah tangga Retno berlari dan berusaha menolong sang majikan, namun dengan mudahnya Sam menepis mereka. Sam menggertak dan mengancam semua orang yang berani mendekat dan menolong Retno. Sam tak segan melukai siapapun saat ini. "Tolong! Siapapun tolong aku! Cepat hubungi polisi!" teriak Retno sambil menangis. Saat seorang asisten rumah tangga berlari diam-diam untuk menelepon dan mencari pertolongan, Sam melihatnya dan langsung mengancamnya lagi. "Kalau kalian berani menghubungi polisi, kalian dan majikan kalian ini gak akan selamat dari tanganku." Spontan asisten rumah tangga itu menghentikan langkahnya dan menatap sang nyonya dengan pasrah. Ca
Read more

Alex menemui papanya

Alex, Intan, dan Mama Alex baru saja tiba di kantor polisi. Mama Alex menatap nanar ke luar jendela dan berulang kali menarik nafas dalam-dalam. Tak mudah baginya untuk menjumpai sang suami yang sebentar lagi akan berpisah darinya. Apalagi Sam saat ini telah menjadi tersangka kasus penganiayaan. "Ma, kita sudah sampai. Kalau Mama gak siap untuk bertemu dengan papa, sebaiknya Mama di mobil saja. Gak perlu terlalu memaksakan diri, Ma. Aku juga hanya sebentar menemui papa. Aku ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa papa bisa bertindak nekat seperti ini," kata Alex. Mama Alex menggelengkan kepalanya dan menatap Alex. "Mama akan ikut menemui dia untuk yang terakhir kali. Mama juga akan menunjukkan bahwa mama bisa kuat dan tegar di hadapan papamu. Mama mau hubungan ini diselesaikan secara baik-baik dan kita akan memulai lembaran hidup yang baru.""Baiklah kalau itu yang Mama inginkan, tapi Mama harus tenang. Jangan sampai terbawa emosi yang nantinya bisa berakibat buruk p
Read more

Menjenguk Calista dan mamanya

"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, Sayang?" tanya Intan pada Alex malam itu. "Aku akan menemui Calista dan mamanya. Walaupun aku gak ingin bertemu lagi dengan mereka, tetapi rasanya ini adalah satu-satunya cara terakhirku untuk menolong papa," jawab Alex. "Iya, aku mengerti. Bagaimanapun kamu adalah seorang anak, jadi pasti ada rasa sedih saat melihat keadaan papamu," kata Intan. "Ini adalah masa yang paling berat dalam hidupku, Sayang. Banyak kesulitan dalam hal usaha dan masalah lainnya selama ini, tetapi belum pernah ada yang seberat ini. Hatiku sangat hancur dan terluka saat melihat papa dan mama akan bercerai. Apalagi papa mungkin akan mendekam di penjara untuk beberapa waktu lamanya." Mario memijat pelipisnya. Intan menghela nafas panjang dan mengusap bahu Alex. "Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Kamu harus sabar, karena papa dan mamamu sangat membutuhkan kamu."Alex menggenggam tangan Intan dan menatapnya. "Aku merasa beruntung karena ada kamu di sisiku, Sayan
Read more

Penawaran Calista

Alex menghentikan langkahnya dan menatap Calista. "Ada apa?""Aku akan mencabut tuntutan untuk papamu kalau kamu mau melanjutkan rencana pertunangan dan pernikahan kita," kata Calista. Alex dan Mama Calista terkejut. Mama Calista terlihat geram dan langsung bereaksi. "Calista, apa kamu sudah gila? Papa Alex sudah membuat kita terluka. Dia pantas menerima hukuman yang setimpal. Apa kamu bisa dengan mudahnya akan memaafkan perbuatan mereka dengan syarat menikah dengan Alex? Kamu gak punya harga diri lagi di hadapan Alex. Mama gak menyangka kalau kamu selemah itu."Calista terlihat sangat serius dengan ucapannya. Ia tidak menghiraukan lagi perkataan sang mama yang berusaha mencegahnya. Baginya menikah dengan Alex tetap menjadi keinginan terbesarnya saat ini. Alex memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Keningnya berkerut, seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. "Maaf, Calista. Aku menolak penawaranmu itu. Aku gak bisa bertunangan dan menikah denganmu," jawab Alex. "Ja
Read more

Menemui Kakek Nugraha

Siang itu Intan berencanaa untuk mengajak Alex dan Darren menemui Kakek Nugraha. Ini pertama kalinya Intan mengajak Alex bersamanya. Intan sangat menyayangi kakek dan menganggapnya seperti kakek kendungnya sendiri.Intan ingin memperkenalkan Alex sebagai calon suaminya pada sang kakek. Walaupun kini Intan sudah bercerai dengan Tommy, ia masih mengharapkan doa dan kasih sayang yang tulus dari Kakek Nugraha. "Kamu sudah siap, Sayang?" tanya Intan sambil membuka pintu kamar putranya. Intan melihat Darren duduk di tempat tidurnya dan melihat beberapa gambar di hadapannya. "Loh, dari tadi koq Darren gak bersiap-siap? Kita harus segera berangkat ke rumah kakek," kata Intan. "Darren bingung memilih kado untuk kakek," jawabnya polos. Intan terkejut dan mengerutkan keningnya. "Kado apa, Nak?" "Ini, Ma. Menurut Mama, mana gambar yang bagus untuk kakek?" tanya Darren. Intan tersenyum melihat ekspresi wajah Darren yang sangat serius. Walaupun Darren baru beberapa kali berjumpa dengan Kakek
Read more

Doa restu dari Kakek Nugraha

Mata Kakek Nugraha melotot ketika mendengar Intan menyebut Alex sebagai calon suaminya. Setelahnya, Kakek Nugraha terdiam dan menatap Alex dari ujung kepala hingga kaki. Intan melihat dari wajah Alex tersirat rasa canggung dan gelisah. Namun, pria itu tetap menyunggingkan senyum dan mencium tangan Kakek Nugraha. "Apa kabar, Kakek? Saya Alex. Saya senang sekali bisa bertemu dengan Kakek secara langsung. Saya sudah banyak mendengar tentang kehebatan Kakek dalam berbisnis. Saya juga banyak mendengar cerita tentang Kakek dari Intan." Alex memperkenalkan dirinya. "Oh... Ayo kita masuk!" ajak Kakek Nugraha. Intan memberi isyarat pada asisten rumah tangga kakek, bahwa ia ingin mendorong kursi roda kakek. Mereka menuju ruang tamu rumah itu dan duduk di sofa minimalis berwarna putih. Ruangan demi ruangan di rumah itu terkesan asri, hangat, dan bersih. Intan melihat sekelilingnya dan sangat menyukai suasana rumah itu. "Kek, apa Mas Tommy sering datang kemari dan menjenguk Kakek?" tanya In
Read more

Calon istri Tommy

Gadis itu tersenyum penuh percaya diri. Lengkungan di bibir merahnya menandakan betapa senang hatinya saat Tommy menyebut dirinya sebagai calon istri. Tubuh gadis itu tidak setinggi Intan. Rambutnya diwarnai pirang dan berombak. Riasan yang cukup tebal menghiasi wajahnya yang terkesan sedikit ketus. Intan tersenyum tipis, ia mengetahui bahwa Tommy selalu menyukai wanita seperti itu. Secara fisik, gadis itu tidak jauh berbeda dengan Silvy. Secara fisik, mungkin memang seperti itu wanita yang selalu diidamkan oleh Tommy. "Nama saya Vanessa, putri Bapak Baskoro pemilik PT. Sukses Bersama. Kakek pasti sudah mengenal nama papa saya dan perusahaan kami, bukan?" Intan menelan salivanya. Ia bisa mendengar aroma kesombongan dalam nada suara Vanessa dan gaya bicaranya. Nama perusahaan milik Papa Vanessa memang sudah tidak asing di kalangan pengusaha. Intan melihat ekspresi wajah Tommy yang ceria, sangat berbeda dengan saat terakhir mereka berjumpa. Entah sejak kapan Tommy menjalin hubungan
Read more

Sikap buruk Tommy

Raut wajah Vanessa langsung berubah masam saat mendengar ucapan Darren yang menusuk hatinya. Tommy yang melihat ekspresi wajah Vanessa langsung memelototi Darren. "Darren, bisakah kamu bersikap sopan sama Tante Vanessa? Dia ini calon mama kamu, jadi kamu harus menghormati dia. Apa kamu mengerti?" teriaknya. Darren berlari ke pangkuan Intan dan meminta perlindungan darinya. "Mas, jangan berteriak seperti itu pada Darren! Dia masih kecil dan mungkin kondisi ini membuatnya bingung.""Justru karena dia masih kecil, kita harus mendidiknya dengan keras. Sejak kapan dia bersikap buruk seperti itu? Apa kamu gak bisa mendidik dia dengan baik? Aku rasa kamu memang terlalu memanjakan dia, Intan," kata Tommy. "Mas, sejak kapan kamu peduli dan memikirkan tentang cara untuk mendidik Darren? Sejak dia dalam kandungan, aku membesarkan dia sendiri. Apa kamu gak merasa malu berkata seperti itu? Kamu bahkan hampir gak pernah menjalankan peranmu sebagai seorang papa," jawab Intan. "Kamu... Ternyata
Read more

Rencana Pernikahan Rudy

"Mbak, aku mau bicara serius," kata Rudy suatu malam. "Ada apa?" tanya Intan. "Aku ingin segera menikahi Agnes," jawab Rudy. "Apa kamu sudah yakin dengan dia? Pernikahan bukanlah hal yang sederhana. Kamu sudah melihat sendiri kegagalan pernikahan Mbak dahulu. Mbak gak mau kamu mengalami masalah yang sama di kemudian hari," kata Intan. Rudy tersenyum tipis, ia merasa yakin kalau wanita pilihannya adalah orang yang tepat. Di mata Rudy, Agnes adalah wanita kaya yang mandiri dan mempunyai prinsip. Agnes bisa bersikap dewasa walaupun usianya beberapa tahun lebih muda darinya. Agnes juga tidak mengandalkan kekayaannya dan statusnya tidak membuatnya tinggi hati. "Mbak tenang saja. Agnes adalah gadis yang baik dan dewasa. Dia adalah gadis yang paling baik yang pernah aku temui. Aku akan memperkenalkan dia pada Mbak dan seluruh keluarga kita dalam waktu dekat," kata Rudy. "Mbak akan mendukung apapun pilihan dan keputusanmu, Rudy. Mbak senang kalau akhirnya kamu menemukan orang yang tepat
Read more

Siapa sebenarnya Agnes?

"Apa kamu berhasil?" tanya seseorang di seberang telepon. "Tentu saja, Tante. Sangat mudah bagiku untuk membuat Rudy takluk," jawab Agnes penuh percaya diri. "Bagus! Gak sia-sia aku membayarmu dengan harga yang mahal. Intan dan keluarganya harus menderita, sebab secara gak langsung mereka sudah membuat anakku menderita sampai saat ini.""Iya, Tante. Aku baru pulang dari pertemuan dengan keluarga Rudy. Aku yakin mereka sudah berhasil aku taklukkan. Mereka percaya bahwa aku adalah calon menantu yang baik untuk keluarga mereka," kata Agnes. "Bagaimanapun juga kamu harus hati-hati, Agnes. Mereka bukan orang yang polos dan bodoh. Jika kamu membuat sedikit kesalahan saja, mungkin saja rencana pernikahan itu akan gagal," kata wanita yang ternyata adalah Mama Silvy. "Iya, Tante, aku tahu apa yang aku lakukan. Saat ini aku memang harus berhati-hati dan gak boleh bertindak ceroboh. Setelah resmi menikah dengan Rudy, aku akan menguasai seluruh hartanya.""Jangan meremehkan Intan! Aku rasa d
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status