Home / Pernikahan / Pembalasan Istri Sang CEO / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Pembalasan Istri Sang CEO: Chapter 141 - Chapter 150

195 Chapters

Penjelasan

Intan sangat terkejut dengan perubahan sikap Alex yang sangat mendadak. Ia bingung, apa yang sebenarnya sedang terjadi. Apa mungkin Alex sudah terpengaruh dengan perkataan papanya yang selalu menyudutkan Intan? "Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba sikapmu berubah? Apa ada sikapku yang membuatmu kesal?" tanya Intan. "Aku gak suka dengan orang munafik! Aku kecewa padamu, Intan," tegas Alex. Intan dan Alex duduk berhadapan di ruang tamu. Intan meletakkan plastik berisi makanan yang rencananya akan mereka makan bersama. Namun, amarah dan sikap Alex berhasil melunturkan semua selera makan Intan. "Munafik? Apa menurutmu aku munafik? Kenapa kamu tiba-tiba marah, Alex? Katakan semuanya sekarang juga! Sikapmu itu membuat aku bingung." Nada suara Intan meninggi. Ia mulai merasa kesal karena merasa tidak melakukan kesalahan fatal yang bisa menyebabkan emosi Alex terpancing. Intan berdiri dan menatap Alex. "Aku datang kemari dengan maksud baik, Alex. Aku membawakan makanan untukmu dan berharap kit
Read more

Rahasia yang terbongkar

"Halo, Sam. Bagaimana? Apa Alex sudah merubah keputusannya? Kenapa kamu gak memberi aku kabar? Apa kamu sedang berusaha menghindar dariku dan perjanjian kita?" tanya Retno melalui panggilan telepon pagi itu. "Belum. Aku sudah berusaha menemui dia, tapi sayangnya Alex masih mempertahankan pendapatnya. Dia anak muda yang keras kepala. Aku harus memikirkan cara lain untuk memaksa dia.""Sam, apa kamu pikir ini perkara kecil? Apa kesehatan dan keselamatan anakku adalah hal yang sederhana untukmu? Aku harus berpacu dengan waktu, karena sewaktu-waktu Calista bisa berbuat nekat. Kamu malah menanggapinya dengan santai dan membuang waktu percuma seperti itu." Helaan nafas dan suara Mama Calista terdengar kesal. "Iya, aku tahu, Retno. Aku juga sudah berusaha keras, bahkan mengancam Alex akan kehilangan semua hak dan warisan dariku. Akan tetapi Alex sangat keras kepala, dia memilih kehilangan semuanya demi wanita itu. Saat ini dia tinggal di rumah kontrakan yang sederhana dan hidup menderita.
Read more

Kondisi Mama Alex

Dalam perjalanan ke rumah sakit, Papa Alex berusaha menghubungi putranya. Namun, Alex yang masih menyimpan rasa sakit hati pada sang papa enggan menjawab panggilan itu. "Sial! Kenapa anak itu gak mau menjawab teleponku?" rutuk Sam yang semakin gusar dan kesal. Ia mendengus kesal, menatap istrinya yang terbaring di tempat tidur mobil ambulans itu. Mama Alex masih memejamkan matanya, di dahinya masih terlihat cairan berwarna merah. "Ini semua karena kesalahan Retno. Seandainya dia gak membongkar rahasia itu, maka kecelakaan itu gak akan pernah terjadi. Awas kamu, Retno! Aku juga gak mau disalahkan atas kejadian ini. Bagaimana kalau istriku meminta bercerai dariku? Bagaimana kalau Alex dan seluruh keluarga tahu dan menyalahkan aku? Ah... Kenapa semuanya terbongkar saat ini?" Sam berbicara pada dirinya sendiri. Sam mencoba beberapa kali lagi untuk menghubungi Alex, tetapi hasilnya tetap nihil. Akhirnya, dengan terpaksa Sam meminta nomor ponsel Intan pada sekretarisnya. Ia tidak punya
Read more

Alex mengetahui rahasia itu

"Saya Alex." Alex mendekati perawat itu. "Tunggu!" Papa Alex tiba-tiba mencegah Alex masuk. Ia merasa cemas istrinya akan memberi tahu Alex mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Alex dan Intan spontan berbalik, menatap Sam dengan penuh tanya. "Kamu tolong ke meja administrasi, biar papa yang menemani mama." Sam mengeluarkan kartu identitas dan sebuah kartu debit untuk membayar deposit biaya rumah sakit."Tapi mama memanggil aku, Pa. Aku juga ingin segera melihat keadaan mama," jawab Alex. "Nanti saja, masih banyak waktu. Kamu urus dulu administrasi dan semua biaya rumah sakit. Setelah itu baru kamu temui mama. Mamamu baru sadarkan diri, jangan sampai dia terkejut dengan kedatangan Intan. Papa cemas kondisinya justru akan semakin buruk karena Intan ada di sini." Sam berusaha meyakinkan Alex untuk menuruti perintahnya. Intan meremas jemarinya sendiri, sepertinya ia harus lebih sering menutup telinganya dari perkataan buruk di sekitarnya. Ia berusaha menguasai diri dan tidak terpanc
Read more

Kedatangan Mama Calista

Mama Alex menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia menangis tersedu-sedu. Alex bisa merasakan hati mamanya yang terluka, karena ulah sang suami. Kebahagiaan dan keharmonisan selama bertahun-tahun lamanya hancur karena salah satu pihak yang tidak setia. Alex mengusap bahu mamanya dan berusaha untuk menenangkannya. "Sabar, Ma!""Alex, mama juga gak ingin mempercayai ini. Mama berharap ini adalah mimpi buruk yang akan segera berlalu saat mama terbangun. Akan tetapi mama harus melihat bahwa ini adalah kenyataan pahit yang gak bisa disangkal dan harus kita terima. Retno sudah mengungkapkan semua rahasia papamu," jawab Mama Alex. "Tante Retno, mamanya Calista?" Alex mengerutkan keningnya. "Iya, benar.""Apa Mama yakin Tante Retno gak membohongi mama? Dia pasti sedang sangat membenci keluarga kita, karena aku menolak untuk menikahi putrinya. Bagaimana kalau dia sengaja mengatakan semua itu untuk menyakiti hati Mama dan menghancurkan keluarga kita?""Cerita itu benar, Alex. Papamu juga
Read more

Perceraian

"Cukup! Jangan desak Alex lagi!" Suara Mama Alex terdengar parau di sela tangisnya. Semua orang yang ada di ruangan itu berhenti bicara dan menatapnya bingung. "Apa maksudmu, Ma?" tanya Papa Alex pada istrinya. Mama Alex berusaha duduk dan menegakkan tubuhnya. "Sam, aku ingin semua ini berakhir. Aku tetap akan mengajukan gugatan cerai. Retno, silakan saja lakukan apa maumu. Kali ini aku gak akan mengorbankan anakku untuk mengikuti keinginanmu dan Calista," katanya. "Apa?! Aku gak main-main dengan ancamanku. Kalian pasti tahu pengaruh dan reputasiku di dunia bisnis. Berita ini benar-benar bisa menghancurkan kalian," ancam Retno. "Aku gak peduli. Bagiku perasaan dan kebahagiaan Alex jauh lebih penting. Aku gak akan melindungi pengkhianat dan membiarkan dia tetap berada di rumahku," jawab Mama Alex. Wajah Papa Alex memerah seketika. Ia tidak menyangka istrinya yang selama ini lemah dan penurut tiba-tiba berubah sikap. "Ma, jangan lakukan itu! Aku gak mau bercerai darimu. Kita bisa
Read more

Restu Mama Alex

"Kamu kenapa, Sayang? Kenapa wajahmu sedih seperti itu?" tanya Intan. Alex menghela nafas panjang, menatap sang kekasih. "Sayang, ada kejadian tak terduga semalam. Aku dan mama gak bisa tidur semalaman karena memikirkan masalah itu."Intan menggenggam tangan Alex dengan erat. "Ada apa? Apa papamu marah lagi? Apa ini karena kehadiranku di sini, Sayang?""Lebih dari itu, Sayang. Aku gak pernah bermimpi kalau kejadian ini akan menimpa keluargaku. Aku hampir putus asa memikirkan semua ini." Alex memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di dinding. "Ceritakanlah padaku! Aku siap untuk mendengarkan kamu, Sayang. Mungkin aku gak bisa memberikan solusi, tetapi aku akan mengusahakan yang terbaik dan menjadi pendengar setiap curahan hatimu," kata Intan. Intan tahu persis saat ini Alex membutuhkan dirinya, seseorang yang bisa mendengarkan dan meringankan beban di hatinya.Alex menundukkan kepalanya, ia mengusap wajahnya dengan kasar. "Intan, orang tuaku akan bercerai.""Apa?! Kenapa menda
Read more

Pulang ke rumah kontrakan

Kondisi kesehatan Mama Alex mulai membaik. Dokter sudah memeriksa dengan detail dan tidak menemukan luka yang fatal. Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, Mama Alex diijinkan pulang ke rumah. "Ma, apa kita perlu memberi tahu papa bahwa Mama bisa pulang ke rumah hari ini?" tanya Alex sambil memasukkan barang-barang ke tas. Sebentar lagi mereka akan meninggalkan rumah sakit itu. Selang infus yang tertancap di tangan Mama Alex juga telah dicabut. "Gak perlu, Nak," jawab Mama Alex dengan tegas. "Baik, Ma." Alex tidak ingin membahas masalah itu lagi. Ia berusaha menghargai dan menerima keputusan sang Mama saat ini. "Urusan administrasinya sudah selesai. Kita sudah bisa pulang, Tante, Alex," kata Intan yang baru saja kembali ke ruangan itu. "Terimakasih karena kamu mau membayar biaya rumah sakit mama, Sayang. Entah apa jadinya kalau kamu gak menolong kami saat ini," kata Alex. Intan tersenyum dan menatap Alex. "Bukan masalah besar. Ayo kita pulang!"Alex membawa tas pakaian dan b
Read more

Calon menantu yang baik

Intan sedang menyiapkan makanan di dapur rumah kontrakan Alex. Mama Alex sedang duduk di sofa ruang tengah dengan layar televisi menyala di hadapannya. Karena rumah itu tidak terlalu luas, Intan tetap bisa melihat ke ruang tengah rumah itu. Ia melihat sorot mata sendu Mama Alex yang sedang melamun. Acara televisi di depannya sama sekali tidak bisa menarik perhatiannya. Intan menghela nafas panjang, segera ia menyelesaikan menu masakannya. Intan tidak bisa membayangkan, hancurnya hati Mama Alex, wanita yang mungkin usianya tidak terpaut jauh dari ibunya. Jika biasanya Mama Alex selalu terlihat cantik dan modis, dengan riasan wajah yang selalu membuat wajahnya terlihat mempesona, kini penampilan wanita paruh baya itu terlihat sederhana.Intan membelikan Mama Alex beberapa daster, karena Alex belum sempat mengambil pakaian sang mama di rumahnya. Alex masih menghindar untuk bertemu dengan papanya, agar emosi dan amarhanya tidak terpancing. "Tante, makanannya sudah siap. Ayo kita makan
Read more

Kemarahan Sam

"Sial! Ini semua gara-gara kamu, Retno! Aku benci kamu!" rutuk seorang pria paruh baya yang duduk di sofa ruang tamunya. Di atas meja yang berada di hadapannya terletak beberapa botol minuman keras dan juga gelas. Ia minum sendiri hingga mabuk untuk melampiaskan rasa kecewa dan amarahnya. "Prang...."Sam kembali melemparkan gelas kaca itu di lantai. Gelas kaca itu langsung hancur berkeping-keping. Asisten rumah tangga yang paling senior di rumah itu tersentak dan mengintip di balik dinding. Walaupun itu bukan gelas pertama yang pecah di malam itu, ia tetap terkejut dengan sikap tuannya yang berubah drastis sejak pertengkaran di malam itu. Bertahun-tahun bekerja di rumah orang tua Alex, wanita paruh baya itu hampir tidak pernah menjumpai pertengkaran hebat seperti ini di antara kedua majikannya. Selama ini perdebatan yang terjadi lebih banyak mengenai bisnis dan juga sikap Alex. Asisten rumah tangga itu sudah mendengar sekilas mengenai perselingkuhan tuannya beberapa tahun yang lal
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status